Loading...
Logo TinLit
Read Story - My Andrean
MENU
About Us  

Gak ada satu pun tempat yang lebih dingin, selain hati Andrean - Andita

Chatku hanya di read, tidak ambil pusing dia memang bukan seorang pendebat yang handal. Dia hanya kembali mendiamkan aku seperti kemarin-kemarin. Aku sudah menghitungnya. Rasa-rasanya aku muak diperlakukan macam ini. Sudah tiga kali, seharusnya sudah mendapat hadiah. Kebohongan yang nyata saja semua keromantisan kemarin saat di Pantai. Nyatanya, saat kembali dia memang seorang robot yang seharusnya sudah dimusnahkan. Aku hanya tak paham kenapa aku selalu betah dengannya. Aku lebih suka didebat daripada dihiraukan, aku tidak suka diperlakukan seperti ini. Malam selalu berhasil memberikan suasana yang empuk. Ditambah hujan deras datang dan aku merasakan kesal tingkat tinggi kepada Andrean.

 

Balas dendam itu tidak pernah menjadi baik, setauku. Itu akan membuat hati rusak, tahukah? Sebagian besar di muka bumi  ini orang-orangnya para penderita hati yang rusak dari kelas menengah sampai kelas akut. Terbukti, dunia menjadi melahirkan orang-orang pintar tetapi jahat dan tidak berperikemanusiaan.

 

Banyak sekali orang-orang di bantai, peperangan dimana-mana, yang berkuasa semakin tidak adil, hilangnya rasa kemanusiaan dan rasa empati terhadap sesama. Paling parahnya lagi, aku dan sebagian remaja labil pun telah mengidap kerusakan hati kelas ringan saat patah hati sekalipun. Aku sungguh kesal dan ingin sekali balas dendam kepada lelaki yang berhasil merubah hidupku menjadi kelam. 

 

Orang-orang bilang gampang, ah tinggalkan saja. Coba saja rasakan, mencintai dengan membenci menjadi simpul yang satu bagai ditenun dengan baik oleh sang penenun, tidak dibiarkan lepas sekalipun. Mungkin inilah kutukan cinta akibat sesumbarku dulu, Tuhan ?



            Kusentuhkan jari jemariku beriringan, hujan membikin alunan penghias malam. Andrean tidak bisa digubris, dia selalu seperti ini. Aku kali ini lebih bisa kuat tidak seperti kemarin-kemarin. Aku kini tau jalan ceritanya yang akan mendiamkan aku seharian atau lebih. Didiamkan itu tidak enak, nyamuk-nyamuk perlahan mendekatiku ingin menyedot darah yang kesepian ini.

Benar saja, kesepian itu kesendirian yang menyakitkan. Egoisku kembali memuncak, mungkin aku tidak akan pernah bisa berjalan bersama dengan Andrean karena sikapnya yang sangat bertolak belakang denganku. Mungkin dengan perempuan-perempuan lain dia begitu.
 



"Atau hanya dengan aku saja" pikirku

Jemari lentikku sibuk memainkan handphone, tiba-tiba seseorang di masa lalu kembali datang.

"Gimana kabarnya?" Ketik Rizky

"Baik nih, kamu gimana?"

"Disana hujan gak?"

"Iya nih hujan, bikin galau aja"
 


            Percakapan berlanjut tidak terduga. Aku diam melihat status Andrean yang online tapi tidak membalas. Sesaat, aku murka dan merasa harga diriku sebagai perempuan direndahkan olehnya. Bisikan setan berkata, seharusnya aku tidak meninggalkan Rizky hanya demi lelaki ini yang telah ku sukai sejak lama.


            Aku menyesal menyukai Andrean, aku menyesal telah bersamanya, aku menyesal karena dia bukan lelaki pejuang seperti kebanyakan. Dia hanya seorang lelaki cuek yang selalu merindu pada gamenya. Aku hanya merasa aku bukan siapa-siapa di matanya. Dia selalu dengan tenang saat aku tidak baik-baik saja, kalau memang begitu aku bukan menjadi seseorang yang berharga di hidupnya. Aku memilih mundur saja.

“Eh ntar dulu, aku chat sama siapa yah? Tiba-tiba nyambung aja?” Aku memulai kebohongannya.

 

“Aku Rizky, masih inget gak?”

 

“Bentar Rizky yang mana yah” timpalku sedang memainkan dramanya.

 

“Kamu inget 6 bulan yang lalu tiba-tiba kamu blokir kontaknya?”

 

“Hehe” Aku hanya membalas seperti itu, tidak disangka Rizky akan membawaku kembali  ke dunia lampau.

 

“Kenapa tiba-tiba kontakku dibuka lagi? Kirain bakalan tetep diblokir!”

 

“Eh kenapa jadi bahas masa lalu gini, aku udah gak inget sumpah.”

 

“Dari dulu kamu emang selalu gitu, kapan sih bisa mandang aku.”

 

Yaelah, dari dulu juga dipandang terus kali ah.”

 

“Aku serius nih.”

 

Sudah jam 10 malam, Andrean tetap tidak membalas chatku. Aku sangat membenci dia, Tuhan. Kalau begitu, aku tidak ingin selalu seperti ini. Ku pikir Andrean terlalu menindasku. Dia tidak pernah mencoba memahamiku. Dia selalu berkata bahwa inilah dirinya. Aku tidak pernah menuntut dirinya untuk menjadi orang lain, hanya saja disinilah aku yang merasa menjadi lebih banyak berkorban.

 

Walau aku kembali chat dengan Rizky, aku tetap mengintip Andrean. Dia masih online dan tidak menyapa aku. Kenapa dia begitu jahat? Sepertinya dia tidak punya hati dan benar dia akan menikah dengan komputernya kelak.

 

Ada dua hal yang aku benci di dunia ini. Pertama, aku membenci ayam dan tidak menyukai dagingnya. Kedua, aku membenci Andrean. Kenapa harus aku yang selalu mengalah untuk dirinya. Kenapa aku tidak bisa mendapat perlakuan special dari Andrean? Aku merasa hubungan ini sudah seperti pendidikan militer saja.

 

Kok cuma di read doang?” Rizky kembali chat

“Eh apaan Ki?”

“Kamu lagi apa? Udah makan belom? Besok ada acara gak? Em, mau aku jemput gak besok pulang ngantor?”

Kok tiba-tiba?”

“Engga sekalian aja, aku kan besok dinas pulangnya lewatin tempat kerja kamu.”

Andaikan, Andrean adalah Rizky. Andaikan mereka adalah satu paket. Mungkin aku tidak akan berpindah dan menyakiti lelaki lagi. Andai Andrean bisa seperti Rizky. Andai Rizky adalah Andrean yang kucintai dalam diam sehingga aku tidak akan pernah meninggalkannya.

Mungkin cinta itu bodoh, sama halnya dengan Rizky yang selalu ingin kembali meski sudah berulang kali aku sakiti. Dia sepertinya bebal, tidak pernah kapok-kapoknya. Tetapi jangan salahkan aku, karena cinta selalu egois.

“di read aja terus.” Chat masuk lagi dari Rizky.

Ku pikir dari Andrean. Aku tidak pernah ingin diperlakukan seperti ini, tetapi sulit rasanya untuk pergi jauh meninggalkan Andrean. Dia yang selama ini aku impikan dan kehadirannya adalah sesuatu yang paling menggembirakan. Aku tidak segut membaca chat-an dari Rizky. Ku biarkan chat-an nya sampai mungkin dia akan kelelahan menungguku sama seperti aku yang selalu menunggu Andrean.

Hujan masih datang. Bandung sedang musimnya, kamarku sepi sekali kalau bukan hanya suara hujan yang menjadi simbol kerinduan. Selain itu, hanya sesekali ada suara cicak yang meledek. Aku harus bangkit dari rebahan dan mengusir cicak-cicak yang sedang saling kejar-kejaran. Aku sengaja memisahkan mereka, aku tidak suka diledek oleh cicak yang sedang saling cinta. Menyebalkan sekali.

 

***

Aku duduk diam terpaku, tidak ada lagi Lestari yang menemani hari-hariku sepanjang perjalanan bus melaju. Aku hanya duduk melihat keluar jendela. Tidak ada lagi canda tawa dari bibir Lestari. Aku kehilangan senyum manisnya, aku rindu wajahnya yang cantik dan natural. Baru pertama kali, aku rindu seorang teman dekat di kantor. Aku rindu sekali hidung bangirnya, kulit putih, hijabnya yang menjuntai, aku rindu nasihat teduhnya yang kadang mengesalkan.

Lestari resign karena menikah. Satu hal, aku tidak ingin dia resign bukan karena tidak suka dengan pernikahannya. Tidak ada lagi teman kantor yang sebaik dirinya. Ia yang paling menjaga segala rahasiaku. Dua tahun bersamanya aku banyak tertawa, membicarakan hal serius, aku kini hanya duduk sendiri dan mencoba menyelesaikan masalah dengan Andrean sendirian pula.

Tidak ada lagi sosok Lestari yang menengahi. Sudah tidak akan pernah ada lagi sosok yang selalu menenangkan saat aku curhat mengenai Andrean sepanjang pulang kantor di bus. Untuk pertama kalinya aku kini  menangis untuk dua hal. Pertama, aku kesal dengan Andrean. Kedua, aku merindukan Lestari.

Ingin rasanya aku mengangkat bendera putih saja kepada Andrean. Aku lelah diperlakukan dengan kecuekannya. Akan terasa menjadi lebih berat mungkin, karena Lestari yang biasa menjadi penengah sudah angkat kaki. Teman yang baik akan memberikan kesan yang baik pula.

Suatu hari, aku pernah curhat kepada Lestari karena aku menyukai pacar orang. Dia menasehati lagi. Tertawa karena tekadku begitu bulat untuk dapat merebut sosok tersebut dari pacarnya. Tetapi sayang, Tuhan tau mana niat baik dan niat yang buruk. Aku tidak pernah bisa mengenal lebih dalam karena kabar mereka akan menikah.

“Mereka udah mau married, kamu gak mau kan Dit dicap pelakor. Jangan deh, lelaki yang lebih ganteng masih banyak bertebaran di muka bumi ini.” Lestari lantas tertawa.

Tepat, di kursi ini kami sempat membicarakan hal itu. Dan sekarang, aku sedang ribut lagi dengan Andrean tetapi Lestari sudah tidak bisa lagi diajak menjadi penengah seperti dulu. Bus melaju, mataku sesekali menatap hijaunya pemandangan sepanjang tol menuju tol Cileunyi-Bandung.

“Kalian tuh udah pada gede, aku tuh udah cape tau dengerin curhatan kalian. Udah macam kaleng yang pake kabel gitu, awas yah kalian ribut lagi.” Lestari menasehatiku sebelum resign.

Benar saja, keesokan harinya Andrean tetap mengacuhkanku. Pagi ini, aku hanya ditemani kenangan, juga kesal terpendam kepada Andrean. Aku suka dan juga membencinya. Aku pikir, mungkin selamanya Andrean akan tetap mempunyai sifat seperti ini. Aku berani bertaruh akan hal ini.

Bus sudah keluar tol Cileunyi, hatiku kembali bergejolak pagi ini. Bisa-bisa nya lelaki itu kuat dan memperlakukan ku seperti ini. Aku sudah merasa hari ini kacau sekali, aku tau Andrean akan tetap baik-baik saja. Seharusnya dia jangan mencintai, seharusnya dia hidup sendiri dibelahan bumi yang asing. Disana dia akan menemukan dunia yang hanya ada dirinya sendiri. Karena mungkin sekalipun hidup sendiri, Andrean tidak akan pernah merasa sepi. Dia kan robot.

 

***

Bahasanya kaku udah kayak ikan direndem pengawet, dingin tanpa rasa udah kayak ager yang cuma beraroma buah doang, tapi enggak manis sama sekali - Andita

 

Rizky menelfonku sampai 12 kali, aku tidak mau mengangkatnya. Oh Tuhan, ku urungkan niatku dan menarik kata-kataku kemarin. Aku tidak menginginkan Andrean seperti Rizky. Tidak jadi, Tuhan! Dia yang terlalu bersemangat dan menggebu-gebu. Itulah mengapa aku tidak pernah sekalipun menyukainya. Bersahabat dengannya saja sudah seperti di teror. Aku paham sekarang, Andrean adalah kebalikan dari Rizky.


            Akhirnya aku mematikan handphoneku. Sembari berpikir, apa aku harus blokir lagi Rizky. Nyatanya dia bukan sosok yang tepat untukku, entahlah aku tidak nyaman berada disisinya. Sampai sekarang aku tidak pernah merasakan itu.

Bus masih melaju, yang ditunggu tidak kunjung memberikan kabar. Rasanya otakku mau meledak. Andai aku tidak menyukai Andrean, ceritanya tidak akan serumit ini. Maka aku akan dengan mudah meninggalkannya dan memilih lelaki lain.

Tetapi mungkin hidup tidak pernah bisa seperti itu. Aku menutup mataku. Bus sudah akan keluar tol Buah Batu- bandung, tetapi antrian e-tol menjelang akhir pekan di hari jum’at ini memang padat merayap

. Sekilas, aku hanya melihat keadaan sekitar. Ku putuskan untuk kembali memblokir Rizky. Ku nyalakan handphone dan ada chat masuk.

"Hati- hati ya pulangnya, kalau udah sampai rumah kabarin."


            Andrean akhirnya mengabariku lagi. Itu tandanya dia sudah baik-baik saja. Aku senyum sumringah dan membalasnya cepat. Aku tau Andrean adalah makhluk terjahat di dunia ini, tetapi aku nyaman berada di sisinya. Aku senang melihat senyum manisnya, perawakannya yang tinggi sehingga mudah dikenali. Aku menyukai kehangatannya.

Aku selalu merindukannya tiap hari walau aku sedang ribut dengannya. Aku hanya tak habis pikir saja, aku mencintai manusia setengah robot mungkin. Rizky memecahkan suasana damai. Dia sudah menunggu di tol buah batu. Aku celingak celinguk tidak bisa kabur. Bisa ku pastikan bahwa Rizky memiliki mental baja dan sudah putus urat malunya. Dia menatapku agak sinis sekaligus berharap. Kenapa banyak sekali lelaki aneh di sekitarku?
 



"Udah aku duga kamu bohong." Rizky tertawa bercampur rasa tenang karena nyatanya aku tidak dibonceng lelaki lain.


"Kok kamu udah disini lagi." Aku kaget.

"Udah deh, jangan suka bohong terus. Aku tau kamu naik bus jemputan kok."

Aku kikuk setengah mati. Tidak bisa berbuat apa-apa. Ingin sekali pergi darinya. Rasanya, dia yang lebih gila dari Andrean. Ah andai Andrean ada disini.

"Aku pulang dulu yah, soalnya aku kan bawa motor juga."

"Ya gak apa- apa pulang aja, aku ikutin dari belakang sampai rumah biar aku tenang."

"Gak usah, aku udah gede."

"Aku khawatir."

"Kamu tuh bukan khawatir, kamu cuma gak bisa aja lepas dari aku. Please, aku udah punya cowok. Aku gak ingin balikan lagi sama kamu. Kalaupun aku bales chat kemaren gak lantas aku jadi inget tentang kita yang dulu."

"Kita sahabatan udah 3 tahun lebih Dit, aku bukan tipikal orang yang mudah cari pengganti kamu. Asal kamu tau? Aku kesiksa dengan semua ini. Aku kayak gini karena aku tuh gak mau kehilangan kamu."

"Ki, please. Aku juga gak mau kehilangan cowok aku."

 

Dia menatapku dengan amarah yang ditahan. Lantas aku pergi meninggalkannya. Aku pun selalu tersiksa dengan Andrean. Tetapi terbayang wajah Andrean yang sedang senyum kepadaku. Momen pergi bersamanya dan bisa menatap wajahnya adalah kebahagiaan bagiku, walau sebentar.

Aku jadi merindukan pelukannya yang hangat, tangan nya yang besar dan kakinya yang panjang, aku ingin sekali kembali mengulang, menatapnya dengan indah seolah tidak pernah ada lagi hari esok, aku tidak pernah ingin melepaskan genggamannya.

Kamu mau gak jadi tempat marahnya aku doang? Disaat aku didiemin Andrean dan aku gak tau harus ngelampiasin sama siapa. Disaat chat ku hanya di baca, aku ngerasain gimana rasanya gak dipeduliin, kalau kamu mau deket sama aku, kamu cukup berperan jadi itu aja, Rizky. Gak lebih - Andita

            Tuhan, Kesialan apa yang menimpaku dikarenakan lelaki ini, kenapa sikapnya sekarang berubah seperti sayko begini. Aku berjalan cepat mengambil motor di tempat penitipan motor. Tak banyak kata, aku gas sekencang-kencangnya dan sengaja tidak pernah menengok kebelakang walau aku tau dia sedang membuntutiku. Aku mohon, jangan pernah mengingat kenangan. Setiap manusia akan bahagia pada akhirnya, tetapi dengan pilihannya.

- Kau harus tau satu hal Rizky, cinta itu gak pernah memaksa -Andita
 
***

Brukkk.


            Kulemparkan tasku menindihi laptop yang sedang terbaring lelah di meja kamarku. Padahal semalaman suntuk sudah bekerja keras menemaniku. Sontak laptopku langsung berteriak dan menimbulkan bunyi dengan sedikit ada getaran. Kesal sekali, aku waktu itu hanya terbawa suasana karena diabaikan Andrean. Nyatanya, yang lebih gila disini bukan Andrean. Adakah hal penolakan yang bisa membuat Rizky menjadi paham?


            Tiga tahun yang lalu, atau mungkin lebih. Entahlah tepatnya aku tidak begitu ingat. Seorang lelaki tepatnya adik kelasku, dia mengirim pesan di facebook. Aku berkenalan dengannya karena waktu itu aku kesepian dan lebih dari itu karena dia ternyata adik kelasku jadi aku sedikit menghargainya.Sebetulnya persahabatan kami hilang timbul, aku tipikal perempuan yang sangat cuek dengannya. Tetapi dia mungkin lelaki yang tidak mudah menyerah sehingga komunikasi selalu terjalin sampai bertahun-tahun lamanya.


"Aku cuek ama Rizky karena aku gak suka dia, ga pernah nyimpen perasaan ama dia, terus sekarang Andrean cuek karena dia gak suka aku sebenernya?"


Aku terus bertanya dalam hati. Aku ingat pesan Andrean, aku lupa belum mengabari dia. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 07.00 malam. Bisa habis akhir cerita cinta ini, dia tidak akan mau lagi berbaik hati padaku.


"Aku udah sampai rumah yah sejam yang lalu, maaf aku baru ngabarin."

Belum di-read.

"Apa ini semua karma yang dulu aku lakuin ke Rizky?" Aku makin bertanya


Bisikku lagi:


"Bukan, ini semua gak ada hubungannya dengan karma. Gak ada balas membalas dalam kehidupan, ini hanya pembelajaran yang didapat setiap manusia aja."



            Lampu tiba-tiba padam. Ternyata memang mati listrik. Aku diam pasrah mengemasi kekesalan. Bukan karena Rizky saja, aku merasakan kegalauan tingkat tinggi. Di dunia ini dan alam semesta sekalipun, aku tidak pernah suka lelaki tambun.Selama tiga tahun bersahabat bersama Rizky, aku selalu mendukungnya dan menyarankannya untuk diet. Tidak pernah digubris, kalaupun didengar tetapi tidak ada hasil.

 Aku hanya tidak suka dengan semua sifat kekanak-kanakannya. Saat aku berjalan bersamanya, aku merasakan tubuhku tertimbun olehnya. Saat aku bersamanya, aku yang selalu dominan dalam hal apapun.. Entahlah, bersama Rizky aku menjadi makhluk yang paling pintar dalam hal apapun. Di tidak akan mengelak, aku merasa bahwa aku pintar tapi menjadi sangat bodoh.

Rizky selalu memperlakukanku special, tetapi sayang justru aku semakin menjauh darinya. Nyatanya romantis itu bukan jaminan. Terkadang, aku merasa cueknya Andrean adalah keromantisan yang sebenarnya.

 

"Udah baikan kamunya? Jangan galau, aku gak suka berdebat dan bukan tipikal lelaki cwok kasar. Kamu tau kan marahnya aku kek gimana?" Tiba-tiba ada pesan masuk dan Andrean membalas chat.


"Diemin dan nyuekin, chat cuma di read."Balasku singkat

"Kalau cewek dibales terus, bisa nyerocos terus ampe subuh. Emosi iya masalah tetep gak beres. Kalau didiemin dulu besokannya kan baik lagi. Ngobrolnya bisa tenang. Kecuali nih, kamu udah bisa tenang malem itu juga, aku gak akan diemin."

"Aku udah tenang kok kemaren juga."

"Apa perlu aku screenshot-in percakapan kamu kemaren malem biar inget?"

"Em, iya iya maaf kemaren doang kok marahnya."

"Yang dua kali kemaren juga sama."

"Masa?"

"Gak inget? Bentar aku screenshot-in dulu." Jawab Andrean

"Please, gak perlu."



***

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • SusanSwansh

    Andita. Nama ini mengingatkan saya pada seorang guru menulis saya. Kak Raindita. Bahkan karakternya sama. Jutek juga.

    Comment on chapter Bagian 1 : Cinta Bersemi dibalik Pertaruhan
Similar Tags
Stuck In Memories
15092      3090     16     
Romance
Cinta tidak akan menjanjikanmu untuk mampu hidup bersama. Tapi dengan mencintai kau akan mengerti alasan untuk menghidupi satu sama lain.
Premium
KLIPING
3192      1579     1     
Romance
KLIPING merupakan sekumpulan cerita pendek dengan berbagai genre Cerita pendek yang ada di sini adalah kisahkisah inspiratif yang sudah pernah ditayangkan di media massa baik cetak maupun digital Ada banyak tema dengan rasa berbedabeda yang dapat dinikmati dari serangkaian cerpen yang ada di sini Sehingga pembaca dapat memilih sendiri bacaan cerpen seperti apa yang ingin dinikmati sesuai dengan s...
FLOW in YOU (Just Play the Song...!)
3268      918     2     
Romance
Allexa Haruna memutuskan untuk tidak mengikuti kompetisi piano tahun ini. Alasan utamanya adalah, ia tak lagi memiliki kepercayaan diri untuk mengikuti kompetisi. Selain itu ia tak ingin Mama dan kakaknya selalu khawatir karenanya. Keputusan itu justru membuatnya dipertemukan dengan banyak orang. Okka bersama band-nya, Four, yang terdiri dari Misca, Okka, dan Reza. Saat Misca, sahabat dekat A...
CINTA DALAM DOA
2345      931     2     
Romance
Dan biarlah setiap doa doaku memenuhi dunia langit. Sebab ku percaya jika satu per satu dari doa itu akan turun menjadi nyata sesungguhnya
Tentang Kita
1817      775     1     
Romance
Semula aku tak akan perna menduga bermimpi pun tidak jika aku akan bertunangan dengan Ari dika peratama sang artis terkenal yang kini wara-wiri di layar kaca.
Dia yang Terlewatkan
371      251     1     
Short Story
Ini tentang dia dan rasanya yang terlewat begitu saja. Tentang masa lalunya. Dan, dia adalah Haura.
Warna Rasa
11934      2085     0     
Romance
Novel remaja
Premium
Sepasang Mata di Balik Sakura (Complete)
7693      1942     0     
Romance
Dosakah Aku... Jika aku menyukai seorang lelaki yang tak seiman denganku? Dosakah Aku... Jika aku mencintai seorang lelaki yang bahkan tak pernah mengenal-Mu? Jika benar ini dosa... Mengapa? Engkau izinkan mata ini bertemu dengannya Mengapa? Engkau izinkan jantung ini menderu dengan kerasnya Mengapa? Engkau izinkan darah ini mengalir dengan kencangnya Mengapa? Kau biarkan cinta ini da...
KAU, SUAMI TERSAYANG
641      438     3     
Short Story
Kaulah malaikat tertampan dan sangat memerhatikanku. Aku takut suatu saat nanti tidak melihatku berjuang menjadi perempuan yang sangat sempurna didunia yaitu, melahirkan seorang anak dari dunia ini. Akankah kamu ada disampingku wahai suamiku?
Pisah Temu
994      536     1     
Romance
Jangan biarkan masalah membawa mu pergi.. Pulanglah.. Temu