“Dari mana saja? Ini sudah malam!” tegur Yoongi kepada adik tersayangnya sesaat setelah menutup pintu rumah. Hyun Jin diam, ia menatap kosong Yoongi mencoba melewatinya. Yoongi yang tersadar mata Hyun Jin yang membengkak, mencegahnya untuk masuk kamar.
“Ikut aku.” Yoongi menarik tangan Hyun Jin menuju kamarnya. Jarang sekali Yoongi mengajak Hyun Jin untuk berkunjung ke kamar yang menurutnya nyaman itu. Hyun Jin mendudukkan diri di tengah kasur. Ia sedang lelah untuk melawan ataupun menanggapi perkataan kakaknya. Sedangkan Yoongi ikut duduk di samping Hyun Jin bersandar pada dashboard kasur.
“Apa dia menyakitimu?” khawatir Yoongi menatap Hyun Jin sendu. Hyun Jin menggelengkan kepalanya seraya mencoba menutupi semua gejolak dalam hatinya. Bukan Yoongi namanya jika tidak tahu apa yang sebenarnya dirasakan oleh adik semata wayangnya itu.
“Aku ingin sendiri.” Gumam Hyun Jin masih terdengar oleh Yoongi.
“Jangan menangis sendiri. Itu tidak baik. Menangislah denganku.” Yoongi dengan cepat memeluk tubuh lemas Hyun Jin. Hyun Jin tak mampu menahan perasaannya lagi, terlalu sakit untuk di simpan sendiri. Akhirnya Hyun Jin melepaskan tangisnya dalam pelukan nyaman Yoongi.
“Menangislah..” Yoongi menepuk punggung Hyun Jin mencoba menenangkan.
“Katakan padaku kalau dia menyakitimu. Aku akan membunuhnya.” Geram Yoongi. Hyun Jin menggelengkan kepalanya lagi.
“Aku akan selalu menjagamu. Aku berjanji.”
“Aku tidak rela adikku disakiti orang lain.”
“Jangan lama-lama bersedih. Nanti kau semakin jelek.” Hyun Jin mempoutkan bibirnya sebal menatap Yoongi yang terkekeh.
“Aku tarik kata-kataku yang menyesal punya kakak laki-laki sepertimu.” Ucap Hyun Jin diikuti sesegukan yang belum hilang.
“Hei! Aku ini Oppa yang bisa diandalkan. Memangnya kakak perempuan saja yang bisa berbagi cerita? Kau juga bisa menceritakan masalahmu padaku.”
“Aku takut kau membuat moodku bertambah buruk.”
“Ada saatnya kita bisa berbicara serius, nona cantik.” Yoongi mengelus sayang pada pipi kanan Hyun Jin.
“Terimakasih, Oppa terkaku!” Hyun Jin mencoba tersenyum walau mata Yoongi tak bisa dibohongi oleh Hyun Jin.
“Kau putus dengan Taehyung?” tanya Yoongi mencoba meyakinkan. Hyun Jin menganggukkan kepalanya mengisyaratkan jawaban iya.
“Bagaimana bisa kau tahu?”
“Taehyung mengirimiku pesan sebelum kau pulang.”
“Benarkah?”
“Hmm..”
“Apa katanya?” Hyun Jin penasaran bahkan ia menatap wajah Yoongi lekat-lekat.
“Meminta maaf karena tidak bisa melindungimu dengan baik.”
“Ah, begitu.”
“Kau tidak tanya kabarku?” tanya Yoongi merajuk. Ia menenggelamkan tubuhnya dibawah selimut. Wajah yang biasanya datar berubah menjadi sendu namun terlihat lucu di mata Hyun Jin. Bagaimana tidak. Yoongi memicingkan kedua matanya yang sipit dengan bibir tipisnya melengkung ke bawah. Bukan terlihat seperti pria dewasa yang sakit hati, melainkan anak kecil yang tidak diperbolehkan membeli mainan baru.
“Kau kenapa?” tanya Hyun Jin akhirnya.
“Nara menjauhiku.”
“Bagaimana bisa?”
“Entahlah. Aku tidak tahu letak salahku.”
“Mungkin dia bosan dengan sifat kakumu itu” jawab asal Hyun Jin dengan polos.
“Lihat! Siapa sebenarnya yang membuat mood jadi buruk?” sarkatis Yoongi dibalas kekehan pelan dari Hyun Jin.