Sore ini Amanda terlihat begitu lelah. Dia baru saja turun dari motor dan hendak menutup pintu pagar rumah. Amanda berdiri terdiam sejenak sembari menunggu pak pos yang berhenti di depan rumah dan tampak sedang mencari sesuatu untuk diberikan.
“ Assalamualaikum mbak, benar ini rumah Amanda Aprilia ? “ Tanya pak pos dengan sopan
“ Bener pak, saya Amanda . Ada kiriman apa ya ?” Amanda kembali bertanya penasaran
“ Ini ada surat mbak, tapi pengirimnya kosong ga diisi. Mohon diterima, dan saya minta tanda tangan mbak disini“ jawab pak pos dan menyodorkan selembar kertas
“ Oh iya … “ Amanda membubuhkan tanda tangannya, lalu menutup pagar dan masuk ke dalam rumah.
Amanda tidak tinggal dirumah sendirian sekarang , ada Sinta yang menemaninya.
“ Dapet kiriman apa Man ?” Tanya Sinta yang duduk di depan TV
“ Ga tau darimana , ga ada namanya. “ Amanda membolak balik amplop surat mencari identitas pengirim
“ Jangan – jangan menang undian Man , kamu ikut undian apa ?”candaSinta
“ Undian apaan …. Ngaco kamu . Aku ke kamar dulu ya.” Amanda berjalan menuju kamarnya
Sesampai di kamar Amanda meletakan tasnya dan duduk di pinggir kasur.
“ Bulan lalu aku juga pernah dapat surat dengan amplop putih motif bunga abu – abu seperti ini. Tapi kemarin dari dokter Abizar yang menanyakan kabar. Apa mungkin ini juga dari pengirim yang sama lalu dia lupa menuliskan namanya? Lalu kenapa dia mengirim surat lagi , kenapa ga minta no. Hp saja ?” Amanda bertanya – tanya dalam hatinya.
Tidak berselang lama dia mulai membuka amplop dan membaca surat.nya
“ Assalamualaikum …. Gimana kabarnya bu perawat ? aku doa kan kamu selalu dalam keadaan baik dan diberi kesehatan oleh ALLAH SWT. Ga kerasa udah 2 bulan berlalu setelah kita ke Syuriah. Apa kamu masih merasakan berat dalam hidupmu ? kamu masih ingat kata – kataku kan? Hiduplah dan bahagialah , dengan begitu kamu juga akan memberikan kebahagiaan untuk orang – orang yang menyayangimu “
Amanda membaca sepenggal kalimat pertama isi surat tersebut.
“ ahh … Abizar , aku tahu . Oppss“ Amanda mendadak menutup mulutnya … tidak biasanya dia memanggil orang ini dengan sebutan nama saja .
Lalu dia pun melanjutkan membaca isi surat
“ Mungkin kamu merasa aneh , sebulan yang lalu aku pernah mengirim surat untukmu, lalu kenapa aku mengirim surat lagi kali ini ? iyakan ? jawabannya adalah .. aku hanya ingin menyambung perteman setelah berjuang bersama di tempat yang sulit. Apalagi ,aku ada keterlibatan emosi dalam kisah hidupmu. Maafkan aku … aku juga tidak tahu kenapa aku begitu peduli padamu.
Apa kamu menganggapku kuno dengan mengirim sebuah surat ? kenapa tidak minta no. HP mu lalu mengirim WA atau telpon secara langsung ? hahaaha ,sepertinya aku lebih nyaman berkomunikasi dengan cara seperti ini. Aku tidak ingin mengganggumu sehingga kamu bias membaca suratku kapan saja kau mau. Dan aku juga tidak mau mejadi kurus kering menunggu balasan WA mu.
Bercanda … jangan diambil hati ya . he .. he .. he
Kemarin aku ada operasi bedah , aku sempat dibuat emosi dengan asistenku yang lelet… untung saja ga sampai membuatku kehilangan focus. Dia sangat berbeda sekali dengan caramu bekerja . Jadi kangen kita lakukan operasi bareng lagi . kamu lakukan semua itu dengan sangat sempurna .
Amanda , aku selalu berdoa semoga ALLAH mempertemukan kita kembali . Sampai waktu itu tiba … biarkan surat – suratku datang kepadamu . Surat ini sedikit mengobati kerinduanku padamu. Kau tidak perlu membalas , baca saja selagi kau tidak ada pekerjaan lain. Tapi lebih baik lagi jika aku mendapat kabar darimu. aku meninggalkan alamatku di amplop ini, mungkin akan menjadi menarik dengan adanya balasan darimu. Dan jangan coba – coba datang ke alamatku ya … ini hanya untuk menerima surat, bukan menerima tamu :P .
Hiduplah dengan baik dan bahagialah
Abizar “
Amanda merasa sedikit haru setelah membaca surat Abizar. Banyak sekali orang – orang yang mendoakan dan menginginkan kebahagiannya. Amanda benar – benar bersyukur dipertemukan dengan keluarga dan teman – teman yang baik. Tapi ada beberapa kata pada surat itu yang membuatnya bingung.
“ Teman … ok , kita berteman . Rindu ? apa kita sedekat itu sampai menimbulkan rasa rindu ?” Amanda memikirkan kata – kata itu sebentar , lalu membiarkannya tidak ingin mengambil pusing. Dia menganggap memang hanya ada pertemanan dalam hubungannya dengan Abizar.
Dan Amanda kembali berpikir , siapa yang memberikan alamatnya pada Abizar yaa ?
Setelah itu Amanda terus mendapat kiriman surat dari Abizar setiap bulannya. Terkadang surat itu menanyakan kabar , terkadang menceritakan kesibukannya sebagai dokter, terkadang juga memberikan semangat untuk Amanda. Amanda juga beberapa kali membalas surat itu sebagai bentuk respon. Amanda menanggapi positif setiap surat dari Abizar.
Awalnya Amanda berpikir bahwa ini hanya bentuk dari jalinan pertemanan mereka saja. Tapi lama kelamaan Amanda mulai menantikan surat itu datang. Dan tanpa disangka – sangka, dia juga mulai menantikan sang penulis surat datang.
Amanda sudah tidak mengalami halusinasi lagi, nyeri dadanya juga sudah lama tidak kambuh. Dia juga tidak lagi merindukan kematian seperti sebelumnya . Tidak bias dipungkiri , sekarang dia menemukan teman baru untuk berbagi cerita walaupun belum pernah bertatap muka lagi setelah terakhir kali mereka bertemu 1 tahun yang lalu. Dia menyukai hal baru dalam hidupnya lewat sepucuk surat. Surat ini sedikit membantu mengobati duka dalam hatinya.
Besok adalah hari Ahad , ada kegiatan pengajian rutin di majelis. Amanda dan Sinta mengosongkan jadwal agar bisa ikut ke pengajian. Ternyata disana juga ada Abizar. Sinta melihatnya saat memarkirkan mobil.
“ dokter Abizar, anda ada disini juga?” Tanya Sinta
“ Ah, Sinta . Iya … saya rutin ikut pengajian disini” jawab Abizar sedikit gugup sambil menengok kanan kiri mencari seseorang
“ Ada apa ? Anda mencari Amanda ? lagi beli minum orangnya.” Sinta sedikit tersenyum kali ini
“oh , Amanda juga ikut . Emm .. Sinta , aku boleh minta tolong ?” Abizar kembali gugup
“ Minta tolong apa dok ?” Sinta menangkap ada sesuatu yang aneh
“ Tolong jangan beritahu Amanda kalo aku ada disini. Please “ pinta Abizar
“ Kenapa ? Bukankah kalian juga sering berkirim surat ?” seloroh Sinta.
Abizar sedikit kaget kalau Sinta mengetahui semuanya.
“ Aku hanya ingin ALLAH yang menunjukkan caraNYA mempertemukanku kembali dengan wanita itu. Melihatnya dalam kondisi baik itu saja sudah cukup, selanjutnya biar ALLAH yang berbicara. Aku punya perjanjian khusus dengan ALLAH “ Abizar menjelaskan masih dengan wajah meminta tolong.
“ Kalo memang itu yang anda anggap baik , OK … saya ga akan cerita ke Amanda .” Sinta berpikir apakah mungkin Abizar menyukai seorang Amanda ?
Dalam surat – surat yang diceritakan Amanda , mereka terlihat membahas hal – hal yang umum , tidak menjurus ke perihal percintaan. Menyimpulkan alasan Abizar kenapa terus mengirim surat ke Amanda , bias jadi pria itu memang jatuh hati pada sahabatnya.
Amanda juga terlihat antusias saat menerima surat setiap bulannya dan bersemangat untuk memberi balasan. Apa yang terjadi di antara mereka berdua ? apakah memang pertemanan … atau lebih dari itu dan mereka tidak menyadari telah terjadi sesuatu ?
Terima kasih untuk like dan coment.nya mb. Dede_pratiwi
Comment on chapter aku