Read More >>"> Starlight and Integra (Part 12. Surprise) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Starlight and Integra
MENU
About Us  

"Tak kusangka perkembangannya akan lebih cepat dari yang kita perkirakan, Yang Mulia.", Ayah berbicara dengan seseorang di layar hologram itu.

"Tentu, terkadang perpaduan obat modern dan tradisional dari dua kerajaan memang lebih mujarab, jangan panggil aku Yang Mulia, panggi saja aku Paman. Kita ini kan keluarga."

"Iya Paman, tapi seharusnya aku mengembalikan tahta ini. "

"Jangan bahas itu lagi, biarkan aku menikmati masa tuaku. Aku sudah terlalu tua untuk memikirkan kerajaan yang rumit. Lagi pula rakyat juga tidak tahu tentang hal ini. Jangan sampai mereka tahu jika aku pemilik ZenGra Company juga Putra Mahkota Shen. Biarkan saja semua seperti dulu."

"Iya Paman, saya akan menjaga rahasia ini sesuai keinginan Anda. Tapi apakah perusahaan Paman tidak rugi membagikan obat kepada seluruh rakyat Integra secara gratis dalam kedok CSR (Corporate Social Responsibility) perusahaan?"

"Tidak Nak, tidak ada yang namanya rugi dalam membantu sesama. Oh ya sepertinya putramu ingin menghadap."

"Yang Mulia Raja, Yang Mulia Putra Mahkota, mohon maaf apabila saya mengganggu. Saya ingin menyerahkan data daerah di Integra yang sudah berhasil diberi obat tersebut.", aku menyerahkan sebuah kotak transparan dengan chip kecil berwarna oranye di dalamnya.

"Terima kasih Nak, bagaimana keadaan di lapangan apa baik-baik saja?"

"Keadaan rakyat mulai membaik setelah mengkonsumsi obat berupa vaksin dan tablet itu penyakit mereka sembuh. Sudah 85% rakyat yang berhasil sembuh. "

"Kau bekerja keras beberapa hari ini, Pangeran. Jangan lupa jaga kesehatanmu."

"Terima kasih Yang Mulia Pangeran Shen, saya hanya menjalankan tugas saya."

"Ada apa Viktor? Kau tidak seperti biasanya, mengapa kau jadi seperti ini, Nak? Apa yang merisaukanmu?" Ayah menatapku.

"Tidak ada, Yang Mulia Raja. Saya hanya lelah. Apakah ada lagi yang bisa saya bantu?"

"Sebaiknya kau istirahat, Nak.", Ayah berdiri dari kursinya lalu mengusap kepalaku.

"Saya mohon diri, Yang Mulia Raja, Yang Mulia Putra Mahkota.", aku melangkah keluar ruangan.

"Apa kau sedih karena Rosi akan pulang besok?" langkahku terhenti.

"Viktor!" Ayah memelukku,"Jangan menangis, Nak. "

"Saya tak ingin dia pergi, Ayah. Dia baru sebentar di sini. Hari-hariku akan kembali sepi. Matahariku akan pergi, takkan ada lagi yang menyinariku."

"Oh Nak, jangan seperti ini, Viktor. Istrimu hanya pergi untuk belajar bukan untuk pergi ke medan perang."

"Hentikan Erik, aku tak kuat melihat cicit saudaraku bersedih. Apa kau belum memberitahunya?"

"Memberitahu apa Ayah?" aku menghapus air mataku. Ayah mengeluarkan sesuatu dari dalam lacinya.

"Untukmu bukalah!" ia memberiku sebuah kotak transparan dengan chip berwarna merah serta sebuah Watch-i warna perak,"Ganti Watch-i-mu dengan ini!" aku hanya menurut, kuganti Watch-i lamaku.

"Vicky Phoenix?" terdapat tanda pengenal warga Free Land pada chip yang kumasukkan di Watch-i baruku,"Apa ini Ayah?"

"Kau akan tinggal di Free Land mulai bersamaku dan Rosi, Pangeran."

"Jadi, saya tidak akan berpisah dengan Tuan Putri?! Terima kasih Ayah!" aku memeluk Ayah.

"Viktor, kau di sana bukan hanya untuk bermain, ini tugas kerajaan, Nak."

"Apa maksud Ayah? Apa aku masih akan tetap jadi penjaga Tuan Putri? Tidak masalah dengan senang hati akan kulakukan."

"Kau di sana untuk belajar, Nak. Banyak pengetahuan yang belum bisa kau dapatkan dari gurumu di Integra. Kelak kau atau keturunan darimu dan Tuan Putri akan meneruskan tahta Integra. Putra Mahkota Shen ingin mendidikmu secara langsung, beliau akan mengajarimu banyak hal."

"Jangan sebut aku, Putra Mahkota Shen. Panggil saja aku Grandpa,aku ini juga kakekmu, Pangeran."

"Apa Tuan Putri sudah tahu tentang ini Ayah?" aku penasaran.

"Mengapa kau tidak cari tahu sendiri, Nak?!"

***

 

Aku masuk ke kamar itu,CLAK!!! secara otomatis lampunya menyala. Kulihat tempat tidur bernuasa coklat itu, hanya ada Poppy di bagian tengah. Apa malam ini dia juga tidak pulang? Aku memeluk Poppy. Menyebalkan! Apa dia tidak ingat jika ini malam terakhirku di sini?! Apa tidak bisa meluangkan waktu untuk sekedar melepasku? Beberapa hari terakhir ini aku juga sibuk mengurus penyaluran obat itu, sebagai wakil dari ZenGra Company. Aku jadi jarang berada di istana, harus di hotel menyamar sebagai Roselia Hope. Aku melihat sekeliling, barang apa yang bisa kubawa agar bisa menemaniku saat tidur di Free Land sebagai pengganti dirinya? Sambil memeluk Poppy kubuka lemari bajunya. Tunggu, apa ini? Inikan..., aku menangis tak kusangka takdir akan seaneh ini. Dia yang kucurigai dulu sekarang jadi yang kusayangi. Aku meringkuk bersandar di lemari baju ditemani Poppy. Mungkin ini yamg namanya rindu, aku jadi kehilangan akal, sambil menangis aku memeluk benda itu.

"Tuan Putri!" terdengar suara,"Ada apa mengapa Anda menangis sambil memeluk seragam militerku?" aku langsung memeluk sumber suara itu.

"Aku merindukanmu, besok aku akan pulang. Beberapa hari ini kita tidak bertemu, aku akan jauh darimu untuk waktu yang lama."

"Jangan menangis," ia mengelus-elus rambutku,"kita hanya akan terpisah 5 hari, setiap akhir pekan Anda bisa pulang ke sini."

"Itu waktu yang lama! Aku baru sebentar di sini, aku sudah terbiasa di sampingmu sepanjang waktu belakangan ini. Aku tidak mau pulang! Tapi aku juga rindu kehidupanku di Free Land."

"Apa yang sebenarnya ingin Anda lakukan? Mengapa membuka lemariku? Apa ada yang ingin dibawa?"

"Aku ingin membawa bajumu, agar aku bisa memeluknya saat tidur sebagai obat rinduku."

"Kita hanya berpisah sebentar, jangan menangis."

"Bagaimana aku tidak menangis?! Aku mengkhawatirkanmu, bagaimana keadaanmu jika tidak ada aku, Pangeran? Kau bisa mimpi buruk setiap malam, kau akan ketakutan. Aku tak tega membiarkanmu menderita..."

"Saya tak akan mimpi buruk, Tuan Putri. Karena kau akan selalu di sisiku setiap malam di Free Land.", tunggu di Free Land?

"Apa maksudmu? Jangan bercanda, aku benar-benar mengkhawatirkanmu!" aku melepas pelukanku.

"Lihat ini!" ia memperlihatkan pergelangan tangannya, Watch-i perak?

"Vicky Phoenix? Kau jadi penduduk Free Land?" aku langsung memeluknya,"Berarti kau akan ikut denganku, Pangeran?"

"Iya, tentu saja Tuan Putriku. Jangan menangis lagi, saya akan ikut ke Free Land untuk belajar pada kakek Anda, Putra Mahkota Shen." BUK!! Aku menimpuknya dengan Poppy,"Aduh sakit!" ia tersungkur jatuh,"Apa salahku? Hentikan Tuan Putri, hentikan!" aku terus memukulnya dengan Poppy.

"Kau menyebalkan! Mengapa tak bilang dari tadi?! Mataku sembab karena menangis tahu!"

"Hentikan Tuan Putri! Saya juga baru tahu tadi, kukira Anda sudah tahu."

"Aku tidak tahu, Grandpa tak bilang. Emm...", aku tidur di pangkuannya.

"Apa Anda senang sekarang?" ia mengelus-elus rambutku.

"Tentu, aku sangat senang, Pangeran. Emm...tapi..."

"Ada apa? Mengapa sekarang murung kembali?"

"Bagaimana dengan posisi Anda sebagai prajurit militer? Anda masih menyimpannya, seragam lusuh karena peristiwa berdarah itu. Anda akan sering meninggalkanku?" aku menatapnya, ia hanya tersenyum. CUP!!! Dia mencium dahiku.

"Saya memang wajib menjadi anggota militer, tapi itu bukan berarti prajurit sepenuhnya. Tugas utamaku adalah menjaga kelangsungan kerajaan lewat diplomasi itu berarti termasuk berada di sisi Anda selalu, Tuan Putri," dia membelai rambutku lagi,"soal seragam itu, saya menyimpannya karena itulah kenangan saat kita bertemu pertama kali. Meski masih sebagai musuh, hidup memang aneh ya."

"Iya, Anda benar takdir memang tidak terkira. Siapa sangka orang yang kukira musuh sekarang jadi yang aku cintai.", aku memeluknya.

"Oh ya, emm...", mengapa ragu, apa aku salah bicara?

"Ada apa Yang Mulia? Apa yang ingin Anda katakan? Katakan saja!"

"Emm..kita akan kembali ke Free Land, tempat tinggal Anda, Putri. Emm...Anda tahu pernikahan dan hubungan kita sungguhan. Meski awalnya berbau politik, tapi kita telah sepakat memulainya dari awal. Saya tahu kehidupan Anda sebagai warga biasa, saya harap...emm...Anda tidak akan emm...menyembunyikan status baru Anda.", oh mukanya imut sekali, merah seperti kepiting rebus.

"Jangan khawatir, saya pasti takkan menyembunyikannya. Saya juga tidak ingin jika orang lain mendekati Anda."

"Emmm...bagaimana Anda emm...memjelaskan pada teman-teman Anda?"

"Saat saya berperan sebagai Roselia Hope. Tinggal bilang saja ternyata ketika di Star Light mantanku mati saat pelantikan. Papa dan Mama tak kuat melihatku bersedih, sehingga ketika ada saudara jauhku dari Integra yang datang setelah perjanjian damai ditanda tangani, aku dijodohkan. Karena aku suka maka aku mengiyakannya, hehehe."

"Semudah itu?!" ia nampak kaget.

"Tentu saja, teman-teman saya tahu siapa mantan saya dan apa yang terjadi padanya saat pelantikan itu. Ya meski sebenarnya dia hidup, tapi identitasnya yang satunya kan sudah mati. Oh iya!" aku mengingat sesuatu,"Ayo Pangeran, ikut aku!", aku bangkit lalu menarik tangannya,"Ada yang perlu kita lakukan!"

"Putri, apa yang ingin Anda lakukan?"

"Sudah ikut saja!"

***

"Nah selesai!" dia memasangkan sesuatu ke mataku,"Bagaimana apa Anda menyukainya?" aku melihat pantulan diriku di cermin meja rias itu. Seseorang dengan kacamata dengan frame hitam metalik. Rambutku yang gondrong dikuncir ekor kuda. Ada dua tahi lalat di pipi kananku. Sungguh ini bukan seperti diriku. "Mengapa Anda mendandani saya seperti ini?"

"Anda tidak suka? Aku hanya ingin Anda menyamar sama sepertiku," aku melihat ke arahnya, rambutnya sudah berubah warna menjadi kuning kecoklatan, matanya ditutupi lensa berwarna coklat tua. "Anda tidak boleh berpenampilan asli, Yang Mulia. Orang-orang di Free Land bisa dengan mudah mengenali Anda. Anda akan tinggal sebagai Vicky bukan Viktor. Aku lebih suka Anda yang imut seperti ini." Dia mencubit pipiku dengan tangannya. "Sepertinya Dad, mendengar panggilan istimewaku untuk Anda, emm..." pipiku kembali ditarik lalu lebih keras,"aku lebih suka panggilan Vicky daripada Viktor. Ya satu lagi, jika kita sudah di Free Land, jangan panggil aku Tuan Putri, panggil aku Lia atau Rosi serta jangan berbicara formal padaku, Yang Mulia. Itu akan terlihat aneh, dan emm...aku memanggil Anda, Vicky. Jadi Anda akan memanggilku apa?"

"Aku akan memanggilmu Tukang Tidur, bolehkan Sayangku?" aku menggodanya,"Au! Sakit! Tuan Putri!" ia malah mencubit perutku.

"Pangeran Integra memang menyebalkan!" ia meninggalkanku,"Hey! Kau mau pergi kemana?"

"Menemui dan menyiapkan Sima untuk dibawa ke Free Land.",jawabnya sambil menutup pintu.

Jadi, Sima juga akan ke Free Land ya, tak masalah. Lebih baik aku menyiapkan koperku, aku kembali ke kamarku. Pakaian mana ya yang harus kubawa?! Baru kusadari ternyata selama ini pakaianku hanya berwarna gelap, abu-abu, hitam, biru dongker, dan coklat tua. Hampir semuanya juga formal, tuxedo, sweater, kemeja, jas dan rompi. Emm, apa ini cocok untuk dipakai di Free Land? Sudahlah bawa sedikit saja, lagi pula nanti Tuan Putri pasti akan mendandaniku atau membelikan baju yang cocok saat di sana. Oh ya iya, jangan sampai lupa...

Aku memandangi foto usang dalam bingkai berwarna emas itu. Foto seorang wanita lain yang kucintai, yang selalu ada dalam hatiku,"Ibunda! Aku takkan melupakanmu, Ibu!" Seorang wanita yang tersenyum bahagia, rambutnya berwarna coklat sepertiku. Kulitnya putih bersih, matanya coklat kayu manis. Dialah wanita yang selalu kurindukan,"Ibu, seandainya aku bisa menemukanmu. Aku ingin mengenalkanmu pada Tuan Putriku, Ibu. Aku yakin Ibu pasti akan bahagia!" tak terasa air mataku menetes.

 TUT! TUT! TUT! LALALA! Terdengar suara, aku mencari sumber suara itu. Nampak sebuah plat berwarna perak tergeletak di dekat pintu lemariku.

"Watch-i, Tuan Putri?!" aku memungutnya, nampak layar hologramnya memunculkan tanda tanya, "panggilan dari orang tak dikenal ya?!" aku menjawabnya,"Halo!"

"Halo, Sayang. Ini Mommy.", terdengar suara. Mommy?! Ini bukan suara Ratu Anindya, siapa ini?! "Kudengar kau dan suamimu akan pulang ke Free Land ya. Aku tak sabar untuk bertemu dengannya. Jangan khawatir, tak perlu takut, semua akan baik-baik saja!" Tunggu, kata-kata ini...,"Aku yakin kau bisa memulai ceritamu yang baru bersamanya, Rosiku. Oh ya, besok jangan lupa jenguk Mommy ya, aku sudah selesai menjalani pemulihan wajah. Kau pasti ingin melihat seperti apa wajah asli Mommy kan? Kau pasti penasaran kan seperti apa keluarga Mommy? Setelah kau sampai di sini akan kuceritakan semuanya, kuharap kau tak marah, Sayangku. Maafkan Mommy, aku perlu waktu untuk lepas dari kenangan gelap itu. Sampai akhirnya keajaiban itu hadir, akhirnya fitnah itu berakhir. Halo, Sayang apa kau di sana?" Suara ini...mungkinkah?

***

"Ayah, apa Ayahanda benar-benar tidak bisa ikut sebentar saja?!" ia masih saja mengulangi kalimat itu.

"Maafkan aku, Nak. Masih banyak yang harus kuurus di sini, kau masih bisa terhubung denganku, Putraku.", Dad memeluknya.

"Kita sudah lama tak pergi bersama, selain untuk urusan kerajaan. Apa Ayah tak bisa pergi sebenyar denganku? Sekedar berkunjung untuk berlibur?!"

"Aku belum bisa melakukannya, Nak. Tapi percayalah setiap kau menghubungiku, aku pasti akan selalu menjawabnya.", Dad melepas pelukannya,"pergilah Nak, jangan membuat Kakek Shen menunggumu."

"Jaga dirimu baik-baik, Cucuku.", Ibu Suri memeluk kami secara bergantian.

"Ayo kita pergi, Tuan Putri. Tuanku Yang Mulia Pangeran Shen pasti sudah menunggu!" Sima menggigit sambil menarik rokku.

"Saya pamit Nenek, Dad.", aku mencium tangan keduanya," Ayo Vicky, saatnya kita pergi!" aku menarik tangannya. Mengapa hari ini dia sangat emosional? Saat memasuki gerbong, dia terus saja melihat ke arah Dad. "Ada apa Pangeran? Mengapa Anda sedih?" aku duduk sambil bersandar di pundaknya.

"Aku tidak sedih, Tuan Putri," dia mengelus-elus rambutku,"aku hanya ingin Ayah pergi bersama kita, beliau butuh berlibur. Oh ya, kemana kereta ini akan membawa kita Tuan Put...maksudku Rosiku Tersayang?"

"Kau harus membiasakan diri untuk memanggil namaku dan tidak berbicara formal, hehehe. Grandpa bilang kereta supercepat ini akan berhenti tepat di bawah Free Land. Aku juga baru tahu jika keluarga Mama itu kekayaannya berlebih sehingga bisa memiliki kereta pribadi memakai jalur bawah tanah yang  langsung menuju ke wilayah Star Light. Stasiunnya di bawah gedung ZenGra Company. Apa kau tidak tahu soal ini, Vicky?"

"Tidak, Ayah tidak pernah memberi tahuku. Bagi Kerajaan Integra, ZenGra Company itu ibarat partner, kerajaanku ekonominya tidak bisa berjalan tanpanya. Mungkin saja Ayah juga baru tahu hari ini. Kereta ini mewah, super car milik kerajaan saja tidak senyaman ini."

"Benar, kereta ini berwarna emas. Menurutmu apa ini emas asli?"

"Mungkin saja...", CLIK! Pangeran menyalakan televisi hologram di depan kami, terlihat tayangan berita di salah satu channel.

"Pemirsa, kepala pemberontak Integra, Pangeran Revan Phoenix akhirnya resmi dinyatakan bersalah. Berdasarkan putusan Mahkamah Agung Integra, Pangeran Revan telah didakwa bersalah atas kasus pemberontakan yang terjadi di Integra serta kasus penyerangan di wilayah sipil Star Light, yang dilakukan tanpa perintah resmi kerajaan. Dia akan dijatuhi hukuman mati hari ini. ", nampak Revan yang diseret paksa oleh para penjaga Integra berseragam serba hitam. "Berdasarkan hasil penyelidikan dari pengakuan terdakwa, terbukti bahwa jasad korban kebakaran yang diperkirakan merupakan Ratu Sofia, setelah diuji lebih lanjut bukanlah Ratu Sofia yang asli. Sehingga mendiang Ratu Sofia terbukti tidak berselingkuh dan namanya patut untuk dibersihkan. Ditemukan fakta pula bahwa ibu dari Pangeran Revanlah yang telah mendalangi pembunuhan Ratu Sofia.", CUP! Dia mengecup dahiku.

"Aku lega, Rosi, akhirnya nama ibuku bersih. Aku bisa pergi belajar dengan tenang. Ya, secara tak langsung ini semua juga berkat bantuanmu. Sesuatu yang kau anggap penghiatan padaku, justru bermanfaat. Aku berterima kasih, tapi jangan ulangi lagi. Berkat rekaman gambar pada alat yang kupasang padamu waktu itu, aku berhasil memperoleh bukti video untuk mengadili kakakku."

"Iya, Tuan Vicky. Rosi tidak akan mengulanginya lagi.", aku bersandar dengan manja. Ia menatapku, pipiku dipegang. Lalu perlahan-lahan, sedikit demi sedikit bibirnya mendekati bibirku...emm...mengapa aku deg-degan?! Aku menutup mataku.

"YAK!!! Benar kan tebakanku! Hati Lia akan terikat pada Pangeran!" terdengar teriakan mengagetkan. WHAT?! Apa mataku tidak salah?

"Papa, Mama!" aku dan dia langsung menatap ke arah suara itu.

"Dasar, kau ini! Mengganggu momen saja! Kau pikir ini drama di televisi apa?! Bisakah kau menunggu sampai mereka selesai?! Dasar Surya nggak peka!" Mama memarahi Papa,"Sayang, kau sudah sampai?!" Entah apa yang terjadi, sungguh kereta yang aneh bin ajaib. Tiba-tiba saja aku dan Pangeran sudah ada di sebuah lorong putih. Nampak keduanya tidak memakai topeng.

"Emm...mereka...", Pangeran terlihat bingung.

"Sayang, tak perlu bingung. Kau pasti sudah tahu kan siapa kami?" Mama memeluknya.

"Ma, dimana yang lain? Sima? Para Royal's Guard...."

"Mereka sudah di istana, kau tahu Bibi Fifi sudah menunggumu dan Pangeran. Nampaknya kalian sudah siap tinggal di sini ya, aku sempat tak mengenali Pangeran."

"Hah, ini di rumah sakit tempat Bibi Fifi di rawat Pa?!" aku segera masuk ke kamar itu, sambil menyeret tangan Pangeran.

"Mommy!" teriakku, ada seorang wanita cantik terduduk di atas ranjang. Di sekitarnya ada Grandpa, Grandma, Tante Jasmine dan suaminya.

"Lia!" ucap Kak Juna dan Mira bersamaan, keduanya memelukku. Kak Juna sekaramg sudah bisa berjalan.

"Ibunda!" dia tiba-tiba masuk lalu memeluk Bibi Fifi. Ibunda? Apa maksudnya?

***

Aku memeluknya, dia tak berubah tetap hangat seperti dulu. Tangan yang kurindukan memelukku, mengelus rambutku dengan lembut.

"Ibunda!" panggilku,"Aku rindu Ibunda!" aku menangis.

"Maafkan, aku Sayang!" ia mengelus-elus kepalaku,"Kumohon jangan menangis Viktor, jangan khawatir, semua akan baik-baik saja!"

"Mommy, apa yang terjadi? Mengapa Vicky memanggilmu Ibunda?" Tuan Putri mendekat, Ibunda melepaskan pelukannya.

"Kau ingat Pangeran Integra yang suka menghabiskan masakan ibunya di cerita saat kau kecil?" Ibunda menatap Tuan Putri.

"Tentu!" ia berpikir sejenak,"Hah! Jadi Pangeran itu benar-benar Vicky? Mengapa Mommy tidak bilang? Apa Grandpa sudah tahu ini sejak lama?  Jadi, kami dibawa ke sini untuk ini?!"

"Rosi, keadaannya tidak semudah yang kau bayangkan. Sofia bisa saja memberitahu sejak lama bahwa dia masih hidup, tapi ini menyangkut hubungan dua kerajaan, Nak. Perang yang terjadi di dua kerajaan bisa membuat suatu hal yang baik bisa dianggap buruk, meski niat kita baik. Selain itu, perlu waktu bagi Sofia untuk melupakan traumanya."

"Mengapa Grandpa tidak bilang jika Mommy adalah ibu mertuaku? Apa Mommy tahu jika aku adalah putri Star Light dan menikah dengan..."

"Tentu, yang tidak kuberitahu tentang identitas aslimu hanya kau dan Miranda."

"Tapi, sejak peristiwa tragedi itu, Granny sudah memberitahuku yang sebenarnya saat di rumah sakit di Star Light lewat video call pada Watch-i. ", Mira tersenyum senang.

"Tapi, Ibunda, bagaimana Ibunda bisa ada di sini? Aku tahu Ibunda di sini karena tidak sengaja menerima panggilan di Watch-i Rosiku Tersayang."

"Ibunda bertemu dengan Yang Mulia Putra Mahkota Shen di jalan saat lari dari kebakaran itu, Nak. Setelah meninggalkanmu di tempat yang aman. Saat itu beliau sedang berkendara dengan mobilnya bersama istrinya di Integra, sebagai pemilik ZenGra Company. Ibunda terserempet mobil mereka, karena saat itu hujan deras sekali. Mereka membawa Ibunda ke rumah sakit, merawat luka Ibunda."

"Saat itu Sofia mengaku bahwa ia sebatang kara, karena itu kami membawanya ke Star Light, ia mengaku bernama Fifi. Sampai ketika hendak merekonstruksi wajahnya, barulah kami tahu bahwa ia adalah Ratu Sofia yang hilang itu. Kami ingin merekonstruksi wajahnya sejak dulu, tapi dia selalu menolak. Karena penasaran, aku nekat memotret wajahnya secara diam-diam lalu memasukkannya dalam simulasi komputer untuk direkontruksi.", Granny mengelus rambut Ibunda.

"Saat itulah aku memberitahu Edward, ya akhirnya kami juga memberitahu rahasia kami agar Sofia mau mengaku."

"Maafkan Mommy, Sayang. Kuharap kau tidak marah ya.", Ibunda memeluk Tuan Putri,"Perlu waktu untukku menerima dan menghapus kenangan buruk itu. Aku baru menerima rekontruksi wajah sekarang karena aku mendengar ceritamu bahwa putraku selalu bermimpi buruk sambil memanggilku meski usianya sudah dewasa. ", Ibunda menarikku lalu memelukku,"Aku menyayangi kalian berdua."

"Apa kau sudah tahu hal ini sejak lama, Dear?"

"Emm...tentu saja tidak, Anata. Ayahku memang suka bermain rahasia."

"Ibunda, bagaimana jika kita memghubungi Ayahanda? Beliau pasti..."

"TIDAK VIKTOR! JANGAN!" teriak Ibunda.

"Ibunda, mengapa? Apa Ibunda benci pada Ayahanda?"

"Anakku!" Ibunda menangis sambil memelukku,"Apa ayahmu mau menerimaku yang sudah kotor akibat peristiwa itu, Nak?! Aku tak sanggup kembali ke istana, aku hanya akan membuat aib untuk..."

"Aku akan selalu menerimamu Sofia!" seseorang masuk dan memeluk kami.

"Ayahanda!"  Ibunda hanya menangis di pelukan Ayahanda, Ayahanda memeluknya sambil mengelus-elus rambutnya.

"Kau akan selalu menjadi ratu di hatiku, tidak ada yang bisa menggantikanmu. Maafkan aku karena tak bisa melindungimu, Sofia."

"Erik! Maafkan aku..." Ibunda menangis.

"Jangan memangis, jangan takut. Semua akan baik-baik saja." ucap Ayahanda sambil mencium dahi Ibunda.

"Poppy!" ucap Ibunda menghapus air matanya,"Kau datang ke sini untuk membawakan Poppy putriku, Rosi?" Ibunda tertawa.

"Ya, selain itu aku juga ingin membuat surprise untuk Viktor. Tapi ternyata justru aku yang mendapat kejutan. Ratuku sudah kutemukan." Ayahanda memeluk Ibunda dengan erat.

Hidup memang penuh misteri, seperti inilah kisahku dan Tuan Putri. Kurasa aku akan betah berada di sini.

TAMAT

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • dede_pratiwi

    penyajian bahasanya oke, seperti dibawa larut dalam alurnya. udah kulike dan komen storymu. mampir dan like storyku juga ya. thankyouu

    Comment on chapter Part 1. Menuju Pusat Kerajaan
Similar Tags
Strawberry Doughnuts
539      362     1     
Romance
[Update tiap tengah malam] [Pending] Nadya gak seksi, tinggi juga kurang. Tapi kalo liat matanya bikin deg-degan. Aku menyukainya tapi ternyata dia udah ada yang punya. Gak lama, aku gak sengaja ketemu cewek lain di sosmed. Ternyata dia teman satu kelas Nadya, namanya Ntik. Kita sering bertukar pesan.Walaupun begitu kita sulit sekali untuk bertemu. Awalnya aku gak terlalu merhatiin dia...
Koma
15917      2667     5     
Romance
Sello berpikir bisa menaklukkan Vanda. Nyatanya, hal itu sama halnya menaklukkan gunung tinggi dengan medan yang berbahaya. Tidak hanya sulit,Vanda terang-terangan menolaknya. Di sisi lain, Lara, gadis objek perundungan Sello, diam-diam memendam perasaan padanya. Namun mengungkapkan perasaan pada Sello sama saja dengan bunuh diri. Lantas ia pun memanfaatkan rencana Sello yang tak masuk akal untuk...
Benang Merah, Cangkir Kopi, dan Setangan Leher
197      157     0     
Romance
Pernahkah kamu membaca sebuah kisah di mana seorang dosen merangkap menjadi dokter? Atau kisah dua orang sahabat yang saling cinta namun ternyata mereka berdua ialah adik kakak? Bosankah kalian dengan kisah seperti itu? Mungkin di awal, kalian akan merasa bahwa kisah ini sama seprti yang telah disebutkan di atas. Tapi maaf, banyak perbedaan yang terdapat di dalamnya. Hanin dan Salwa, dua ma...
Letter hopes
809      454     1     
Romance
Karena satu-satunya hal yang bisa dilaukan Ana untuk tetap bertahan adalah dengan berharap, meskipun ia pun tak pernah tau hingga kapan harapan itu bisa menahannya untuk tetap dapat bertahan.
JUST A DREAM
820      381     3     
Fantasy
Luna hanyalah seorang gadis periang biasa, ia sangat menyukai berbagai kisah romantis yang seringkali tersaji dalam berbagai dongeng seperti Cinderella, Putri Salju, Mermaid, Putri Tidur, Beauty and the Beast, dan berbagai cerita romantis lainnya. Namun alur dongeng tentunya tidaklah sama kenyataan, hal itu ia sadari tatkala mendapat kesempatan untuk berkunjung ke dunia dongeng seperti impiannya....
One Step Closer
1925      778     4     
Romance
Allenia Mesriana, seorang playgirl yang baru saja ditimpa musibah saat masuk kelas XI. Bagaimana tidak? Allen harus sekelas dengan ketiga mantannya, dan yang lebih parahnya lagi, ketiga mantan itu selalu menghalangi setiap langkah Allen untuk lebih dekat dengan Nirgi---target barunya, sekelas juga. Apakah Allen bisa mendapatkan Nirgi? Apakah Allen bisa melewati keusilan para mantannya?
Peringatan!!!
1919      822     5     
Horror
Jangan pernah abaikan setiap peringatan yang ada di dekatmu...
Di Balik Jeruji Penjara Suci
10096      2134     5     
Inspirational
Sebuah konfrontasi antara hati dan kenyataan sangat berbeda. Sepenggal jalan hidup yang dipijak Lufita Safira membawanya ke lubang pemikiran panjang. Sisi kehidupan lain yang ia temui di perantauan membuatnya semakin mengerti arti kehidupan. Akankah ia menemukan titik puncak perjalanannya itu?
The Black Envelope
2380      838     2     
Mystery
Berawal dari kecelakaan sepuluh tahun silam. Menyeret sembilan orang yang saling berkaitan untuk membayarkan apa yang mereka perbuatan. Nyawa, dendam, air mata, pengorbanan dan kekecewaan harus mereka bayar lunas.
Apakah Kehidupan SMAku Akan Hancur Hanya Karena RomCom?
3192      931     1     
Romance
Kisaragi Yuuichi seorang murid SMA Kagamihara yang merupakan seseorang yang anti dengan hal-hal yang berbau masa muda karena ia selalu dikucilkan oleh orang-orang di sekitarnya akibat luka bakar yang dideritanya itu. Suatu hari di kelasnya kedatangan murid baru, saat Yuuichi melihat wajah murid pindahan itu, Yuuichi merasakan sakit di kepalanya dan tak lama kemudian dia pingsan. Ada apa dengan m...