Read More >>"> Sepasang Dandelion (Part 8) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Sepasang Dandelion
MENU
About Us  

                                                                                                 RASA YANG TAK PERNAH HILANG

Jakarta 2018

            Jam sudah menunjukkan pukul 22:00 wib tapi Arash rasanya enggan untuk beranjak pulang ke rumah nya. Ponsel itu terus bordering namun sang empunya tak memperdulikannya. Karena merasa terganggu dengan suara deringannya Arash pun mengangkat telppon tersebut.

“Halo”

“Rash”

“Ada apa?”

“Aku butuh kamu”

“Gak bisa. Aku masih banyak kerjaan”

“Kamu kenapa daritadi gak  ngangkat telpon aku sih” Suara di sebrang sana mulai meninggi.

“Aku sibuk”

“Sibuk seperti apa hingga kamu bisa berduaan dengan wanita itu” Desis sang lawan bicara.

“Kamu nguntit aku mel?”

“Iya, kenapa kamu mau marah sama aku?” Arash mematikan telpon itu dengan sepihak rasanya ia sudah muak dengan kelakuan Amel selama ini. Selama ini ia hanya menganggap Amel hanya sebagai teman. Tak pernah sekalipun timbul perasaan suka kepada wanita itu. Tetapi, Amel sendirilah yang salah dalam menanggapi perlakuan Arash kepadanya. Ingatan Arash membawanya ke masa dimana ia dipertemukan dengan Amel.

            Malam ini udara sangat panas, Arash memutuskan untuk berjalan – jalan untuk menghirup udara segar. Kaki Arash melangkah ke komplek mewah itu berharap dapat bertemu gadis itu lagi. Dia pun berjalan sambil senyum lebar rasaya tak sabar untuk bertemu kembali dengan gadis itu. Arash pun pergi ketaman kompleks dengan memperhatikan sekitar taman yang sepi sekali. Tiba – tiba saat asyik menyusuri taman Arash mendengar suara tangisan. Dia pun menolehkan kepalanya ke sumber suara. Di lihatnya seorang gadis berambut panjang menangis sesenggukan sambil merancaukan kata – kata yang menyakitkan.

“Maa, Gangga gak kuat lagi. Gangga mau sama mama dan papa aja.” Gadis itu menangis kembali “Mereka semua gak sayang sama aku maa. Mereka menganggap aku hanya sebagai anak titipan. Aku benci sama mereka maa. Terutama rana, aku benci dia. Semua yang aku sukai selalu saja di rebut olehnya” suara gadis itu tersirat penuh kebencian yang sangat mendalam. Ia kembalo menangis tersedu- sedu. Arash pun memberanikan diri mendekati gadis itu. Ia duduk disamping gadis tersebut. Gadis itu seperti menyadari keberadaannya pun menoleh ke arahnya.

“Siapa kamu?” Tanyanya.

“Tadi aku mendengar kamu nangis disini” Jawab Arash.

“Pergi dari sini” Ucap gadis itu dengan lantang.

“Terkadang apa yang lo inginkan gak semuanya di kabulkan tuhan. Lo merasa selama ini gak di perhatikan, gak di sayang tapi tanpa lo sadari mereka bahkan sangat menyanyangi kamu. Selama ini kamu pasti memendam kebencian terhadap mereka makanya kamu gak bisa melihat kebaikan yang udah mereka buat ke kamu. Ak…..”  Ucapan Arash terpotong dengan teriakan gadis tersebut.

“Lo tau apa tentang gue haa? Gue udah pernah merasakan hidup yang indah dan hidup yang sangat buruk sekalipun. Jadi, jangan pernah ceramahi gue.” Gadis itu mengacungkan jarinya ke depan wajah Arash. Arash hanya mendengus mendengarnya.

“Oke, gue juga gak berniat ikut campur dengan masalah lo. Tadinya gue cuman mau ketemu gadisnya gue. Eh, malah ketemu nenek lampir” Kata Arash santai sambil berjalan menjauhi gadis itu. Sang gadis hanya dapat melotot mendengar perkataan Arash.

“Ekhemm” Arash terlonjak kaget mendengar suara disampingnya. Dia menatap gadis itu lama. Gadis yang diperhatikan itu malah salah tingkah karena di perhatikan oleh Arash.

“Rash, ihh kok malah diam aja sih. Ini berkas yang kamu minta udah aku sia…..”  Ucapan Ara berhenti karena dengan cepat Arash memeluk tubuhnya. Tubuh Ara membeku, ia tak dapat menggerakkan tubuhnya. Tetapi, ia merasa hangat karena pelukan Arash kepadanya. Astaga apa yang di pikirkannya sekarang!!. Ara  berusaha melepaskan pelukan itu tetapi dia tak berhasil Arash memelukkan dengan erat sekali.

“Rash, lepasin aku” Ucap Ara dengan pelan.

“Sebentar saja. Biarkan seperti ini Ra”

“Kamu baik – baik saja?” Kata Ara dengan hati – hati.

“Ra, ingatan itu terus menghantuiku. Aku gak tau kenapa rasa ini masih saja untuk orang yang sama.” Aku terus mendengarkan perkataan Arash dengan jantung yang berdegup kencang. Dapat ku rasakan pelukan Arash semakin erat.

“Aku coba ra untuk menghilangkan semua perasaan aku ke kamu. Tapi, aku gak bisa. Setiap titik di kota ini selalu mengingatkan aku sama kamu. Sama kita dulu, saat hujan aku ingat kita pernah berteduh di kedai tua itu. Kamu ingat?”

“Hmmm aku ingat. Rash, semua udah berakhir kamu tau jelas gimana papa menentang kita. Pada akhirnya kamu memang bukan untuk aku Rash. Kamu udah disiapkan tuhan untuk seseorang yang akan selalu ada buat kamu dan butuh kamu.”

“Ra, perasaan ini adalah bukti bahwa tuhan menginginkan kita untuk terus bersama.” Ara menangis di pelukan Arash. Ia membalas pelukan Arash dengan erat seaakan tidak ingin terpisah jauh lagi dengan Arash. Tanpa mereka sadari seorang wanita memperhatikan mereka dengan diam. Sebulir air mata membasahi pipinya. Wanita itu pergi meninggalkan kantor Arash dengan hati yang terluka.Dia merasa kalah kembali. Kalah dari Ara kembali. Kalah terhadap sesuatu yang sebenarnya tak pernah dimiliki. Cintanya takkan pernah terbalaskan sampai kapanpun takkan pernah terbalas selama masih ada Ara di hidup lelakinya.

****

            Suasana diruangan ini sangat kaku ingin rasanya Arash membenamkan kepalanya ke laut saja. Bagaimana bisa dia terbawa suasana seperti ini. Arash pun melirik ke arah Ara, dia masih terdiam dan melamun. Apa aku salah mengatakan bahwa aku masih mencintai dia ya?”Tanya Arash dalam hati.

“Rash” Panggil Ara.

“Iya?” Ara memandang Arash dengan tatapan yang sulit di artikan. Arash berdeham dengan keras berusaha mengusir kegugupannya karena dipandang oleh Ara.

“Kamu serius dengan yang tadi?” Arash terkejut dengan perkataan Ara.

“Saya serius ra” Ucap Arash dengan tegas dan tatapan yang serius.

“Tapi aku gak bisa Rash.” Ucapnya pelan. Arash meraih tangan Ara di genggamnya tangan mungil itu. Ara menatap Arash dengan tatapan yang lembut.

“Apa yang membuat kamu ragu kembali kepadaku ra?”

“Aku tak meragukanmu sama sekali Rash” dia terdiam sebentar “Tapi, dulu aku pernah menyakiti hati ibumu dengan sengaja” Arash tertegun mendengar perkataan Ara. Arash takkan pernah lupa dengan hinaan Ara saat itu tetapi dia merasa bahwa sebenarnya Ara melakukan itu dengan paksaan seseorang. Dia mengenal Ara melebihi siapapun. Arash tau bagaimana sifat Ara yang sesungguhnya.

“Saya tau dan tidak mempermasalahkan itu.” Ucap Arash dengan tenang. Kepala Ara yang semula menunduk langsung tegak menatap ke arah Arash.

“Dulu kamu membenciku karena itu. Kenapa sekarang….” Belum sempat menyelesaikan perkataannya Arash lebih dulu memotong.

“Karena sekeras apapun aku membencimu nyatanya aku tak bisa melupakan dirimu.” Ditatapnya mata Ara dengan lembut lalu di rengkuhnya tubuh Ara dengan sangat lembut “Kembalilah kepadaku ra. Lupakan segalanya. Hiduplah bersamaku untuk selamanya”

“Kamu melamar aku” Ara menatap Arash dengan polosnya. Ahhh kenapa Ara gak peka banget sih. Gak mungkin ngajak pacaran ya langsung ke pelaminanlah Umpatnya dalam hati.

“Aku mau ngajak kamu nikah.” Arash mengggoda Ara kembali.

“Arashh. Aku serius tau.” Ara menggembungkan pipinya dan membuang wajahnya agar Arash tak melihat semburat merah di pipinya.

“Aku melamar kamu ra.”

“Tapi papa pasti gak setuju Rash.”

“Kita jalanin dulu. Jangan bilang sama orang tua kamu dulu.”

“Baiklah aku gak akan bilang ke papa dan mama dulu.”

“Itu artinya kamu mau kan?” Arash mengerlingkan matanya ke arah Ara. Ara yang malu malah menutup wajahnya dengan telapak tangannya.

“Kamu kenapa?” Tanya Arash sambil menarik telapak tangan Ara dari wajahnya.

“Aku malu ih. Kamu gak berubah ya suka banget godain aku.”

“ Yang di godain juga calon istri aku” Ucapnya dengan bangga.

“Kamu gak cocok gombalin aku tau” Ara tertawa dengan lepas. Arash terus memperhatikan Ara yang menertawakannya. Arash sudah lega sekarang tak ada lagi yang menggajal di hatinya lagi. Didepannya sekarang ada wanita yang harus dilindunginya dan dicintainya selalu. Arash akan berjanji dia akan membahagiakan Ara selamanya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • febbry

    Penulisan kata ku disambung dengan kata yang mendahuli, atau kata di belakangnya. Salam.

    Comment on chapter Prolog
  • fadillahfazrina

    terima kasih atas sarannya kak @Nimas_Manggalih

    Comment on chapter Prolog
  • Nimas_Manggalih

    Boleh kasih masukan kak? Untuk dialog sebaiknya jangan ada kalimat yang disingkat. Hehe

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
Kumpulan Quotes Random Ruth
1689      873     0     
Romance
Hanya kumpulan quotes random yang terlintas begitu saja di pikiran Ruth dan kuputuskan untuk menulisnya... Happy Reading...
I'M
8289      1650     4     
Romance
"Namanya aja anak semata wayang, pasti gampanglah dapat sesuatu." "Enak banget ya jadi anak satu-satunya, nggak perlu mikirin apa-apa. Tinggal terima beres." "Emang lo bisa? Kan lo biasa manja." "Siapa bilang jadi anak semata wayang selamanya manja?! Nggak, bakal gue buktiin kalau anak semata wayang itu nggak manja!" Adhisti berkeyakinan kuat untuk m...
The Yesterday You
326      231     1     
Romance
Hidup ini, lucunya, merupakan rangkaian kisah dan jalinan sebab-akibat. Namun, apalah daya manusia, jika segala skenario kehidupan ada di tangan-Nya. Tak ada seorang pun yang pernah mengira, bahkan Via sang protagonis pun, bahwa keputusannya untuk meminjam barang pada sebuah nama akan mengantarnya pada perjalanan panjang yang melibatkan hati. Tak ada yang perlu pun ingin Via sesali. Hanya saja, j...
Arini
935      532     2     
Romance
Arini, gadis biasa yang hanya merindukan sesosok yang bisa membuatnya melupakan kesalahannya dan mampu mengobati lukanya dimasa lalu yang menyakitkan cover pict by pinterest
Attention Whore
198      165     0     
Romance
Kelas dua belas SMA, Arumi Kinanti duduk sebangku dengan Dirgan Askara. Arumi selalu menyulitkan Dirgan ketika sedang ada latihan, ulangan, PR, bahkan ujian. Wajar Arumi tidak mengerti pelajaran, nyatanya memperhatikan wajah tampan di sampingnya jauh lebih menyenangkan.
The Last Cedess
774      522     0     
Fantasy
Alam bukanlah tatanan kehidupan makroskopis yang dipenuhi dengan makhluk hidup semata. Ia jauh lebih kompleks dan rumit. Penuh dengan misteri yang tak sanggup dijangkau akal. Micko, seorang putra pekebun berusia empat belas tahun, tidak pernah menyangka bahwa dirinya adalah bagian dari misteri alam. Semua bermula dari munculnya dua orang asing secara tiba-tiba di hadapan Micko. Mereka meminta t...
Diary of Time
1594      730     3     
Romance
Berkisah tentang sebuah catatan harian yang melintasi waktu yang ditulis oleh Danakitri Prameswari, seorang gadis remaja berusia 15 tahun. Dana berasal dari keluarga berada yang tinggal di perumahan elit Menteng, Jakarta. Ayahnya seorang dokter senior yang disegani dan memiliki pergaulan yang luas di kalangan pejabat pada era pemerintahan Presiden Soekarno. Ibunya seorang dosen di UI. Ia memiliki...
simbiosis Mutualisme seri 2
7626      1778     2     
Humor
Hari-hari Deni kembali ceria setelah mengetahui bahwa Dokter Meyda belum menikah, tetapi berita pernikahan yang sempat membuat Deni patah hati itu adalah pernikahan adik Dokter Meyda. Hingga Deni berkenalan dengan Kak Fifi, teman Dokter Meyda yang membuat kegiatan Bagi-bagi ilmu gratis di setiap libur panjang bersama ketiga temannya yang masih kuliah. Akhirnya Deni menawarkan diri membantu dalam ...
Untouchable Boy
566      397     1     
Romance
Kikan Kenandria, penyuka bunga Lily dan Es krim rasa strawberry. Lebih sering dikenal dengan cewek cengeng di sekolahnya. Menurutnya menangis adalah cara Kikan mengungkapkan rasa sedih dan rasa bahagianya, selain itu hal-hal sepele juga bisa menjadi alasan mengapa Kikan menangis. Hal yang paling tidak disukai dari Kikan adalah saat seseorang yang disayanginya harus repot karena sifat cengengnya, ...
Unthinkable
11730      2008     6     
Romance
Cinta yang tidak diketahui keberadaannya, namun selalu mengawasi di dekat kita