Prolog
1 Januari 2018
“Hey, jangan sentuh barangku! Itu sepatu mahal yang baru saja aku beli seharga seratus lima puluh ribu!” bentaknya kepada Nana, temannya, malam itu ketika di rumah Nana.
“Kamu itu orang kaya tapi beli barang yang murah!” Nana mencibir.
“Namanya juga berhemat! Aku punya suami yang gembul tahu!”
Ia merebut sepatunya dari tangan Nana. Nana semakin kesal kepada temannya ini, begitu mengagungkan sepatu dengan merk yang ia ketahui memiliki kualitas yang buruk dan tidak tahan lama.
“Terserah, deh! Eh, ngomong-ngomong mereka kenapa belum datang?” tanya Nana.
“Gak tahu, tuh! Gimana kalau kita mulai saja kemas-kemasnya supaya besok langsung berangkat?” usulnya.
Ting tong!
Suara bel berbunyi. Nana berpikir, pasti mereka sudah tiba di rumahnya. Malam ini mereka berempat akan menginap karena besok mereka akan pergi ke Bandara untuk perjalanan berlibur ke Bali.
“Ah, bagus kalian datang tepat waktu! Lama bener!” sambutnya dengan nada tinggi. Nana menolak pinggang dan menatap ke empat pria dengan tajam.
“Aku terkena macet. Tadinya mau jemput Joe saja, tapi sekalian jemput yang dua orang ini,” ujar Andre sambil melirik ke arah Sandi dan Erik.
“Gak usah sinis gitu juga kali, Na! Kita ‘kan mau happy-happy!” ujar Erik, pria berdandan modis dan cerewet.
“Terserah, deh!” Nana kembali ke ruang utama dan mulai melipat pakaian-pakaiannya.
Andre adalah pria berwajah dingin dan tidak ekspresif. Sandi, pria kalem dan jarang berbicara. Erik, pria yang narsis, sok keren, sama seperti Joe. Bedanya, Joe itu memiliki sifat selalu mengalah dan baik hati, tapi suka mengoleksi barang yang aneh juga, sedangkan Erik mempunyai hobi di bawah nalar akal sehat, seperti memotret kotoran kuda, atau memodifikasi komputer menjadi televisi.
Mereka kini duduk di ruang utama, di atas sofa dan mulai menghidupkan televisi.
“Eh, kalian udah datang? Aku siapin kopi untuk kalian,” ujarnya bernada lembut, menyambut Andre, Joe, Sandi dan Erik dari arah dapur.
“Nana, gue pinjem dapur rumah lo bentar buat ngasih minum mereka sama suami gue!” teriaknya dari dapur.
“Whatever, deh!” ujar Nana.
“Kopi!! Yeeess!!” Erik berteriak bungah, membuat Nana yang sedang melipat baju terusik dan kesal.
“Berisik!! Suara kayak kenalpot bocor juga!!”
Erik mencibir Nana dan memilih menutup mulutnya. Kalau ia protes pada Nana, jangan harap bisa menang dari Nana. Nana itu terkenal punya mulut pedas dan selalu menang dalam perdebatan. Sikap Nana luar biasa berubah setelah menikah. Ya, Nana sudah menikah.
Andre dan Sandi makan kacang dan membuang kulitnya sembarangan, membuat Nana berang dan memukul paha mereka.
“Heh!! Bagus lo pada, ya!! Lo berdua kira ini rumah lo sembarangan buang kulit kacang!! Ini rumah gue!!” bentak Nana.
“Elah, sorry!” ucap Andre datar.
“Sayang, kamu mau pakai topping atau enggak?” tanya dia, muncul dari balik pintu dapur, menatap seorang pria di antara ke empat orang pria disana.
“Ya, pakai saja, cantikku,” balasnya dengan sedikit kedipan mesra, membuat ketiga cowok dan Nana mau muntah melihatnya.
Mendapatkan kedipan genit itu, membuatnya malu-malu kucing dan wajahnya bersemu merah. Kemudian ia kembali ke dapur dan kembali kesana membawa nampan yang diatasnya sudah tersedia empat gelas kopi. Tapi tiba-tiba kakinya menginjak bola mainan dan tubuhnya oleng dan hampir terjatuh.
“Donna!!”
“Ana!!”
“Zaskia!!”
“Juleha!!”
“Donna!!”
Andre, Sandi, Joe, Erik dan Nana berteriak bersama-sama, terkejut melihat wanita itu terjatuh dengan punggung mendarat di lantai terlebih dahulu.
“Awww...” rintihnya.
Nana, Andre, Joe, Sandi dan Erik mengerubungi tubuhnya dan menatapnya dengan tatapan khawatir.
Dia, wanita itu menatap ke empat pria dengan matanya yang berlinang air mata secara bergantian. Ia tersenyum kepada salah seorang pria.
Andre, Sandi, Joe, dan Erik, mereka adalah pria-pria yang sejak dulu menemaniku dalam suka dan duka. Persahabatan yang terjalin erat dari dulu membuahkan cinta diantara kami. Dan salah seorang diantara pria-pria ini adalah.....suamiku.
000
Wow 4 kepribadian?
Comment on chapter BAB II : 4 KEPRIBADIAN YANG MENIMBULKAN MASALAHAku msh keep going syory nya. Knjgi story ku jga ya..