
Mystery
102
By: Aswandhi
DI suatu siang yang mendung, nona Soviet duduk meringkuh di sudut ruangan pasien 102 dengan raga bergetar, dan pikiran berkecamuk hebat. Tangisannya rendah, meninggalkan kesan sedih berlarut di balik awan gelap..
Dia menutup rapat-rapat pandangannya dengan menenggelamkan kepalanya di sela kedua lututnya. Ia membenci melihat pemandangan mengerikan di depan kedua bola matanya. Sebuah belati dengan bekas darah hangat merah gelap yang kental, serta tak jauh dari itu dua pria tewas mengenaskan di balik pertanda gerimis..
Sorenya, nona Soviet mulai kehilangan akal, dan menyusul kedua pria mengenaskan tadi. Diambilah belati hangat di depan lututnya, dan sekilas dalam waktu singkat, dia menikam lehernya meninggalkan darah berhamburan mirip selang bocor, keluar dari urat yang putus serupa hewan kurban..