Hari berganti hari , Amanda merasa surat menyurat dengan Abizar menjadi hal yang rutin mereka lakukan. Amanda selalu penasaran mengenai hal apa yang akan dibicarakan Abizar pada setiap suratnya. Terkadang surat itu hanya berisi candaan yang membuat Amanda tertawa sendiri saat membacanya. Ini cukup menghibur ditengah kesibukannya bekerja dan menjalankan toko. Tapi Amanda membalas surat itu ala kadarnya saja , tidak se ekspresif surat Abizar.
Agenda Amanda hari ini adalah mengunjungi toko. Dia harus ikut mengecek administrasi toko, walupun Deni sudah cukup bisa diandalkan dan dipercaya … tapi tetap saja Amanda harus tahu pembukuannya.
“ Bulan ini lumayan mbak , penjualan meningkat. Tapi kayak.nya aku butuh partner buat gentian jaga deh mbak “ kata Deni
“ Biasanya kan ada santri yang bantu – bantu disini ?” Tanya Amanda
“ Iya sie .. tapi cuma bantu beres – beres aja kan. Maksudku ya yang bisa ikut jaga toko full day gitu … soale aku mau nikah kie mbak “ jelas Deni sedikit cengar cengir
“ Wuaaa … selamat ya Den, kok ga ngasih kabar dari kemaren kemaren. Akhirnya berani juga nikah. Dapet orang mana Den ?” Amanda ikut gembira mendengar kabar ini
““ Kemarin aku ngajak taaruf santri pondok mbak , Alhamdulillah diterima mbak. Padahal aku jelek item koyo ngene yo mbak … dia itu ayu banget lho , tapi mau mbak taaruf sama aku mbak. Alhamdulillah mbak “ Deni bersemangat menceritakan kegembiraannya
“ Ya orang kan ga selalu liat dari tampang aja Den, mungkin dia lihat nilai plus dari itemmu itu lhoo ...” canda Amanda
Mereka pun melanjutkan mengobrol dan tertawa berkelakar bersama. Tidak berselang lama pengunjung toko mulai datang.
Deni terlihat sibuk mempersiapkan pesanan oleh – oleh umroh yang dipesan oleh salah seorang pelanggan. Dia menghitung dan meneliti satu per satu barang – barang yang dipesan.
“ Ini udah tak siapin mas Broo ... kurma , kismis, almond, coklat, sarung, sajadah , mukena parasut . Apa lagi mas broo yang kurang ? ” tanya Deni
“ Udah kayak.nya , sesuai pesenan adikku kan ? Aku percaya aja deh ... udah langganan juga “ jawab si pelanggan
“ Wez cocok mas broo ... beres lah pokok.nya . Bayar di kasir ya .. sama mbak.nya itu tuu, saya tak masukkin barang – barang dulu ke mobil “ deni menunjuk ke arah Amanda yang duduk di tempat kasir
Si pelanggan pun menuruti perintah Deni dan menuju ke arah kasir
“ Mbak , mau bayar pesenan atas nama bu Haryati dong “ kata si pelanggan ke Amanda yang terlihat serius menatap komputer
“ Ah, iya .. sebentar “ Amanda mendongakkan kepala dan baru menyadari bahwa ada seseorang di depannya. Orang itu sedang menghitung lembaran uang di dompetnya , Amanda memandangnya dengan seksama.
Seperti pernah melihat sebelumnya , tapi kali ini dia terlihat lebih bersih , lebih rapi, badannya juga lebih berisi dan tampak lebih muda dari sebelumnya.
Amanda masih terdiam dan mengingat – ingat orang di hadapannya. Sudah lama sekali mereka tidak bertemu , apakah benar dia orangnya ?
“ Berapa mbak ?” tanya si pelanggan pria itu lagi. Dan tatapan mereka pun bertemu
“ Dokter Abizar ? apa benar itu kau ?” Amanda bertanya sedikit ragu
“ Amanda, ah ... tidak disangka , kita bertemu disini “ jawab pria itu , dan benar ternyata dia adalah Abizar
Amanda segera menundukkan kepalanya mengingat sudah terlalu lama dia memandang pria itu sedari tadi
Suasana hening sesaat sebelum Deni datang memecah keheningan
“ Mbak Manda , ngalamun ik . Itu catetannya aku tempel di meja , atas nama bu Haryati . Betul yo mas broo ?”tanya Deni kepada Abizar
“ iya , bu Haryati . Udah selesai ngangkatnya ? Lanjutin dulu sana , ntar aku bantuin abis bayar “ kata Abizar sambil mendorong Deni untuk pergi
Amanda masih terdiam, merasa canggung saat bertemu dengan Abizar kembali. Jantungnya berdetak kencang, biasanya disusul nyeri jika detaknya tidak stabil seperti ini. Amanda mengira mungkin karena dia kaget melihat Abizar ada dihadapannya.
“ Jadi, kenapa kamu ada disini ?” tanya Abizar
“ Em , ini ... toko almarhum suamiku , sesekali aku membantu disini. Kamu sering belanja disini ?” Amanda kembali bertanya
“ Ga sering sie , tapi kalo butuh apa – apa gitu langsung carinya disini “ jawab Abizar
“ Oh ... “ Amanda mengangguk – anggukkan kepala mencoba mengerti
“ Sudah lama ya kita ga bertemu muka, kabar kamu baik kan ? Apa kamu tadi sempet lupa sama aku ?” Abizar sedikit menggoda dengan pertanyaannya
“ Iya , kamu sedikit berbeda . Aku baik – baik aja , sehat alhamdulillah. Tapi maaf, ini membuatku agak canggung” Amanda mengalihkan pandangannya ke komputer lagi
“ Ah, iya benar ... aku juga agak canggung. Jadi ini lah kenapa aku suka mengenalmu melalui surat. Kamu sudah baca surat terakhir yang aku kirim kemarin ?” tanya Abizar antusias
“ Maaf, belum sempet baca. Dari kemarin sibuk, pulang udah kecapekkan . jadi belom sempet buka “ Amanda merasa ga enak karena belom membaca surat dari Abizar
“ Ok, ga masalah ... nanti tolong dibaca ya “ pinta Abizar
“ Insyaallah “ Amanda menjawab permintaan Abizar sambil menahan nyeri di dadanya yang semakin hebat, detak jantungnya juga semakin cepat
“ Jadi berapa jumlah semua pesenanku Bu ?” Abizar rupanya tidak menyadari bahwa Amanda sedang berusaha menahan sakitnya
Transaksi pun selesai dilakukan. Abizar berpamit pulang dan membantu Deni mengangkat sisa barang –barang ke mobil.
Amanda hendak berdiri dan ikut mengantar Abizar keluar toko. Setelah beberapa langkah dia berjalan, tiba – tiba nyeri dadanya bertambah hebat seakan seperti mau meletup dan kakinya lemas. Amanda pun roboh seketika dan terduduk dilantai sambil memegang dadanya.
“ Astaghfirullahaladzim ...” teriak Deni dan Abizar bersamaan , mereka berlari ke arah Amanda
Abizar ingin mendekat dan menolong tapi apa daya mereka bukanlah muhrim.
“ Kamu kenapa ? apa yang kamu rasakan ?” abizar bertanya sambil memandang Amanda yang terkulai lemas di lantai, satu tangannya meraih meja untuk berpegang.
Amanda hanya diam dan terus memegang dadanya, keringat dingin keluar dari keningnya
Abizar menyuruh Deni untuk memapahnya berdiri dan mendudukkan di kursi.
“ Tolong kasih air anget Den, adakah ?” pinta Abizar ke Deni
“ Ada , ada mas broo .. sebentar” Deni segera menyiapkan air hangat
“ Tarik nafas , buang nafas , tarik nafas , buang nafas ... duduk bersandar aja biar lebih enak “ Abizar berlutut di depan Amanda dan menuntun melakukan pernafasan agar merasa lebih longgar
Amanda menuruti aba – aba Abizar, masih terasa nyeri tapi sedikit lebih baik
“ Kamu masih sering merasa nyeri ? waktu aku tanya tempo hari katanya udah ga pernah nyeri lagi ?” Abizar bertanya lemas
“ Ini mas broo .. teh anget “ Deni datang dengan segelas cangkir dan meletakkannya di tangan Amanda. Tangan itu terasa dingin saat menerima cangkir.
Amanda meminum.ya , lalu bersandar lagi kursi , memejamkan mata dan mengatur pernafasannya sendiri. Dia tampak berusaha menenangkan diri dan mengatur pernafasan agar detak jantungnya kembali stabil normal.
“ Udah lama ga kambuh, tapi ga tau ini tadi tiba – tiba kambuh lagi. Rasanya nyeri dan lemes” jawab Amanda setelah terasa sedikit lebih rileks
“ kapan – kapan coba cek up lagi ke dokter aja ?” Abizar masih khawatir dengan keadaan Amanda
“ Ga papa , aku bisa atasi kok “ Amanda menjawab masih dengan mata terpejam
Abizar memandang wanita di depannya , ingin sekali rasanya dia bisa melakukan lebih untuk wanita ini. Setelah sekian lama dia menunggu waktu untuk dipertemukan kembali, ALLAH telah memperlihatkan keadaan Amanda yang terkulai lemah didepannya.
Ada sesuatu yang bergejolak di hati Abizar. Di satu sisi ada kebahagiaan ... di sisi lain ada rasa iba ... disisi lain ada rasa ingin memiliki dan melindungi.
Amanda perlu beristirahat dan Deni memesankan taksi untuk mengantarnya pulang. Abizar masih disana dan memandang taksi itu pergi menjauh. Banyak sekali pikiran – pikiran yang harus direnungkannya sekarang.
Sepertinya Sinta tidak ada dirumah , jadi Amanda memutuskan untuk berbaring saja di kamarnya. Nyeri dadanya sudah berangsur – angsur reda, Amanda juga merasa bingung kenapa tiba – tiba terasa nyeri hebat padahal sudah lama tidak kambuh.
“ Apa mungkin karena keterkejutannya memacu jantungnya berdetak tidak stabil, apa mungkin ini seperti kram jantung ?” pikir Amanda
Lalu Amanda teringat akan pesan Abizar untuk membaca surat terakhir yang dia kirim. Amanda membuka laci meja kerjanya dan mencari surat yang diletakkannya beberapa hari yang lalu.
“ ketemu .. “ kata Amanda .
“ Ini surat yang ke 18 dalam 1 tahun. Berarti sudah hampir 1 tahun lebih sepulang kita dari Syuriah, sudah 1 tahun lebih kita saling mengenal. Sudah 18 surat aku kirim tapi baru 13 yang kamu jawab . Ga seimbang kan ya .... jadi kali ini aku mau nagih kamu .
Amanda , maafkan aku ... tapi aku harus jujur sekarang. Semakin hari kamu semakain jahat menyiksa hari – hariku. Bayanganmu tidak pernah hilang sedikit pun dari pikiranku . Aku pernah berkata kalo aku begitu tertarik dengan kisah hidupmu.
Kejujuranku yang pertama .... Awalnya aku berpikir untuk membantumu membangkitkan harapanmu untuk tetap hidup, awalnya aku ingin menjadi temanmu. Tapi entah sejak kapan perasaan itu tumbuh menjadi sesuatu yang tidak dapat aku kendalikan. Saat terakhir kali di Syuriah aku pernah berkata kalau aku ingin kita bertemu lagi dalam keadaan yang lebih baik. Sejak saat itu , aku terus berdoa dengan sungguh-sungguh untuk dapat bertemu denganmu lagi.
Maafkan aku atas doaku ini .
Kejujuranku yang kedua ... sebenarnya aku sudah beberapa kali melihatmu tanpa kau sadari. Kita pernah bertemu di pengajian majelis taklim . Pada saat itu , aku merasa ALLAH sudah menjawab doaku untuk betemu denganmu . Tapi waktu itu aku hanya ingin memastikan keadaanmu. Melihatmu sehat dan dapat tersenyum kembali itu sudah cukup bagiku.
Maafkan aku atas ketidaksopananku
Kejujuranku yang ketiga .... aku merasa setiap hari selalu memikirkanmu. Aku mengharapkan lebih dari ini. Setiap membaca surat balasan darimu , aku seperti menjadi orang gila. Bayanganmu selalu ada dipikiranku . pernah suatu saat aku menyibukkan diri untuk menagatasi ini... tapi apa yang terjadi ? Aku hanya tersenyum sendiri pada diriku , aku sadar aku telah membodohi perasaanku dalam waktu yang cukup lama.
Maafkan aku atas keterbatasanku
Amanda , sekarang aku ucapkan ... aku mulai mencintaimu. Apa boleh aku membahagiakanmu ? Aku hanya ingin melihatmu bahagia. Apa boleh aku menjagamu ? Aku hanya ingin melindungimu. Apa boleh aku disampingmu ? Aku hanya ingin memastikan kau baik – baik saja. Aku tidak meminta lebih ... aku hanya ingin membuatmu bahagia.
Dan aku ingin menyudahi ini karena sekarang aku menjadi kacau karenamu.
Aku memilihmu dalam doaku. Semoga kau juga wanita yang dikirim ALLAH benar untukku.
Aku ingin menghalalkanmu untukku
Berikan jawabanmu
Abizar “
Amanda bingung untuk berekspresi setelah membaca surat dari Abizar. Dia tidak menyangka kalo Abizar akan mengatakan hal seperti ini. Saat bertemu tadi dia terlihat biasa dan tidak mengatakan apapun.
Amanda tidak dapat memikirkan ini sendirian , dia menceritakan semuanya pada Sinta. Sinta sudah menduga sebelumnya bahwa Abizar mempunyai rasa pada Amanda. Sinta menyerahkan semua keputusan pada Amanda. Dia ikut merasa senang jika sahabatnya itu senang.
“ Jika aku melakukan ini , apa mas Zain sama Raka bakal seneng Sin ? apa ini bukan termasuk penghianatan pada mereka ?” tanya Amanda dan mulai meneteskan air mata
“ Mereka pasti akan senang melihatmu bahagia , ini bukan penghianatan selama kamu masih mengirim doa .. mereka pasti juga tenang di alam sana. Jujur, melihatmu seperti sebelumnya aku juga sedih Man ... mungkin lebih baik jika ada seseorang yang melindungi dan menjagamu. Aku lihat dokter Abi orangnya baik , agama.nya bagus , bertanggung jawab . Kita sudah tahu karakternya saat di Syuriah dulu kan ... aku setuju asal kamu bahagia. Dan aku tahu kamu juga senang untuk ini, aku bisa membaca ekspresimu setiap kali menceritakan tentang dokter Abi ” Sinta memberikan pendapat untuk sahabatnya
Amanda memikirkan ini berhari – hari , lalu mengambil secarik kertas . Mulai menuliskan sesuatu.
“ Apa kau masih ingin melanjutkan niatmu setelah apa yang terjadi toko ?
Apa kau masih ingin melanjutkan niatmu untuk seorang janda berpenyakitan ini ?
Jika iya ... aku minta
TANYAKAN PADA ORANG YANG LEBIH BERHAK PADA DIRIKU , ORANG TUADAN MERTUAKU
Kapan kau mau datang , aku akan mempersiapkan tempatnya
Jawabanku ada pada keridhoan mereka
Amanda “
Selang beberapa hari , Abizar benar – benar datang menemui kedua orang tua Amanda. Semua orang berkumpul disana termasuk Abah, Umi dan Sinta. Papa dan mama Amanda bersama Abah yang menemui dan menanyakan maksud kedatangan Abizar. Abizar menyampaikan keinginannya untuk ber ta’aruf dengan Amanda.
Umi berada di kamar bersama Amanda dan Sinta
“ Nduk , apa kamu mau menerima pinangan dia ?” tanya Umi dengan mengelus rambut Amanda yang berbaring di pangkuannya.
“ Manda serahkan sama papa mama , abah dan umi .... dia orang yang baik Mi , dia sedikit membantu Manda melewati masa – masa sulit. Tapi Manda juga ga nyangka kalo pada akhirnya dia mempunyai rasa ke Manda. Manda sama sekali ga berniat untuk menghilangkan mas Zain dari hati Manda Mi ” jawab Manda lirih
“ Kalo umi tidak setuju kamu menikah lagi , bagaimana ?” tanya Umi kembali
Amanda bangun dari pangkuan umi dan menatap lekat wanita tua di hadapannya.
“ Manda ikhlas Mi, umi dan abah tetap menjadi orang tua yang penting bagi Manda. Manda tetap akan hidup dengan baik dengan atau tanpa Abizar, asal kalian tetap ada disamping Manda . Sampai kapan pun ... aku tidak akan membuat umi kehilangan anak lagi. Aku tidak akan meninggalkan kesedihan dalam wajah ini ” Amanda menempelkan tangannya ke wajah umi . Dia mengusap air mata yang jatuh dari mata Umi, wanita yang sangat dia sayangi seperti orang tuanya sendiri.
“ Berbahagialah nduk, janji sama umi ... kamu akan bahagia. Umi doakan tidak akan ada lagi air mata yang akan menetes dari matamu, tidak akan ada lagi kesedihan yang terpancar dari wajahmu , kebahagiaan akan selalu menemanimu dimana pun kamu berada . Dan ingatlah bahwa Zainal Ahmad Mustafa putraku, pernah menjadi suamimu. Dan wanita tua ini pernah menjadi ibumu , dan anak – anak yang kau lahirkan nanti .... tetap adalah cucu – cucuku” umi berkata dengan berurai air mata.
Amanda memeluk erat umi , dan berjanji hubungan keluarga ini tidak akan pernah terputus sampai kapan pun.
Papa mama Amanda dan Abah setuju menerima niat ta’aruf dari Abizar setelah menceritakan semua kisah hidup Amanda. Mereka melihat ketulusan dan kesungguhan dari pria ini.
Tanggal sudah ditetapkan ... dan prosesi ijab kabul pun dilaksanakan. Semua keluarga berkumpul dan merasa haru melihat Amanda kembali menemukan kebahagiaannya. Di usia yang terhitung masih muda Amanda sudah mengalami ujian begitu berat, ditambah goncangan yang mengganggu mentalnya . Semua orang berdoa untuk kebahagiaan Amanda , dan semoga Abizar adalah suami yang baik yang bisa membimbing dan menemaninya selamanya.
Setelah menikah , Abizar dan Amanda memilih berlibur ke pegunungan. Mereka ingin memulai hidup baru, merajut kisah baru dan memulai saling mengenal satu sama lain.
Amanda menyiapkan teh hangat di balkon villa kecil yang mereka sewa untuk beberapa hari. Mereka duduk berdua dan menikmati pemandangan indah sore hari disana.
“ Apa yang membuat kamu begitu yakin menikah denganku ?” tanya Amanda ke Abizar suaminya
“ Karena kamu kiriman ALLAH untukku “ jawab Abizar
“ Kok bisa tahu ?” Amanda mulai penasaran
“ Sebelum ke Syuriah aku pernah berdoa kepada ALLAH untuk mempertemukanku dengan jodohku. Dan disana aku bertemu dan mulai tertarik padamu. Sepulang dari sana aku berdoa lagi, dan wajahmu yang muncul . Aku kembali berdoa ... lalu kita bertemu di majelis. Saat aku menulis surat terakhir itu , aku berdoa dengan sungguh – sungguh berharap bahwa jodohku adalah kamu ... dan ternyata kita benar – benar bertemu keesokan harinya . Aneh dan cukup jelas bukan ? Doaku manjur lho ” mereka pun tertawa bersama
“ Hidup terkadang memang tidak sesuai yang kita inginkan. Aku tidak menyangka kalau aku akan menikah muda, aku juga tidak menyangka akan mengalami tragedi tragis itu, aku juga tidak menyangka akan pergi ke Syuriah , aku tidak menyangka akan bertemu dan menjadi istrimu. Aku pikir waktu itu aku akan mati, aku pikir aku akan benar – benar mati.” Amanda menunduk dan menahan air mata yang akan keluar dari matanya.
Abizar mendekati istrinya dan memegang tangannya
“ Ingat ucapanku ini baik – baik , banyak orang berharap sesuatu dari ALLAH tapi ALLAH memberi jawaban lain. Nanti ketahuannya setelah beberapa masa kedepan. Ketika kamu mengalami masa paling sulit dalam hidupmu, ketika keinginanmu tidak sesuai dengan keinginan ALLAH ... maka kata Qur’an ikuti keinginan ALLAH. Perangi hal – hal buruk yang kamu pikirkan, bisa jadi itu adalah proses untuk kamu menjadi lebih baik. Aku bilang proses lho ya ... bukan manusianya. ALLAH tahu masa depan sedangkan kita tidak, jalani dengan berpositif thingking pada ALLAH . Karena keinginanNYA adalah yang terbaik buat kita “ Abizar menatap dan mendongakkan kepala istrinya. Menatap wajahnya dengan penuh cinta kasih.
“ Bagaimana kalau aku menyediakan sedikit ruang untuk suami dan anakku di hatiku ?” Amanda ingin mendengar jawaban dari Abizar
“ Jangan lupakan dia, jangan pernah lupakan mereka ... bagaimanapun dia suami yang berhasil membimbingmu menjadi wanita hebat. Aku tidak akan iri, aku tidak akan mempersulit ... aku sudah berjanji untuk melindungi dan memastikan kau bahagia, itu sudah cukup bagiku . Terima kasih sudah menerimaku untuk berada disampingmu “ tutup Abizar
Selalu ada kebaikan dalam setiap ujian yang diberikan ALLAH . Jangan merasa bahwa kita lebih sulit, lebih menderita , lebih buruk dibanding orang lain. Ingat , masih ada banyak orang diluar sana yang berjuang juga untuk tetap hidup. Perbedaannya adalah keyakinan. Jika kita yakin dan berserah diri pada Yang Maha Kuasa , disitu pasti ada jalan.
“ Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu , padahal itu baik bagimu , dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu , padahal itu tidak baik bagimu. ALLAH mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” ( QS. AL-BAQARAH 2 : ayat 216 )
Terima kasih untuk like dan coment.nya mb. Dede_pratiwi
Comment on chapter aku