Loading...
Logo TinLit
Read Story - The Friends of Romeo and Juliet
MENU
About Us  

“Permisi….”

Terdengar suara Kak Junna membuka pintu ruang band. Ada suara-suara yang terbebas dari ruangan itu dan terdengar sampai ke koridor tempat kami sembunyi.

Kak Junna sekarang sedang bertanya dan mengobrol dengan anggota ekskul band yang sepertinya masih serius. Karena ada suara alat musik yang terdengar dari dalam, meski tidak keras. Terang saja, karena sudah ketentuannya untuk memasang peredam suara di ruangan yang kemungkinan menimbulkan keributan di sekolah.

Rencana Kak Junna sederhana, ke sana dan tanyai soal anggota mereka. Rasanya aku bisa membayangkan bagaimana dia tanpa banyak usaha mendapatkan informasi.

“Permisi….”

“Eh…iya, ada apa ya?” tidak perlu perkenalan karena tidak ada satu orang pun di sekolah ini yang tidak mengenal sang Ratu.

“Maaf, si XXX ada?”

“Eh…nggak ada kak,”

“Wah, tapi biasanya ke sini kan? Dia masih anggota band kan?”

Anggota yang lain saling pandang. “Masih sih kak, tapi…yang udah nggak serius biasanya pada malas datang sekarang kak.”

“Wah, kok bisa gitu?”

“Jadi…”

“Hmm gitu…” Suara Kak Junna yang asli terdengar lagi. Suara pintu terbuka juga terdengar sekarang. Itu isyarat untukku dan Kak Dilar. Aku bergegas menuju ke pintu ruang itu.

“Ngg….Kak Junna!” aku memanggil. Kak Junna menoleh.

“Lho, Rey? Kok di sini?”

“Iya….aku nyari Kak Junna,” aku berusaha terdengar sesedih mungkin. Satu dua anggota ekskul melongok ke arah pintu, penasaran.

“Ada masalah apa?”

Aku terdiam.

“Rey!” kudengar Kak Dilar menyeru dari koridor. Dia pun muncul. Aku pura-pura terkejut dan menatap Kak Junna dengan tatapan memohon.

“Masuk dulu Rey.” Seakan langsung paham, dengan cepat aku menyusup masuk dan Kak Junna menutup pintu di belakangnya. Meninggalkanku di sarang ekskul ini.

Kira-kira ada 5 anggota yang masing-masing memegang alat musik tipikal yang digunakan dalam sebuah band. Gitar elektrik, gitar akustik, bass, drum, dan keyboard. Gitar elektrik dibiarkan tertutup debu di dinding, sedangkan tidak ada siapapun di bagian drum. Setelah mengamati dengan cepat, aku tersenyum malu. “Maaf, jadi ngrepotin, saya mampir sembunyi ya kak, ada ng….masalah sebentar.”

Salah satu anggota, sepertinya anak kelas sepuluh sepertiku mengangguk. “Cowok ya?”

Aku mengiyakan. Terdengar suara Kak Junna berusaha menenangkan Kak Dilar.

Terlihat mereka penasaran dengan siapa Kak Junna di balik pintu. Aku mengalihkannya dengan memainkan pepranku sebaik mungkin meski dengan resiko ketahuan akibat suara jantung yang bertalu-talu di telingaku.

“Masalah apa sih?” satu orang, cewek, bertanya padaku penasaran. Aku terkejut karena Kak Junna benar. Kalau nanti ada yang tanya, pasti anggota cewek.

Aku memasang wajah berat, menghela napas, “biasa, nggak peka. Masa barang yang kukasih malah rusak….”

Wajahnya langsung berubah bersemangat. “Wah, keterlaluan tuh. Masa udah susah payah kamu beliin malah dirusak? Cowok kasar ya begitu itu…” dia melotot ke arah personil yang cowok. Mereka meringis.

“Ya, Far, jangan disamain sama cowok-cowok begitu lah…”

“Iya nih, masa pukul rata begitu…”

Far (kutebak namanya Farah, mungkin), makin melotot. “Eh! Nih, banyak buktinya. Cowokku, kubeliin kaos malah dijadiin gombal! Anak-anak baru itu juga, seenaknya make, kasar-kasar lagi mainnya, alat-alat kita jadi rusak kan!!!”

Sekilas kulihat baju seragamnya, ternyata dia kelas dua belas. Pantas posisinya seakan lebih tinggi dari cowok-cowok itu.

“Ya….gimana lagi? Mereka hampir nggak pernah dateng lagi. Sekalinya dateng cuman absen biar nggak dimarahin Pak Johan.”

“Ya iya lah! Pengecut kayak gitu, sama guru nggak berani, sama kalian doang berani. Ditegasin dong!”

Oke, mungkin ceritaku terlalu membuatnya panas. Atau memang sumbu Kak Far ini yang pendek banget? Berkali-kali lipat cepet meledak dibanding Yuki. Aku hanya mendengarkan selama dia menyerocosi para cowok di ruangan itu bagai petasan. Mereka mungkin juga nggak sadar kalau Kak Junna dan kak Dilar udah nggak ribut lagi di luar. Ketika napas Kak Far rasanya sudah habis, dan aku sudah mendengar semua yang perlu kudengar, aku berdehem.

“Emm, maaf, kayaknya saya mau ke kelas aja kak. Eh, makasih udah ngijinin sembunyi di sini. Maaf kalau ngrepotin.” Aku sudah mau memutar ganggang pintu, tapi Kak Far malah meloncat ke arahku. Memegang bahuku. Kontan aku jadi agak takut melihat pandangannya yang berapi-api.

“Denger, ya, jangan mau dimainin sama cowok, kita perempuan harus kuat! Setia! Nggak kayak cowok, sekali liat ‘Ratu’ aja udah gemeteran kayak mereka!” dia menunjuk-nunjuk satu orang yang melongo. Aku meringis, tertawa gugup. “Ng, iya kak…makasih nasihatnya. Permisi…!” aku langsung ngeloyor keluar. Kak Far berteriak. “Kalau mau konsultasi datang aja ke 12-E, dek! Namaku Safar!“

Aku mengangguk dan tersenyum berterima kasih, lalu membelok ke koridor dimana empat orang lainnya menunggu. Selama itu yang ada di pikiranku justru kecewa karena salah menebak nama senior tadi.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
The pythonissam
395      311     5     
Fantasy
Annie yang harus menerima fakta bahwa dirinya adalah seorang penyihir dan juga harus dengan terpaksa meninggalkan kehidupanannya sebagai seorang manusia.
Adalah Sakala
16      12     1     
Romance
Kalau ada yang tanya tentang Saka, bilang aja dia hanya cowok sederhana yang bikin aku jatuh cinta.
Wait! This's Fifty-Fifty, but...
144      127     0     
Romance
Is he coming? Of course, I'm a good girl and a perfect woman. No, all possibilities have the same opportunity.
Di Bawah Langit Bumi
3085      1295     87     
Romance
Awal 2000-an. Era pre-medsos. Nama buruk menyebar bukan lewat unggahan tapi lewat mulut ke mulut, dan Bumi tahu betul rasanya jadi legenda yang tak diinginkan. Saat masuk SMA, ia hanya punya satu misi: jangan bikin masalah. Satu janji pada ibunya dan satu-satunya cara agar ia tak dipindahkan lagi, seperti saat SMP dulu, ketika sebuah insiden membuatnya dicap berbahaya. Tapi sekolah barunya...
Mr. Invisible
1743      711     0     
Romance
Adrian Sulaiman tahu bagaimana rasanya menjadi bayangan dalam keramaiandi kantor, di rumah, ia hanya diam, tersembunyi di balik sunyi yang panjang. Tapi di dalam dirinya, ada pertanyaan yang terus bergema: Apakah suaraku layak didengar? Saat ia terlibat dalam kampanye Your Voice Matters, ironi hidupnya mulai terbuka. Bersama Mira, cahaya yang berani dan jujur, Rian perlahan belajar bahwa suara...
Listen To My HeartBeat
606      367     1     
True Story
Perlahan kaki ku melangkah dilorong-lorong rumah sakit yang sunyi, hingga aku menuju ruangan ICU yang asing. Satu persatu ku lihat pasien dengan banyaknya alat yang terpasang. Semua tertidur pulas, hanya ada suara tik..tik..tik yang berasal dari mesin ventilator. Mata ku tertuju pada pasien bayi berkisar 7-10 bulan, ia tak berdaya yang dipandangi oleh sang ayah. Yap.. pasien-pasien yang baru saja...
Ending
5407      1398     9     
Romance
Adrian dan Jeana adalah sepasang kekasih yang sering kali membuat banyak orang merasa iri karena kebersamaan dan kemanisan kedua pasangan itu. Namun tak selamanya hubungan mereka akan baik-baik saja karena pastinya akan ada masalah yang menghampiri. Setiap masalah yang datang dan mencoba membuat hubungan mereka tak lagi erat Jeana selalu berusaha menanamkan rasa percayanya untuk Adrian tanpa a...
Roger
2128      886     2     
Romance
Tentang Primadona Sial yang selalu berurusan sama Prince Charming Menyebalkan. Gue udah cantik dari lahir. Hal paling sial yang pernah gue alami adalah bertemu seorang Navin. Namun siapa sangka bertemu Navin ternyata sebuah keberuntungan. "Kita sedang dalam perjalanan" Akan ada rumor-rumor aneh yang beredar di seluruh penjuru sekolah. Kesetiaan mereka diuji. . . . 'Gu...
Kisah yang Kita Tahu
5846      1756     2     
Romance
Dia selalu duduk di tempat yang sama, dengan posisi yang sama, begitu diam seperti patung, sampai-sampai awalnya kupikir dia cuma dekorasi kolam di pojok taman itu. Tapi hari itu angin kencang, rambutnya yang panjang berkibar-kibar ditiup angin, dan poninya yang selalu merumbai ke depan wajahnya, tersibak saat itu, sehingga aku bisa melihatnya dari samping. Sebuah senyuman. * Selama lima...
When I Was Young
9570      1976     11     
Fantasy
Dua karakter yang terpisah tidak seharusnya bertemu dan bersatu. Ini seperti membuka kotak pandora. Semakin banyak yang kau tahu, rasa sakit akan menghujanimu. ***** April baru saja melupakan cinta pertamanya ketika seorang sahabat membimbingnya pada Dana, teman barunya. Entah mengapa, setelah itu ia merasa pernah sangat mengenal Dana. ...