Di pagi yang cerah dan sejuk cocok sekali untuk para mahasiswa memperoleh ilmu dengan nyaman. Namun, tidak bagi Taehyung. Semalaman ia tidak bisa tidur sampai matanya memerah. Untuk apalagi dia begadang, kalau bukan menunggu kabar dari kekasihnya: Hyun Jin. Menurutnya sangat tidak masuk akal, alasan sebelumnya Hyun Jin ada janji dengan si kakak kaku. Sedangkan, dalam pesan beralasan sibuk sampai-sampai tidak bisa membalas pesan. Kesimpulannya dia sibuk karena ada janji dengan kakak kakunya?
“Karena kau belum mengirimiku pesan, aku jadi tidak bisa mengirim pesan Jin ah” gumamnya di depan kelas menatap layar handphonenya.
“hishhhh” dengusnya lagi.
Lelah menatap layar Handphone yang membosankan, Taehyung menatap ke arah depan, gedung jurusan Hyun Jin. Gedung jurusan Taehyung berhadapan dengan gedung jurusan Hyun Jin. Biasanya di hari Jumat Hyun Jin ada kelas pagi. Mungkin beberapa menit lagi Hyun Jin akan keluar dari gedung jurusannya itu.
Taehyung bersandar pada pilar gedung, menunggu sesosok wanita cantik yang ia sebut kekasihnya. Tak lama Taehyung bersandar, terlihat ujung batang hidung Hyun Jin. Wajahnya terlihat lelah sekali, entah karena mata kuliahnya yang melarat atau tidurnya yang melarat semalam.
Taehyung berlari mendekati Hyun Jin yang masih berjalan dengan cepat. Hyun Jin tidak sadar keberadaan Taehyung.
“Ayolah! Aku sedang tidak mood untuk diganggu!” bentak Hyun Jin. Bukan untuk Taehyung melainkan untuk orang dibelakangnya.
Seorang pria yang dikenal badboy, bahkan seluruh fakultas mengenalnya. Kim Seok Jin, pria penuh percaya diri dan mampu melelehkan hati wanita. Namun tidak dengan Hyun Jin, bukan diperlakukan manis olehnya tetapi diganggunya setiap hari. Bukan setiap hari, tapi setiap kali bertemu.
“heii! Berhenti atau aku menciummu di depan banyak orang!” teriak seok Jin masih berlari ingin menyamai jalan Hyun Jin.
“Kau gila?” teriak Hyun Jin lantas menoleh pada Seok Jin.
“Lihat kan? Kau berhenti juga.”kekehnya sambil mengedipkan satu mata.
“Hish!” dengus Hyun Jin kembali melanjutkan jalannya.
Seok Jin kesal tidak dihiraukan oleh Hyun Jin. Kakinya sekarang terentang di depan kaki Hyun Jin membuat Hyun Jin hampir terjatuh. Untung ada Taehyung yang menahannya dari depan.
“kalau dia tidak mau bicara jangan paksa! Pengecut kau!” rahang Taehyung mengeras sampai terlihat jelas, ia benar-benar marah. Mana bisa wanita diperlakukan begitu?
“yaa.. siapa kau ikut campur ha?” balas Jin tenang dengan muka songongnya.
“aku? Aku kekasihnya. Jadi jangan coba kau menyentuhnya lagi, brengsek!” lontar Taehyung sebelum menarik tangan Hyun Jin menuju taman.
Hyun Jin terduduk santai di rerumputan taman. Katanya sedang tidak ingin duduk di bangku taman. Taehyung menyusul Hyun Jin ikut duduk disamping sambil menekuk kedua lututnya dengan kedua lengannya.
“kau masih marah padaku?”Taehyung mencoba membuka pembicaraan.
“siapa yang marah? Aku tidak marah.” Elak Hyun Jin tapi Taehyung tahu Hyun Jin bohong.
“maafkan aku, aku tidak akan mengulanginya lagi. Aku janji.” Ucap Taehyung serius.
Hyun Jin tersenyum manis, menundukkan kepalanya menatap jari-jari tangan yang sedang bermain dengan kedua telapak kakinya sendiri.
“Tidak apa-apa. Kalau aku jadi kau, aku juga akan begitu. Tidak usah dipikirkan lagi.” tegasnya serasa jadi orang bijak sedunia.
“Tadi.. dia siapamu?” tanya Taehyung ragu-ragu.
“Oh, dia. Dia teman sekelasku, hampir semua mata kuliah aku sekelas dengannya.”balas Hyun Jin.
“Kenapa dia mengganggumu?” tanya Taehyung lagi.
“Entahlah. Biasanya dia bersikap manis pada semua gadis, tapi akhir dia akan menyakiti mereka si gadis-gadis itu.” Cerita Hyun Jin tenang.
“Kurang ajar sekali pria itu!” celetuk Taehyung terbawa emosi. Kedua tangannya kini mengepal dan memukul paha yang tepat berada di bawah tangannya. Terlihat lucu bagi Hyun Jin.
“Bukan, tapi gadis-gadis itu yang bodoh. Sudah tahu akhirnya mereka akan disakiti, tapi tetap saja mereka bangga pernah menjadi kekasih Seok Jin itu.” Timpal Hyun Jin lagi. Benar juga batin Taehyung.
“Jangan dekat-dekat dia Jin ah, aku tidak suka melihatnya” pinta Taehyung serius.
“Ehm.. pasti aku menjauhinya Tae. Seharusnya, kalau memang tahu kita akan tersakiti maka berhentilah segera. Sungguh, tersakiti rasanya itu tidak enak sama sekali. Hisshh” dengus Jin Hyun mempoutkan bibirnya.
Blam..
Entah kenapa dada Taehyung rasanya sakit setelah mendengar pernyataan terakhir Hyun Jin. Rasanya seperti belati yang membelah kedua dadanya. Semua pernyataan itu seperti terarah ppada Taehyung. Taehyung tersindir.
Aku tidak berniat membuatmu sakit pada akhirnya. Sungguh, aku ingin membuatmu bahagia. Entah dengan cara yang salah atau benar. Aku belum bisa menyimpulkannya Jin ah. Batin Taehyung.