suasana stadion bola basket DBL arena mulai ramai. para supporter maupun pengunjung menempati tempat duduk yang strategis. selain lebih mudah terlihat oleh pemainya, agar mereka juga lebih jelas melihat jalanya pertandingan. aku mengambil tempat duduk di deretan kedua. tidak terlalu depan dan tidak terlalu belakang.
"mas tinggal ya.." kata mas veri sambil membelai rambutku lalu meninggalkanku. setelah tiga langkah, mas veri berbalik melihatku.
"oh ya, setelah itu mas akan ke panti. mungkin sampai malam."
"oke.. ntar aku bisa naik ojek" jawabku
mas veri lalu meninggalkanku. aku membuka selebaran jadwal pertandingan. ah, SMAN 5 ada di pertandingan kedua.
"nana..!!" lambai nita dari kejuhan, dibelakangnya diikuti randy. mereka lalu mengambil kursi disampingku.
nita menghela nafas sesaat setelah meletakkan tasnya di bawah kursi pengunjung. randy dengan sigap mengambil air mineral dingin dan memberikanya kepada nita.
"sorry gue telat, udah mulai emang?" tanya nita setelah meneguk air mineralnya.
"tar lagi.." aku menggelengkan kepala.
pertandingan selanjutnya, SMAN 5 melawan SMA NUSA JAYA
suara tribun menggema seantero ruang DBL arena. riuh pemandu sorak menggiring para pemain memasuki arena pertandingan. tim SMA kami tampak sangat percaya diri, berjalan memasuki lapangan dengan sumringah.
"SMA NUSA JAYA? tim kita boleh berbangga hati karena ardion ikut"
"hm? kenapa emang?" aku menoleh ke arah nita
"dia kartu AS tim kita. liat tuh lawanya. ada yang kaget ngliat ardion"
"oh.."
pertandingan dimulai, bola basket masih dikusai oleh Ardion. benar apa yang dikatakan oleh nita, ardion memang jago basket. dengan postur tubuhnya yang tinggi, dan langkah kakinya yang lebar membuat dia lebih cepat menguasai bola.
"tuh liat kan,.." kata nita sambil menunjuk nilai tim sekolahh kami yang unggul
Pemandu sorak meneriakkan tim kami yang unggul atas SMA NUSA JAYA. Riuh penonton dari sma kami juga meneriakkan ardion sibuk melihat penonton dari sma kami.
Dari kejauhan dia melihat ke arah kami sambil melambaikan tangan.
"Na.. dia nyapa lo tuh" senggol nita ke arahku.
"Masa sih?" Aku bahkan tidak yakin. Banyak juga di deretanku yang satu sekolah
***********
Aku melihat Randy bersandar di depan jendela kmar mandi pengunjung. Dia memasukkan tangan ke dalam saku dan melihat orang-orang berhamburan keluar arena
"Lo mau kemana?" Tanyaku menghampiri randy.
"Nganter nita dulu trus futsal. O ya, tadi si ardion nyari lo" kata randy
"O ya?" Aku menoleh ke belakang, tim basket memang belum waktunya pulang.
"Lo gue anter aja, bareng si nita" kata Randy. Tak lama kemudian nita keluar dari toilet.
"Eh na, bareng ama kita aja" kata nita
"Ehm.. boleh" jawabku.
Kami bertiga beranjak dari gedung pertandingan. Tak lama kemudian seseorang memanggil namaku dan kami bertiga lantas berhenti.
Dia masih memakai celana basketnya, dengan jaket abu tua dan tampangnya penuh keringat berlari menuju kearah kami.
"Nana.. !!!" Sapa ardion sambil mengangkat tanganya.
"Na, gue duluan aja ya. Gue ga mau ganggu lo" bisik nita
"Eh.. nit-" belum sempat aku melarangnya, nita sudah pdrgi meninggalkanku.
"Hai.. gue keliling nyari lo tadi" kata ardion sambil ngos-ngosan. Kemudian dia tersenyum menatapku.