Loading...
Logo TinLit
Read Story - Renafkar
MENU
About Us  

It’s not that easy to answer everything

               Pukul 21.50, suasana malam PAB masih ramai, dan belum ada yang tidur sama sekali. Dan di malam hari yang pekat, terlihat seorang Rena yang sedang duduk di atas bukit yang tidak terlalu tinggi tengah memandangi cahaya kelap-kelip yang memancar dari area PAB. Rena melamun dan bernyanyi lirih.

Aku tak mudah mencintai

Tak mudah bilang cinta

Tapi mengapa kini denganmu aku jatuh cinta

Tuhan tolong dengarkanku, beri aku dia, nyanyian Rena.

               “Dia siapa? Gue?” kejut seseorang dan membuat Rena melonjak kaget.

               Rena menoleh ke belakang, dan terlihat Afkar tengah bersandar pada sebuah pohon yang ada di sampingnya dengan memasukkan kedua telapak tangannya di saku jaketnya.

               “Apaan sih lo? Geer,” ketus Rena.

               “Baru seminggu yang lalu gue minta maaf sama lo, dan sekarang lo marah lagi. Emang gue sejahat itu ya sama lo?” Afkar berjalan mendekati Rena, dan duduk disebelahnya.

               “Siapa yang marah?” bentak Rena.

               “Kamu kan?” jawabnya.

               “Aku nggak marah kok,”

               “Beneran?” goda Afkar.

               “Iyaaa!! Nggak percaya banget sih?” Rena meyakinkan.

               “Bukan nggak percaya, aku cuma butuh kepastian doang,” yakin lagi Afkar.

               “Kepastian gimana maksud kamu?” bingung Rena menoleh ke Afkar.

               “Kepastian untuk membuatmu percaya bahwa aku akan mampu membahagiakanmu,” Afkar menatap Rena.

               Rena memutuskan tatapannya dan menatap lurus ke depan. Wajah Rena tegang dan lama-kelamaan memerah.         

               “Bercanda!” ucap Afkar dengan tertawa.

               Rena kaget dan matanya terbelalak ke arah Afkar.

               Ish! Nih cowok pengen gue tampar atau gimana ya? Dibuat mainan terus hati gue, batin Rena dan membentuk pipinya menjadi seperti balon.

               Lucu deh,

               Afkar tertawa setelah melihat wajah Rena yang terlihat kesal dengannya. Karena dia gemas dengan pipi yang Rena yang seperti balon, dia mencubit kedua pipi Rena.

               “Kalo kesal jangan di blembungin pipinya,” cubit Afkar.

               “Iih, sakit tahu!” Rena memukul tangan Afkar yang mencubit pipinya. 

               Afkar tertawa pecah, dan tersenyum ke arah Rena. Rena masih mengelus-elus pipinya yang terasa nyeri.

               “Lo kenapa sih? Pake cubit-cubit segala,” tanya Rena melihat tingkah laku Afkar yang aneh.

               “Muka lo tuh nggak bisa dikondisikan? Kan gue jadi gemes lihatnya,” Afkar tertawa lagi.  

               “Nggak lucu tahu!” judes Rena.

               Afkar menghentikan tawanya, dan menatap ke atas langit malam.

               “Ren?” panggil Afkar.

               “Apa?” jawab Rena.

               “Lo tahu nggak kalo malam ini hati gue bercahaya?”

               “Bercahaya? Emang bisa?”

               “Kalo hati gue bisa, nggak tahu hati lo,” hina Afkar.

               “Kenapa bisa bercahaya? Emang malam ini lo lagi bahagia? Atau gimana?” heran Rena.

               Afkar tersenyum kepada Rena, begitu juga sebaliknya.   

               “Itulah alasan kenapa gue bilang ke lo, kalo hati gue sedang bercahaya.”

               “Alasan yang mana? Lo jangan buat gue bingung deh,”

               Afkar memperbaiki posisi tubuhnya menjadi posisi yang mengarah kepada Rena.

               “Senyum lo, Ren. Senyum lo itu persis sama senyum pasangan cewek gue waktu acara pesta topeng. Dan gue juga udah tahu kalo pemilik senyum itu lo,” jelas Afkar to the point.

               “Jadi, lo pasangan cowok gue yang puitis itu? teriak Rena.

               Afkar mengerutkan dahinya.

               “Puitis? Lo menganggap gue sebagai cowok puitis?” Afkar menahan tawa.

               “Eh, eee, bukan.... maksud gue...” Rena gelagapan dengan kata-kata yang tak sengaja ia katakan tadi.

               Afkar tersenyum melihat tingkah Rena, dan dia meraih kedua tangan Rena.

               “Karena sekarang aku sudah menemukan pemilik senyuman indah yang aku suka, malam ini di bawah cahaya bintang yang gemerlap indah, aku mau ngomong sesuatu ke kamu,” tatapan Afkar saat itu sangat serius.

               Duh! Kenapa perasaan gue jadi nggak enak ya? gue deg-degan inii!!! Dia pake sebutan aku-kamu lagi, batin Rena bergumam.

               Menarik nafas panjang dan menghembuskannya, Afkar mengatakan...

               “Ren, entah kenapa aku ingin sekali mengatakan semuanya padamu tentang aku pendam selama ini. Mungkin karena aku ingin segera tahu reaksimu, atau mungkin karena aku ingin melindungi kamu lebih dari sebelumnya yang pernah aku lakukan,” ungkap Afkar.

               Rena menatap wajah Afkar yang  terlihat serius ingin mengatakan kalimat yang ditujukan kepadanya.

               “Aku seringkali berdoa kepada Tuhan agar kamu dijaga penuh oleh-Nya, di saat aku tidak ada disampingmu. Dan aku juga meminta kepada-Nya untuk mempersatukan perasaan kita menjadi satu,”

               Gue nggak tahu ternyata lo sebaik itu, Kar. Lo selalu berusaha untuk melindungi gue, tanpa gue sadari sama sekali. Terima kasih untuk semua usaha lo ke gue, Kar, batin Rena yang perlahan menjatuhkan air mata bahagianya

               Afkar mengangkat kedua tangan Rena sejajar dengan dadanya.

               “Malam ini aku mohon kamu jawab jujur, Ren. Aku udah nggak bisa mendam perasaan lama-lama, dan aku juga nggak tega kalo kamu terus-terusan dijadiin boneka sama orang-orang yang jelas, termasuk Tiya. Aku ingin melindungi kamu dari masalah-masalah yang akan datang selanjutnya, Ren.” jeda Afkar.

               “Aku boleh nggak melindungi kamu mulai dari sekarang? Asal kamu tahu, aku suka sama kamu. Kamu mau nggak jadi milikku?” ungkapnya.

               Salah satu tangan Rena terlepas dari genggaman Afkar. Rena menutup mulutnya pertanda tak menyangka dengan apa yang didengarnya tadi. Air mata Rena mengalir deras di pipinya.. Afkar mengusap air mata Rena, dan memeluknya erat. Rena hanyut dalam dekapan Afkar. Air mata Rena mengalir semakin deras.

               “Terima kasih, Kar. Kamu udah mau datang dalam kehidupan aku. Jujur aku juga nggak bisa memendam lama-lama perasaan ini,” ucap Rena dalam pelukan Afkar. Kemudian, mereka melepaskan pelukan.

               “Tapi... beri aku waktu untuk menjawabnya, Kar. Aku...” Rena tidak melanjutkan kata-katanya.

               “Aku ngerti, Ren. Aku nggak akan kasih waktu untuk kamu menjawabnya,” sahut Afkar.

               “Kenapa? Seharusnya kamu kasih aku waktu kan untuk menjawabnya,”

               “Kamu nggak seharusnya menjawab dengan terburu-buru, Ren. Karena aku butuh jawaban penuh dari hatimu,”

               Rena tersenyum haru dengan semua kalimat-kalimat Afkar yang malam ini membuat hatinya terbang tinggi. Malam ini, tepat pada acara PAB, di bawah kelap-kelip bintang, Afkar resmi menembak Rena dengan sejuta puisi-puisi dadakannya. Namun, Rena masih belum sanggup untuk menjawabnya, karena hatinya masih belum sepenuhnya terbuka untuk Afkar.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • dede_pratiwi

    rena dan afkar menjadi renafkar, hehe... nice hit. keep writing. udah kulike dan komen storymu. mampir dan like storyku juga ya. thankyouu

    Comment on chapter Kata Pengantar
Similar Tags
One Step Closer
2386      997     4     
Romance
Allenia Mesriana, seorang playgirl yang baru saja ditimpa musibah saat masuk kelas XI. Bagaimana tidak? Allen harus sekelas dengan ketiga mantannya, dan yang lebih parahnya lagi, ketiga mantan itu selalu menghalangi setiap langkah Allen untuk lebih dekat dengan Nirgi---target barunya, sekelas juga. Apakah Allen bisa mendapatkan Nirgi? Apakah Allen bisa melewati keusilan para mantannya?
Bintang Biru
3052      1085     1     
Romance
Bolehkah aku bertanya? Begini, akan ku ceritakan sedikit kisahku pada kalian. Namaku, Akira Bintang Aulia, ada satu orang spesial yang memanggilku dengan panggilan berbeda dengan orang kebanyakan. Dia Biru, ia memanggilku dengan panggilan Bintang disaat semua orang memanggilku dengan sebutan Akira. Biru teman masa kecilku. Saat itu kami bahagia dan selalu bersama sampai ia pergi ke Negara Gingsen...
Hati Yang Terpatahkan
2176      986     2     
Romance
Aku pikir, aku akan hidup selamanya di masa lalu. Sampai dia datang mengubah duniaku yang abu-abu menjadi berwarna. Bersamanya, aku terlahir kembali. Namun, saat aku merasa benar-benar mencintainya, semakin lama kutemukan dia yang berbeda. Lagi-lagi, aku dihadapkan kembali antara dua pilihan : kembali terpuruk atau memilih tegar?
Sunset In Surabaya
373      272     1     
Romance
Diujung putus asa yang dirasakan Kevin, keadaan mempertemukannya dengan sosok gadis yang kuat bernama Dea. Hangatnya mentari dan hembusan angin sore mempertemukan mereka dalam keadaan yang dramatis. Keputusasaan yang dirasakan Kevin sirna sekejap, harapan yang besar menggantikan keputusasaan di hatinya saat itu. Apakah tujuan Kevin akan tercapai? Disaat masa lalu keduanya, saling terikat dan mem...
Reach Our Time
10901      2539     5     
Romance
Pertemuan dengan seseorang, membuka jalan baru dalam sebuah pilihan. Terus bertemu dengannya yang menjadi pengubah lajunya kehidupan. Atau hanya sebuah bayangan sekelebat yang tiada makna. Itu adalah pilihan, mau meneruskan hubungan atau tidak. Tergantung, dengan siapa kita bertemu dan berinteraksi. Begitupun hubungan Adiyasa dan Raisha yang bertemu secara tak sengaja di kereta. Raisha, gadis...
Beach love story telling
3037      1488     5     
Romance
"Kau harus tau hatiku sama seperti batu karang. Tak peduli seberapa keras ombak menerjang batu karang, ia tetap berdiri kokoh. Aku tidak akan pernah mencintaimu. Aku akan tetap pada prinsipku." -............ "Jika kau batu karang maka aku akan menjadi ombak. Tak peduli seberapa keras batu karang, ombak akan terus menerjang sampai batu karang terkikis. Aku yakin bisa melulu...
Kayuhan Tak Sempurna
13915      2185     1     
Romance
Sebuah kisah pemuda yang pemurung, Ajar, sederhana dan misterius. Bukan tanpa sebab, pemuda itu telah menghadapi berbagai macam kisah pedih dalam hidupnya. Seakan tak adil dunia bila dirasa. Lantas, hadirlah seorang perempuan yang akan menemani perjalanan hidup Ajar, mulai dari cerita ini. Selamat datang dalam cerita ber-genre Aceh ini
Past Infinity
242      207     0     
Romance
Ara membutuhkan uang, lebih tepatnya tiket ke Irak untuk menemui ibunya yang menjadi relawan di sana, maka ketika Om Muh berkata akan memenuhi semua logistik Ara untuk pergi ke Irak dengan syarat harus menjaga putra semata wayangnya Ara langsung menyetujui hal tersebut. Tanpa Ara ketahui putra om Muh, Dewa Syailendra, adalah lelaki dingin, pemarah, dan sinis yang sangat membenci keberadaan Ara. ...
Rela dan Rindu
8882      2257     3     
Romance
Saat kau berada di persimpangan dan dipaksa memilih antara merelakan atau tetap merindukan.
Invisible
747      465     0     
Romance
Dia abu-abu. Hidup dengan penuh bayangan tanpa kenyataan membuat dia merasa terasingkan.Kematian saudara kembarnya membuat sang orang tua menekan keras kehendak mereka.Demi menutupi hal yang tidak diinginkan mereka memintanya untuk menjadi sosok saudara kembar yang telah tiada. Ia tertekan? They already know the answer. She said."I'm visible or invisible in my life!"