HORSES FOR COURSES
Chapter 1 : All Is MIne
Written by :
Adinda Amalia
Characters :
1. Yamaguchiya Arisa
2. Yamaguchiya Rafu
3. Lixeu
4. Gavin
5. Mosses
5. Daniel
6. Eric
7. Rocky
Nama tokoh akan diungkap satu per satu seiring dengan berjalannya cerita.
.
.
Selamat membaca~
“Ar, lu mau kemana?”, satu kalimat itu sukses menghentikan langkah kaki Arisa yang sudah sampai pintu tersebut. “Main”, jawabnya singkat lengkap dengan senyuman menjengkelkannya. “Tugas Divisi 1 gimana?!”, Lixeu yang mulai kehilangan kesabaran itu agak menaikkan nada bicaranya. “Kerjain sendiri ya!”, teriaknya seraya melambaikan tangannya sesaat sebelum ia pergi meninggalkan ruangan. “Bocah sialan!”, ujar Lixeu, sosok yang ditinggalkan Arisa tanpa rasa peduli sedikitpun itu. Lixeu memukul meja dengan cukup keras, “Bangsat!”, ujarnya penuh amarah, ruangan khusus Divisi 1 yang kini hanya menyisakan Lixeu seorang itu justru membuat amarahnya semakin melonjak.
Keluar dari ruangan khusus Divisi 1, Arisa berjalan menuju halaman depan gedung pusat LAUDE ini. Tanpa banyak bicara lagi, Arisa segera memasuki helikopternya yang sudah terparkir di sana. “Ayo”, ujarnya memberi arahan pada pilotnya. Baling-baling helikopter mulai berputar. Perlahan, helikopter pun angkat kaki dari gedung pusat LAUDE.
Kira-kira kemana perginya anak sombong satu ini? Tempat pesta? Bar? Club malam? Nyatanya, Arisa tak pergi sejauh itu. Mungkin ia pergi untuk bersenang-senang, namun moralnya cukup kuat untuk menahannya agar tidak pergi terlalu jauh.
“Aku datang!”, ucapnya gembira begitu melewati pintu masuk sebuah apartemen yang terlihat agak mewah. Tak perlu basa-basi, Arisa segera masuk ke dalam seakan-akan memasuki rumahnya sendiri. Langkahnya terhenti ketika ia mencapai ruang tengah. Ditatapnya lima sosok lelaki yang juga menatapnya. Mereka segera berdiri dan membungkuk 90°. “Nggak usah sok formal, kayak baru kenal gue aja”, ucap Arisa seraya memberi kode pada mereka untuk duduk kembali.
Arisa pun duduk bersama mereka, bahkan tanpa ragu ia mengambil snack yang berada di hadapan kelima lelaki itu. “Gue kira siapa tadi, udah terlanjur bungkuk eh ternyata elu”, ujar salah satu dari mereka, Gavin namanya.
Eh, bentar. Gavin? Nggak asing kan? Yap, kalian bener kok. Nggak ada yang bernama Gavin lagi selain dia, leader-nya LURIOUS. Singkat cerita, LURIOUS adalah salah satu boyband yang berasal dari Korea Selatan dan berada dibawah naungan suatu agensi yang bernama Phyon Entertainment.
“Lu emang boleh informal sama gue, tapi nggak kalo sama anak LAUDE lainnya, bisa langsung dihajar lu”, ujar Arisa seraya mengambil snack lagi dan menyandarkan kepalanya pada sosok di sebelahnya, Mosses. Berbanding terbalik dengan Gavin yang cengengesan karena kalimat Arisa barusan, Mosses justru terlihat agak terganggu dengan sikap Arisa.
“Heh…!”, Mosses sedikit membentak dan melirik Arisa yang masih dengan santainya menyandar di pundaknya itu. Namun Arisa nampaknya cuek dengan kode keras dari Mosses. Daniel yang sempat mengamati tingkah laku Arisa barusan itu tertawa, “Biarin dong, Mos. Nggak mau apa disandarin cewek?”, ujarnya meledek Mosses. Namun Mosses justru menatap Daniel dengan wajah masamnya, “Kalo cewek ya mau lah gue. Lah ini malah anak kecil ingusan”. “Apa lu kata?!”, ujar Arisa masih di posisinya. “Gue udah 16 tahun kali! Udah bisa dibilang 'cewek’ lah!”, lanjutnya seraya lebih mendekatkan tubuh mungilnya itu pada Mosses.
Namun Mosses sepertinya justru merasa semakin tidak nyaman. “Arisa!”, ujarnya cukup ketus seraya menggerak-gerakkan pundaknya agar Arisa menjauh. Alhasil, mau tak mau Arisa harus menjauhkan kepalanya dari pundak Mosses, “Apaan sih Mos?!”, ujarnya tak kalah ketus. Mosses hanya mendecak kesal dan menatap Arisa dengan tatapan sinis, dan Arisa pun tak mau kalah, ia juga menatap sinis pada Mosses.
Cukup lama mereka berdua bertatap-tatapan seperti itu. Hingga Rocky beranjak dari posisinya, mendekati Arisa dan duduk di sebelahnya. “Udah udah, sini sama gue aja”, ujarnya seraya menarik kepala Arisa ke pundaknya. Namun Arisa secepat kilat langsung menghindari tangan Rocky. “Eh, main yuk?”, ujarnya secara tiba-tiba, seakan-akan ia mendapatkan inspirasi setelah menghindari tangan Rocky barusan.
Dan sesuai dugaan, berbanding terbalik dengan Arisa yang nampak gembira, Rocky justru tampak kecewa dengan tindakan Arisa barusan, “Pilih-pilih lu anjir”, ucap Rocky lirih. Namun bukan Arisa namanya jika ia tidak dapat mendengar suara kecil, apalagi yang bersifat menghina. “Apa lu?!”, ucap Arisa ketus, cukup menyeramkan untuk seorang gadis anggota LAUDE yang berkekuasaan luas. Secepat kilat Rocky menunjukkan tawa kecilnya yang sok innocent, “Eh, nggak kok”. Hal itu sontak mengundang tawa Eric, ia yang semula diam sejak kedatangan Arisa itu akhirnya mulai menampakkan dirinya. Namun baru beberapa detik sejak Eric menertawai kesialan Rocky, Arisa justru menatap tajam padanya. Yang sukses membuat Eric terdiam kembali, “Maaf gue salah”, ucapnya lirih.
“Serius mau ngajak main lu Ar?”, Mosses nampaknya agak ragu dengan kalimat Arisa beberapa saat yang lalu. Arisa mengangguk dengan yakinnya, “Mos, Vin, Rock ikut gue yuk?”. “Oke aja gue mah”, bukan Rocky namanya kalo nggak nyaut secepat kilat. “Terus kita?”, ujar Eric seraya menunjuk pada dirinya sendiri dan pada Daniel. Namun Arisa hanya menatap mereka berdua dengan tatapan masam sesaat lalu kembali mengabaikan mereka. “Kenapa?!”, ujar Eric yang berusaha protes tersebut. Sayangnya Arisa masih saja mengabaikannya. “Jahat anjir”, ujar Daniel pelan, bahkan sangat pelan. Akan tetapi Arisa secepat kilat menatapnya dengan tajam. “Eh, maaf”, ucap Daniel sambil cengengesan.
“Ee… mau kemana sih emang?”, kali ini Gavin ikut bicara. “Restoran sebelah tuh, enak-enak kan di situ?”, kalimat Arisa cukup singkat, namun sukses membuat Mosses kaget bukan main, “Restoran sebelah?! Yang mehong-nya selangit itu?!”. Berbeda dengan Mosses yang seakan-akan baru saja melihat piring terbang, Arisa justru terlihat santai dan mengangguk dengan pelan. Mosses masih saja terlihat berat hati dengan ajakan Arisa, namun Arisa sepertinya punya jurus sendiri untuk mengatasi hal ini, “Tenang aja, gue yang traktir kok”. Dan secepat kilat langsung mendapat kata, “Oke!” dari dua orang yang semula bimbang dengan ajakan Arisa.
Sesuai dengan ucapan Mosses, restoran yang berada tepat di sebelah apartemen LURIOUS itu memang sangat mewah, harganya pun sangat menjulang tinggi. Tapi kalo buat Arisa mah, “Pesen aja yang kalian suka”, begitu lah kira-kira kalimat yang keluar sebagai perwujudan dari pandangan Arisa terhadap restoran ini.
Selesai dengan pemesanan, tak lama makanan pun datang, lengkap dengan minuman dan dessert. Dari penampilannya pun sangat meyakinkan bahwa rasanya tak akan mengkhianati harga. Dan tentunya, itu tepat sekali. Gavin, Mosses, dan Rocky sukses tenggelam dalam kelezatan makanan itu.
Di tengah-tengah acara makan yang sedang asik-asiknya, mendadak terdengar sebuah suara yang sangat mengganggu. “Yang lainnya kerja lu malah enak-enak makan! Gitu ya, Ar?!”, suara itu datang begitu saja, dan Lixeu lah sumber suaranya. Membuat Gavin, Mosses, dan Rocky yang semula riang gembira menikmati makanannya itu mendadak terkejut. Mau bagaimana tidak, siapa lagi yang bisa berbicara begitu kasarnya pada Arisa jika bukan anggota LAUDE lain? Lalu mana mungkin rakyat sipil seperti mereka bertiga bisa dengan santainya bertemu anggota LAUDE?
Berbeda dengan ketiga lelaki di depannya yang sudah kikuk dengan kedatangan sosok gadis pemarah ini, Arisa justru terlihat songong dan menatap Lixeu dengan senyuman yang terlihat meremehkan. “Gue kan pimpinannya, tinggal nurut aja sama kata-kata gue, susah amat”, ujar Arisa begitu arogannya. Lixeu tertawa kecil dan menatap Arisa dengan miris, “Emang lu ngomong apa Ar?!”. “Gue udah bagi tugasnya kan? Kalian tinggal kerjain aja”, kalimat Arisa itu secara spontan mendapat protes dari Lixeu, “Terus elu ngapain?! Diem doang?!”. Arisa diam sejenak dan tersenyum dengan semakin arogannya, “Udah gue bilang, gue kan pimpinannya”. Mungkin hanya satu kalimat pendek, namun sukses membuat Lixeu melepas amarahnya seketika. Akan tetapi Arisa segera menahan Lixeu sebelum ia lepas kendali, “Tenang dong, ini tempat umum lho”.
Lixeu menatap tajam pada Arisa sesaat, sebelum ia akhirnya menuruti kata-kata Arisa dan menghela nafas panjang, berusaha menstabilkan emosinya. Arisa memasukkan sesendok makanan ke dalam mulutnya seraya menatap Lixeu yang masih berusaha bersabar tersebut. Merasa cukup tenang, Lixeu pun menatap ketiga lelaki yang duduk di hadapan Arisa tersebut. “LURIOUS?”, ujar Lixeu sedikit kaget. Arisa mengangguk kecil, “Lu kenal sama mereka?”. “Tau doang sih, ketemu pun juga baru kali ini”, ujar Lixeu. Ketiga member LURIOUS itu hendak berdiri untuk membungkuk pada Lixeu, namun Lixeu sudah mencegah mereka terlebih dahulu, “Santai aja nggak apa-apa”, ujarnya yang langsung mendapatkan anggukan dari ketiga lelaki tersebut. “Asal nggak sesantai Arisa”, lanjutnya seraya melirik tajam pada Arisa. Arisa yang merasa tersindir itu hanya menatap balik Lixeu dengan wajah ‘sok tak berdosa’-nya.
Lixeu mengamati Gavin, Mosses, dan Rocky sesaat. Senyuman di wajahnya tergambar dengan jelas, begitu jujur pada kedua mata Lixeu yang mendadak segar ketika melihat cowok bening. “Btw, anak buah lu lumayan ya?”, tak hanya dengan kalimatnya saja, Lixeu bahkan melangkahkan kakinya beberapa kali guna menghampiri Mosses. Lixeu berdiri di belakang Mosses seraya meletakkan kedua tangannya di pundak Mosses.
Arisa yang mengamati hal itu kini mendecak kesal dan menatap Lixeu dengan tajam, “Lepasin tangan lu!”. Nada suara Arisa cukup tegas hingga membuat Lixeu secara spontan menatap Arisa, “Apaan sih lu sewot”, namun nada bicara Lixeu terdengar lebih pelan dari biasanya, sepertinya ia agak kaget dengan bentakkan Arisa barusan. “Nggak usah deket-deket Mosses!”, bentak Arisa lagi dengan tatapan yang masih tajam. Lixeu sempat terdiam sejenak, hingga ia melepaskan tangannya dari pundak Mosses. “Iya iya! Pergi aja deh gue!”, ujar Lixeu sesaat sebelum ia pergi meninggalkan Arisa dan ketiga member LURIOUS tersebut.
Arisa masih terlihat marah bahkan hingga Lixeu sudah benar-benar menghilang dari pandangannya. Mungkin jika ponsel Arisa tak berdering, ia masih saja menatap tajam ke arah pintu keluar restoran, seakan-akan menatap Lixeu. “Bentar ya”, ujarnya seraya mengambil ponselnya dari sakunya dan mengangkat telpon yang masuk, “Dengan CEO Yamaguchiya Foundation, saya Arisa Yamaguchiya”. Entah sulap atau apa, ketiga member LURIOUS itu mendadak fokus pada Arisa. Padahal mereka sama sekali tidak paham dengan percakapan Arisa dan client-nya tersebut.
“Ada apa sih?”, hingga Rocky yang kepo itu bertanya setelah Arisa selesai bertelepon. “Biasa, undangan rapat”, jawab Arisa singkat seraya memasukkan suapan terakhir dessert-nya ke dalam mulutnya. Ketiga member LURIOUS itu hanya terdiam, mereka tak tau apa-apa soal urusan pekerjaan Arisa, jadi mana mungkin mereka bisa memberi respon pada kalimat Arisa barusan.
“Eh bentar deh”, seketika seluruh pandangan fokus pada Gavin. “Bukannya hari ini kita perform di Cnet ya?”, satu kalimat dari Gavin dan dalam sekejap ketiga orang lain di dekatnya itu langsung kaget bukan main. “Ya ampun lupa!”, ujar Rocky dengan tubuh yang seakan-akan membeku dan menatap teman-temannya dengan ekspresi yang sukses membuat orang lain ikut merasa khawatir. Arisa meneguk minuman terakhirnya dan meletakkan gelas ke atas meja dengan agak keras, “Nggak apa-apa, bawa helikopter gue aja biar cepet!”.
To Be Continue-
.
.
Mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan maupun kata-kata yang kasar dan menyinggung perasaan pembaca. Kesamaan nama, tempat kejadian, atau cerita itu hanya kebetulan belaka.
Salam, penulis.
Semangat... Konflik kekuasaan... Keren
Comment on chapter PROLOG