Loading...
Logo TinLit
Read Story - Contract Lover
MENU
About Us  

            Pagi hari yang cerah di wilayah kampus UDI, Antoni dan rekan-rekan timnya sedang mempersiapkan diri, berbaris masuk ke dalam bus kecil yang telah disediakan pihak kampus untuk berangkat menuju tempat lomba. Menurut perkataan dosen Antoni, mereka akan tiba di tempa perlombaan tersebut dalam 1 jam perjalanan jika lancar.

            Antoni saat ini sedang berada dalam bus duduk di samping Shania sembari memasang earphone di kedua telinganya. Ia sudah tidak peduli lagi dengan pembelajarannya dan lebih memilih untuk santai mendengarkan musik dalam perjalanan ini. Begitupula dengan rekan-rekan timnya yang tampak sudah menyiapkan kartu remi untuk bermain di perjalanan yang membuat orang-orang yang melihatnya akan berpikir dua kali apakah ini benar-benar tim lomba yang akan dikirim.

            Shania sendiri sedang melihat-lihat sosial medianya sembari memfoto dirinya sendiri lewat ponselnya itu seperti kebiasaan perempuan lainnya. Setelah kurang lebih 10 mneitan, Shania melihat ke arah Antoni untuk memeriksa dirinya sedang apa. Ternyata, ia mendapati bahwa Antoni sedang melamun, mendengarkan musiknya, memandang ke arah luar jendela. Ia mencoba mencoelnya dan berhasil mendapatkan perhatian dari Antoni.

            “Apa ?” Ucap Antoni sambil melepas salah satu earphone yang menempel di telinganya.

            Shania kemudian tersenyum dan mengepalkan kedua tangannya. Ia lalu berkata,”Sekarang saatnya lu tunjukkin ke someone itu kalo lu bisa memenangkan lomba ini, ye ! Tetap semangat !”.

            “Huh ! Orang yang ikut lomba ini sudah pasti ingin menang semua ! Tak usah lu bilang gitu juga gua pasti akan berusaha menunjukkannya ke dia.” Balas Antoni sembari memberikan wajah songongnya itu.

            Shania tak menjawab lagi perkataan Antoni itu. Ia lalu meneruskan melihat sosial medianya begitupula dengan Antoni yang memasang kembali earphonenya itu. Mereka sudah tidak sabar untuk mengikuti perlombaan tersebut dan menunjukkan pada semua orang buah yang selama ini mereka kerjakan. Besok dan lusa adalah penentuannya !

J

            Hari ha lombapun telah tiba. Antoni dan rekan-rekannya telah berjuang dengan keras melewati hari pertama tersebut. Mereka harus bersusah payah mengerjakan 200 soal tertulis yang bisa dibilang cukup rumit dalam waktu 2 jam, kemudian mempresentasikan sebuah kasus yang diberikan oleh panitia, dan bahkan bertemu dengan pasien simulasi lalu melakukan pemeriksaan skill. Semua telah mereka lakukan hingga sore hari ini, mereka bisa kembali ke kamar hotel masing-masing yang telah disediakan oleh panitia untuk melepaskan kelelahan mereka.

Antoni saat ini sedang berada dalam kamarnya, duduk di atas kasurnya. Ia lalu mengeluarkan ponselnya dan menelepon seseorang yang tak lain ialah Saika. Setelah menunggu sedikit lama, akhirnya telepon tersebut diangkat.

“Gimana ?” Tanya Saika langsung.

“Sukses ! Gua masuk ke final. Itu sudah bisa diduga.”

“Hah ! Jangan menyombong dulu kau ! Belajar lagi sana buat keperluan besok karena babak final tidak akan semudah itu ferguso ! Kalo gak menang, pulang-pulang gua jadiin tusuk sate lu, ya !”

“Lebih baik lu mementingkan persiapan diri sendiri dulu aja ! Gimana buat drama besok ? Udah siap belum mementaskan masterpiece yang gua buat kayak dulu lagi ?”

“Tak usah kau tanya ! Memangnya kau sedang berbicara dengan siapa ?”

“Kalo sampai jelek pentas dramanya, awas saja, ya ! Kau yang gua jadiin tusuk sate !”

Setelah itu, mereka hanya tertawa saja dan berbasa-basi. Mereka saling menceritakan apa yang terjadi dengan masing-masing hingga hal yang tidak penting juga ikut diceritakan. Sampai-sampai, mereka lupa akan waktu yang sudah memanggil masing-masing untuk merebahkan badannya, mempersiapkan untuk hari esok.

“Udah malem ! Gua mau tidur suapaya besok gak ngantuk ! Lu juga sana tidur !”

“Iye iye iye ! Sana tidur kau ! Besok bawa medali ya pas pulang ! Bye !”

Bye !”

Antoni kemudian meletakkan ponselnya di atas meja samping kasurnya. Ia lalu mematikan lampu di kamar tersebut dan berniat untuk tidur. Tetapi, sebelum ia sempat tertidur, ia kepikiran akan hal yang harus ia lakukan besok. Ia kemudian menggapai ponselnya kembali dan menelpon seseorang untuk membicarakan tentang rencananya besok.

J

Suasana di ruang aula kampus UDI sangatlah ramai. Selain dikarenakan jumlah orang yang begitu ramai hingga melewati 500, bunyi musik yang distel begitu kuat untuk menggapai seluruh ruangan aula ini merupakan penyebab lainnya. Sebentar lagi adalah giliran Saika dan teman-temannya untuk mementaskan drama yang telah dibuat oleh Antoni. Mereka sedang bersiap-siap di belakang panggung sambil didandani membetulkan penampilan mereka.

“Saika ! Udah siap ?” Tanya Anna yang merupakan salah satu pemain drama bareng Saika walaupun peran yang didapatkannya hanya tampil sedikit.

“Ya ! Kapanpun gua siap ! Kita harus bisa menunjukkan yang terbaik ! Apalagi, Antoni sudah membuatkan naskahnya dengan baik dan sedang berjuang di sana !” Balas Saika.

“Iya ! Betul banget ! Ngomong-ngomong, lu betul-betul menyukainya, ya !” Ledek Anna pada Saika yang berhasil menaikkan darah Saika menuju mukanya. Terlihat dari wajahnya yang mulai berubah menjadi merah padam. 

“Berisik ! Sekarang saatnya siap-siap ! Sebentar lagi kita tampil, nih !” Balas Saika.

Anna hanya tertawa mendengar ucapan Saika itu. Ia lalu berjalan menuju meja rias untuk membetulkan riasannya yang terlihat sedikit melenceng. Saika hanya masih berdiri di tempat yang sambil melihat ke sekeliling. Ia memperhatikan segala persiapan yang dilakukan oleh rekan-rekannya sebelum mereka pentas.

Akhirnya, gua melakukan ini lagi, ya ? Sudah setahun, ya ! Gak kerasa. Kali ini gua harus memberikan yang terbaik juga seperti tahun sebelumnya ! Kalau tidak, bagaimana gua bisa memandangnya nanti ! Gumam Saika dalam hatinya.

J

            “Ton, lu udah siap untuk penentuan ini ?” Tanya Shania pada Antoni di atas panggung lomba.

            “Kapanpun gua siap ! Kasih saja soalnya sekarang !” Balasnya.

            Mereka saat ini sedang berada di atas panggung mengikuti lomba RMO tahap akhir yaitu tahap cerdas cermat dimana 4 tim finalis yang ditetapkan lulus penyisihan sebelumnya akan berlomba di atas panggung berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh juri. Sistemnya mudah dimana 4 tim ini masing-masing akan mendapatkan 10 pertanyaan awal yang harus mereka jawab. Jika benar akan mendapatkan +10, 0 untuk tidak menjawab, dan -5 untuk jawaban yang salah. Setelah itu, akan diberikan 20 soal yang akan masuk ke dalam babak rebutan. Sistem poinnya tetap sama tetapi di babak ini, siapa cepat menekan bel, ialah yang berhak mendapatkan dan menajwab pertanyaan tersebut.

            Saat ini, mereka telah mencapai pertanyaan terakhir dimana tim Antoni dan satu tim lainnya mendapatkan poin yang sama sehingga ini merupakan soal penentuan bagi kedua tim. Dua tim lainnya yang sudah beda cukup jauh tampak tidak mengindahkan pertanyaan terakhir ini. Mereka lebih tertarik dengan siapa yang akan menjawab pertanyaan terakhir dengan benar dan menjadi juara satu dalam perlombaan ini.

            Tak lama kemudian, pembaca soalpun membuka suaranya,”Ya, jadi untuk pertanyaan penentuan ! Wah ! Tampak tegang, ya semuanya ! Iyalah ! Ini soal penentuan ! Ya harus tegang ! Jadi, saya mulai, ya ! Seorang pasien laki-laki 65 tahun datang dengan keluhan mudah lelah. Ia sudah didiagnosis sebelumnya oleh dokter mengidap hipertensi. Pasien juga mengeluh bahwa dirinya mengidap asma bronkial. Pada pemeriksaan fisik didapat tensinya 150/100, nadi 90 kali/menit, suhu 370C, dan napas 24 kali/menit. Sebutkan satu golongan obat hipertensi yang dikontraindikasikan bagi pasien ini !”.

            Setelah soal selesai dibacakan, dengan cepat Antoni meraih belnya sehingga timnya berhasil mendapatkan soal tersebut. Ia lalu membuka suaranya sedikit berteriak,”Penyekat beta non selektif !”.

            Pembaca soal kemudian langsung melihat jawaban yang tertulis di kertas yang ia pegang kemudian berkata,”BENAR SEKALI ! SELAMAT !”.

            Setelah Antoni mengetahui bahwa timnya berhasil menjadi juara dalam lomba ini, ia lalu langsung berkata pada Shania,”Kak ! Gua mesti cepet-cepet balik karena ada keperluan mendadak. Nanti, medalinya gua titip ke lu aja dulu, ya ! Terima kasih atas segalanya untuk lomba dan untuk waktu SMP.”

            “Hah ? Gua gak tau apa yang lu harus lakukan tapi kedengarannya sangat penting. Jadi, okelah ! Gua nanti bawain medali lu, ya !” Balas Shania cepat.

            Setelah itu Antoni langsung sedikit berlari menuju editornya yang tampak telah menunggunya di depan pintu keluar. Ia lalu berkata,”Ayok, cepat ! Kita gak punya banyak waktu lagi, Om ! Nyetirnya ngebutan dikit, ya !”.

            “Gua belum jadi Om ! Tenang aja ! Lu sedang berbicara kepada pembalap !”

            Mereka berdua kemudian dengan cepat meninggalkan ruangan lomba tersebut. Shania hanya bisa memandangi mereka pergi. Terima kasih juga, Ton buat segalanya.

J

            Di dalam ruang aula kampus UDI, semua mata orang sedang terpaku pada satu pertunjukkan yang sangat luar biasa. Saika dan teman-temannya sedang mementaskan drama yang Antoni buat dan saking bagusnya, semua orang bahkan tidak dapat berkata apa-apa. Mereka sudah seperti disihir oleh penampilan tersebut. Apalagi, karakter utamanya cantik sekali seperti Saika. Sudah pasti mereka akan melihat dan memperhatikan drama tersebut.

            Saika saat itu sedang memerankan perannya sebagai puteri raja. Dengan gaun merahnya yang sangat menawan ditambah dengan kecantikkannya itu membuat semua mata tertuju padanya. Bukan hanya dari penampilannya saja, tetapi dari caranya memerankan peran tersebut yang benar-benar tampak seperti nyata, membuat semua orang jatuh makin dalam ke dalam drama tersebut. Itu semua bisa dimengerti apalagi mengingat Saika adalah model yang sudah biasa berperan seperti ini.

            30 menit terasa cepat berlalu. Mereka sudah berada di puncak drama dan akan segera menyelesaikan pertunjukkannya. Setelah selesai, setiap orang di ruangan tersebut kemudian berdiri dan menepokkan tangannya. Ada juga beberapa di antara mereka yang menyerukan kalau dramanya sangat bagus dan memberikan ucapan terimakasih pada mereka.

            “Jadi, terakhir dari kami. Inilah semua pemeran di drama ini !” Ucap Lisa yang kemudian diikuti oleh mahasiswa pemeran drama yang tampak berbaris membuat suatu garis lurus dimana Saika berada di tengahnya. Kemudian, Lisa meneruskan perkataannya itu,”Lalu ! Sebelum kami menyudahi drama ini, akan ada kata penutup yang langsung diberikan oleh pembuat naskah dramanya sendiri. Kita sambut...Antoni Tetsuya !” yang berhasil membuat Saika kaget sekaget-kagetnya.

            Bagaimana mungkin Antoni yang masih berlomba di sana dapat datang ke acara ini sekarang ? Pikirnya yang berhasil terbuyarkan ketika ia melihat orang tersebut yang sedang berjalan menelusuri barisan para pemain drama. Antoni saat itu masih memakai almamater birunya yang merupakan seragam perlombaan. Ini terjadi karena ia snagat bergegas dan tergesa-gesa sehingga tak sempat untuk mengganti pakaiannya tersebut.

            Saat ia berjalan menelusuri barisan pemain drama itu, semua mata berhasil didapatkannya. Sama seperti Saika, mereka semua terheran-heran bagaimana bisa orang tersebut berada di ruangan ini di hadapan mereka. Padahal, seharusnya ia berada di tempat perlombaan. Mata Antoni dan Saikapun berhasil bertemu. Saika masih kaget dengan kemunculannya sedangkan Antoni langsung memberikan senyumannya tersebut sebelum ia meneruskan langkahnya mendekati Lisa agar dapat memberikan kata penutup.

            Setelah ia mendapatkan mike dari Lisa, ia langsung berkata,”Selamat sore semuanya ! Rektor, wakil rektor, para dosen, dan teman-temanku yang tercinta. Kenalkan, saya Antoni Tetsuya yang membuat naskah drama ini. Sebelumnya, saya berterima kasih kepada kalian semua yang telah mau datang dan melihat penampilan kami. Saya sebagai penulis tentunya merasa sangat senang bahwa karya saya dapat dinikmati oleh banyak orang seperti ini. Sebelumnya, mungkin kalian bertanya-tanya kenapa saya bisa berdiri di sini sekarang. Harusnya, saya masih berada di tempat perlombaan menikmati hidangan penutup yang telah mereka sediakan bagi para peserta lomba dan mendapatkan medali juara yang telah saya menangkan di perlombaan tadi. Namun, saya ingat dengan rekan-rekan saya ini yang membawakan naskah saya di atas panggung sehingga saya langsung bergegas pulang ketika menyelesaikan perlombaan tersebut.”.

            Semua orang tampak mendengarkan perkataan Antoni dengan saksama. Ada juga orang-orang yang menyelamatinya karena mengetahui bahwa dirinya telah menjadi juara RMO. Namun, Antoni langsung membuat mereka semua terdiam kembali dengan meneruskan perkataannya,”Itu merupakan salah satu alasan kenapa saya langsung menuju ke sini. Namun, alasan utama saya bukanlah itu. Alasan utama saya adalah agar dapat melihat dan menyampaikan suatu hal penting bagi kalian semua khususnya bagi Saika. Hal yang selama ini saya dan kami rahasiakan dari semua orang.”.

            Setelah mendengar kalimat terakhir tersebut diucapkan oleh Antoni, banyak sekali orang-orang yang langsung mengeluarkan ponselnya dan merekam apa yang akan Antoni katakan selanjutnya. Mereka sudah mencium bahwa akan ada hal penting yang akan disampaikan oleh Antoni ini dan penciuman mereka ternyata tepat.

            “Mungkin beberapa di antara kalian sudah mengetahui bahwa saya dan Saika yang di sana itu sudah berpacaran. Tapi...Kenyataannya bukan demikian. Kita berdua hanyalah sebatas pacar kontrak. Ya, saya membuat kontrak dengannya agar ia mau membantu menyelesaikan novel kedua saya sebagai pacar dimana saya menjanjikan pertemuannya dengan seorang penulis terkenal yaitu Sir Edward. Awalnya, saya hanya menganggap dirinya sebagai pacar kontrak saya dan memperlakukannya seperti itu. Namun, selama menjalani hubungan kontrak itu dengannya, saya sadar bahwa yang saya lakukan itu ada yang salah. Tetapi saya juga merasa tenang karena kontrak dengannya akan segera berakhir mengingat novel kedua saya telah selesai dan berada di genggaman editor saya di sana.”

            Antoni kemudian menunjuk ke arah editornya yang tampak berdiri dan melambaikan tumpukkan kertas yang berada di tangannya itu. Semua orang masih memperhatikan Antoni dengan serius. Apalagi Saika. Ia benar-benar tegang dan takut. Takut bahwa Antoni akan meninggalkannya sehabis ini terutama karena kontraknya sudah habis. Memori pertemuan dan kenangannya dengan Antoni sekaan-akan seperti sebuah film yang diputarkan di pikirannya saat ini.

            “Dan...Tibalah saatnya dimana saya memenuhi kontrak tersebut dan mempertemukannya dengan Sir Edward.”

            Saika kemudian menutup matanya. Ia tak sanggup untuk melihat sekaligus mendnegarkan apa yang akan Antoni sampaikan setelah ini. Ia memprediksi kalau Antoni akan menyelesaikan kontraknya dan meninggalkannya saat ini. Namun, setelah mendnegar perkataan Antoni selanjutnya, matanya berhasil dibuat membulat penuh. Begitupula dengan semua orang yang berada di aula tersebut. Itu karena ia berhasil memberikan hal yang diluar dugaan mereka semua. Ya, ia mengatakan hal ini.

            “Akulah dia ! Akulah Sir Edrward !”

            “HAAAAH ?!?” Itulah reaksi semua orang ketika mendnegarkan deklarasi Antoni ini. Begitupula dengan Saika.

            “Tunggu dulu ! Gua punya kontaknya Sir Edward yang lu kasih ke gua itu ! Terus, itu kontaknya siapa, dong ?” Tanya Saika cepat dengan masih kaget.

            “Oh ! Itu kontak kedua gua. Lu juga cuma kirim pesan aja kan lewat sosial media tanpa melihat muka langsung. Makanya gua bisa membodohi dirilu !”

            “Jadi...Gua telah mengakui dan menanyakan hal-hal memalukan itu pada dirilu ?”

            “Yaaa...Kalau tentang pertemuan pertama kita pas di mos dan tentang lu yang nanya-nanya tentang diri gua...Mungkin, benar !”

            Kata-kata tersebut sukses membuat Saika sebal dengannya. Namun, ia juga senang karena tau bahwa Sir Edward adalah Antoni entah kenapa walaupun bagian dirinya yang lain masih mengkhawatirkan hal yang ditakutkannya.

            “Lanjut ! Gua pake bahasa sehari-hari aja, ya ! Gak enak juga ngomongin yang selanjutnya ini pake bahasa formal. Jadi, dengan ini maka kontrak gua dengannya telah selesai. Nah, tetapi gua mau menagih janji dia dulu pada gua sebelum gua ikut lomba ! Kalau gua menang lomba maka lu akan melakukan satu hal apa aja yang gua minta dan masih masuk ke dalam nalar, kan ?”

            “Lu mau menagih janji sekarang ? Di tempat ini ?” Ucap Saika tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Ia sungguh tidak mengerti dengan pikiran cowok satu ini.

            “I want you to need me so I’ll become a great hero for you.”

            “Hah ? Apaan, sih ?” Ucap Saika tidak mengerti apa maksud dari perkataan Antoni itu.

            “Artinya, gua lagi minta lu jadi pacar gua ! Padahal udah keren tadi !” Protes Antoni sedikit marah-marah pada Saika.

            “Ya mana gua tau kalo lu pake kode aneh macam itu. Ngomong tuh yang jelas, dong !” Protes Saika balik dengan marah-marah juga.

            “Jadi, gimana ? Gua telah mengumpulkan keberanian tuh buat ngucapin hal memalukan ini ! Untung gua belum ngompol di celana. Harusnya lu...”

            “Ya !” Ucap Saika memotong ucapan Antoni yang sukses membuat Antoni terdiam. Ia lalu melanjutkannya,”Gua mau ! Mulai sekarang perlakuin gua sebagai pacar beneran, ye ! Bukan kontrak lagi !”.

            Setelah itu, Antoni dengan cepat berjalan mendekatinya kemudian memeluknya erat. Pelukan pertama mereka sebagai pacar resmi yang langsung disambut meriah oleh semua orang di sana. Banyak yang menyoraki mereka dan memberikan selamat sedangkan untuk para lelaki, banyak yang menyumpahi Antoni karena mengambil Saika sebagai pacarnya.

            Hari itu telah menjadi sejarah di kampus tersebut. Selain karena merupakan hari jadiannya penulis terkenal dengan model terkenal, hari itu juga merupakan hari dimana seorang mahasiswa cowok berani menembak ceweknya di atas panggung bahkan di depan rektor dan dosen. Akhirnya, mereka dikenal sebagai pasangan teromantis, terberani, dan gak tau malu berkat kejadian tersebut.  

How do you feel about this chapter?

0 0 2 0 0 0
Submit A Comment
Comments (6)
  • yurriansan

    Tetsuya? Jadi inget tatsuya fujiwara. Nice story, pmilihan katanya jga menarik. Kunjungi jga storyku ya..

    Comment on chapter Bab 1 Penulis dan Model Terkenal
  • playmaker

    mantap

    Comment on chapter Bab 1 Penulis dan Model Terkenal
  • BudiawanSastro

    mending gua jadi saika aja dah biar ditembak di depan rektor hahaha... gak dikeluarin dari kampus udah bagus itu

    Comment on chapter Side : Anniversary
  • agusharyanto

    Anniversary yang bagus ya di igd hahaha

    Comment on chapter Side : Anniversary
  • Herman

    Mantap ceritanya !! Terus maju, kak !

    Comment on chapter Side : Anniversary
  • Drago

    Ceritanya bagus. Suka banget ama Antoni yang perjuangin cintanya dari SMA itu walaupun akhirnya seperti itu. Tapi tetap aku suka banget ama karakter Deni. Memang contoh sahabat yang baik :)

    Comment on chapter Side : Anniversary
Similar Tags
Potongan kertas
912      473     3     
Fan Fiction
"Apa sih perasaan ha?!" "Banyak lah. Perasaan terhadap diri sendiri, terhadap orang tua, terhadap orang, termasuk terhadap lo Nayya." Sejak saat itu, Dhala tidak pernah dan tidak ingin membuka hati untuk siapapun. Katanya sih, susah muve on, hha, memang, gegayaan sekali dia seperti anak muda. Memang anak muda, lebih tepatnya remaja yang terus dikejar untuk dewasa, tanpa adanya perhatian or...
Foxelia
952      503     3     
Action
Red Foxelia, salah satu stuntman wanita yang terkenal. Selain cantik, rambut merahnya yang bergelombang selalu menjadi bahan bicara. Hidupnya sebagai aktor pengganti sangatlah damai sampai akhirnya Red sendiri tidak pernah menyangka bahwa ia harus melakukan aksi berbahayanya secara nyata saat melawan sekelompok perampok.
Love Finds
16069      3286     19     
Romance
Devlin Roland adalah polisi intel di Jakarta yang telah lama jatuh cinta pada Jean Garner--kekasih Mike Mayer, rekannya--bahkan jauh sebelum Jean berpacaran dengan Mike dan akhirnya menikah. Pada peristiwa ledakan di salah satu area bisnis di Jakarta--yang dilakukan oleh sekelompok teroris--Mike gugur dalam tugas. Sifat kaku Devlin dan kesedihan Jean merubah persahabatan mereka menjadi dingin...
Bimasakti dan Antariksa
212      164     0     
Romance
Romance Comedy Story Antariksa Aira Crysan Banyak yang bilang 'Witing Tresno Jalaran Soko Kulino'. Cinta tumbuh karena terbiasa. Boro terbiasa yang ada malah apes. Punya rekan kerja yang hobinya ngegombal dan enggak pernah serius. Ditambah orang itu adalah 'MANTAN PACAR PURA-PURANYA' pas kuliah dulu. "Kamu jauh-jauh dari saya!" Bimasakti Airlangga Raditya Banyak yang bila...
Like Butterfly Effect, The Lost Trail
5708      1529     1     
Inspirational
Jika kamu adalah orang yang melakukan usaha keras demi mendapatkan sesuatu, apa perasaanmu ketika melihat orang yang bisa mendapatkan sesuatu itu dengan mudah? Hassan yang memulai kehidupan mandirinya berusaha untuk menemukan jati dirinya sebagai orang pintar. Di hari pertamanya, ia menemukan gadis dengan pencarian tak masuk akal. Awalnya dia anggap itu sesuatu lelucon sampai akhirnya Hassan m...
Arion
1138      648     1     
Romance
"Sesuai nama gue, gue ini memang memikat hati semua orang, terutama para wanita. Ketampanan dan kecerdasan gue ini murni diberi dari Tuhan. Jadi, istilah nya gue ini perfect" - Arion Delvin Gunadhya. "Gue tau dia itu gila! Tapi, pleasee!! Tolong jangan segila ini!! Jadinya gue nanti juga ikut gila" - Relva Farrel Ananda &&& Arion selalu menganggap dirinya ...
Love Warning
1486      679     1     
Romance
Dinda adalah remaja perempuan yang duduk di kelas 3 SMA dengan sifat yang pendiam. Ada remaja pria bernama Rico di satu kelasnya yang sudah mencintai dia sejak kelas 1 SMA. Namun pria tersebut begitu lama untuk mengungkapkan cinta kepada Dinda. Hingga akhirnya Dinda bertemu seorang pria bernama Joshua yang tidak lain adalah tetangganya sendiri dan dia sudah terlanjur suka. Namun ada satu rintanga...
Aku Biru dan Kamu Abu
794      470     2     
Romance
Pertemuanku dengan Abu seperti takdir. Kehadiran lelaki bersifat hangat itu benar-benar memberikan pengaruh yang besar dalam hidupku. Dia adalah teman curhat yang baik. Dia juga suka sekali membuat pipiku bersemu merah. Namun, kenapa aku tidak boleh mencintainya? Bukannya Abu juga mencintai Biru?
Langit Tak Selalu Biru
68      58     4     
Inspirational
Biru dan Senja adalah kembar identik yang tidak bisa dibedakan, hanya keluarga yang tahu kalau Biru memiliki tanda lahir seperti awan berwarna kecoklatan di pipi kanannya, sedangkan Senja hanya memiliki tahi lalat kecil di pipi dekat hidung. Suatu ketika Senja meminta Biru untuk menutupi tanda lahirnya dan bertukar posisi menjadi dirinya. Biru tidak tahu kalau permintaan Senja adalah permintaan...
Drapetomania
10985      2529     7     
Action
Si mantan petinju, Theo Asimov demi hutangnya lunas rela menjadi gladiator bayaran di bawah kaki Gideon, laki tua yang punya banyak bisnis ilegal. Lelah, Theo mencoba kabur dengan bantuan Darius, dokter disana sekaligus partner in crime dadakan Theo. Ia berhasil kabur dan tidak sengaja bertemu Sara, wanita yang tak ia kira sangat tangguh dan wanita independensi. Bertemu dengan wanita itu hidupnya...