Selama perjalanan mengantarkan Hyun Jin pulang ke habitatnya, mereka berkutat dengan pikiran mereka masing-masing. Tak ada yang berniat membuka suara, sampai teriakan Taehyung membuat keduanya sama-sama terkejut.
“Kenapa, Tae?” tanya Hyun Jin dengan nada tinggi setinggi 4 oktaf yang ia punya.
“Kucing menyeberang sembarangan di depan” ungkap Taehyung dengan nafas yang masih belum stabil. Dadanya naik turun karena shock dengan kejadian yang baru saja ia alami.
“Tak apa Tae. Lanjutkan lagi. Kucingnya tidak jadi kau tabrak kok. Itu dia berjalan santai di depan.” Telunjuk Hyun Jin mengarah pada kucing yang hampir tertabrak mobil Taehyung. Taehyung tak menghiraukan perkataan Hyun Jin dan melajukan mobilnya kembali.
Selang 10 menit kemudian, mereka telah sampai di rumah Hyun Jin. Sebagai pria yang bertanggung jawab, Taehyung ikut mengantarkan Hyun Jin masuk ke dalam rumahnya. Taehyung berniat untuk menjelaskan alasan Hyun Jin tidak pulang semalam dan bermalam di rumahnya. Muncul seorang pria paruh baya saat Hyun Jin baru saja membuka pintu depan rumahnya.
“Dari mana saja kau semalam?” tanya pria paruh baya itu ketus kepada Hyun Jin.
“Maaf Paman. Semalam Hyun Jin sakit, jadi saya membawa Hyun Jin ke rumah saya untuk beristirahat. Paman tenang saja. Ibu saya yang merawat Hyun Jin semalam.” Tegas Taehyung di depan sang calon Ayah mertua. Ayah Hyun Jin menaikkan alisnya sebelah setelah mendengar penjelasan Taehyung. Ia menatap anak gadis semata wayangnya lagi.
“Tetap saja. Gadis apa kau ini!” bentak Ayah Hyun Jin membuat Hyun Jin tertunduk takut. Ayah Hyun Jin pergi meninggalkan mereka berdua menuju ruang belakang. Sedangkan sang kakak menghampiri Hyun Jin khawatir. Yoongi mengelus punggung Hyun Jin yang terkejut akan respon sang ayah.
“Sudah, jangan pikirkan perkataan Ayah. Semalam dia mengkhawatirkanmu, walaupun sudah ku beri tahu alasanmu tidak pulang kenapa.” Tutur Yoongi pada adik tersayangnya. Jarang sekali Yoongi menampakkan rasa kasih sayangnya dengan jelas pada Hyun Jin. Membuat Hyun Jin terperangah dengan perlakuan Yoongi. Hyun Jin tersenyum pada Yoongi mengisyaratkan bahwa ia baik-baik saja.
“Sejak kapan kau bersikap manis seperti ini, Oppa? Menjijikkan.” Hyun Jin menarik kedua pipi Yoongi gemas sampai wajahnya mirip seperti Kumamon, boneka kesukaan Yoongi.
“Naiklah ke kamarmu. Aku ingin berbicara dengannya sebentar.” Pinta Yoongi ketus kepada Hyun Jin.
Hyun Jin mematuhi perintah Yoongi, sehingga tersisa dua makhluk saja di depan pintu rumahnya.
“Kau tidak menyuruhku masuk, Hyung?” tanya Taehyung polos memamerkan deretan gigi cantiknya.
“Kau tidak macam-macam dengan Hyun Jin ‘kan semalam?” interogasi Yoongi memicingkan matanya yang sipit.
“Tidak.” Tegas Taehyung cepat.
“Jangan buat dia sedih. Kalau tidak, aku tidak mengijinkanmu bertemu dengannya lagi.” Seru Yoongi dengan wajah datarnya.
Taehyung tak berkata-kata, ia hanya tersenyum menanggapi perkataan Yoongi.
“Kau pulanglah. Terimakasih sudah menjaganya dengan baik semalam.” Tutur terakhir Yoongi sebelum menutup pintu rapat-rapat.
Taehyung terdiam sejenak di depan pintu, lalu ia mengikut perkataan Yoongi dengan meninggalkan tempat itu dan pulang. Bukan pulang ke rumah, melainkan pulang ke apartemennya.