Athena naik ke atas panggung bersama dengan Ares lalu duduk di kursi yang sudah disediakan. Ares mulai membunyikan gitarnya, sementara Athena menggerakkan tubuhnya ke kanan dan kiri, seirama dengan suara gitar Ares.
Athena sama sekali tidak terlihat demam panggung. Perempuan itu seperti sudah biasa bernyanyi di depan banyak orang, sudah seperti profesional.
Mendekati akhir lagu, Athena melihat Ares sedang menatapnya dan menaikkan sebelah alis, lalu Athena mengedipkan sebelah matanya pada Ares. “I’m too afraid to fall in love you. I tried to stop it, babe, if you only knew. This little heart’s in pain just thinking of you. No I can’t help, but fall in love with you. No I can’t help, but fall in love with you.”
Ares tersenyum, kejadian langka bahkan bagi teman-temannya. Tepuk tangan riuh memenuhi aula sekolah saat Athena dan Ares sudah selesai dan bergerak untuk turun dari panggung.
“Es krim?” tawar Ares.
“Let’s go!” ujar Athena girang.
***
“Mata lo kelilipan pas lagi nyanyi sama Ares?” tanya Elang sinis.
Elang dan Karel tadi datang ke sekolah saat jam pulang sekolah untuk ikut memberi kejutan untuk Elena yang berulang tahun hari ini. Kejutannya sudah selesai, teman-temannya yang lain juga sudah pulang sejak sepuluh menit yang lalu, sementara Athena dan Elang sedang berjalan ke kelas untuk mengambil tas Athena.
“Apaan sih? Mata juga mata gue,” balas Athena tidak kalah sinis.
“Genit.”
“Dih. Gak jelas.”
“Besok gue jemput, jam tujuh,” ucap Elang.
“Iya, bawel,” jawab Athena malas. “Lima hari gak sekolah, lo ngapain aja?” tanya Athena.
“Tidur, makan, mandi, main basket, tidur, makan, mandi, main basket, tidur—“
“Iya, udah. Gak usah diulang terus kali. Situ manusia atau robot? Suram amat hidup lo.”
“Ngaca,” kata Elang seraya mengambil tas Athena dan menyampirkan tasnya di bahu kanan.
“Sini, tas gue,” protes Athena.
“Udah, cepet, mumpung gue lagi baik.”
Athena mendengus sambil tersenyum, lalu berjalan di sebelah Elang menuju tempat parkir.
“Galak ih.”
***
Athena sedang bersantai di atas tempat tidurnya bersama dengan makanan ringan dan film serinya. Besok hari sabtu sehingga Athena bisa bersantai, tanpa perlu menyalin tugas atau tidur cepat karena besok sekolah.
Athena melirik ponsel di sebelah kirinya yang bergetar dan melihat nama Ares di layarnya. Athena meraih ponselnya dan menekan warna hijau.
“Gue di depan rumah lo,” ucap Ares singkat lalu memutuskan sambung telepon secara sepihak tanpa mendengar balasan Athena.
Athena beranjak berdiri dan berjalan ke arah jendela kamarnya. Ares benar-benar di depan rumahnya membuat Athena bergerak cepat, berjalan keluar dari kamarnya.
Ceritanya ngegemesin.. bakal baca sama ending kok pasti haha...
Comment on chapter Enigma | 01Karakter Athena yang unik.. keren lah hahaha
Baca cerita aku juga ya, kalo mau hehe
Semangat terus!