5
Langkah kaki angkuh dan tatapan dingin pria tersebut tidak bisa dilupakkan Yuri, dan makin tidak bisa ia percayai Dia bisa datang ketempat seperti ini. Apa yang dilakukan Arven malam-malam begini? Apa Arven berteman dengan Yabe, Rico dan Kagura? Apa mungkin? Cowok dengan segala sifat perfeksionisnya bisa ikut campur masalah seperti ini? Atau Jangan-jangan dia datang untuk mencatat nama-nama dan diberi pada pihak sekolah dan guru?! Yuri terus bertanya-tanya dalam pikirannya, sementara cowok tersebut sudah berdiri di depannya dan tidak mempedulikan ekpresi muka cewek yang dipenuhi banyak pertanyaan tersebut.
“Gue sendirian akan kesana sama ini orang.” Arven menawarkan dirinya.
Akhirnya mereka semua setuju dan mereka berdua pergi.Pria penolong Yuri mendekat mendapati Yuri yang masih syok melihat Arven yang sudah hilang sosoknya pergi bersama preman tersebut.
“Yuri...” suara lembut seorang perempuan memanggil Yuri. Terasa familiar ditelinga Yuri, tapi entah kenapa bulu tangan Yuri merinding mendengar suara wanita tersebut.
“Ini gue Kagura.”
Yuri menengok kebelakang kearah sumber suara tersebut. Berdiri Laki-laki penolong Yuri. Sumber suara itu berasal dari dia.
“Kagura?!!” Yuri terkejut masih tidak percaya, apa dia salah dengar atau memang benar?
“Iya. Ini gue Kagura.” Suara Pria penolong Yuri berubah ke suara asli nya, pemilik suara yang adalah Kagura. Kagura tersenyum lebar menatap Yuri yang masih belum bisa percaya dengan sosok cowok tampan penolang nya adalah seorang perempuan!!
Kagura sudah tahu reaksi cewek tersebut akan seperti apa, “ Pertemuan pertama kita bukan disekolah tapi di tempat ini, saat gue nolong lo.” Jelas Kagura, mengungkapkan jati dirinya sebenarnya.
Para preman yang masih berdiri ditempat lebih terpukul setelah mengetahui identitas asli yang mereka kira seorang laki-laki mengalahkan mereka, tapi ternyata hanyalah seorang gadis remaja super kuat. Si pencopet jadi lebih memahami situasi nya kenapa Dia bisa mencopet Tas wanita dari tangan seorang yang ia kira laki-laki.
Yuri menatap Cewek tampan dan tinggi di depannya, “Ka..kagura selama ini lo jadi dandan kayak cowok buat apa?”
“ Buat seru-seru-an aja, dan Cuma moment tertentu gue dandan kayak gini. Kayak sekarang ini.” Jawab Kagura santai.
Yuri belum sanggup menatap Kagura lebih lama lagi, Baginya saat ini yang ia mellihat Cowok tampan, keren dan kuat, tapi kenyataannya adalah seorang wanita cantik dan bisa jadi tampan juga, keren, dan sangat kuat. Benar-benar aneh, tapi nyata.
30 menit kemudian.
Arven datang bersama adik si pencopet. Mereka berdua datang membawa tas hitam yang dicari-cari. Kagura langsung mengambil tas tersebut dari tangan Arven.
“Katanya 20 menit?! Kok ini sampe 30 menit-an?” tanyanya kesal.
“Ternayata di markas mereka masih ada penjaga nya. Jadi butuh waktu juga buat beresin mereka.” Jelas Arven bersabar menghadapi emosi Kagura.
Ekspresi muka adik si pencopet saat melihat Arven tidak jauh berbeda ketakutannnya saat melihat Kagura. Mereka berdua sama-sama menakutkannya.
Mata Yuri dan Arven bertemu pandang, dan kali ini Arven tidak menghindari tatapan Yuri. Laki-laki tersebut malah mendekatinya, “ Muka lo udah stabil? Banyak dapat surprise ya?” Arven nyengir melihat ekspresi cengo Yuri.
“ Banyak banget!! Dan Lo itu termasuk yang paling aneh diantara mereka. Anggota komite kedisiplinan kan lo?” kata Yuri tidak mau kalah.
Arven diam sebentar, lalu mengalihkan pandangannya kearah teman-temannya, Kagura,Yabe dan Rico. “Justru karena gue anggota Komite, gue harus lindungin kelompok aneh kita ini kan?”
Balasan Arven membungkam Yuri, makin tidak menyangka cowok yang selama ini ia kira dingin dan cuek ini, ternyata mempuanyai ikatan yang kuat dengan Kagura, Yabe dan Rico. Yuri jadi penasaran bagaimana keempat orang ini, dengan karakter berbeda dan unik-unik ini bisa dipersatukan.
***
Yuri berdiri di tengah sorotan cahaya putih yang hanya tertuju padanya, Gaun putih nya dan sepatu hak putih, gadis ini berpenampilan begitu cantik dan itu semua, demi seseorang yang seseorang yang berdiri di anak tangga di hadapnnya.
Yabe tersenyum begitu tampannya, dengan memakai tuxedo hitamnya, perlahan menuruni anak tangga berjalan turun menatap Yuri, “My Princess..”
“Yabe...” Yuri berlari kecil mengejar Yabe tepat di depannya, Tapi Yabe berjalan melewati nya.
“My Princess, Kagura” Muka Yabe berseri seri melihat Kagura yang memakai gaun putih yang sama.
Yuri menengok kebelakang. Yuri sendiri sebagai perempuan mengakui kecantikan gadis ini. Rambut panjang,kaki nya jenjang, dan tidak usah diragukan lagi muka nya.
Yabe masih berdiri setia disamping Kagura, tapi pesaing Sang Pangeran Yabe datang. Pangeran manis memakai tuxedo putih,Rico.
“Princess Kagura, badan ku memang lebih kecil darimu, tapi Princess, cintaku lebih besar dari yang kau kira.” Gombalan Rico hanya ditanggapi Kagura dengan tawa kecil nya.
Yabe tidak mau kalah mendapatkan Princess Kagura, “Hei Pangaran Rico, syarat utama yang berhak jadi pangerannya adalah fisik lebih tinggi dari Princess, kau jangan mimpi.”
Ini menggelikan! Dan tidak bisa dipercayai. Apa-apaan mereka?
Yuri-lah pemeran utamnya tapi nyatanya ia hanya penonton cerita drama Para Princes merebutkan Princess Kagura, dan Entah kenapa apa karena alur cerita mereka seperti cerita kerajaan, suara mereka jadi terasa sangat drama pengucapannya, membuat Yuri makin sakit mata menontonnya.
“Kalau enggak sanggup nonton, pergi aja. Kau itu jauh di bawah Princess Kagura”
Suara Pria ini saja yang tidak berubah, nada dan isi katanya yang dingin dan sangat menyebalkan.
Arven yang entah sejak kapan sudah berdiri di belakang Yuri. Dia maju berdiri bersampingan dengan Yuri, malah membuatnya makin merinding. “Ngapain sih lo kesini! Sana tuuh temuin Princess lo!!” kata Yuri ketus.
“Gue Cuma mau lihat muka menyedihkan lo.” ledekan Arven makin membuat Yuri makin emosi, tapi gadis ini memutuskan untuk tidak peduli.
Yuri membalikkan badannya berjalan menaiki anak tangga, suara hak sepatu kaki nya sangat terdengar jelas, Emosi dan amarahnya di lemparkan dengan hentakan keras suara sepatunya. Tapi gadis itu tidak memperhatikan benar jalannya saat menaiki anak tangga. Kaki nya tidak stabil, membelok kesamping. Untungnya tubuhnya tidak jatuh, seorang memopong badan Yuri dari belakang.
“Kau enggak apa-apa,Yuri?” Pria yang juga tidak asing ini, menopang tubuh Yuri yang hampir jatuh. cowok penolong nya selalu ada di saat Yuri dalam bahaya.
“Iya enggak apa-apa. Kamu baik banget, nolongin aku terus.” Puji Yuri, disambut senyuman manis Pria yang memakai tuxedo tidak kalah kerennya dibandingkan Yabe,Rico dan Arven.
“Tentu aja, kamu kan teman baik ku,Yuri.” Suara Pria tersebut berubah jadi lebih feminim lembut.
Yuri mengernyitkan dahinya. Terasa aneh. Otak nya berputar, Memori kembali menyatu. Yuri baru mengingat identitas asli si Penolongnya adalah Kagura, Beautiful Princess dan Prince Charming. Yaah. Benar adanya, dua orang yang ia kira berbeda, tapi mereka satu orang yang sama.
Ditengah kebinggunanya baru menerima keadaan teman-teman barunya ini, Kagura mendekatkan wajahnya, memegang pipi kiri Yuri, “Kamu enggak apa-apa,Princess?” Kagura tersenyum menggoda, dan lagi-lagi suara feminim nya sengaja dihilangkan, walau suara cowok nya tidak ngebass seperti cowok normal, tapi kalau dengan wajah tampan begitu, cewek mana yang tidak terpesona.
Yuri langsung menjauhkan muka nya sejauh mungkin dari Kagura, Yuri langsung berlari terus menaiki anak tangga. Berlari terus naik terus keatas, anak tangga yang tidak ditemukan ujung nya, sampai tubuhnya tidak bisa menahannya lagi, dirinya terjatuh ke bawah sinar putih besar.
Yuri membuka matanya, suara alarm handphone nya terus berdering. Jam 7 pagi. Mimpi yang mengacaukan semuanya. Yuri terbaring lemas di tempat tidurnya. Badannya masih terbaring lemas, Pasrah dirinya pasti sudah pasti akan telat masuk sekolah. Terlambat akan semua, terlambat ke sekolah, dan terlambat mengulang waktu dan keputusannya ketika menyetujui berteman dengan Kagura dan gank nya.
***
Yuri mengambil tasnya yang berjejer bersama siswa lainnya yang senasip dengannya. Satu persatu mereka mengambil tas setelah selesai berlari mengelilingi lapangan. Langkah Yuri terhenti mendengar Arven memanggilnya. Mereka pun berjalan bersama menuju kelas.
“Jangan bilang siapa-siapa, kejadian kemarin dan hubungan gue,Kagura,Yabe dan Rico.” Kata Arven tiba-tiba tanpa basa-basi.
“Iya-iya. Takutan amat sih. Aneh deh lo” jawab Yuri ketus.
“Lo tau kan di sekolah gue enggak pernah keliatan dekat sama mereka. Makanya lo sendiri juga kaget kan?”
“Hmm iya sih. Lo kan bergaul sama anak-anak berprestasi dan sombong kayak lo.”
Arven tidak mempedulikan ejekan Yuri, “Gue punya cara sendiri buat tentuin gimana cara hidup gue. Gue tau gue aneh, tapi gue ini pelajar kan? Masih belajar.” Balasan Arven diiringi senyuman setengan bibirnya naik keatas, terlihat seksi.
***
Yuri menarik nafas panjang, Membuka Pintu kaca di depannya. Mata nya berputar mengelilingi seisi cafe. Orang yang di cari Yuri menyadari kehadiran gadis berjaket denim jeans, yang sudah ditunggu-tunggu nya di mejanya pojok dekat jendela.
“Yuri, Sini!” panggilan suara dari Lelaki yang sangat ia kenali sampai membuat jantungnya berdegup kencang, dan tidak berlangsung lama. Kening Yuri mengkerut melihat penampilan baru Yabe.
Yabe?!! Kemana penampilan kerennya? Kacamata bulat, kemeja rapi, dan topi kupluk hitamnya, bukan gaya Yabe yang biasanya.
Yuri duduk di tempat Yabe bersama tiga orang lainnya berpenampilan tidak seperti biasanya juga. Penampilan Kagura dengan style boyish nya.Walaupun sebenarnya Yuri sudah mulai terbiasa dengan kebiasaan cara berpakaian Kagura.
Lalu Rico memakai wig berwarna coklat, panjang lurus sebahu. Muka Rico terlihat manis seperti perempuan, pakaian unisex nya pun tentu akan mengecohkan pandangan laki-laki melihat Laki-laki yang terlihat cantik juga. Setelah dilihat lebih seksama dan lebih teliti lagi, Yuri baru menyadari dan mengingat kalau gadis manis yang bersama Kagura versi cowok pada malam pertemuan pertama mereka saat dia di serang para preman adalah Rico.
Dan yang terkahir, anggota kelompok ini yang tidak disangka-sangka, Arven. Cowok yang terkesan dingin dan cuek, ternyata juga ikut-ikutan merubah penampilannya. Yuri melihat dari bawah sampai atas penampilan Arven. Celana jeans robek di lutut, jaket kulit hitam dan kaos polos putih, dan kacamata hitam?! Dipakai didalam ruangan. Entah apa yang dipikirkan Arven memakai kacamata hitam, mungkin terlihat keren tapi Yuri memandangnya terasa aneh.
“Yuri...” suara itu muncul lagi. Yuri merinding mendengar suara cowok jadian-jadian, Kagura. “..mau pesen apa?” Tanya Kagura menyeringai jail menggoda Yuri.
“Kagura.. berhenti deh. Eh, tapi gimana suara nya bisa berubah gtu sih?” Tanya Yuri penasaran.
“ Kagura sama gue, latihan di club otaku gue.” Jawab Rico. “Gue juga bisa nih.” Suara Rico terdengar juga ikut berubah menjadi lebih lembut.
Tiba-tiba Yabe memotret Kagura, dan memperlihatkan pada Yuri, " Yuri lihat deh. Kagura sekarang kelihatan cantik banget kan? " Goda Yabe, tertawa kecil melihat ekspresi jengkel Kagura.
“Kalian kenapa penampilannya kayak gini?”
Yabe memajukkan posisi duduk yang berhadapan langsung di depan Yuri, “ Inilah kita sebenarnya. Kita suka main switch role playing.”
Yuri mengaggukan kepalanya, mulai memahami kelompok ini, dan juga keunikan Kagura dan Rico yang suka mengubah penampilan begitu sempurnanya, sampai suara yang dibuat-buat nya.
“Enggak perlu basa-basi lagi deh.” Ucap Arven tiba-tiba menatap Yuri di depannya.
Akhirnya cowok perfeksionis ini bersuara juga. Semuanya memandang Arven bersamaan.
“ Pasti lo penasaran dengan kelompok aneh ini kan? Dan Kenapa lo jadi ikut-ikutan gabung sama kita?”
“I..iya sih.” Jawab Yuri memandang satu per saru ke-empat orang duduk bersamanya.
“Okay gue akan jelasin.” Arven mengambil control memulai menceritakan semuanya.
***
“Kamu... benar-benar cantik Sakura chan, hahaha” tawa laki-laki bersama kedua temannya .
“Sakura cantik, main bareng sama kita ya?” saut temannya satu lagi.
“ Tapi mau nya main sama Sakura aja, bukan sama si Rico cupu ya!” saut satu lagi sambil menatap seorang berambut pink dengan mengenakan pakaian cosplay berwarna pink.
Mereka bertiga tertawa puas terus mengejek Rico dengan penampilan cosplay karakter Sakura, salah satu tokoh kartun ternama "Naruto". Rambut pendek sebahu berwarna pink dan make up membuat muka Rico terlihat manis seperti cewek.
“Tolong tinggalin aku sendirian.” Pinta Rico sambil mengusap kedua tangannya memohon kepada ketiga teman sekolahnya.
“Sendirian di tempat sepi gini , dan Cuma kita berempat aja kok.”
“Ric, lo balikin lagi donk suara imut Sakura nya. Haha. Oni chan mau denger.”
“Lo kalau ke sekolah gini aja. Kalau jadi banci jangan nanggung kali.”
Ocehan dan ejekan ketiga pembully Rico di sekolah sudah biasa di dengar Rico. Tapi untuk kali ini, Mereka bertiga sudah kelewatan. Di sekolah mereka bisa membully-nya, tapi sekarang mereka juga akan mengusik hobby nya dan kesenangannya sebagai otakku. Rico akui dirinya memang Otakku menyukai segala hal berbau anime, sampai dia menemukan klub otakku yang bisa berbagi kesenangan di hobby yang sama. Kesenangannya selama diluar aktifitasnya sebagai siswa SMP, hancur ketika ketiga pembully ini ternyata ikut event bertema Anime, dan sialnya mereka mengenali Rico dengan pakaian cosplay nya.
“Urghh... kalian ini” Rico menggeram mengepalkan kedua tangannya. Selama ini dia tidak pernah melawan dengan para pembully ini, tapi kali ini kesabarannya sudah tidak bisa ditahannya lagi. Dikumpulkan semua kekuatan yang dia punya, dilancarkan serangan tinju kearah salah satu dari ketiga pembully. Tapi gerakan lambat Rico sudah dapat dibaca dengan cepat, dengan gampangnya menghindari pukulan Rico.
“Aaah.. mau nyoba ngelawan lo yah?!” Laki-laki yang menjadi target Rico kesal, langsung membalasnya dengan pukulan ke muka Rico.
Rico menerima pukulan keras ke mukanya. Lalu disusul lagi pukulan para pembully lainnya, membuat nya jatuh ke tanah.Dirinya sekarang hanya bisa pasrah menerima pukul dari ketiga orang tersebut. Fisik lemahnya tidak kuat untuk membalas mereka.
Kejadian pemukulan ini tidak hanya sekali, dan pukulan mereka sudah biasa ia terima. Pukulan yang lebih menyakitkan yang ia ingat adalah berasal dari teman dekatnya. Saat Rico menjadi target bully, temannya ketakutan dan tidak pernah menolongnya, dia pergi. Semenjak saat itu dia tahu, memang tidak ada yang pernah peduli akan sosoknya, tidak ada yang pernah menolongnya. Tidak seorang-pun.
“Oooy.. lagi ngapain kalian?!”
Ketiga pembully kaget melihat ada orang lain yang tiba-tiba muncul. Rico dengan mata sayu-sayu melihat seseorang memakai jacket hoodie hitam, kupluk kepala yang menutupi kepalanya dan jeans biru dipakainya di kaki panjang dan ramping nya. Muka orang tersebut tidak jelas terlihat, hanya saja Rico bisa melihat kedua matanya, tatapan dingin dan tajam orang tersebut ketika melihat dirinya yang menyedihkan dan juga ketiga pembully.
“Enggak ikut campur deh lo!” bentak salah satu dari ketiga pembully.
“ Kalau gue mau ikut campur gimana?” jawab orang asing tersebut.
“ Enggak usah sok jadi pahlawan.”
“ Gue peduli sama si cewek rambut pink, apalagi kita ini sama-sama perempuan. Yang gue enggak peduliin itu nasip kalian setelah ini.”
Ketiga orang tersebut tersentak kaget ketakutan. Aura orang asing ini terasa menakutkan untuk seorang perempuan. Tapi walaupun Orang asing tersebut terlihat menakutkan, setidaknya Rico bahagia ada orang asing yang peduli dengannya, dan ini yang pertamanya baginya.
Braak...
Suara tubuh terjatuh tergeletak di sampingnya. Rico membuka matanya lebar, terkejut, setelah baru tersadar dari lamunannya. Salah satu pembully nya sudah jatuh di lantai disampingnya. Rico menegok dan baru menyadari adegan perkelahian sudah dimulai.
Rico Cuma bisa duduk manis, tercenga melihat seorang perempuan bisa begitu kuat menghadapi ketiga laki-laki pembully sendirian. Kupluk kepala jacket nya terbuka. Perempuan tersebut memakai topi dan rambut panjangnya terikat kebelakang, tapi Rico belum jelas melihat mukanya.
Ketiga pembully tumbang satu persatu, menyerah, lari meninggalkan Rico dan perempuan tersebut. Perempuan itu yang masih berdiri tegap,membelakangi Rico. Rico sangat penasaran dengan perempuan tersebut, bangun berdiri perlahan, walaupun masih ada luka lebam yang menyengat di seluruh badannya, diitahannya.
“Maa.makasih ya. Tapi kamu siapa? Dan..kenapa menolong saya?” Tanya Rico menatap punggung perempuan tersebut.
Orang asing tersebut membalikkan badannya, dan melepas topinya.
Deg..deg...
Jantung Rico berdegub kencang ketika melihat Perempuan asing penolongnya ternyata adalah seorang perempuan yang sangat cantik. Ditambah Dia memiliki tatapan yang tajam, dan dia tidak terlihat imut seperti cewek jepan kawai kesukaan Rico. Perempuan ini sangat keren dan kuat.
Perempuan itu berjalan mendekati Rico. Tiap langkah perempuan asing itu makin membuat jantung Rico makin berdegub kencang, menatapnya dengan mata tajamnya. Perempuan itu berhenti berhadapan di depan Rico, Tapi detakan jantung Rico makin berdegub dengan kencang karena sekarang Ia begitu dekatnya bisa melihat wajah cantik perempuan tersebut.
Lalu tiba-tiba saja tangan Perempuan tersebut meraih wig rambut pink Rico, melepaskannya dari kepala Rico.
“Benar ternyata. Lo bukan cewek asli.” Ucap perempuan tersebut sambil mengamati wig rambut pink dan rambut pendek asli Rico yang di tutupi hairnet rambut.
Rico mengalihkan pandangannya malu, “Ehmm iya gue cowok, lagi cosplay karakter cewek, Sakura.”
Perempuan tersebut mengehela nafas rendah, “Haah.. Anggap aja lo beruntung hari ini karena gue kira lo cewek.” Katanya sambil menyerahkan wig Rico.
Perempuan itu membalikkan badannya, hendak melangkah pergi begitu saja. Namun langkah nya terhenti oleh tangan Rico yang menahan pundaknya.
“Laki-laki juga ada yang punya fisik yang lemah. Laki-laki dan perempuan sama-sama manusia, punya kelemahan.” Rico dengan penuh percaya diri mengungkapkan sesuatu yang ia sendiri tidak percaya itu keluar dari mulutnya untuk perempuan yang baru pertama kali kenal, sampai membuat perempuan tersebut diam terkejut.
Perempuan tersebut tersenyum lebar, “Iya lo benar juga. Thanks.” Lalu berjalan pergi meninggalkan Rico. Baru beberapa langkah, lagi-lagi langkah nya dihentikan Rico.
“Jangan pergi!” Rico menahan punggung perempuan tersebut. Perempuan itu menengok binggung. “Gue ingin terus bersama lo. Jadi anak buah, pesuruh atau apapun itu. Gue....”
“Jadi teman aja gimana?” tawaran Perempuan tersebut membuat Rico kaget.
“Lo yakin mau berteman sama gue yang aneh ini?” Rico mundur selangkah memperlihatkan jati dirinya dengan costum yang ia pakai.
“Gue juga aneh, untuk standard cewek normal. Jarang kan lo lihat cewek bisa sekuat ini?” Balas Perempuan tersebut tersenyum bersamaan dengan Rico yang juga ikut tersenyum. “ Nama gue Kagura. Lo?”
“Gue Rico.”
***
“Dan Semenjak saat itu, si Rico jadi teman kita.” Jelas Arven pada Yuri yang masih setia mendengar ceritanya.
“Lalu gimana dengan Lo dan Yabe?” Tanya Yuri penasaran dengan cerita selanjutnya.
“Gue dan Yabe,,,” Arven dan Yabe saling bertukar pandang, “Kita kenal di satu tempat les sejak SMP, sama-sama aneh dan unik, terus temanan, udah itu aja.” Jelas Arven lagi, dan kali ini cerita nya jauh sangat singkat dibandingkan dengan Rico.
Yuri mengernyit menyibir jawaban Arven, berkomat kamit.
“Tapi Yuri, kamu selama ini nyadar enggak?” Tanya Yabe tiba-tiba.
“Nyadar apa?” Tanya Yuri binggung.
“ Kejadian absrub lo akhir-akhir ini karna ulah Kagura ke lo? Nyadar enggak?” Tanya Yabe makin membuat Yuri makin binggung, menengok kea rah Kagura yang masih diam tersenyum mencurigakan.
“Apa ya? Gue enggak ngerti.”
“Mulai dari kejadian ketemu sama genk cewek pirang, sampai berantem sama mereka juga.” Jelas Yabe, mulai menyengat memori Yuri.
Yuri menatap Kagura yang tidak keberatan sama sekali rahasia nya di bongkar Yabe.
“Si pirang dan genk nya, teman-teman Kagura?” Tanya Yuri, mulai menatap curiga Kagura dan menjauhkan badannya dari Kagura, duduk di sampingnya.
“Bukan lah!” Kagura membantah keras,”Mereka emang udah lama gue perhatiin suka nyolong. Gue emang mau ngetest lo gimana kalau hadapin manusia kayak gitu. Kalau gue pasti bakal pakai cara kekerasan, tapi lo kan beda.” Jelas Kagura.
“Oooh begitu..” tanggap Yuri datar, posisi duduk mulai tegap di tempat lagi.
Walaupun sudah mendengar Alasan Kagura, entah kenapa Yuri mulai merasa tidak nyaman. Ia ingin sekali berteriak,
GUE JADI BAHAN PERCOBAAN INI CEWEK?!! GILA!!
Kagura tersenyum lebar sambil merangkul Yuri, “Yang penting sekarang lo udah lulus ujian gue, dan lo pantes bergabung dengan kita-kita.”
Yuri balik tersenyum lebar menyambut kehangatan dan keceriaan Kagura terhadap dirinya. Dan itu hanya semua bukanlah senyuman tulus dalam hati Yuri. Hatinya merasa ganjil dan tidak nyaman dengan keempat orang ini. Mereka memang terlihat keren, tapi penuh misteri.
Berteman dengan mereka? Mungkin tidak ada salahnya, mereka terlihat seperti orang-orang baik. Tapi Yuri merasa jalan mereka dalam menjalani pertemanan cukup unik dan sepertinya rumit. Padahal untuk kali ini, di lingkungan baru, Yuri ingin berubah dan jauh dari masalah seperti masa lalu nya.
***
prince story never die hehe, penulisannya oke punya dan deskripsinya mantap... udah kulike dan komen storymu. mampir dan like storyku juga ya. thankyouu
Comment on chapter Prolog