Bel istirahat pertama baru saja berbunyi. Elang yang baru masuk ke dalam kelas sekitar tiga puluh menit sebelum bel menghabiskan waktunya untuk debat dengan Athena lagi. Athena berjalan ke kantin sambil terus menggerutu dalam hati karena dia ditinggal Elang lagi.
Hari ini adalah pertama kalinya Athena menginjakkan kaki di kantin sekolah barunya. Empat hari sebelumnya Athena tidak ingin menarik perhatian sebagai siswi baru, pagi-pagi Athena langsung masuk ke dalam kelas, lalu tidak makan di sekolah karena malas ke kantin, pulang sekolah juga langsung pulang. Bahkan Athena mengancam kakaknya yang bertugas menjemputnya saat pulang sekolah supaya tidak telat.
“Aduh!” Athena mengusap-usap dahinya saat dia menabrak seseorang. “Emas gue jatuh semua!” ujar Athena saat empat koin lima ratus rupiahnya keluar dan menggelinding dari card holder-nya.
Athena memunguti koinnya yang masih berputar di lantai, sementara orang yang menabraknya sama sekali tidak menghentikan langkahnya.
“Kalo jalan liat-liat dong! Itu mata dipake! Mata diciptain buat ngeliat, kalo bukan buat ngeliat buat apa? Jadiin pajangan?” gerutu Athena yang membuat orang yang menabraknya menghentikan langkahnya tanpa menoleh.
“Kayak pernah denger nih ocehan,” gumam Ares yang berdiri diam di tempatnya, masih belum menoleh.
Athena sudah memungut tiga koinnya, hanya tersisa satu lagi yang menggelinding ke belakangnya. “Udah nabrak, gak minta maaf, gak bantuin juga malah jalan terus. Dasar, gak bertanggung jawab! Katanya sih generasi muda penerus bangsa, tapi kalo generasi mudanya kayak gini—gak bertanggung jawab, gimana Indonesia mau maju?” ocehan Athena terhenti saat dia berhasil memungut koin keempatnya.
Ares berjalan mudur sampai sejajar dengan Athena, kedua tangannya dimasukkan ke saku celananya. “Wah bener, si cewek gila,” ucap Ares saat melihat wajah Athena.
“Eh, lo yang gue tandai kemaren!” sahut Athena. “Belajar sana dari kedelai…” ujar Athena. “Eh, keledai,” ralatnya.
Ares diam. Teman-temannya yang duduk tidak jauh dari sana hanya memperhatikan mereka. Apalagi Elang yang sedang menatap malas kejadian itu, dia hanya penasaran kapan perangnya akan terjadi. Ares yang galak dan Athena yang keras kepala. Sementara Karel yang ingin menolong Athena, sekalian menjadi ajang pendekatan, ditahan oleh Alaric dan Archer yang penasaran dengan apa yang akan dilakukan Ares.
“Cewek sinting,” gumam Ares sambil berniat menyingkir dari hadapan Athena.
Athena menendang kaki Ares. “Apa lo bilang?! Sinting? Lo tuh yang sinting!”
Ares meringis saat tendangan Athena mengenai tulang keringnya, dia menunduk dan memegangi kakinya. “Lo gila?!”
“Lo gak bakal mau cari masalah sama nih orang,” ucap Elang yang tiba-tiba menarik topi jaket yang Athena kenakan membuat Athena mundur beberapa langkah.
Athena menoleh. “Temen lo? Ajarin nih buat minta maaf kalo salah!”
Baru saja Elang akan menarik topi jaket Athena untuk menjauh dari sana, tiba-tiba saja seorang siswi menerobos dan berdiri di sebelah Athena. “Ada apa nih?” tanyanya penasaran.
Athena menyipitkan matanya. “A…lara?”
“Lah, kalian kenal?” tanya Elang dengan tangan yang masi menggenggam topi jaket Athena.
“Temen lama gue!” seru Alara girang sambil merangkul Athena sampai tangan Elang terlepas.
“Pantesan, sama gilanya,” kata Ares.
Ceritanya ngegemesin.. bakal baca sama ending kok pasti haha...
Comment on chapter Enigma | 01Karakter Athena yang unik.. keren lah hahaha
Baca cerita aku juga ya, kalo mau hehe
Semangat terus!