Read More >>"> High School Second Story (MENGINGATNYA LAGI) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - High School Second Story
MENU
About Us  

Mungkin hari ini adalah hari terburuk selama 4 tahun belakangan ini. Tiba-tiba saja aku harus dipakasa mengingat masa-masa yang begitu buruk untukku. Pagi ini, pemilik perusahaan tiba-tiba saja memanggil ku entah mau apa. Dan betapa terkejutnya aku!

"Selamat pagi Pak. Bapak memanggil saya?" tuturku dengan sopan dari pintu ruangan Pak Yoga.

"Pagi Khai. Silahkan duduk dulu." Beliau mempersilakanku untuk duduk, dengan tatapan serius beliau akhirnya mengatakan apa maksudnya pagi-pagi mengundangku keruangannya ini.

"Begini. Saya ada pekerjan penting untuk kamu. Saya mau kamu menyamar menjadi siswi disalah satu SMA, tepatnya di sekolah anak saya." Pernyataan itu sontak membuatku tercengang. Masa SMA?! LAGI?!!!

"Maaf Pak, apa Bapak tidak salah memilih orang? Saya sepertinya tidak bisa melakukan tugas itu Pak." Kataku akhirnya.

"Saya rasa tidak. Diantara karyawan di perusahaan pernerbitan ini ya cuma kamu yang baru 4 tahun lalu lulus SMA kan? Wajah kamu juga masih pantas untuk menjadi seorang siswi. Saya hanya mau kamu mengawasi putri saya yang baru masuk SMA itu, kamu tahu kan dunia SMA jaman sekarang berbeda dengan jaman saya dulu. Saya tidak mau anak saya terlibat dalam suatu organisasi terlarang yang kerjaannya berfoya-foya, membully, bahkan seks bebas." Kata-katanya membuatku semakin berkeringat dingin. Membully?!

"Tapi Pak.." tuturku terbata, "Saya takut jika nanti ketahuan."

"Tenang saja Khai, semua berkas-berkas kamu sudah lengkap. Tinggal persetujuan kamu saja. Toh tugas ini tidak lebih dari satu tahun. Lagi pula saya tahu kamu sedang membutuhkan dana untuk melanjutkan kuliah mu kan? Apa kamu mau hanya menjadi karyawan kontrak diperusahaan saya ini seumur hidup? Begitu?" lagi-lagi kata-kata beliau membuatku pusing. Rasanya ingin berteriak sekencang-kencangnya.

"Baiklah Khai, saya tahu ini cukup mengejutkan buat kamu. Saya beri kamu waktu satu minggu untuk memikirkan hal ini." Katanya kemudaian.

"Baik Pak, terima kasih. Saya permisi dulu."


***

Kembali kemasa itu, 7 tahun lalu. Tepat pada saat masa orientasi siswa baru. Aku berdiri dibarisan paling depan, dengan atribut aneh di badan ku. Rambut ku diikat sesuai dengan tanggal lahir ku, 30. Papan nama dari kardus ini menggantung dileher ku dengan tulisan "Kodok Gagap". Wajahku di dandani seperti badut, kaos kaki ku disengajakan berbeda warna dan berbeda ukuran tinggi. Yang satu merah selutut yang satunya kuning lima centi di atas mata kaki. Taklupa, segala macam sayuran menggelantung ria dari leherku.

Hanya aku. Ya hanya aku yang mendapat perlakuan seperti itu. Sebab aku terlihat berbeda. Kata mereka kacamata ku seperti kodok, tebal dan modelnya tak kekinian. Dan jika berbicara aku selalu gagap. Serta cara jalannku yang aneh, selalu menghitung setiap kotak lantai yang aku lewati.

Setiap hari aku selalu diperlakukan tidak baik, dengan bahasa kerennya dibully. Selalu jadi incaraan kakak kelas untuk jadi bahan hiburannya. Terkadang mereka menyuruhku membeli makanan dengan uang jajan ku yang tak seberapa di bandingkan mereka. Bahkan tak segan menyuruhku mengerjakan tugas-tugas mereka yang bertumpuk. Setiap pulang sekolah aku di bawa ketempat mereka biasa membuang waktu. Disebuah rumah kosong yang besar.

"Hai kodok. Ku dengar kau jago menari ya? Cobalah, aku ingin melihatnya" Kata Keny, kakak kelas yang paling cantik dan paling galak.

"Ng...Nggak,, bi,, biisa, kak." Kataku dengan susah payah. Penyakit gagap ku keluar jika aku ketakutan, maka dari itu mereka sering memanggilku gagap.

"Udah cepet lakuin ajah apa yang Keny mau! Atau kamu mau tidak pulang dari sini sampai besok?!" seorang lagi berbicara, Terry. Si ratu iblis. Sifat liciknya selalu membuatku berada diposisi sulit.

"I...Iy,, yaa,k,,kk,,kkak." Kataku lagi, aku menuruti keinginan mereka dengan menari sebisa ku.

Mereka tertawa, mereka lagi-lagi mendandaniku dengan atribut aneh, lalu di foto dan disebar di media social. Setelah mereka puas, mereka meninggalkanku dijalanan, seperti orang gila.

"Hahaha. Sampai jumpa besok kodok gagap. Dahhhh." Mobil melaju dengan kecepan tinggi.


***

Rasanya ingin bunuh diri, setiap hari di bully. Tak punya teman, bahkan dianggap gila. Aku malu, aku lelah diperlakukan seperti ini. Jika saja aku tidak ingat kedua orang tuaku yang sangat bangga denganku karena berhasil masuk sekolah favorit sial itu.
Perasaan ketakutan itu selalu muncul jika aku mengingatnya kembali. Dan ada satu bagian yang amat sulit untukku melupakannya. Bagian ini lah yang membuat ku trauma pada masa-masa SMA yang seharusnya bahagia.


***
 

Malam itu seharusnya adalah malam terakhir atas segala penderitaan ku selama 3 tahun bersekolah. Aku sudah berdandan secantik mungkin agar tidak memalukan diriku lagi.
Berjalan di lobi sebuah hotel mewah berbintang lima sendirian membuatku takut. Apalagi sepatu high heels ini, yang membuat tubuhku berjalan sempoyongan. Ditambah gaun merah panjang ini. 
Awalnya kupikir mereka semua melihatku karna kagum akan perubahanku. Tapi ternyata aku salah. Tubuhku basah kuyup karena siraman air dari Terry. 
"Hahahaha." yang kudengar hanya tawaan mereka semua. Termasuk si iblis ini. Tapi tiba-tiba Keny datang, dengan wajah terkejut, dia menghampiriku. 
"Ya Tuhan... Kodok? Hm maksudku Rina, ada apa denganmu? Kenapa bisa seperti ini? Memalukan! Perasaan dihotelku ini tidak bocor, tidak hujan juga diluar. Yaampun, kau ini memalukan, datang dengan keadaan basah seperti ini." Katanya. Aku heran kenapa dia jadi sok baik begini ya.

"Yasudah, lebih baik sekarang kau naik kelantai 7, disana ada kamar nomer 103. Didalam kamar ada baju-bajuku, yang bisa kau pakai sesuka hati." katanya lagi.
"Gak usah kak, makasih. Aku pulang aja." kataku, kemudian berbalik badan berniat pergi. Namun sayang, tanganku tertahan. 
"Aku bilang keatas ya keatas. Atau mau kupanggil petugas untuk memaksamu naik keatas?! Hah?!" Katanya mengancam.
"I.. ii.. iyyy.. iyaa kak." Aku pun menuruti keinginannya.

Sampai lah aku didepan sebuah kamar bernomor 103. Tidak dikunci. Aku pun masuk kedalam ruangan itu, gelap sekali. Sampai tak sadar ada yang mendorongku masuk dan mengunci pintunya dari luar. Aku takut. 
"Buka!!! Tolong buka pintunya!! Aku mohon buka pintunya." Aku menangis sembari menggedor pintu. Namun tiba-tiba saja tubuhku ditarik. "Aaaa...."........

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

1 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • DesyTioulina

    @dede_pratiwi thank you :), gambarnya di gambarin hehe pasti aku mampir di ceritamu

    Comment on chapter MENGINGATNYA LAGI
  • dede_pratiwi

    covernya gambar sendiri ya? nice drawing... dan untuk penulisannya oke, gaya bahasanya mudah dipahami. keep writing...udah kulike dan komen storymu. mampir dan like storyku juga ya. thankyouu

    Comment on chapter MENGINGATNYA LAGI
Similar Tags
Kesya
10040      2443     5     
Fan Fiction
Namaku Devan Ardiansyah. Anak kelas 12 di SMA Harapan Nasional. Karena tantangan konyol dari kedua temanku, akhirnya aku terpaksa harus mendekati gadis 'dingin' bernama Kesya. Awalnya pendekatan memang agak kaku dan terkesan membosankan, tapi lama-kelamaan aku mulai menyadari ada sesuatu yang sedang disembunyikan oleh Kesya. Awal dari ancaman terror dikelas hingga hal mengerikan yang mulai ...
Dieb der Demokratie
16906      1974     16     
Action
"Keadilan dan kebebasan, merupakan panji-panji dari para rakyat dalam menuntut keadilan. Kaum Monarki elit yang semakin berkuasa kian menginjak-injak rakyat, membuat rakyat melawan kaum monarki dengan berbagai cara, mulai dari pergerakkan massa, hingga pembangunan partai oposisi. Kisah ini, dimulai dari suara tuntutan hati rakyat, yang dibalas dengan tangan dingin dari monarki. Aku tak tahu...
100%-80%
9671      1585     4     
Romance
Naura merasa dirinya sebagai seorang gadis biasa -biasa saja dan tidak memiliki kelebihan tertentu bertemu dengan Tsubastian yang bisa dibilang mendekati sempurna sebagai seorang manusia. kesempurnaan Tsubastian hancur karena Naura, bagaimana Naura dan Tsubastian menghadapinya
Horses For Courses
10580      2068     18     
Romance
Temen-temen gue bilang gue songong, abang gue bahkan semakin ngatur-ngatur gue. Salahkah kalo gue nyari pelarian? Lalu kenapa gue yang dihukum? Nggak ada salahnya kan kalo gue teriak, "Horses For Courses"?.
The Last Cedess
756      509     0     
Fantasy
Alam bukanlah tatanan kehidupan makroskopis yang dipenuhi dengan makhluk hidup semata. Ia jauh lebih kompleks dan rumit. Penuh dengan misteri yang tak sanggup dijangkau akal. Micko, seorang putra pekebun berusia empat belas tahun, tidak pernah menyangka bahwa dirinya adalah bagian dari misteri alam. Semua bermula dari munculnya dua orang asing secara tiba-tiba di hadapan Micko. Mereka meminta t...
Switched A Live
2953      1173     3     
Fantasy
Kehidupanku ini tidak di inginkan oleh dunia. Lalu kenapa aku harus lahir dan hidup di dunia ini? apa alasannya hingga aku yang hidup ini menjalani kehidupan yang tidak ada satu orang pun membenarkan jika aku hidup. Malam itu, dimana aku mendapatkan kekerasan fisik dari ayah kandungku dan juga mendapatkan hinaan yang begitu menyakitkan dari ibu tiriku. Belum lagi seluruh makhluk di dunia ini m...
Romantice And Yearn
4193      1464     3     
Romance
Seorang gadis yang dulunya bersekolah di SMA Garuda Jakarta, kini telah menjadi mahasiswa di Universitas Indonesia. Banyak kenangan yang ia jalani di masa SMA. Mulai awal ia masuk dan bertemu dengan lelaki yang bernama Ray. Hari-harinya selalu di warnai dengan kehadiran Ray yang selalu memberikan kejutan yang tak terduga hingga akhirnya jatuh hati juga pada Ray. Namun tak ada suatu hubungan yang ...
Kala Saka Menyapa
10429      2539     4     
Romance
Dan biarlah kenangan terulang memberi ruang untuk dikenang. Sekali pun pahit. Kara memang pemilik masalah yang sungguh terlalu drama. Muda beranak begitulah tetangganya bilang. Belum lagi ayahnya yang selalu menekan, kakaknya yang berwasiat pernikahan, sampai Samella si gadis kecil yang kadang merepotkan. Kara butuh kebebasan, ingin melepas semua dramanya. Tapi semesta mempertemukannya lag...
The Past or The Future
401      319     1     
Romance
Semuanya karena takdir. Begitu juga dengan Tia. Takdirnya untuk bertemu seorang laki-laki yang akan merubah semua kehidupannya. Dan siapa tahu kalau ternyata takdir benang merahnya bukan hanya sampai di situ. Ia harus dipertemukan oleh seseorang yang membuatnya bimbang. Yang manakah takdir yang telah Tuhan tuliskan untuknya?
Letter hopes
897      501     1     
Romance
Karena satu-satunya hal yang bisa dilaukan Ana untuk tetap bertahan adalah dengan berharap, meskipun ia pun tak pernah tau hingga kapan harapan itu bisa menahannya untuk tetap dapat bertahan.