Di sepanjang perjalanan, tidak ada satu pun di antara mereka berdua yang membuka suara. Keduanya larut dalam pikirannya masing-masing. Yang terdengar hanya suara musik yang diputar di radio. Kinara sibuk memikirkan tentang apa yang akan terjadi malam ini, ke mana Kevan akan membawanya pergi, dan juga kapan sampai ke tempat tujuan? Waktu terasa begitu lama bagi Kinara.
Tidak tahukah jika Kinara merasakan sesuatu aneh itu lagi?
Sementara Kevan sibuk menyetir dan dalam pikirannya dia sibuk memikirkan betapa indahnya malam ini. Dia keluar bersama dengan gadis yang dicintainya, dan malam ini dia berniat untuk mengungkapkan perasaannya. Kevan sibuk berharap dalam hati, semoga Kinara mau menerimanya. Hanya itu. Dan waktu terasa begitu cepat jika sedang bersama Kinara. Setidaknya itu bagi Kevan.
Bukan hanya Kinara yang mengalami perubahan dalam hidupnya, Kevan pun mengalami hal yang serupa. Kevan tidak lagi suka membuat masalah. Dia sudah bisa bersikap baik layaknya seorang siswa yang taat aturan. Dia juga sudah jarang menampakkan wajah datarnya, meski pun hanya pada Kinara. Dan Kevan juga sudah banyak bicara sekarang. Bahkan Kevan sudah berani mengajak jalan anak orang.
Jika mengingat bagaimana Kevan dulu, sungguh, ini bukan Kevan. Maksudnya adalah, Kevan yang sekarang seperti kebalikan dari dirinya yang dulu. Meski wajahnya masih sama.
**
Ternyata Kevan mengajak Kinara ke pasar malam!!!
Kinara melihat ke arah keramaian di depannya ketika dia tiba di tempat tersebut. Kinara merasa sedikit.. cemas. Namun genggaman di jari tangannya -Kevan, hal itu membuat Kinara sedikit tenang.
Kevan tersenyum ketika Kinara tidak menolak genggamannya. Lantas Kevan mengajak Kinara untuk menaiki wahana yang terdapat di pasar malam tersebut.
"Karena kita cuma punya waktu sebentar, gue mau ajak lo naik kincir ini."
"Aku ga mau"
"Sayangnya itu bukan pertanyaan yang mengharuskan lo menjawab mau atau pun nggak."
Kinara merasa sedikit kesal pada Kevan. Ternyata julukan pemaksa itu memang sangat cocok untuk Kevan. Lihatlah betapa pandainya dia memaksa Kinara untuk ikut naik kincir bersamanya.
"Mas, karcisnya dua ya? Makasih."
Mau tidak mau Kinara mengikuti ke mana Kevan pergi. Kinara sempat ingin kabur, namun Kevan tahu itu dan langsung menarik lengan Kinara agar tetap berada di sampingnya.
Kini giliran mereka..
Dan setelah mereka naik, dan kincirnya mulai diputar. Kinara memejamkan matanya, takut. Lagi lagi ini pertama kalinya bagi Kinara. Memang, selama lima belas tahun kehidupannya, Kinara tidak pernah pergi ke mana pun selain ke sekolah dan ke restoran langganan keluarganya.
"Kalau lo takut, lo bisa pegang tangan gue."
Mendengar itu, tangan Kinara seakan menerima perintah. Tanpa sadar dia memegang erat tangan Kevan, dan matanya tetap saja terpejam.
"Buka aja mata lo, ga perlu takut. Dengan begitu lo bisa melihat pemandangan indah dari atas sini." Kata Kevan bersamaan dengan kincir yang berhenti dan menempatkan mereka di tempat paling atas.
Kinara memberanikan diri untuk membuka matanya. Dan yang pertama kali Kinara lihat adalah pemandangan indah di depannya, yaitu wajah tampan Kevan yang sedang tersenyum padanya.
Selama beberapa detik, mereka tenggelam dalam pandangan. Kalau saja ini adalah film bollywood, sudah pasti langsung terdengar lagu cinta yang mengalun indah. Namun sayangnya ini dunia nyata, jadi tidak ada lagu cinta, melainkan lagu syantik yang menggema di sekitar pasar malam ini. Adu pandang seperti itu jelas saja membuat wajah keduanya merona, lalu di detik berikutnya mereka membuang pandangan masing-masing. Hingga terjadi hening selama beberapa saat.
"Gue belum bilang ya?" Tanya Kevan.
"Apa?" Tanya Kinara bingung. Memangnya Kevan belum bilang soal apa pada Kinara? Begitu pikirnya.
"Lo cantik"
Lagi, Kinara tersipu atas perkataan Kevan barusan. Lagi dan lagi ini juga pertama kalinya bagi Kinara, ada seseorang yang memujinya selain kedua orang tuanya.
"Terima kasih"
Permainan pun berhenti. Akhirnya mereka keluar dari tempat yang terlihat seperti keranjang itu. Kemudian Kevan mengajak Kinara untuk pergi menuju permainan lempar bola. Di mana yang menjadi targetnya adalah setumpukan kaleng yang disusun rapi.
"Lo mau hadiah apa?" Tanya Kevan. Dia yakin kalau dirinya akan berhasil menjatuhkan kaleng-kaleng itu. Namun Kinara tetap diam.
"Oke, diem di sini."
Kevan berbicara pada penjaga permainan tersebut, lalu Ia diberi tiga buah bola. Sementara di sisi lain Kinara hanya diam berdiri memperhatikan Kevan.
Kevan pun melempar bola pertamanya. Dia berhasil menjatuhkan banyak kaleng, sehingga menyisakan tiga buah kaleng. Dua di sebelah kiri dan satu di sebelah kanan. Lalu Kevan melemparkan bola keduanya dan berhasil menjatuhkan dua kaleng di sebelah kiri. Dan kini tertinggal satu kaleng. Semakin sulit bagi Kevan untuk mengenainya.
Kevan menoleh ke arah Kinara dan tersenyum manis. Kinara ragu, apakah Kevan bisa menjatuhkan satu kaleng terakhir itu atau tidak. Tetapi keraguan itu hilang ketika Kevan berhasil menjatuhkan satu kaleng terakhir itu dengan bola terakhirnya pula. Kinara sempat tidak percaya, tapi itulah kenyataannya.
Kinara terkejut saat Kevan tiba-tiba berdiri di depannya. Dia menyembunyikan sesuatu di belakangnya.
"Gue punya hadiah buat lo" katanya.
Sebuah boneka Koala berwarna abu dengan bulu yang sangat halus. Kinara menyukainya.
"Terima kasih Kevan"
Kini giliran Kevan yang shocked!! Ini pertama kalinya Kevan mendengar Kinara menyebutkan namanya!! Dan Kevan merasa sangat senang.
"Sama-sama, Kinara."
Kevan melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Ternyata waktu baru menunjukkan pukul 8. Jadi masih ada waktu sekitar 30 menit lagi untuk bersenang-senang, sebelum kembali pulang.
Lantas Kevan mengajak Kinara ke tempat penjual es krim.
"Lo suka rasa apa?"
"Strawberry"
Kevan kira kalau Kinara akan lebih menyukai cokelat daripada yang lainnya. Namun Kevan salah. Dan itu berarti, waktu itu juga Kevan sia-sia memberikan cokelat pada Kinara?!
Mereka sudah memegang masing-masing satu es krim cone di tangannya. Kinara dengan rasa strawberrynya dan Kevan dengan rasa cokelatnya.
"Kinara?" Kinara hanya bergumam sambil memakan es krimnya, tanpa melihat ke arah Kevan.
"Gue mau bilang sesuatu sama lo."
"Apa?"
Tes
Setitik air mengenai hidung Kinara. Kemudian Kinara menengadahkan telapak tangannya ke atas dan merasakan tetesan air mengenainya.
"Sepertinya mau hujan, ayo kembali ke mobil." Kata Kinara. Sementara Kevan menghela napasnya. Gagal sudah.
Akhirnya mereka berdua sudah masuk ke dalam mobil di waktu yang tepat. Setidaknya mereka tidak perlu takut basah terguyur hujan.
"Oh iya, tadi mau bilang apa?" Tanya Kinara.
"Oh itu.. eh.. sebenernya.." jawab Kevan tergagap. Namun Kevan menarik napasnya, berusaha untuk menormalkan detak jantungnya. Sehingga Kevan bisa berbicara dengan normal lagi.
"Jujur, gue suka sama lo. Dan gue mau, lo jadi pacar gue."
Kinara tersedak oleh ludahnya sendiri. Dia tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan. Kevan suka padanya? Benarkah itu? Pikirnya.
Dan perkataan macam apa itu? Sebenarnya Kevan itu sedang mengungkapkan perasaannya dan ingin Kinara menjadi pacarnya, kan? Tapi itu bukan kalimat tanya, dan Kinara bingung harus berkata apa. Ditambah jantungnya yang berdetak tak karuan.
"Aku-"
"Itu bukan pertanyaan, jadi lo ga perlu jawab. Yang perlu lo lakukan itu cukup jadi pacar gue mulai sekarang."
Bagaimana bisa seperti itu?! Bukankah pacaran itu butuh persetujuan dari kedua pihak? Tapi ini? Itu sama saja dengan Kevan yang memaksa Kinara untuk menjadi pacarnya!!!!
"Udah jam setengah 9, kita pulang."
**
Hujan malam ini cukup deras, sehingga suara musik di dalam mobil pun teredam oleh suara kerasnya hujan dari arah luar. Waktu kini telah menunjukkan pukul 8.55 malam dan mobil Kevan sudah tiba di depan gerbang rumah Kinara. Dan setelah Kevan membunyikan klakson mobilnya, gerbang pun dibuka.
"Kinara?" Kinara menoleh ke arah Kevan. "Terima kasih untuk malam ini." Kata Kevan dengan senyum manis di wajahnya. Kinara hanya mengangguk dengan senyuman tipisnya.
Malam yang indah di tengah derasnya hujan. Setidaknya satu hubungan telah terjalin malam ini. Walau pun hubungan itu terikat tanpa adanya persetujuan di pihak kedua.
Kevan akhirnya pulang dengan hati yang berbunga-bunga. Setidaknya malam ini Kevan sudah jadian dengan Kinara. Dan Kinara sudah resmi menjadi pacarnya. Begitu pikirnya. Sedangkan Kinara? Dia memikirkan tentang apa yang telah terjadi tadi. Dia memikirkan tentang hubungannya dengan Kevan sekarang. Apakah hubungan tersebut sudah bisa dikatakan sebagai 'pacaran?' Entahlah, Kinara tidak peduli dan juga tidak mau tahu. Karena yang jelas, malam ini Kinara merasa sangat bahagia.
Angkara
1008
597
1
Inspirational
Semua orang memanggilnya Angka.
Kalkulator berjalan yang benci matematika.
Angka.
Dibanding berkutat dengan kembaran namanya, dia lebih menyukai frasa.
Kahlil Gibran adalah idolanya.
BACALAH, yang TERSIRAT
9368
1946
4
Romance
Mamat dan Vonni adalah teman dekat. Mereka berteman sejak kelas 1 sma. Sebagai seorang teman, mereka menjalani kehidupan di SMA xx layaknya muda mudi yang mempunyai teman, baik untuk mengerjakan tugas bersama, menghadapi ulangan - ulangan dan UAS maupun saling mengingatkan satu sama lain. Kekonyolan terjadi saat Vonni mulai menginginkan sosok seorang pacar. Dalam kata - kata sesumbarnya, bahwa di...
Dear, My Brother
807
519
1
Romance
Nadya Septiani, seorang anak pindahan yang telah kehilangan kakak kandungnya sejak dia masih bayi dan dia terlibat dalam masalah urusan keluarga maupun cinta.
Dalam kesehariannya menulis buku diary tentang kakaknya yang belum ia pernah temui. Dan berangan - angan bahwa kakaknya masih hidup. Akankah berakhir happy ending?
Cadence's Arcana
5960
1572
3
Inspirational
Cadence, seorang empath, tidak suka berhubungan dengan orang lain. Ketika dia kalah taruhan dari kakaknya, dia harus membantu Aria, cewek nomor satu paling dihindari di sekolah, menjalankan biro jasa konseling.
Segalanya datar-datar saja seperti harapan Cadence, sampai suatu saat sebuah permintaan klien membawanya mengunjungi kenangan masa kecil yang telah dikuburnya dalam-dalam, memaksanya un...
Just Me [Completed]
28534
3060
1
Romance
Gadis cantik bersifat tomboy itu adalah Viola dia biasa dipanggil Ola, dibalik sifatnya yang tomboy dia menyimpan duka yang teramat dalam yang hanya keluarganya yang dia tahu
dia tidak ingin orang-orang khawatir berlebihan tentang kondisinya. dia anak yang pintar maka dari itu dia bisa sekolah di Amerika, tapi karena kondisinya sekarang dia harus pindah ke Jakarta lagi
semenjak ia sekolah di Ja...
Stuck On You
309
249
0
Romance
Romance-Teen Fiction
Kisah seorang Gadis remaja bernama Adhara atau Yang biasa di panggil Dhara yang harus menerima sakitnya patah hati saat sang kekasih Alvian Memutuskan hubungannya yang sudah berjalan hampir 2 tahun dengan alasan yang sangat Konyol.
Namun seiring berjalannya waktu,Adhara perlahan-lahan mulai menghapus nama Alvian dari hatinya walaupun itu susah karena Alvian sudah memb...
For Cello
2872
985
3
Romance
Adiba jatuh cinta pada seseorang yang hanya mampu ia gapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang ia sanggup menikmati bayangan dan tidak pernah bisa ia miliki. Seseorang yang hadir bagai bintang jatuh, sekelebat kemudian menghilang, sebelum tangannya sanggup untuk menggapainya.
"Cello, nggak usah bimbang. Cukup kamu terus bersama dia, dan biarkan aku tetap seperti ini. Di sampingmu!&qu...
Garden
5095
1615
5
Fantasy
Suatu hari dimanapun kamu berada,selama kita menatap langit yang sama. Bolehkah aku merindukanmu?
JEOSEUNGSAJA 'Malaikat Maut'
10322
2423
1
Fan Fiction
Kematian adalah takdir dari manusia
Seberapa takutkah dirimu akan kematian tersebut? Tidak ada pilihan lain selain kau harus melaluinya.
Jika saatnya tiba, malaikat akan menjemputmu, memberikanmu teh penghilang ingatan dan mengirim mu kedimensi lain.
Ada beberapa tipikel arwah manusia, mereka yang baik akan mudah untuk membimbingnya, mereka yang buruk akan sangat susah untuk membimbingny...