Read More >>"> Starlight and Integra (Part 11. The Heir) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Starlight and Integra
MENU
About Us  

"Ayah!" teriak Pangeran Viktor, aku ingin segera menyusulnya, tapi tunggu aku belum berganti pakaian. Kupakai topeng emasku lalu kuganti pakaianku. Apa yang terjadi dengan Yang Mulia Raja Erik? Aku kembali ke kamarku, sebaiknya aku membawa peralatan itu, ya untuk berjaga-jaga.

"Ibu Suri!" teriak Pangeran,"Apa yang terjadi dengan Ayah?" Ibu Suri nampak berdiri di samping ranjang ditemani beberapa prajurit laki-laki, yang baru saja membantu mengangkat Yang Mulia Raja."

"Putra Mahkota!" Ibu Suri memeluknya,"Yang Mulia Raja pingsan saat akan berangkat kunjungan.", nampak Raja Erik tergeletak tak sadarkan diri, napasnya tidak teratur.

"Dimana dokter pribadi ayah? Mengapa tak kunjung kemari?", Pangeran nampak panik,"Sekretaris, mengapa kau masih di sini? Cepat panggil dokter Yang Mulia Raja!" lelaki dengan tuxedo hitam itu nampak ketakutan.

"Emm...mohon maaf Yang Mulia, dokter pribadi Raja saat ini tidak ada di istana, begitu juga dokter lain di istana termasuk dokter pribadi Tuan Putri, emm.."

"APA?!" Pangeran mencengkeram baju sekretaris itu,"bagaimana hal ini bisa terjadi?"

"Yang Mulia! Tenangkan diri Anda!" seru Ibu Suri.

"Diam Ibu Suri! Aku tak butuh nasehat membosankan Anda!" baru pertama kali kulihat dia sekasar ini.

"Cepat katakan dimana para dokter itu? Atau aku akan..." SREET!!! BRAK!!! Kita impas Pangeran Viktor. Seketika dia pingsan di pangkuanku.

"Apa yang Anda lakukan Tuan Putri?" Ibu Suri terkejut.

"Saya hanya membuatnya pingsan dengan spray miliknya, percuma saja mengajaknya bicara hanya membuang-buang waktu. Tolong bantu aku mengangkatnya ke sofa itu.", aku menunjuk sebuah sofa berwarna coklat di sudut ruangan.

"Ibu Suri, bolehkah saya mencoba memeriksa Yang Mulia Raja?" aku menatapnya.

"Tentu, Anda adalah putrinya juga, mengapa tidak?!" rambutku dielus-elus,"Prajurit, Sekretaris, tolong tinggalkan kami!" aku bergegas memakai masker serta sarung tangan. Kuperiksa detak jantung Raja Erik dengan stetoskop. Aku mencoba mengutak-atik Watch-i-nya, mencoba mencari rekam medis miliknya.

"Bagaimana kondisi putraku, Nak?"

"Yang Mulia Raja pingsan, tetapi napasnya lemah. Sebaiknya kita memberinya oksigen Ibu Suri. Apakah ada..."

"Ini Nak!" Ibu Suri menyerahkan seperangkat tabung oksigen. Aku segera menyetel dan memasang alat bantu pernapasan itu."Apa dia akan segera sadar?"

"Beliau akan segera sadar...emm...tetapi bolehkah nanti saya memberi beliau ramuan? Saya tahu mungkin ini tiba-tiba tetapi sebenarnya saya seorang...."

"Lakukanlah Sayang, aku takkan menghalangi seorang putri merawat ayahnya.", Ibu Suri menatapku ramah. Pangeran, mengapa kau kasar pada beliau?

***

Aku membuka mataku, kurasakan aku tidur miring. Apa ini empuk-empuk putih, tunggu ini Poppy? Aku mencoba mengingat apa yang terjadi, ayah?! Aku langsung terbangun.

"Anda sudah bangun?!" terdengar suara perempuan.

"Tuan Putri!" aku mengingat yang terjadi,"Beraninya Anda membuatku pingsan! Apa Anda ingin balas..."

"Viktor!" terdengar suara dari arah belakang,"Mengapa ribut sekali? Aku sedang mencoba tidur, ada apa?"

"Ayah!" aku menghampiri ranjang itu,"Apa Anda baik-baik saja, Yang Mulia? Saya tadi melihat...."

"Tentu, Nak. Tenanglah aku hanya lelah, jangan khawatir," aku dipeluknya, Ayah melepasku "oh ya, Putriku, apakah Pangeran Viktor mengganggumu tadi? Apa yang kalian ributkan?"

"Tidak ada, Dad," Dad? Sejak kapan ayahku dipanggilnya Dad?! "kami hanya bercanda tadi, hehehe."

"Pergilah makan malam, Nak. Biarlah putraku ini, bergantian menemaniku di sini.", Ayah menatapku.

"Baiklah Dad, saya akan pergi makan malam.", apa sudah malam? Aku pingsan selama itu?! Awas kau  Tuan Putri! Dia pergi sambil memasang wajah mengejek padaku.

"Ada apa, Nak?" Ayah menatapku.

"Tidak ada Ayah. Apa Anda sudah merasa lebih baik? Apa yang bisa saya bantu?"

"Tenanglah, ayahmu hanya lelah. Jangan terlalu khawatiran aku. Uhuk!! Uhuk!!" dia terbatuk-batuk.

"Ayah! Silahkan diminum!" aku menyerahkan gelas perak itu.

"Putraku sudah kembali, aku bahagia dengan hal itu.", ia mengelus-elus rambutku.

"Apa maksud Ayah? Saya selalu di sini, saya tidak pergi kemana pun. Hanya pingsan larena perbuatan Tuan Putri."

"Aku bahagia karena jiwamu telah kembali. Viktorku yang hilang telah kembali. Kau sudah memiliki hati lagi, bisa berekspresi kesal, bingung, tidak lagi datar saat menatap. Kau lebih bisa berempati dan memperhatikan orang lain, Nak."

"Ayah...saya..."

"Aku tahu kau sangat trauma akibat kematian ibundamu, selalu mimpi buruk setiap malam, berekspresi datar. Aku senang pernikahan ini tidak membuatmu menderita, awalnya aku merasa bersalah telah membebanimu. Tetapi aku melihat perubahan positif padamu, apa kau menyayangi Tuan Putri?"  aku hanya diam saja, sambil menatap mata Ayah,"Matamu sudah mengiyakannya."

"Aku menemukan sebagian sosok ibunda padanya, berada di sisinya membuatku merasa tenang dan nyaman."

"Maaf, telah membuatmu mengalami hal buruk, Nak. Aku gagal melindungi ibundamu, kau dan dia tidak seharusnya menjadi korban karena kesalahanku."

"Ayah, kumohon jangan berkata begitu, semua yang terjadi adalah takdir. Bukan kesalahan Anda. Tolong jangan bebani diri Anda, jika perlu bantuan katakan saja. Saya tak ingin melihat Anda sakit."

"Sudah tugasku untuk mengayomi rakyat. Para dokter kerajaan aku tugaskan untuk membantu di lapangan, penyakit aneh itu semakin berkembang. Makin banyak warga kita yang mengalami penurunan kekebalan tubuh sehingga terserang beragam penyakit. Jangan salahkan orang lain atas kondisiku, Nak. Kau tetap harus menjaga perilakumu. Aku sudah tahu sebabnya mengapa kau pingsan."

"Ayah, mohon maafkan saya."

"Tak perlu minta maaf, kau masih sangat muda. Masih banyak yang harus kau pelajari.", Ayah mengelus-ekus rambutku lagi. "Kau ingin membantu masalah kerajaan ini kan? Ada sesuatu yang bisa kau lakukan, tetapi ini tidak melibatkan kekuatan fisik atau ranah militer. Apa kau siap?"

"Saya siap Yang Mulia, apa pun akan saya lakukan agar dapat membantu Anda."

"Baiklah, tugasmu adalah..."

***

"Dia tidak marah, dia sudah memaafkanku kok. Jangan khawatir, kami memulai semua dari awal.", aku mengeluarkan kue dari oven sambil terus memperhatikan layar hologram di kacamataku.

"Maksudmu beliau tidak akan mempermasalahkan hal itu kan?"

"Iya, Mira. Tenanglah tidak akan terjadi apa-apa.", aku menjawab sambil memasukkan bahan-bahan sup itu. "Kau masak banyak sekali siapa yang akan memakannya?"

"Biarin aku homesick tau, aku rindu masakan rumah di Free Land. Terutama masakan Bibi Fifi, kau tahu apa yang diceritakannya saat kita kecil entah mengapa jadi nyata, ramuan yang diajarkannya  manjur untuk pengobatan sakit Raja Erik."

"Ya, Bibi Fifi sepertinya dulunya adalah pegawai Istana Integra mungkin. Dia cukup tahu banyak soal keluarga Kerajaan Integra. Oh ya cepat selesaikan tugasmu dan pulanglah. Grandpa  sepertinya ingin kau segera kembali kuliah. Soal wabah penyakit itu, solusinya ada di benda yang dikirim oleh Grandpa. Kau sudah menerimanya kan?"

"Iya, aku sudah menerimanya tadi siang. Mengapa aku harus menurut pada Grandpa seorang? Yang membuatku di sini kan Papa serta Grandpa. Lagi pula apa benar Grandpa tahu solusinya?" aku menghidangkan sup itu di atas meja.

"Kau tahu kan Grandpa  lebih berkuasa daripada papamu, dialah yang memiliki perusahaan induk dari Hope's Company, Zen's Company. Apa yang diucapkannya harus dilakukan. Percayalah pada beliau, dia memang penuh kejutan. Mungkin saja dulu, dia memang salah satu peneliti di Integra."

"Ya, Grandpa memang... ", aku lapar, kulihat ke meja makan,"Pangeran, apa yang Anda lakukan?" aku mematikan sambungan video call itu. Dia sudah ada di meja makan dengan santainya.

"Apa aku tak boleh memakan masakan istriku?!" ia lanjut makan,"Masakan yang cukup enak, ya meski sedikit kurang asin dan kuenya agak terlalu manis tapi tak masalah.", emm...makanannya tinggal sedikit.

"Mengapa kau jadi menyebalkan? Aku belum mengijinkanmu makan, kau sudah memakannya!"

"Memangnya kenapa, Sayang?" ia mencubit pipiku,"Saya lapar, baru pertama kali juga, Tuan Putriku memasak. Ayolah jangan marah, mau kusuapi? Ayo buka mulutmu, AAA!!!" dia hendak menyuapiku, karena lapar aku menerimanya.

"Apa Anda tidak khawatir jika makanannya beracun?"

"Saya bisa mengenali mana makanan yang beracun dan mana yang tidak. Lagi pula mana mungkin Sayangku tega meracuniku," aku terus disuapi," masakan Anda mengingatkanku pada masakan ibunda. Masakan tradisional Integra, tidak banyak orang yang bisa memasaknya. Apa kau sudah berencana menjadi istriku sejak lama, Sayang?" ia menggodaku, mengapa Pangeran ini jadi menyebalkan?!

"Ihh, jangan GR Pangeran, saya memasaknya karena rindu masakan rumah. Ini masakan yang biasa dimasak oleh Bibi Fifi, pengasuhku. Tunggu tadi Anda bilang ini masakan tradisional Integra?"

"Ya memang benar, Sayangku. Jangan bilang jika Anda tidak tahu."

"Emm...tidak, Bibi Fifi tak pernah bilang. Dia biasa menyebutnya masakan ala Chef Fifi. Oh ya apa Anda mengenalnya? Namanya Bibi Fifi, dia bilang dulu dia pernah tinggal di istana. Waktu kecil dulu dia sering menceritakanku tentang isi istana Integra, sampai ke hal-hal kecil. Aku dulu mengganggapnya hanya dongeng tapi ternyata dongeng itu benar. Seperti saat Dad pingsan, Bibi Fifi pernah bercerita bahwa saat Raja sakit, dia akan pingsan, berilah dia ramuan ini. Lalu tentang Pangeran, dia suka sekali masakan ibundanya, jika lapar dia akan langsung memakannya habis tanpa memikirkan hal lain."

"Apa Anda menyindirku? Saya tak bisa mengingat nama pelayan yang Anda di istana, Tuan Putri. Ada banyak pelayan yang hampir setiap saat berganti. Emm....mengapa Anda sangat peduli pada pengasuh? Seperti apa wajahnya? Apa Anda memiliki fotonya?"

"Dia sudah seperti ibu bagiku, akibat perdamaian ini banyak karyawan yang merupakan imigran atau keturunan Integra di Hope's Company yang cuti atau memilih kembali pulang ke Integra. Keluargaku dengan senang hati mengijinkannya, hanya Bibi Fifi saja yang sampai saat ini tidak ingin pulang. Dia bilang keluarganya belum tentu mau menerimanya lagi. Saya ingin menemukan keluarganya jika bisa. Dia tidak pernah mau difoto, dia selalu memakai topeng. Saya pernah iseng membukanya ketika kecil dan saya merasa bersalah. Wajahnya dipenuhi luka bakar.", apa Pangeran mendengarkanku? Dia sepertinya cuek.

"Emm...ada satu cara untuk menemukannya, Anda suka penelitian kan?" Pangeran menatapku,"dengan cara ini mungkin silsilah keluarga Bibi Fifi sekaligus obat mujarab bagi warga kerajaanku bisa teratasi. Anda ingin bisa pulang sebentar ke Star Light kan?"

"Emm...benar Pangeran, saya homesick."

"Kalau begitu, mari ikut  saya akan kutunjukkan sesuatu. Apa Anda berkenan?", aku jadi penasaran, aku pun menggangguk. Pangeran menggandeng tanganku, apa yang ingin ditunjukkannya?

***

"Sebanyak ini?!" teriaknya, aku membawanya ke ruangan itu,"Mengapa Anda tidak menjadikannya file digital? Ini banyak sekali..."

"Jika dari dulu ruangan ini bisa terbuka, pasti sudah saya lakukan digitalisasi dari dulu."

"Buku-buku cetak ini banyak sekali, Pangeran. Apa ini harta karun yang Anda ceritakan itu?"

"Emmm...bisa jadi. Anda tahu pintu perpustakaan kuno ini baru bisa terbuka beberapa hari yang lalu. Saat seorang pelayan istana tidak sengaja menyentuh pintunya."

"Apa Anda tidak curiga? Berapa lama perpustakaan ini tidak bisa dibuka?"

"Tidak, mengapa harus curiga. Ayah bilang mungkin karena 60 tahun tidak dibuka pintunya jadi rusak. "aku mulai mencoba mengambil salah satu buku.

"Mengapa hanya kita berdua? Buku ini banyak sekali. Dari mana kita harus mencarinya?"

"Karena ilmu di sini hanya boleh diakses oleh keluarga raja, agar tak disalahgunakan. Karena Anda istriku serta pintar Bahasa Integra, jadi saya ajak saja. Toh, saya hanya bisa bahasa resmi tidak bisa dialek utara dan selatan. Mulailah dari mana saja Tuan Putri."

"Pangeran! Apa itu?" ia menarik lenganku. Ada sebuah hiasan elang emas besar di salah satu dinding. Ukurannya sangat besar hingga satu sisi tembok itu dipenuhi bentangan sayap dan badannya. "Wow, ini hiasan yang indah! Apa semua ini terbuat dari emas?" kami mendekati dinding itu. "Pangeran, lihat ini..."

"Ini huruf kuno saya tidak bisa membacanya."

"Hanya yang berhak yang bisa membukanya, meski kau memiliki kuncinya."

"Kau bisa membacanya?"

"Tentu, ini Ancientgra. Huruf kuno Integra, kakek dari Mama pernah mengajariku. Hey, lihat ada lubang kunci.", ada sebuah lubang berbentuk aneh di samping tulisan itu,"Apa mungkin?" ia mengeluarkan sebuah kunci dari sakunya, kunci berwarna emas dengan kepala kunci menyerupai kepala elang. CTAK!!!CRAK!!!CRAK!!! Hiasan elang itu tiba-tiba terbuka menjadi seperti pintu. Di baliknya ada semacam penghalang transparan berwarna emas. Di balik penghalang itu ada rak-rak buku dengan buku bersampul metalik. Tuan Putri menyentuh penghalang itu,"Kode DNA terdeteksi!" muncul suara dan penghalang itu terbuka.

"Tuan Putri, apa ini?" kami masuk ke sana. Ruangan itu seluruhnya berlapis emas.

"Entahlah Pangeran, kukira Anda tahu soal ini. Grandpa memberiku kunci dia bilang....Hey! Lihat ini Pangeran!" ada sebuah patung robot singa emas dengan bulu tengkuk perak di tengah ruangan,"Dia cantik sekali!" dia menyentuhnya, GROARRR!!!! AAAAAA!!!! Patung itu tiba-tiba berubah menjadi robot singa yang mengaum.

"Lari!!!" teriakku....

***

"Tidak salah lagi Yang Mulia, ini adalah singa emas Integra yang legendaris  itu." seorang penasehat istana senior mengamati dari kejauhan.

"Ratu, apa kau ini keturunan bangsawan Integra? Bagaimana mungkin putri kita bisa mengaktifkan robot kuno Kerajaan Integra?" nampak Raja Surya dan Ratu Anindya dari layar hologram raksasa di tengah ruang kerja Ayah.

"Aku juga tidak tahu Surya, orang tuaku tidak pernah bilang apa-apa. Kau tahu sendiri kan keluarga asliku sebenarnya seperti apa?"

"Lia, apa ada sesuatu kamu sembunyikan?" Raja Surya menatap tajam.

"Aku tidak menyembunyikan apa pun Papa," ucapnya sambil mengelus-elus robot singa itu,"Grandpa memberiku kunci, dia bilang aku harus segera kembali ke Free Land untuk melanjutkan studi. Beliau berkata solusi penyakit warga Integra ada di perpustakaan kuno, emm..sebenarmya aku diminta masuk ke sana untuk mencari buku warna hijau metalik. Di balik hiasan burung burung elang emas, Grandpa bilang masuk saja ke ruangan itu, ambil buku itu lalu kirim datanya ke cabang Zen's Company, yaitu ZenGra Company yang ada di Integra sebagai salah satu bahan obat untuk CSR (Corporate Social Responsibility) perusahaan. Kukira Mama sudah tahu soal ini."

"Aku sama sekali tidak tahu, sejak kecil Grandpa tak pernah cerita jika dia bangsawan Integra atau semacamnya. Dia hanya mengajariku bahasa Integra, katanya dulu dia peneliti kerajaan."

"Raja Erik, saya tidak tahu harus bagaimana, apakah ini sebuah masalah jika singa ini bangun?"

"Bukan masalah tetapi..."

"Apa kalian bingung?" singa itu berbicara,"Tak perlu bingung, aku hanya bisa terbangun hanya jika tersentuh oleh keturunan asli Putra Mahkota Shen. Aku yakin penasehat istana itu juga tahu, ketika raja sebelumnya berkuasa, dia sudah jadi asisten penasehat senior. "

"Apa yang kau inginkan Singa?" aku memberanikan diri menatapnya.

"Namaku bukan Singa, namaku Sima. Sekarang aku menunggu tuanku, apakah dia ingin merebut takhta atau membiarkan keturunan darah campuran tetap memerintah."

"Sima, jadi maksudmu Grandpa benar-benar putra mahkota? Dia bukan peneliti?"

"Ya itu benar, Putri. Jika Anda mau saya bisa mengembalikan takhta kepada Anda sekarang juga sehingga Anda bisa menjadi ratu. "

"Wow! Tidak thanks, aku cukup jadi putri raja saja. Tunggu, jika aku benar-benar keturunan Putra Mahkota Shen dan suamiku  keturunan saudara tirinya. Berarti kami saudara jauh dong?! HAH?!"

"Benar! Berarti saya dan Tuan Putri masih saudara jauh?!" fakta yang mengejutkan. Watch-i-Tuan Putri berbunyi, CLANG!!! Muncul layar hologram asing di layar hologram utama ruang kerja itu.

"Grandpa?! Ayah?!" ucap Tuan Putri dan Ratu Anindya bersamaan. Seorang laki-laki tua yang rambutnya hampir habis karena dimakan usia. Dia memiliki bola mata warna coklat dan kulit putih.

"Yang Mulia Putra Mahkota!" Sima menunduk memberi hormat.

"Cucuku yang nakal, sudah kubilang ambil saja bukunya, jangan sentuh yang lainnya. Oh halo, Mr. Felix tak kusangka Anda masih ada setelah 60 tahun berlalu.", orang ini tahu nama penasehat senior itu.

"Ayah! Apa maksud semua ini? Jangan membuat semua orang bingung, sebenarnya Ayah siapa?"

"Tenanglah Nindya, ayahmu ini tak bermaksud membuat kekacauan atau apa pun. Aku hanya ingin cucuku tersayang segera pulang itu saja. Liburan kuliahnya hampir habis, waktunya dia meneruskan pendidikan kedokterannya."

"Grandpa, apa benar aku dan suamiku masih saudara satu buyut? Grandpa sebenarnya siapa?"

"Jangan marah, Nak. Aku tak bermaksud membohongimu, jalan takdirlah yang membuat penyatuan ini. Ini bukan rencanaku. Ya, memang benar suamimu adalah cucu dari saudara tiriku. Kau pikir aku akan begiti saja setuju pernikahanmu dengan pihak musuh? Tidak, jika bukan saudara jauhku aku takkan menyetujuinya."

"Jadi, Anda benar-benar Putra Mahkota Shen?" aku menatapnya.

"Ya, itu benar!" ia memperlihatkan sebuah lencana berbentuk elang emas Integra,"Aku memang Putra Mahkota Shen."

"Yang Mulia! Kemana saja Anda selama ini? Mengapa Anda menghilang?" Penasehat Felix berkaca-kaca.

"Aku hanya pergi ke Star Light, mengikuti kata hatiku. Aku tak pernah setuju dengan ayahku tentang peperangan atau pembentukan ras manusia tanpa adanya manusia berkebutuhan khusus. Aku tidak ingin hidup dalam bayangan politik, aku ingin hidup sebagai warga biasa, sebagai peneliti. Karena itu aku tak pernah suka jika keluarga yang sudah kubangun di Star Light mendekati kerajaan atau politik. Tapi apa dayaku, putri bungsuku justru ditakdirkan menikah dengan Raja Star Light."

"Yang Mulia, apa Anda tidak ingin kembali dan mengambil alih kekuasaan? Rakyat merindukan kepemimpinan keturunan bangsawan."

"Ayolah, tak bisakah kau berpikir lebih maju lagi Felix? Berdarah bangsawan atau bukan sama-sama manusia. Tidak, aku tak ingin jadi raja, menjadi pemilik ZenGra Company sudah membuatku bisa mengendalikan Integra. Lagi pula raja akan juga akan selalu dibayangi oleh penguasa ekonomi. Biarlah saja keturunan dari cucuku dan cucu saudara tiriku yang mewarisi takhtaku, sama saja."

"Anda pemilik ZenGra Company? Berarti Tuan Putri..."

"Ya, dia kelak akan mewarisinya juga. Roselia Hope cucu dari Edward Hope, pemilik ZenGra Company, anak cabang dari Zen's Company. Aku hanya ingin pemegang kekuasaan dan penguasa ekonomi bisa berjalan beriringan seperti di Star Light itu saja. Apa gunanya menjadi raja, jika keputusanmu terhalang oleh kepentingan penguasa ekonomi. Di Star Light, aku dan menantuku berjalan beriringan. Oh ya, kurasa cucuku pasti sudah menceritakan rahasia identitas Ratu Anindya kan? Ya seperti itulah yang kuinginkan di Integra. Dimana keturunan penguasa ekonomi dan pemegang kekuasaan bersatu dalam ikatan pernikahan sehingga terjadi keseimbangan."

"Grandpa, berarti Anda sudah tahu obat untuk para warga Integra sejak lama? Mengapa tidak...."

"Tidak Nak, kakekmu ini tidak tahu. Penyakit itu belum pernah muncul di jamanku, kau mau mengobrak-abrik perpustakaan kuno yang disebut harta karun Integra juga tidak akan ditemukan. Aku perlu menelitinya dulu."

"Lalu mengapa Ayah menyuruh Lia pergi ke perpustakaan kuno dan mengambil salah satu buku di sana?" Ratu Anindya nampak marah.

"Ya, itu salah satu jurnal penelitianku. Obatnya hampir selesai hanya kurang formula dari jurnal itu. Aku sudah tak muda lagi, ingatanku juga berkurang untuk mengingat isi jurnal itu."

"Tapi, Grandpa apa obat dari darahku itu benar-benar ada? Atau hanya rekayasa?"

"Itu benar, Nak bukan rekayasa. Darahmu memang bisa jadi obat sementara waktu karena mutasi genetiknya."

"Lalu sekarang apa yang Anda lakukan?" ayah menatap orang itu,"Apa Anda akan melengserkanku dari takhta?"

"Emm...apa Anda siap jika posisi Anda digantikan oleh cucuku?"

"Grandpa?!" teriak Tuan Putri, apa yang akan terjadi?

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • dede_pratiwi

    penyajian bahasanya oke, seperti dibawa larut dalam alurnya. udah kulike dan komen storymu. mampir dan like storyku juga ya. thankyouu

    Comment on chapter Part 1. Menuju Pusat Kerajaan
Similar Tags
Strawberry Doughnuts
537      361     1     
Romance
[Update tiap tengah malam] [Pending] Nadya gak seksi, tinggi juga kurang. Tapi kalo liat matanya bikin deg-degan. Aku menyukainya tapi ternyata dia udah ada yang punya. Gak lama, aku gak sengaja ketemu cewek lain di sosmed. Ternyata dia teman satu kelas Nadya, namanya Ntik. Kita sering bertukar pesan.Walaupun begitu kita sulit sekali untuk bertemu. Awalnya aku gak terlalu merhatiin dia...
Koma
15893      2667     5     
Romance
Sello berpikir bisa menaklukkan Vanda. Nyatanya, hal itu sama halnya menaklukkan gunung tinggi dengan medan yang berbahaya. Tidak hanya sulit,Vanda terang-terangan menolaknya. Di sisi lain, Lara, gadis objek perundungan Sello, diam-diam memendam perasaan padanya. Namun mengungkapkan perasaan pada Sello sama saja dengan bunuh diri. Lantas ia pun memanfaatkan rencana Sello yang tak masuk akal untuk...
Benang Merah, Cangkir Kopi, dan Setangan Leher
197      157     0     
Romance
Pernahkah kamu membaca sebuah kisah di mana seorang dosen merangkap menjadi dokter? Atau kisah dua orang sahabat yang saling cinta namun ternyata mereka berdua ialah adik kakak? Bosankah kalian dengan kisah seperti itu? Mungkin di awal, kalian akan merasa bahwa kisah ini sama seprti yang telah disebutkan di atas. Tapi maaf, banyak perbedaan yang terdapat di dalamnya. Hanin dan Salwa, dua ma...
Letter hopes
809      454     1     
Romance
Karena satu-satunya hal yang bisa dilaukan Ana untuk tetap bertahan adalah dengan berharap, meskipun ia pun tak pernah tau hingga kapan harapan itu bisa menahannya untuk tetap dapat bertahan.
JUST A DREAM
820      381     3     
Fantasy
Luna hanyalah seorang gadis periang biasa, ia sangat menyukai berbagai kisah romantis yang seringkali tersaji dalam berbagai dongeng seperti Cinderella, Putri Salju, Mermaid, Putri Tidur, Beauty and the Beast, dan berbagai cerita romantis lainnya. Namun alur dongeng tentunya tidaklah sama kenyataan, hal itu ia sadari tatkala mendapat kesempatan untuk berkunjung ke dunia dongeng seperti impiannya....
One Step Closer
1925      778     4     
Romance
Allenia Mesriana, seorang playgirl yang baru saja ditimpa musibah saat masuk kelas XI. Bagaimana tidak? Allen harus sekelas dengan ketiga mantannya, dan yang lebih parahnya lagi, ketiga mantan itu selalu menghalangi setiap langkah Allen untuk lebih dekat dengan Nirgi---target barunya, sekelas juga. Apakah Allen bisa mendapatkan Nirgi? Apakah Allen bisa melewati keusilan para mantannya?
Peringatan!!!
1915      819     5     
Horror
Jangan pernah abaikan setiap peringatan yang ada di dekatmu...
Di Balik Jeruji Penjara Suci
10096      2134     5     
Inspirational
Sebuah konfrontasi antara hati dan kenyataan sangat berbeda. Sepenggal jalan hidup yang dipijak Lufita Safira membawanya ke lubang pemikiran panjang. Sisi kehidupan lain yang ia temui di perantauan membuatnya semakin mengerti arti kehidupan. Akankah ia menemukan titik puncak perjalanannya itu?
The Black Envelope
2380      838     2     
Mystery
Berawal dari kecelakaan sepuluh tahun silam. Menyeret sembilan orang yang saling berkaitan untuk membayarkan apa yang mereka perbuatan. Nyawa, dendam, air mata, pengorbanan dan kekecewaan harus mereka bayar lunas.
Apakah Kehidupan SMAku Akan Hancur Hanya Karena RomCom?
3188      931     1     
Romance
Kisaragi Yuuichi seorang murid SMA Kagamihara yang merupakan seseorang yang anti dengan hal-hal yang berbau masa muda karena ia selalu dikucilkan oleh orang-orang di sekitarnya akibat luka bakar yang dideritanya itu. Suatu hari di kelasnya kedatangan murid baru, saat Yuuichi melihat wajah murid pindahan itu, Yuuichi merasakan sakit di kepalanya dan tak lama kemudian dia pingsan. Ada apa dengan m...