Loading...
Logo TinLit
Read Story - Reason
MENU
About Us  

Feby, menatap cowok yang sedang duduk di barisan belakang dengan penuh senyuman. Cowok yang baru dia ketahui bernama Febian Anggara itu sedang duduk bersandar di kursi belakang dengan mata yang tertutup, sebuah earphone terpasang di kedua telinganya. 

Melihat kondisi kelas yang masih kosong tanpa penghuni, Feby tersenyum semakin lebar. Ia kemudian menatap ke sekitar koridor yang juga masih sepi. Tentu saja, sekarang masih pukul 06.20, orang bodoh mana yang ingin datang sepagi ini ke sekolah. 

 

Berarti gue termasuk orang bodoh dong?

Feby menepis fikiran konyol itu. Dia kemudian masuk ke dalam kelas 11 MIPA 1 dengan langkah sepelan mungkin, jangan sampai mengusik cowok berwajah super ganteng yang sedang tidur. 

Feby mengambil tempat duduk di hadapan Angga, ia menaruh sikunya di atas meja yang menjadi pembatas diantara mereka sembari bertopang dagu. Rasanya Feby membutuhkan pasokan oksigen lebih saat ini, menatap wajah putih mulus tanpa satupun jerawat dan noda itu dari dekat membuat Feby sedikit merasa cemburu. Wajahnya mungkin tak semulus dia. Makhluk tuhan mana lagi yang kau dustakan!

 

"Kok lo bisa seganteng ini sih?" Feby bertanya sepelan mungkin, tak ingin mengusik tidur cowok itu. 

 

"Tidur aja lo masih ganteng. Di kurangin dikitlah, gak baik kalau cowok ganteng terlalu over."

 

Feby, merasa gemes melihat wajah tampan itu. Ingin sekali rasanya mencubit pipi mulus tanpa noda itu, "Ihhh, mukanya jangan kayak minta dicium gitu!" Feby masih bersuara sepelan mungkin. 

 

Namun, yang tak disangka-sangka mata yang awalnya tertutup rapat itu tiba-tiba terbuka dan menatap tepat dimanik mata Feby yang terkejut. 

 

Monyet! Ketahuan deh.

 

Feby berdehem sejenak meminimalisir rasa terkejut yang masih ia rasakan, terlebih tatapan tajam dari Angga membuat cewek itu merasa semakin gugup, "Hai, Lo udah bangun? Udah makan belum? Kalau belum ayo ke kantin, gue yang traktir deh. Tadi pagi gue dikasih uang lebih, mau gak?" Cecar Feby sembari tersenyum semanis mungkin. 

 

Angga, menatap aneh cewek dihadapannya. Dalam sekali lihat cowok itu tahu, bahwa Feby adalah tipe cewek yang paling di hindarinya. Cerewet dan berisik. Ia melepaskan earphone yang dia pakai namun tidak mendengarkan musik apapun, jadi ia bisa mendengar ucapan-ucapan absurd Feby. 

 

"Lo gila."

 

Setelah mengucapkan dua kata paling kejam yang baru kali ini diterima oleh Feby. Cowok itu kemudian melenggang pergi meninggalkan Feby yang masih terpaku ditempatnya. 

 

Mengerjapkan matanya beberapa kali, Feby kemudian mulai tersadar. Ia berdiri dengan cepat mengejar Angga yang akan meninggalkan kelas, 

"Tunggu-tunggu!"

 

Feby, menahan sebelah tangan Angga namun dengan kasar dihempaskan  oleh cowok itu. Ia menatap dingin wajah Feby, yang tanpa sadar membuat cewek itu meneguk ludahnya susah payah. Sedikit takut.

 

Tuh mata nyeremin amat. 

 

"Jangan. Sentuh. Gue." Angga berkata penuh penekanan. 

 

"Oke-oke gue gak bakalan nyentuh lo. Jadi, lo mau ke kantin gak bareng gue?" Feby kembali menampilkan wajah penuh senyumnya yang biasanya berhasil membuat kaum-kaum adam mimisan ditempat. Tak dapat berpaling darinya.

 

Angga mendengus, merasa hari ini ia terkena sial karena bertemu cewek aneh sok kenal dihadapannya itu, "Gue gak kenal sama lo."

 

Feby, menghadang langkah Angga saat cowok itu baru saja akan melangkah pergi, ia mengabaikan tatapan menusuk Angga yang seakan-akan siap mengulitinya kapan saja, cewek berambut sepinggang itu mengulurkan tangannya, "Kalau gitu kita kenalan sekarang, Gue Febriani Alana Putri anak XI IPS 3, calon pacar masa depan lo." Feby memperkenalkan diri dengan senyum percaya diri yang menghiasi bibirnya. 

 

Angga menatap uluran tangan di dihadapannya dengan sebelah alis terangkat, kemudian beralih menatap wajah Feby yang masih tersenyum membuat Angga mendengus kesal. 

 

"Gak waras!"

 

Dengan gaya tidak pedulinya, ia melenggang pergi sembari memasang earphone berwarna putihnya kembali. Tak memperdulikan Feby yang masih terpaku ditempat sembari menatap cermin yang masih terulur seperti orang bodoh. 

 

Feby meggeram kesal, seumur-umur baru kali ini ia lepaskan oleh cowok, padahal dia sudah menurunkan harga dirinya untuk datang sepagi ini dan menemui cowok itu secara langsung. Dengan menghentak-hentakkan kaki, Feby keluar dari dalam kelas itu. Ia melirik ke arah kanan dan masih dapat melihat siluet Angga yang berjalan dengan santai dengan tangan dimasukkan ke dalam saku celana. 

 

"Dasar cowok gak punya hati. Lihat aja, gue gak bakalan nyerah." Feby berucap dengan menggebu-gebu. 

 

Tbc.

How do you feel about this chapter?

0 1 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
DocDetec
583      360     1     
Mystery
Bagi Arin Tarim, hidup hanya memiliki satu tujuan: menjadi seorang dokter. Identitas dirinya sepenuhnya terpaku pada mimpi itu. Namun, sebuah tragedi menghancurkan harapannya, membuatnya harus menerima kenyataan pahit bahwa cita-citanya tak lagi mungkin terwujud. Dunia Arin terasa runtuh, dan sebagai akibatnya, ia mengundurkan diri dari klub biologi dua minggu sebelum pameran penting penelitian y...
Is it Your Diary?
201      163     0     
Romance
Kehidupan terus berjalan meski perpisahan datang yang entah untuk saling menemukan atau justru saling menghilang. Selalu ada alasan mengapa dua insan dipertemukan. Begitulah Khandra pikir, ia selalu jalan ke depan tanpa melihat betapa luas masa lalu nya yang belum selesai. Sampai akhirnya, Khandra balik ke sekolah lamanya sebagai mahasiswa PPL. Seketika ingatan lama itu mampir di kepala. Tanpa s...
Kita
716      469     1     
Romance
Tentang aku dan kau yang tak akan pernah menjadi 'kita.' Tentang aku dan kau yang tak ingin aku 'kita-kan.' Dan tentang aku dan kau yang kucoba untuk aku 'kita-kan.'
Semacam kentut tapi bukan
394      258     0     
Short Story
Terburu-buru tapi bukan dikejar setan. Dia keluar tanpa diminta dan bukan pada waktu yang tepat.
Hei cowok...I like you
851      545     1     
Romance
Hei cowok...i like you, kalimat itulah yang keluar dari mulut cewek berwajah pas-pasan kepada cowok berparas tampan yang wajahnya gak kalah cakep dengan cowok-cowok korea.
Dunia Tiga Musim
3521      1362     1     
Inspirational
Sebuah acara talkshow mempertemukan tiga manusia yang dulunya pernah bertetangga dan menjalin pertemanan tanpa rencana. Nda, seorang perempun seabstrak namanya, gadis ambivert yang berusaha mencari arti pencapaian hidup setelah mimpinya menjadi diplomat kandas. Bram, lelaki ekstrovert yang bersikeras bahwa pencapaian hidup bisa ia dapatkan dengan cara-cara mainstream: mengejar titel dan pre...
Premium
Cheossarang (Complete)
22123      2010     3     
Romance
Cinta pertama... Saat kau merasakannya kau tak kan mampu mempercayai degupan jantungmu yang berdegup keras di atas suara peluit kereta api yang memekikkan telinga Kau tak akan mempercayai desiran aliran darahmu yang tiba-tiba berpacu melebihi kecepatan cahaya Kau tak akan mempercayai duniamu yang penuh dengan sesak orang, karena yang terlihat dalam pandanganmu di sana hanyalah dirinya ...
Story Of Me
3878      1473     6     
Humor
Sebut saja saya mawar .... Tidaak! yang terpenting dalam hidup adalah hidup itu sendiri, dan yang terpenting dari "Story Of me" adalah saya tentunya. akankah saya mampu menemukan sebuah hal yang saya sukai? atau mendapat pekerjaan baru? atau malah tidak? saksikan secara langsung di channel saya and jangan lupa subscribe, Loh!!! kenapa jadi berbau Youtube-an. yang terpenting satu "t...
Junet in Book
3343      1291     7     
Humor
Makhluk yang biasa akrab dipanggil Junet ini punya banyak kisah absurd yang sering terjadi. Hanyalah sesosok manusia yang punya impian dan cita-cita dengan kisah hidup yang suka sedikit menyeleweng tetapi pas sasaran. -Notifikasi grup kelas- Gue kaget karena melihat banyak anak kelas yang ngelus pundak gue, sambil berkata, "Sabar ya Jun." Gue cek grup, mata gue langsung auto terbel...
Pacarku Arwah Gentayangan
6135      1802     0     
Mystery
Aras terlonjak dari tidur ketika melihat seorang gadis duduk di kursi meja belajar sambil tersenyum menatapnya. Bagaimana bisa orang yang telah meninggal kini duduk manis dan menyapa? Aras bahkan sudah mengucek mata berkali-kali, bisa jadi dia hanya berhalusinasi sebab merindukan pacarnya yang sudah tiada. Namun, makhluk itu nyata. Senja, pacarnya kembali. Gadis itu bahkan berdiri di depannya,...