Loading...
Logo TinLit
Read Story - Sang Penulis
MENU
About Us  

"Sya, Sya, seharusnya lo itu langsung cari tahu nama dia, kalau kek gini 'kan gak seru, gue sama Fira harus nunggu beberapa hari buat tau nama dia," cerocos Lala setelah Marsya bercerita mengenai pertemuannya dengan lelaki itu.

Saat ini Marsya, Fira, dan Lala sedang berada di restoran Padang yang lokasinya tidak jauh dari sekolah mereka.

Restoran Padang itu adalah tempat nongkrong mereka bertiga dan makanan favorit mereka adalah nasi bungkus.

Mereka bertiga selalu memesan nasi bungkus dan memakannya di tempat karena menurut mereka itu adalah hal yang menguntungkan bagi mereka dan juga pihak restoran.

Mereka bertiga tak harus membayar mahal untuk mendapat porsi yang besar dan pihak restoran tidak perlu bersusah-payah untuk menyediakan hidangan serta mencuci piring.

"'Gimana gue bisa langsung tau namanya coba? Tadi dia itu pake jaket, ya kali gue tanyain langsung ke dia," ucap Marsya membela dirinya.

Tadinya Marsya ingin menceritakan pertemuan singkatnya dengan Arsen tadi. Akan tetapi, karena tanggapan Fira dan Lala yang tidak sesuai dengan harapannya, Marsya memutuskan untuk tidak menceritakannya.

Kalau sempat Marsya menceritakan peristiwa itu, maka dapat dipastikan Fira dan Lala akan memarahi dirinya karena tidak dapat mengambil kesempatan.

"Oh, ya, Sya, lo gak jadi ikut briefing jurnalis?" tanya Fira. Fira mengetahui hal itu karena kebetulan teman sebangku Fira merupakan anggota jurnalis.

Marsya menepuk dahinya, ia baru ingat kalau seharusnya saat ini dia berada di perpustakaan untuk melakukan briefing. "Gila, gue lupa."

"Buruan sana, Sya, nanti lo kena gas sama kembarannya si Fira baru tau rasa," suruh Lala.

"Ogah gue punya kembaran kayak nenek lampir gitu," bantah Fira.

Marsya pun bangkit dari kursi yang ia duduki. "Gue ke sekolah dulu, ya, lo berdua di sini aja."

Fira dan Lala membalas pesan dari Marsya dengan sebuah anggukan dari masing-masing mereka. Marsya pun segera melangkahkan kakinya keluar dari restoran dan menuju sekolahnya.

Sesampainya di depan pintu perpustakaan yang tertutup, Marsya langsung mengetuk pintu. Ia sangat yakin sudah banyak orang di dalam ruangan itu.

Pintu perpustakaan terbuka dan menampil sosok Fika dengan sebuah buku di genggamannya.

"Masuk, Sya," ajak Fika.

Marsya pun memasuki ruangan itu. Marsya sedikit terkejut karena yang hadir hanyalah para anggota kelas XII.

"Kok cuma angkatan kita?" tanya Marsya sembari duduk di salah satu kursi yang berada di dekatnya.

"Ini bukan briefing umum, Sya, ini cuma buat angkatan kita dan lo, makanya gue kumpulin kalian semua di sini," jawab Fika.

Marsya hanya menganggukkan kepalanya.

"Jadi, gue langsung ke intinya aja, ya," kata Fika. "Akhir-akhir ini, mading kita kurang mendapat perhatian dari siswa-siswi. Gue rasa harus ada sebuah perubahan yang kita lakukan di mading itu."

"Maksud lo penambahan rubrik?" tanya Jenny yang merupakan ketua divisi mading.

Fika menggelengkan kepalanya. "Gue gak mau nambah rubrik karena nantinya itu bakalan rame banget. Maksud gue adalah mulai minggu depan, artikel yang ditulis Marsya harus lebih realistis."

"Realistis yang 'gimana, Fik?" tanya Marsya sedikit tidak mengerti karena ia merasa artikel-artikel buatannya selalu realistis dan tidak ada yang berlebihan.

"Realistis dalam artian ruang lingkup artikel lo itu harus sekolah kita," jawab Fika. "Misalnya ada tawuran atau pertengkaran atau apapaun yang menarik, tugas lo adalah melihat kejadian itu dan menuliskannya ke dalam artikel lo itu."

Marsya menautkan kedua alis matanya karena dia merasa perkataan Fika barusan adalah sesuatu yang sangat tidak masuk akal dan akan melenceng dari tujuan dirinya dalam menulis sebuah artikel.

Tujuan Marsya membuat artikel adalah untuk memberitahu orang-orang mengenai peristiwa penting dan bukan untuk memberitahu orang-orang mengenai gosip terbaru.

"Fik, bukannya itu bakalan jadi gosip?" tanya Marsya.

"Iya, Fik, lagian itu 'kan bukan urusan kita, nanti mereka malah memandang ekskul kita sebagai ekskul yang ikut campur masalah orang," kata Jenny.

"Gini deh, emangnya lo semua mau mading kita sepi? Emangnya lo mau mading kita dianggap gak penting?" tanya Fika, mencoba meyakinkan anggota-anggota ekskul jurnalis bahwa apa yang ia katakan adalah sesuatu yang sangat penting dan dapat membuat para siswa dan siswi tertarik untuk membaca mading.

Marsya dan Jenny saling tatap. Mereka berdua sebenarnya sudah tahu, sekeras apapun mereka mencoba untuk mengurungkan keinginan Fika untuk mengubah konten artikel, usaha mereka tak akan pernah berhasil.

"Fik, lo yakin itu gak bakalan menimbulkan keributan?" tanya Sophia.

Fika menganggukkan kepalanya. "Gue berani buat kayak gini karena gue udah tau apa yang bakal terjadi. Konten artikel yang kayak gue bilang tadi itu udah ada di beberapa sekolah dan dengan adanya artikel itu, mading-mading di sekolah yang menerapkannya jadi ramai dan tidak ada lagi hoax yang muncul karena sudah ada cerita yang sebenarnya di dalam artikel itu."

"Ya udah, deh, Fik, kita coba artikel itu mulai dua minggu lagi, karena minggu ini kita masih pakai artikel yang biasanya," kata Jenny.

Adanya bukti dari beberapa sekolah itu membuat Jenny merasa tak ada salahnya mereka mengubah konten artikel yang akan ditulis oleh Marsya.

"Fik, gue mau ngasih pendapat gue," kata Marsya.

"Silakan," ucap Fira mempersilakan Marsya untuk mengungkapkan pendapatnya.

"Sebelum gue ngasih pendapat gue, gue setuju kita coba konten baru dan gue bakal berusaha menata konten yang baru itu dengan rapi. Dan pendapat gue, seharusnya bukan gue yang mencari informasi itu melainkan anggota divisi reporter karena gak mungkin gue seorang diri mencari informasi-informasi dan kebenarannya," kata Marsya.

Fika menganggukkan kepalanya. "Pendapat yang bagus, gue bakalan sosialisasikan ini ke mereka besok. Sebelumnya gue minta maaf karena gue udah ngegas tadi. Gue gak maksud buat marah sama lo semua, gue cuma lagi sedih karena mading kita jarang diperhatikan oleh orang lain."

Marsya dan para anggota ekskul jurnalis yang ada di perpustakan menganggukkan kepala mereka pertanda mereka memaklumi apa yang telah dilakukan oleh Fika.

"Gue rasa hanya itu yang bisa gue sampaikan, terima kasih atas waktu kalian dan sekarang kalian bisa pulang," ucap Fika "Sebelumnya, mari kita berdoa menurut kepercayaan dan keyakinan kita masing-masing, berdoa dimulai."

Setelah mereka semua selesai berdoa, mereka pun bangkit dari kursi mereka dan melangkahkan kaki keluar dari perpustakaan.

"Eh, Sya, artikelnya mana?" tagih Jenny.

Marsya yang tadinya sudah hampir sampai di luar perpustakaan pun membalikkan badannya. "Bentar, ya, Jen, gue ambil di kelas dulu."

"Oke," balas Jenny.

Marsya pun berjalan menuju kelasnya yang terletak tidak terlalu jauh dari perpustakaan.

Sesampainya Marsya di ambang pintu kelasnya.

Kebingungan pun melanda Marsya, ia takut untuk menyuruh Arsen sedikit bergeser karena ia ingin mengambil artikelnya yang terletak di dalam laci.

Kalau gue gak ngambil artikel secepatnya, pasti Cindy bakal datang. Gue gak mau lihat mereka pacaran depan gue. Nyesek, euy, batin Marsya.

Maka dengan segala keberanian yang Marsya punya, Marsya memberanikan diri untuk melangkahkan kakinya menuju kursinya yang sedang diduduki oleh Arsen.

Marsya memutuskan untuk berdeham, ia terlalu malu untuk bersuara di hadapan Arsen.

Arsen mengalihkan pandangan dari ponselnya dan menatap Marsya.

"Gue mau ngambil sesuatu di laci," kata Marsya.

Arsen tidak menanggapi perkataan Marsya lalu ia bangkit dari kursi Marsya.

Marsya dengan segera mengambil buku yang berisi artikel-artikelnya. Untung saja hanya ada buku itu di laci Marsya sehingga ia lebih mudah untuk mengambilnya.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Masalah Sejuta Umat
1854      803     2     
Humor
Segelintir cerita yang mungkin mewakili perasaan banyak umat di muka bumi. Jangan di bawa serius! hanya berbagi pengalaman dari generasi yang (pernah) galau . Beragam pengalaman menarik kehidupan seorang pemuda pekerja di dunia nyata. Di bumbui sedikit kisah romantis dalam drama dunia kerjanya. Selamat menikmati kegalauan! 😊
Transformers
296      248     0     
Romance
Berubah untuk menjadi yang terbaik di mata orang tercinta, atau menjadi yang selamat dari berbagai masalah?
Deepest
1068      639     0     
Romance
Jika Ririn adalah orang yang santai di kelasnya, maka Ravin adalah sebaliknya. Ririn hanya mengikuti eskul jurnalistik sedangkan Ravin adalah kapten futsal. Ravin dan Ririn bertemu disaat yang tak terduga. Dimana pertemuan pertama itu Ravin mengetahui sesuatu yang membuat hatinya meringis.
Too Sassy For You
1528      691     4     
Fantasy
Sebuah kejadian di pub membuat Nabila ditarik ke masa depan dan terlibat skandal sengan artis yang sedang berada pada puncak kariernya. Sebenarnya apa alasan yang membuat Adilla ditarik ke masa depan? Apakah semua ini berhubungan dengan kematian ayahnya?
Mata Senja
666      451     0     
Romance
"Hanya Dengan Melihat Senja Bersamamu, Membuat Pemandangan Yang Terlihat Biasa Menjadi Berbeda" Fajar dialah namaku, setelah lulus smp Fajar diperintahkan orangtua kebandung untuk pendidikan nya, hingga suatu hari Fajar menemukan pemandangan yang luarbiasa hingga dia takjub dan terpaku melihatnya yaitu senja. Setiap hari Fajar naik ke bukit yang biasa ia melihat senja hingga dia merasa...
14 Days
968      674     1     
Romance
disaat Han Ni sudah menemukan tempat yang tepat untuk mengakhiri hidupnya setelah sekian kali gagal dalam percobaan bunuh dirinya, seorang pemuda bernama Kim Ji Woon datang merusak mood-nya untuk mati. sejak saat pertemuannya dengan Ji Woon hidup Han Ni berubah secara perlahan. cara pandangannya tentang arti kehidupan juga berubah. Tak ada lagi Han Han Ni yang selalu tertindas oleh kejamnya d...
DANGEROUS SISTER
8858      2036     1     
Fan Fiction
Alicea Aston adalah nama barat untuk Kim Sinb yang memiliki takdir sebagai seorang hunter vampire tapi sesungguhnya masih banyak hal yang tak terungkap tentang dirinya, tentang jati dirinya dan sesuatu besar nan misterius yang akan menimpanya. Semua berubah dan menjadi mengerikan saat ia kembali ke korea bersama saudari angkatnya Sally Aston yang merupakan Blood Secred atau pemilik darah suci.
Enigma
26358      3517     3     
Romance
enigma noun a person or thing that is mysterious, puzzling, or difficult to understand. Athena egois, kasar dan tidak pernah berpikir sebelum berbicara. Baginya Elang itu soulmate-nya saat di kelas karena Athena menganggap semua siswi di kelasnya aneh. Tapi Elang menganggap Athena lebih dari sekedar teman bahkan saat Elang tahu teman baiknya suka pada Athena saat pertama kali melihat Athena ...
Premium
Akai Ito (Complete)
6738      1341     2     
Romance
Apakah kalian percaya takdir? tanya Raka. Dua gadis kecil di sampingnya hanya terbengong mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Raka. Seorang gadis kecil dengan rambut sebahu dan pita kecil yang menghiasi sisi kanan rambutnya itupun menjawab. Aku percaya Raka. Aku percaya bahwa takdir itu ada sama dengan bagaimana aku percaya bahwa Allah itu ada. Suatu saat nanti jika kita bertiga nant...
The Secret Of Donuts
1321      833     9     
Fantasy
Masa lalu tidak dapat dibuang begitu saja. Walau, beberapa di antara kita berkata waktu akan menghapusnya, tapi yakinkah semuanya benar-benar terhapus? Begitu juga dengan cinta Lan-lan akan kue donat kesukaannya. Ketika Peter membawakan satu kue donat, Lan-lan tidak mampu lagi menahan larangan gila untuk tidak pernah mencicipi donat selamanya. Dengan penuh kerinduan, Lan-lan melahap lembut kue t...