Loading...
Logo TinLit
Read Story - Bandung
MENU
About Us  

"La maaf, kayanya kita harus putus. Maaf la"

Satu detik

Dua detik

"Laaa kemala?"

"Eh iya iya ham. Ohiya, makasih buat semuanya"

"Maaf laaa"

"I--iya ham gaapaapa. Aku yang salah"

"Engga engga, aku yang salah la. Maaf laa"

"Iya gaapaapa ham"

"Yaudah, semoga kamu bisa dapet yang lebih dari aku ya la" gaada ham gaada

"Bye la"

Irham mematikan hubungannya. Dia memutuskanku. Mamah apa ini? Perasaan apa ini? Kenapa sakit mah?

Jatuh hatiku yang pertama
Sempat buatku terluka

Lagu Keduakalinya terus berputar dari ponselku, bersama dengan ucapan Irham yang terus terngiang. Rasanya begitu sakit. Sakit sekali. Aku tak mengerti, apa ada sikapku yang salah? Dia yang memulai dan dia juga yang mengakhiri. Irham ya Irham mengakhiri semua ini. Irham adalah laki-laki pertama yang menyatakan rasa sukanya padaku, membuatku merasa istimewa, membuatku terlihat begitu berarti baginya. Tapi sekarang, dia juga yang pertama kali memutuskan rasa ini, mematahkan rasa ini. Rasa yang pernah berbunga-bunga, sekarang menjadi rasa sakit yang tak bisa dijelaskan. Dia sekarang membuatku terasa sangat payah, terasa sangat bodoh.

Air mataku tak bisa kutahan. Luka ini begitu sakit, padahal tidak berdarah bukan? Memang terkadang luka yang sakit itu luka yang tidak berdarah.

Irhammmm

Irhammmm

Irhammmm

Aku meneriaki namanya dalam hatiku, rasanya begitu sakit. Seperti ditusuk oleh beribu-ribu pedang yang ujungnya dipanaskan. Sangat sakit bukan? Apakah Irham tidak memikirkan perasaanku? Apakah dia memang begini? Ah aku salah menilai dia.

"Teh buka pintunya, mau kue ga?" tanya Kaila dari luar pintu

"Eng-ga de, sok aja"

Bahkan aku mengabaikan kue kesukaanku yang Kaila tawarkan garagara hal ini. Hal kecil yang begitu membuatku bodoh. Menangisi suatu hal yang tidak perlu ditangisi. Menangisi orang yang jelas-jelas tak layak ditangisi.

Tapi aku tak boleh menangis seperti ini, you must move on la!

----

Hari ini hari bebas disekolah, remedial telah selesai. Namun aku harus tetap ke sekolah, karena takutnya ada pengumuman untuk pembagian raport. Walaupun sebenarnya aku malas, malas se malas malasnya, aku malas bertemu dia apalagi dengan mata yang sembab seperti ini.

"Assalamualaikum mah" aku salam pada mamah dan pamit pergi diantar bapak. Aku menutup telingaku dengan headset dan memilih radio yang siap memutar lagu-lagu semangat pagi hari.

This is my last night with you
Hold me like i'm more than just a friend
Give a memory i can use

Damn! Aku salah, lagu yang diputar di salah satu stasiun radio malah lagu galau dan itu All I Ask. Kesedihanku bertambah, aku tak kuat ingin menangis namun waktunya tak pas untuk saat ini, aku harus menahannya sampai bertemu Ica dan bisa memeluknya menumpahkan rasa sakit ini.

"Udah sampe teh" ujar bapak

"Iya pa, Assalamualaikum" aku salam dan melangkah masuk menuju gerbang, aku berlari dan langsung mencari Ica

"Ica mana vir?" tanyaku pada Vira

"Ke ruang osis tadi la"

"Ohiya makasih" aku langsung menyimpan tas di kelas dan lari menuju ruang OSIS untuk menemui Ica

"Icaaaaaaaaa" aku langsung memeluknya dan menangis dipelukan Ica, bodo amat dengan tatapan aneh teman OSIS lainnya, yang penting aku bisa mengeluarkan kekesalanku dengan menangis. Cengeng emang.

"Cupcup udah la udah sabarrr laa sabarrr" Ica menepuk-nepuk pundakku dan berusaha menenangkanku

"Laa ada Irham lewat, tadi dia liat ke sini" bisik Ica. Aku langsung mengusap air mataku dan merapihkan penampilanku yang kusut dan acak-acakan, aku tak mau terlihat menyedihkan di depan Irham, aku tak boleh seperti itu, karena jika Irham melihatnya ia malah senang pasti dipikirannya terlintas "wah dia nangisin gue, berarti gue hebat bisa bikin dia susah move on"

"Laaa are you okay?" tanya Afka yang baru datang

"Tadi kemala nangis ka" jawab Caca, aisshhh dasar emang si Caca gapengertian amat

"Nangis? Kenapa?" tanyanya penasaran dan langsung menghampiriku

"Engga engga ham gaapaapa. Hayu ca ke air" aku menarik Ica keluar dan menghiraukan tatapan bingung Afka

"Dia asli mutusin kamu la?" Tanya Ica saat kami di air

"Iyaa caa" aku tersenyum so tegar setelah membasuh muka agar tidak terlalu kelihatan habis nangis

"Dasar cowo ya emang, mereka tuh egois tau ga, benci akuuuuu" rutuk Ica kesal

"Udah ah, kekelas aja ya jangan ke ruang osis males ditanya tanya aku" bujukku

"Iyaa tapi kamu duluan, aku ngambil tas dulu di ruang osis"

"Sip" kami berpisah didepan tangga. Aku menuju kelas sedangkan Ica menuju ruang OSIS.

Aku berjalan menunduk karena ingin menutupi mukaku yang terlihat tidak baik. Aku melewati kelas Irham dan pertemuan pertama kami juga didepan kelas Irham, tibatiba aku teringat kembali kejadian itu. Aku mempercepat langkahku apalagi saat aku mendengar suara Irham yang sedang ramai bermain PS dikelasnya.

"Laaaa" suara ituuu

Aku menoleh ke arah sumber suara yang tak asing.

"Iya ham?" tanyaku so ceria

"Habis nangis ya? Jangan nangis dong la, aku tuh gapantes buat ditangisin" iya emang gapantes ham gapantes bangettt

"Engga ko bukan karena kamu ham geerlah haha" jawaku penuh kebohongan

"Ohhiya syukurlahh, maaf yaa. Ini aku ada coklat buat kamu laa" apa maksud ngasih coklat ham apa maksud Ya Allah

"Engga makasih. Kasih aja ke dila ham." Ingin sekali aku menjawab seperti itu, tapi enggalah jangan la jangan

"Engga ah lagi sakit gigi, aku duluan ya ham" aku berbalik dan semakin mempercepat langkahku

Sesampai dikelas, tak lama dari itu Rio muncul dari pintu dengan membawa setumpukan kertas buram berisi informasi mengenai pembagian raport untuk orang tua.

"Kasih ke orang tua ya, jangan dijadiin kapal kapalan atau bungkus gorengan" Rio memperingatkan kebiasaan buruk sebagian dari kami

"Sip om" Zian mengacungkan jempolnya

"Boleh pulang ga ham?" tanya Mila

"Boleh boleh, cuma anggota OSIS katanya kumpul dulu" jawab Rio

Hffttt...
Aku memasukan selebaran kertas itu ke dalam tas dan melangkah menuju ruang OSIS tercinta bersama Ica.

"Laaa sini dulu" Afka menarik tasku

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Petrichor
5161      1651     2     
Inspirational
Masa remaja merupakan masa yang tak terlupa bagi sebagian besar populasi manusia. Pun bagi seorang Aina Farzana. Masa remajanya harus ia penuhi dengan berbagai dinamika. Berjuang bersama sang ibu untuk mencapai cita-citanya, namun harus terhenti saat sang ibu akhirnya dipanggil kembali pada Ilahi. Dapatkah ia meraih apa yang dia impikan? Karena yang ia yakini, badai hanya menyisakan pohon-pohon y...
Perfect Candy From Valdan
3170      1324     2     
Romance
Masa putih abu-abu adalah masa yang paling tidak bisa terlupakan, benarkah? Ya! Kini El merasakannya sendiri. Bayangan masa SMA yang tenang dan damaiseperti yang ia harapkan tampaknya tak akan terwujud. Ia bertanya-tanya, kesalahan apa yang ia buat hingga ada seorang senior yang terus mengganggunya. Dengan seenaknya menyalahgunakan jabatannya di OSIS, senior itu slalu sukses membuatnya mengucapka...
LABIL (Plin-plan)
7936      1631     14     
Romance
Apa arti kata pacaran?
Irresistible
707      509     1     
Romance
Yhena Rider, gadis berumur 18 tahun yang kini harus mendapati kenyataan pahit bahwa kedua orangtuanya resmi bercerai. Dan karena hal ini pula yang membawanya ke rumah Bibi Megan dan Paman Charli. Alih-alih mendapatkan lingkungan baru dan mengobati luka dihatinya, Yhena malah mendapatkan sebuah masalah besar. Masalah yang mengubah seluruh pandangan dan arah hidupnya. Dan semua itu diawali ketika i...
MANTRA KACA SENIN PAGI
3697      1344     1     
Romance
Waktu adalah waktu Lebih berharga dari permata Tak terlihat oleh mata Akan pergi dan tak pernah kembali Waktu adalah waktu Penyembuh luka bagi yang sakit Pengingat usia untuk berbuat baik Juga untuk mengisi kekosongan hati Waktu adalah waktu
EXPOST
11601      2403     3     
Humor
Excecutive people of science two, mungkin itu sebutan yang sering dilayangkan dengan cuma-cuma oleh orang-orang untuk kelas gue. Kelasnya excecutive people, orang-orang unik yang kerjaannya di depan laptop sambil ngapalin rumus kimia. So hard. Tapi, mereka semua ngga tau ada cerita tersembunyi di dalam kelas ini. Di sini ada banyak species-species langka yang hampir ngga pernah gue temuin di b...
Klise
3091      1171     1     
Fantasy
Saat kejutan dari Tuhan datang,kita hanya bisa menerima dan menjalani. Karena Tuhan tidak akan salah. Tuhan sayang sama kita.
Enigma
1663      897     3     
Inspirational
Katanya, usaha tak pernah mengkhianati hasil. Katanya, setiap keberhasilan pasti melewati proses panjang. Katanya, pencapaian itu tak ada yang instant. Katanya, kesuksesan itu tak tampak dalam sekejap mata. Semua hanya karena katanya. Kata dia, kata mereka. Sebab karena katanya juga, Albina tak percaya bahwa sesulit apa pun langkah yang ia tapaki, sesukar apa jalan yang ia lewati, seterjal apa...
Melihat Mimpi Awan Biru
3934      1312     3     
Romance
Saisa, akan selalu berusaha menggapai semua impiannya. Tuhan pasti akan membantu setiap perjalanan hidup Saisa. Itulah keyakinan yang selalu Saisa tanamkan dalam dirinya. Dengan usaha yang Saisa lakukan dan dengan doa dari orang yang dicintainya. Saisa akan tumbuh menjadi gadis cantik yang penuh semangat.
Like Butterfly Effect, The Lost Trail
5710      1530     1     
Inspirational
Jika kamu adalah orang yang melakukan usaha keras demi mendapatkan sesuatu, apa perasaanmu ketika melihat orang yang bisa mendapatkan sesuatu itu dengan mudah? Hassan yang memulai kehidupan mandirinya berusaha untuk menemukan jati dirinya sebagai orang pintar. Di hari pertamanya, ia menemukan gadis dengan pencarian tak masuk akal. Awalnya dia anggap itu sesuatu lelucon sampai akhirnya Hassan m...