Kerajaan Utara, 23-2-XXXX-S-U
Sebenarnya aku juga tidak tau harus menulis apa lagi di diari Kerajaan yang harus kutulis setiap hari ini. Inilah alasan mengapa aku tidak mau menjadi Raja atau anggota Royals terhormat lainnya, karena aku tidak punya cerita yang harus kutulis. Maksudku, istriku sudah mati, aku sudah cukup tua, dan ya.. aku sudah seperti gadis labil ketika menulis diari ini. Masa kutuliskan kembali kisah-kisah membosankan itu?
Oh, atau kutuliskan saja kisah peperangan dengan Envray saja? Envray adalah sebuah monster, sebuah mahluk yang tercipta karena iri hati. Kakakku, Pangeran Pertama Xevander, adalah seorang elf dengan kekuatan sihir yang luar biasa hebat, dan nyaris saja aku mengira ia adalah seorang Maestfro. Sayangnya, kakakku sering termakan iri hati dan tanpa ia sadari ia telah menciptakan sebuah monster yang memakan semua iri hati dan menjadikannya kekuatan bernama Envray. Untuk pastinya, aku tidak tahu, aku tidak bersama kakakku sepanjang saat kan? Tetapi satu yang kuingat, monster itu telah mengalahi sang penciptanya, dan menjadikan hati kakakku yang dipenuhi keirihatian sebagai sumber tenaga utamanya. Hebatnya, dia membunuh kakakku dan dia masih hidup
Ngomong-ngomong soal Envray, sejarah kerajaan bilang aku telah membunuhnya. Tetapi sebenarnya tidak, dia hanya tidur sementara, dan akan kembali lagi ketika ada keirihatian yang sangat besar dan dapat menjadi pusat kekuatannya. Sebenarnya aku sudah memprediksi ini, dan aku juga sudah memprediksi penghancurnya, penghilang kekuatannya, kematiannya. Hanya saja, aku tidak tahu kapan ia akan datang dan bagaimana cara menghancurkannya. Aku hanya bisa bilang, dia adalah keturunanku, dan dia jugalah yang akan melepas keterikatan antarkerajaan
Satu hal lagi, aku yakin halaman ini akan disobek oleh siapapun yang membacanya, apalagi oleh monster sialan itu. Ada satu pesan untuk penyelamat dari Royals itu, aku katakan bahwa Hutan Lindung itu tak seburuk kelihatannya, temukan portal rahasia dalam hutan itu dan kamu akan selamat di segala dimensi. Bagian bawah akan dirobek, aku tidak bisa menyebutkan rahasia banyak-banyak, tapi percayalah, bahwa Hutan Lindung itu baik adanya
Aku menatap halaman itu dan terkesima. Bagian akhirnya benar-benar dirobek, seperti yang dikatakannya, padahal aku sangat penasaran, meskipun dalam posisiku ini, aku tidak bisa bertanya banyak pada siapapun, apalagi di istana megah begini. Paling-paling Raja dan Ratu pun tidak tahu bagian apa yang dirobek dan bagaimana isinya, ini adalah diari Raja yang sudah lama sekali dan memang tidak menarik untuk sebagian besar orang. Bahkan aku, saat menemukan buku ini di Perpustakaan Kerajaan, aku bersin-bersin terus dan berniat untuk melewatinya. Sayang, judulnya menarik dan isinya juga tak kalah menarik. Aku langsung membacanya dengan semangat meskipun harus bersin
Hutan Lindung, 34-1-XXXX-D-U
Jika istriku masih hidup, aku pasti dimarahi olehnya. Aku nyaris mempensiunkan diriku sendiri. Aku sekarang dapat melihat dengan jelas siapa yang akan membunuh Envray untuk selama-lamanya, sayangnya, ia tidak akan mengetahuinya. Dia tak mau peduli dengan segala urusan itu, seperti aku dulu. Dia memilih untuk bersembunyi, di dunia manusia
Sebenarnya aku sangat kasihan dengan dirinya itu. Dia menjadi buronan di kedua dimensi, dan aku nggak tau harus bilang apa jika suatu saat reinkarnasiku bertemu dengannya, haha. Aku menitipkan sebagian kecil memoriku yang tidak bisa kutulis disini (ya, Envray bisa ada dimana saja) dan kuharap itu bisa menjadi panduan untuk membunuh si monster bengis itu. Aku berharap kunci kecil ini selamat
Apa lagi yang harus kutulis disini? Prediksiku, si monster itu akan hidup kembali dan sangat lebih kuat daripada sewaktu aku yang melawannya, mungkin terjadi sekitar 8.900 generasi lagi (ya, sekitar beberapa ratus juta tahun lagi) dan waktu itu, gadis Maestfro dengan 4 musim itu masih menjadi buronan manusia. Oh, aku benar-benar tidak menduga ada gadis sekuat itu, yang bisa mencapai semua kompetensi tertinggi yang bisa diraih oleh seorang elf. Benar-benar pemersatu kerajaan-kerajaan. Gadis itu akhirnya, menikah dengan seseorang Autteds
Oh, aku punya suatu harapan kecil yang mungkin sangat sulit untuk terwujud. Aku berharap para elf tidak mendiskriminasi anak kedua lagi. Diskriminasi untuk anak kedua akan menyusahkan, karena, ya, siapa tau saja anak pertama kita tidak bisa mencapai kompetensi yang kita inginkan dan anak kedua kita bisa, kita akan menanggung malu yang teramat besar. Aku kasihan juga pada anak pertama yang terbebani dan mungkin akan menjadi gila seperti kakakku
Sekian untuk hari ini, Raja Fhreodys dari Utara (mungkin ini juga entri terakhirku)
Beberapa halaman lain lagi robek tak keruan. Memang benda usang ini ditemukan sudah lama sekali, dan kondisinya memang tak layak untuk dibaca, tetapi katanya Diari Raja Fhreodys ini mempunyai banyak rahasia dan prediksi yang menarik (yang sayangnya sudah dirobek semua). Hm, aku sangat menyukai buku ini. Usang dan tidak lengkap, tetapi cukup memberikan informasi yang bisa mencegah terjadinya perang besar berikutnya. Menurut buku ini, semestinya Envray akan datang di generasiku. Wah, aku ingin melihat langsung peperangan antar Envray dan si gadis
"Aquilla Heniel!" panggil seseorang di balik pintu. Mor (bahasa Norwegia dari ibu). Mor sangat penyayang, tetapi jika sapaannya tidak dibalas, mor pasti ngambek. "Iya, mor?" jawabku lalu berjalan untuk membukakan pintu. "Illa, Lyly memintamu untuk bergegas. Katanya kalian mau ke pesta, hmm?" tanya mor dengan senyum merekah dan aku membalasnya, "Iya, mor. Pesta dansa pertamaku" kataku dengan bangga. Mor tersenyum lagi lalu memintaku untuk bergegas agar kakakku tak menunggu lama. Aku pun berlari-lari kecil ke kamarku
Di kamarku, sudah ada sekumpulan pelayan yang siap melayaniku. "Putri, untuk gaunnya disiapkan langsung oleh Putri Thresl, sebuah gaun bewarna putih-biru muda dengan hiasan sapphire dan emas" ujar kepala pelayanku, Meys. Aku mengangguk, "Gaun dan topengku dipilihkan kakak semua?" tanyaku pada, dan kali ini Meys mengangguk, "Kami akan memasangkannya, putri" kata Meys lalu mulai memasangkannya dengan pelayan-pelayan lain. Ketika mereka selesai, aku memutar tubuhku. Pilihan kakak memang bagus dan cantik, aku suka memakainya. Gaun itu tidak mengembang terlalu lebar, tetapi cukup untuk mengatakan bahwa aku adalah orang terpandang. Gaun itu dipadukan dengan kalung dan gelang berhiaskan sapphire, dan itu cocok sekali dengan kulitku yang pucat dan mataku yang biru ini
Setelah mengagumi gaunku, aku segera duduk di depan meja rias dan Meys mulai meriasku. "Putri, bagaimana dengan rambut anda?" tanya salah satu pelayan lain, "Buat saja yang cantik dan cocok" kataku dan pelayan itu mengangguk. Seusai merias, Meys membantu mengatur rambutku. Aku melihat riasanku di cermin, sederhana, nggak menor namun cantik. Rambutku digerai, dengan sedikit kepangan dan ikatan rambut khas Utara. "Kerja bagus semuanya, terima kasih" kataku dan mereka mengangguk lalu pergi meninggalkanku di kamar, "Topeng dan undangan anda saya tinggalkan di meja sebelah ranjang anda" kata Meys sebelum menutup pintu kamarku dengan pelan. Aku melihat topeng itu, hanya menutup mata kananku dan sebagian mata kiriku, bewarna putih dengan pinggiran emas dan beberapa sapphire di dekat matanya. Ah, tema kostumku kali ini adalah sapphire, kurasa. Aku memakainya dan mengambil undangan itu
Di dalam undangan itu ada sebuah surat dari kakak yang memintaku untuk turun ketika kereta kuda tiba, dan dia akan memanggilkan pelayan untuk memperingatiku. Aku berterima kasih kepadanya dalam hati. Kakakku membuatku merasa nyaman dan tak terbebani di istana, yang baru kutinggali selama 12 tahun ini. Mor dan far (bahasa Norwegia dari ayah) juga ramah-ramah, meskipun aku hanya melihat far dua kali, sewaktu pengenalan pertamaku pada keluarga kerajaan dan saat makan malam pertamaku. Setelahnya, aku tak pernah melihatnya lagi. Mor, lain cerita. Mor selalu berkeliling dan dia ramah, jadi dia menyapa semua orang yang lewat, dan dia menganggapku seperti anak kesayangan yang sifatnya tak bisa ia dapatkan pada diri kakakku, Lyc Thresl, yang memang terlatih sejak ia lahir menjadi putri bangsawan. Kakakku sendiri, Lyc, mempunyai sikap yang tak bisa kujelaskan. Kadang ia terlihat seperti menganggapku seorang yang perlu dijaga dengan sebaik-baiknya, kadang ia bersekongkol denganku, kadang ia tampak iri padaku
Entah kenapa aku merasa kerajaan ini sudah diatur oleh Lyc. Far terlihat sangat menyayangi Lyc, semua keinginan Lyc selalu disetujui oleh far. Tetap saja, aku merenungkan hari-hariku di sini. Di sini, kami boleh berkuda, tetapi lapangannya tak seluas lapangan milik nenek. Kami boleh memelihara binatang, tapi yang kecil-kecil, bahkan Troxc, macan tutul kesayanganku itu tidak boleh dipelihara di sini. Sebagai gantinya, aku punya Ryuc, gagak kesayanganku. Ketika aku memikirkan Ryuc, tiba-tiba gagak itu bersuara, seakan-akan dia tau aku barusan memikirkannya. Aku pun mengelusnya, lalu tersenyum, "Kau membuatku semakin kangen Troxc" gumamku. Tiba-tiba pintu diketuk, "Aquilla? Ini mor" sahut mor dari balik pintu, aku membalas sapaannya sambil berlari membuka pintu, memperlihatkan wajah mor yang tersenyum senang, "Ah, ternyata Illa tersayang sudah siap ke pesta dansa pertamanya ya" ucap mor jahil. Satu lagi kebiasaan mor, dia suka membuat nama panggilan yang aneh-aneh untuk semua orang. Far itu Falem, Lyc itu Lyly, aku Illa, dan kepala pelayannya Elel. Aku tersenyum pada mor, "First impression, mor" ucapku dan mor tertawa ringan
Setelah ia tertawa, ia menyuruh kepala pelayan sekaligus orang kepercayaannya itu untuk menutup pintu kamarku dan memberikannya sesuatu. Ekspresi mor tampak amat serius, dan entah kenapa aku jadi merinding sendiri. Maksudku, mor itu selalu ceria dan murah senyum, nyaris tidak pernah menunjukkan ekspresi sedingin, seserius dan sekaku ini. "Ada apa mor?" tanyaku kuatir, dan mor memelukku, "Mor minta maaf, Illa, kalau suatu saat mor tidak membelamu. Mor tidak punya 'hak' untuk berpendapat terlalu banyak, far-mu yang menyusun semua, dihasut oleh kakakmu. Mor sendiri mengharapkan kebahagiaanmu, Illa. Untuk itu, mor akan membantu sebisa mor" katanya sendu dan aku melihatnya bingung, "Akan ada bahaya apa, mor?" tanyaku dan mor menggeleng. "Sekarang mungkin belum, tetapi mor yakin suatu saat nanti pasti terjadi. Mor ingin mencegahnya, jadi, ini adalah warisan mor untukmu" kata mor, "dan Illa, mor tau kamu kuat. Jika saatnya tiba, jangan sungkan untuk membunuh pihak yang bersalah, meskipun itu keluargamu" katanya kepadaku lalu memelukku lagi, "Duh, padahal mor senang sekali dengan keberadaanmu. Lyly dan far terlalu kaku" candanya. Dia memberikan sebuah peti yang lumayan besar kepadaku, dan sebuah tas yang memiliki kemampuan untuk menampung segalanya. Mor juga memberikan kunci ke rumah nenek, "Jaga-jaga saja, Illa. Jangan mati" katanya
Lalu mor keluar dengan anggun, seakan-akan kunjungannya ke kamarku hanya untuk bercanda, bukan berbicara serius, menyangkut kematian pula. Aku menilik pesan mor, dia bilang untuk membawa tas itu senantiasa. Maka, aku pun memasangnya. Itu adalah sebuah tas (mirip kantung) yang diikat di kaki. Baru saja aku selesai memasangnya, seorang pelayan datang dan mengetuk, "Putri, anda ditunggu oleh Putri Thresl, beliau berpesan agar segera turun karena sebentar lagi kereta akan datang" ucap pelayan itu. Aku mengambil undangan yang kugeletakkan di ranjangku, lalu mengecek penampilanku dan segera turun dan mendapati kakakku yang tampak cantik. Lyc memakai gaun pink muda, sedikit pastel yang mengembang tapi nggak menor. Dia memakai flower crown yang manis. Rambut coklatnya digerai, matanya yang hijau tampak terang dikelilingi oleh topeng pink pastel itu. "Cantik!" pujiku dan dia tersenyum. Tak selang lama, kereta yang dinantikan pun muncul dan kami segera naik, sambil melambaikan tangan ke far dan mor yang juga tersenyum. "Kau juga cantik, La" puji kakakku kepadaku. Aku tersenyum, "Makasih, kak" ucapku
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa//g
Comment on chapter Panduan Singkat