Loading...
Logo TinLit
Read Story - That Snow Angel
MENU
About Us  

PAN. P.O.V

Peter sedang izin. Seperti katanya kemarin dia benar- benar menemani ayahnya ke New York. Sampai kapan? Kita semua juga tidak tahu. Dia minta tolong pada kami untuk menemani Ashelyn. Kami semua dengan senang hati ingin membantu kalau saja Ashelyn sendiri menerimanya. Peter sudah bilang kalau Ashelyn tidak akan menerima tapi dia tetap saja meminta kami untuk menemaninya.

Kemarin sebelum berangkat. Kita bertemu di rumah Tim.

"Jadi dia bilang dia tidak butuh bantuan kami?" Tanya John.

Peter mengangguk, "Dia tidak mau kita membantunya. Jika kita akan membawa masalah pada diri kita sendiri."

"Hmm... aku tak tahu apa karena dia tak tahu diri atau memang dia baik." Balas Gary.

"Dia tidak mau kita kena masalah Gar... dia itu tidak pernah suka menyusahkan orang. Dia itu salah satu tipe orang yang lebih memilih memberi pengorbanan dari pada menerima pengorbanan." Jawab Peter. Gary mengangkat tangannya seperti org menyerah. "Ada satu hal yang harus kalian tahu tentang dia."

"Dan itu adalah?" Tanyaku.

"Dia baru saja mengalami hal yang sangat berat. Jadi kalian harus mengerti kenapa dia terlalu tertutup. Hal yang dia alami terlalu berat sampai takut untuk membuka diri lagi. Aku tidak bisa memberi tahu apa masalahnya karena aku tahu dia belum siap orang- orang tahu mengenai hal itu. Jadi harus dia sendiri yang memberi tahu kalian. Tapi aku bisa memberi tahumu apa yang dia takutkan. Dia takut kalau akan kehilangan lagi."

"Hah?" Tanya kami bingung. "Apa maksudmu dengan itu?"

"Dia terlalu takut untuk membiarkan masuk lagi kehidupannya karena dia tahu kalau mereka akan pergi. Ah kalian akan mengerti jika kalian sudah dekat dengannya."

"Wow... separah itukah masalahnya sampai dia menjadi dia yang sekarang?" Tanya Jess.

Iya memang Jess ada di sini daritadi. Dia sedang duduk di antara Tim dan John. Mereka memang sudah pacaran tapi sepertinya Tim belum bisa merelakan adik kesayangannya itu untuk sepenuhnya. Aku tidak tahu mereka akan jadi apa ke depannya nanti.

"Tunggu kau mengenalnya?" tanya Tim.

"Dia terkenal kak," Jawab Jess, "Hampir seluruh sekolah mengenalnya. Tapi tidak ada yang tahu kenapa dia seperti itu."

"Yahh... lebih baik tidak ada yang tahu." Kata Peter, "Kalian mau kan membantuku?"

"Tapi kan kau baru saja bilang kalau dia tidak mau dibantu." Kataku.

"Kadang orang suka berbicara sesuatu yang tidak benar- benar mereka maksud." Kata Peter.

"Dan Ashelyn salah satu orang itu?" Tanya Gary.

Peter menggeleng, "Oh tidak. Jika dia sudah bilang sesuatu dia bersungguh- sungguh."

Kami melihatnya dengan tatapan bingung. Dia benar- benar sudah gila ya?

"Tapi Kay itu terkadang suka tidak tahu apa yang dia inginkan. Dia pikir dia tahu tapi sebenarnya tidak. Jadi yang sekarang dia butuhkan adalah seorang teman. Aku tahu itu."

"Bagaimana kau bisa tahu banyak tentangnya? Ckckckck" kata Tim.

"Dan apa dia sepenting itu bagimu?" Tanyaku.

Peter mengangkat bahu, "Aku sudah berteman dengannya selama 10 tahun. Jadi dia sudah seperti keluargaku sendiri. Dan iya. Dia sepenting itu bagiku. Tolong jangan biarkan dia sendiri. Kay yang kukenal bukan dia yang sekarang. Aku tahu Kay itu masih di sana tapi entah bagimana dia seperti hampir hilang. Jadi tolong jangan biarkan dia hilang sepenuhnya. Kalian mau kan membantuku?"

Aku mengangguk dan menepuk pundaknya, "Pasti akan kami bantu. Beri tahu saja apa yang kau mau kami lakukan."

~~~

Aku memang cemburu dengan Peter karena dia bisa bicara pada Ashelyn. Tapi aku tidak punya hak sama sekali sebenarnya karena Peter sudah lebih dulu mengenal Ashelyn dan aku bisa melihat kalau dia sangat peduli padanya.

Aku sedang berjalan ke pohon belakang sekolah tempat di mana aku selalu melihat Peter dan Ashelyn bersama.

"Okeh. Kalian tahu pohon yang terlihat dari jendela kelas?" tanya Peter.

Kami mengangguk, "Ashelyn selalu melihat pohon itu kan?" Tanyaku.

Peter mengangguk, "Iya. Setiap istirahat itulah tempat yang selalu dia datangi. Jadi aku mau kalian untuk datang ke pohon itu setiap istirahat. Dia tidak akan bicara pada kalian jadi dia tidak akan mengusir kalian."

"Bagaimana jika dia pergi?" Tanyaku.

"Hm... Tidak pikir sampai situ..." jawab Peter terlalu jujur. "Tapi... tenang saja. Dia tidak akan melakukan itu. Menurutku dia terlalu nyaman di situ. Ada satu hal lagi yang kalian harus tahu. Jika kalian benar- benar menemani Kay. Jangan cerewet. Jangan buat dia tidak nyaman. Temani saja dia agar dia tidak sendiri. Jika kalian cerewet dan membuatnya tidak nyaman sudah pasti dia akan pergi."

Aku sudah sampai di belakang sekolah. Benar kata Peter, Ashelyn sedang ada di sini. Dia sedang membaca buku dengan headset di telinganya. Aku melihatnya dari kejauhan selama beberapa saat. Lalu aku melihat dia menutup matanya seperti merasakan suasana di sekelilingnya. Dengan wajah seperti itu, pasti benar kata Peter dia memang sangat nyaman di sini.

Aku mulai jalan mendekat. Sebelum aku duduk aku mengetuk bangkunya, "Boleh aku duduk?"

Dia tidak merespon. Wow... aku sangat terkejut dengan sarkastik. Aku duduk di sebelahnya dan dia masih menutup matanya.

Aku mulai bicara untuk membuat percakapan, "Kau benar- benar suka tempat ini ya?" Sama saja tidak ada respon.

"Jangan paksa dia. Biarkan dia bicara padamu dengan kemauannya sendiri. Jangan buat dia tidak nyaman. Bersabarlah dan dia akan melelehkan saljunya sendiri."

Kata- kata Peter terus terulang di benakku dan aku memutuskan untuk mengikutinya. Aku akan di sini bersamanya sampai dia merasa nyaman denganku. Aku akan menunggu dia untuk berbicara dengan sendirinya.

Aku melihatnya dan dia terlihat sangat damai seperti itu. Jadi aku mengikuti kelakuannya. Aku menutup mataku dan mengambil nafas panjang. Aku melakukan posisi ini selama beberapa menit dan aku sudah merasa dalam damai dan sangat nyaman. Suasanya juga sangat enak. Aku bisa mendengar burung- burung berkicau dan angin sepoi- sepoi di sekelilingku. Pantas saja dia suka di sini. Di sini benar- benar nyaman.

KAY P.O.V

"Boleh aku duduk?"

’Argh... Peter’ pikirku. Sudah kubilang aku tidak butuh bantuan mereka. Ah... tapi apa yang aku harapkan dari Peter. Pastilah dia ingin membantu. Tapi kenapa harus dia yang datang. 

"Kau suka tempat ini?" tanyanya lagi. Siapa lagi kalau bukan Pan. 

Aku tidak merespon apapun yang dia katakan. Lalu, selama beberapa saat aku tidak mendengar dia berbicara apa- apa. Aku sampai susah untuk percaya kalau Pan bisa diam. Maksudnya dia bisa tidak menggangguku. Saat aku membuka mata dan melihatnya. Dia sedang menutup matanya melakukan apa yang aku lakukan. Ternyata dia bisa tenang juga. Lalu tiba- tiba dia membuatku terkejut. Dia membuka matanya dan dia tahu kalau aku sedang melihatnya.

Dia menyeringai, "Kenapa?" lalu menutup matanya lagi, "Kau terkejut aku bisa diam?"

’Bagaimana dia bisa tahu?’ pikirku. Lalu alarm di hpku berbunyi. Sudah waktunya kembali ke kelas dan sepertinya Pan juga mengetahui hal itu. Mungkin karena dia mendengar bel.

Dia berdiri, "Ayo kembali ke kelas." katanya. Dia jalan duluan tapi sepertinya dia merasa aku tidak mengikutinya jadi dia menoleh ke belakang lagi. Dia mengisyaratkanku untuk jalan. Aku bingung pertama harus apa tapi akhirnya aku berdiri dan mengikutinya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Bukan kepribadian ganda
9092      1750     5     
Romance
Saat seseorang berada di titik terendah dalam hidupnya, mengasingkan bukan cara yang tepat untuk bertindak. Maka, duduklah disampingnya, tepuklah pelan bahunya, usaplah dengan lembut pugunggungnya saat dalam pelukan, meski hanya sekejap saja. Kau akan terkenang dalam hidupnya. (70 % TRUE STORY, 30 % FIKSI)
Perahu Waktu
390      268     1     
Short Story
Ketika waktu mengajari tentang bagaimana hidup diantara kubangan sebuah rindu. Maka perahu kehidupanku akan mengajari akan sabar untuk menghempas sebuah kata yang bernama rindu
My Rival Was Crazy
119      104     0     
Romance
Setelah terlahir kedunia ini, Syakia sudah memiliki musuh yang sangat sulit untuk dikalahkan. Musuh itu entah kenapa selalu mendapatkan nilai yang sangat bagus baik di bidang akademi, seni maupun olahraga, sehingga membuat Syakia bertanya-tanya apakah musuhnya itu seorang monster atau protagonist yang selalu beregresi seperti di novel-novel yang pernah dia baca?. Namun, seiring dengan berjalannya...
Campus Love Story
7275      1693     1     
Romance
Dua anak remaja, yang tiap hari bertengkar tanpa alasan hingga dipanggil sebagai pasangan drama. Awal sebab Henan yang mempermasalahkan cara Gina makan bubur ayam, beranjak menjadi lebih sering bertemu karena boneka koleksi kesukaannya yang hilang ada pada gadis itu. Berangkat ke kampus bersama sebagai bentuk terima kasih, malah merambat menjadi ingin menjalin kasih. Lantas, semulus apa perjal...
Story Of Me
3654      1360     6     
Humor
Sebut saja saya mawar .... Tidaak! yang terpenting dalam hidup adalah hidup itu sendiri, dan yang terpenting dari "Story Of me" adalah saya tentunya. akankah saya mampu menemukan sebuah hal yang saya sukai? atau mendapat pekerjaan baru? atau malah tidak? saksikan secara langsung di channel saya and jangan lupa subscribe, Loh!!! kenapa jadi berbau Youtube-an. yang terpenting satu "t...
Attention Whore
215      178     0     
Romance
Kelas dua belas SMA, Arumi Kinanti duduk sebangku dengan Dirgan Askara. Arumi selalu menyulitkan Dirgan ketika sedang ada latihan, ulangan, PR, bahkan ujian. Wajar Arumi tidak mengerti pelajaran, nyatanya memperhatikan wajah tampan di sampingnya jauh lebih menyenangkan.
Utha: Five Fairy Secret
1453      712     1     
Fantasy
Karya Pertama! Seorang pria berumur 25 tahun pulang dari tempat kerjanya dan membeli sebuah novel otome yang sedang hits saat ini. Novel ini berjudul Five Fairy and Secret (FFS) memiliki tema game otome. Buku ini adalah volume terakhir dimana penulis sudah menegaskan novel ini tamat di buku ini. Hidup di bawah tekanan mencari uang, akhirnya ia meninggal di tahun 2017 karena tertabrak s...
Nothing Like Us
34033      4164     51     
Romance
Siapa yang akan mengira jika ada seorang gadis polos dengan lantangnya menyatakan perasaan cinta kepada sang Guru? Hal yang wajar, mungkin. Namun, bagi lelaki yang berstatus sebagai pengajar itu, semuanya sangat tidak wajar. Alih-alih mempertahankan perasaan terhadap guru tersebut, ada seseorang yang berniat merebut hatinya. Sampai pada akhirnya, terdapat dua orang sedang merencanakan s...
Bifurkasi Rasa
105      90     0     
Romance
Bifurkasi Rasa Tentang rasa yang terbagi dua Tentang luka yang pilu Tentang senyum penyembuh Dan Tentang rasa sesal yang tak akan pernah bisa mengembalikan waktu seperti sedia kala Aku tahu, menyesal tak akan pernah mengubah waktu. Namun biarlah rasa sesal ini tetap ada, agar aku bisa merasakan kehadiranmu yang telah pergi. --Nara "Kalau suatu saat ada yang bisa mencintai kamu sedal...
Pulpen Cinta Adik Kelas
475      278     6     
Romance
Segaf tak tahu, pulpen yang ia pinjam menyimpan banyak rahasia. Di pertemuan pertama dengan pemilik pulpen itu, Segaf harus menanggung malu, jatuh di koridor sekolah karena ulah adik kelasnya. Sejak hari itu, Segaf harus dibuat tak tenang, karena pertemuannya dengan Clarisa, membawa ia kepada kenyataan bahwa Clarisa bukanlah gadis baik seperti yang ia kenal. --- Ikut campur tidak, ka...