Loading...
Logo TinLit
Read Story - What a Great Seducer Fist Series : Mengenalmu
MENU
About Us  

Bella sangat terkejut melihat ayahnya berdiri di ambang pintu kamarnya dengan tatapan menyelidik. Apa yang ayahnya akan pikirkan jika melihatnya sekarang seperti ini. Berduaan di dalam kamar dengan seorang pria. Oh, tidak. Bella harus menjelaskan pada ayahnya kejadian yang sebenar-benarnya.

Rion terkejut pada pria paruh baya yang berlagak seperti preman ini. Pria itu terus menatapnya penuh curiga. Seolah-olah ia adalah penyusup yang tertangkap basah. Namun, belum sempat Rion mengucapkan sepatah kata, pria itu dengan cepat menggerakkan sikunya hampir menyodok Rion. Untung saja, Rion menggerakkan badannya mengelak dengan tepat. Kalau tidak, ia pasti akan mendapatkan luka memar baru.

Rion mengamati pria itu waspada. Bersiap menerima serangan dan lagi. Namun, pria itu malah mengamatinya sambil tersenyum sambil mengangguk-angguk. Rion memandang Ms. Bella gurunya, seolah meminta penjelasan. Namun, wanita itu membeku seperti balok es. Rion masih terus penasaran, sampai gurunya menyebut satu kata “Ayah!”. Rion menegok kaget, apa? Preman ini ayah Ms. Bella. “Bella, ikut ayah ke bawah!” kata pria itu tegas.

Suasana ini begitu membosankan bagi Rion. Berada di antara anak dan ayah itu yang saling membisu. Bella, ah maksudnya Ms. Bella juga hanya terdiam. Satu-satunya hal yang bisa Rion lakukan adalah memperhatikan jam dinding yang terus berdenting. Tik...tok...tik...tok. Suasana ini lebih membosankan dari pada saat ia melakukan misinya saat mengintai musuh berjam-jam atau diinterogasi sekalipun.

Bella gugup setengah mati. Ia ingin menjelaskan sesuatu pada ayahnya, tapi lidahnya kelu. Apalagi melihat ekspresiwajah ayahnya yang kaku itu. Mungkin, ia akan dicap sebagai pelacur. Membawa seorang pria ke dalam kamarnya. Ayahnya pasti akan mengira ia telah berbuat macam-macam. Ayahnya pasti marah besar. Saat ini yang bisa dilakukan Bella adalah menunduk, menahan malu. Ia melirik Rion. Oh, anak ini memang benar-benar terlalu santai. Ia bahkan dengan tenangnya memandangi jam dinidng yang terus bergerak seolah tidak memahami situasi yang sedang terjadi sekarang. Bella menyesal membawa anak itu ke rumahnya. Tapi, ini juga salahnya. Anak ini pasti akan menyalahkannya dan menuntut penjelasan padanya nanti. Menyalahkan pasti. Tapi menuntut jawaban, Bella tak yakin. Anak itu terlalu cuek pada lingkungannya.

Semua membisu sampai ayah Bella tertawa. Bella mengangkat wajahnya, apa yang sedang terjadi pada ayahnya. Sementara itu, Rion hanya mengerutkan dahinya. “Bella, Bella. Ayah kira ada apa sampai kamu lama tak mengunjungi ayah. Rupanya karena anak ini. ahahah....” kata ayah Bella menahan tawanya sambil menunjuk Rion. Rion memandang Bella dengan bingung. Namun, Bella tak mengacuhkannya.

“Maksud, ayah ?” Bella memberanikan diri bertanya. “ah, rupanya anak ayah ini sudah benar-benar dewasa. Ngomong-ngomong giamana malam kalian. Ahahah... maaf seharusnya ayah tak menganggu kalian.” Kata ayah Bella sambil menepuk lutut Rion yang duduk di hadapannya. Nah, sekarang anak itu melotot kesal pada Bella. Bella harus memutar otak mencari jawaban.

“Yah, ayah cukup lega. Akhirnya anak ayah ini bisa menemukan pasangan. Ayah kira kau akan berakhir menjadi perawan tua. Tapi, rasanya ayah cukup keliru.” Jelas ayah Bella lagi. Bella terkejut, bukannnya marah ayahnya malah senang melihat ia dengan Rion tadi. Ayah macam apa yang senang melihat puteri semata wayangnya berduaan dengan seorang pria semalam ini. Ini pasti karena Bella yang tak kunjung mendapat pasangan, membuat ayahnya frustasi.

“Nak, kau hebat bisa menaklukkan hati putriku yang sekeras batu ini. Aku pikir tak ada yang bisa meruntuhkan perasaan Bella. Namun, ternyata ada juga.” Kata ayah Bella sekarang menepuk pundak Rion, “Ayah rasa ia cukup kuat untuk melindungimu, Bel. Kau tak salah pilih. Ayah lihat refleksnya sangat bagus.” Sekarang pandangan ayah Bella beralih pada Rion.

Rion pura-pura tersenyum. Ia tahu arah pembicaraan ayah Bella. Ayah Bella pasti mengira ia adalah kekasih anaknya. Rion diam saja, tak yakin apakah harus membantah atau tidak. Ms. Bella, gurunya ini perawan tua. Rion hanya bisa cekikikan dalam hati. Dengan sikap menyebalkan guru ini, pastinya tak ada pria yang tahan dengannya.

“Oh, ya. siapa namamu nak?” tanya ayah Bella. “Rion.” Jawab Rion singkat, tak ingin berbasa-basi. “Ah, nama yang cukup bagus. Tapi, ayah lihat kamu masih cukup muda. Berapa umurmu?” tanya ayah Bella. Rion hanya mendegus pasrah, bagaimanapun pria ini lebih tua darinya. Ia harus menunjukkan rasa hormatnya. “Saya de-...” Belum sempat Rion menyelesaikan kalimatnya. Bella sudah memotong perkataannya, “Dua puluh lima ayah. Dia lebih muda 3 tahun dariku.”

What. Apa-apa-an ini. Ms. Bella, guru menyebalkan itu. Apa aku terlihat setua itu, pikir Rion. Ia melotot pada gurunya, namun Bella hanya menepuk pundak Rion dengan sedikit penekanan sambil mengedip-ngedipkan sebelah matanya. Dia kenapa? Pikir Rion. kelilipan, kah?

Bella tak bisa membiarkan Rion berbicara mengenai masalah umurnya yang sebenarnya. Ayahnya pasti tak akan menyetujuinya dan akan menjodohkannya dengan Jack lagi, salah satu murid kesayangan ayahnya. Dan Jade, buka Type Bella. Sama sekali bukan. Tampan, lumayan. Body, seksi berotot. Sikap, menjijikkan. Suka pamer dan yang paling penting. Jack bahkan tak bisa mengalahkan Bella. Salah satu orang yang bisa mengalahkan Bella selama hidupnya adalah ayahnya dan penyusup itu. Hanya mereka.

Untuk saat ini, Bella menganggap bahwa ide berpura-pura Rion adalah pacarnya adalah ide yang terbaik. Walau anak itu, tampak tidak setuju. Sangat tak setuju. Terlihat dari matanya yang terus melotot padanya yang bahkan tak Bella acuhkan yang membuat anak itu merenggut kesal. Wajar sih. Dan Bella berutang budi pada Rion.

“Em, tidak buruk. Usia kalian cukup dekat.” Guman ayah Bella sambil mengelus janggutnya yang habis dicukur. “Apa pekerjaanmu, nak?” tanya ayah Bella. Rion tampak santai, ia bisa saja menjawab ia seorang mahasiswa. Namun, Bella sangat terperanggah. Tak mungkin ia akan membiarkan Rion bicara ia masih mahasiswa. Murid Bella pula. Ia akan dianggap pedofil yang suka menyantap bocah kecil.

Saat Bella melihat Rion mulai membuka mulut, idenya tiba-tiba muncul. This is the power of kepepet. “Agen militer!” jawab Bella dengan keras. Ayah Bella nampak terkejut namun kemudian tersenyum. “Ya, pantas saja. Bella ayah kira kamu sudah move on dari militer. Namun, ternyata belum ya? dan anak yang bisa menaklukkan kamu ini bahkan dari militer juga. Ngomong-ngomong apa kamu tak sibuk?” tanya ayah Bella.

“Rion libur, yah. Ini masa cuti-nya.” Jawab Bella spontan. Oh, rupanya otaknya lebih encer saat keadaan mendesak. Ia harus ingat ini baik-baik. Belum sempat Rion membuka mulut untuk memprotes lagi-lagi Bella sudah mendahuluinya. “Ayah, akan menginap disini?” tanya Bella hati-hati takut menyinggung ayahnya. Namun, keadaan ini harus diatasi segera sebelum Rion membongkar rahasianya.

“Ah, iya. Tapi kalian tak perlu khawatir ayah tak akan menganggu kalian. Nah, calon mantu ayah pasti ngantuk.Sebaiknya, kau temani dia ke kamar Bella. Ayah bisa tidur di bawah.” Perintah ayah Bella. Rion dan Bella hanya bisa saling pandang. Apakah mereka harus sekamar malam ini. “Tapi-...” kata Rion dan lagi-lagi terpotong oleh Bella, “Iya, ayah.”

Bella menarik Rion, tanpa memerhatikan anak itu yang terus mengerutu dan membawanya ke kamar. Bella menutup pintu di belakang mereka dan berbalik lalu mendapati Rion yang sedang bersedekap dengan tatapan menuntut.

“Ah, Rion. Begini. Saya minta maaf atas kejadian ini. Kita tak usah membahasnya lagi. Tapi, sekarang kamu terpaksa menginap disini.” Kata Bella berubah formal. Rion memutar bola matanya lalu duduk di tepi ranjang. “Apa sebelumnya anda tak pernah memiliki kekasih?” tanya Rion penasaran. Mengingat wajah bahagia ayah Bella.

“Itu bukan urusanmu ya. Sebaiknya kita hindari pembicaraan masalah pribadi. Aku gurumu dan kau muridku. Tak lebih!” tegas Bella. “ya, dan saya juga pacar pura-pura anda bukan” sahut Rion yang langsung membungkam mulut Bella. “Sekarang apa kompensasi untuk saya?” tanya Rion. “Kompensasi apa?” tanya Bella penasaran.

“Anda berhutang budi pada saya kerena ini.” tegas Rion. “Aku sudah membayarnya saat mengobati lukamu dan membawamu kemari. Dan perlu kau ingat kalau ini semua terjadi karena kau pingsan.” Jelas Bella. “Ya, tapi itu beda. Itu keputusan anda sendiri. Saya tak pernah meminta bantuan anda untuk mengobati saya. Lagi pula saya pingsan karena anda juga. Jadi, yang satu itu tak berpengaruh. Anda tetap berhutang sesuatu pada saya.” Jawab Rion santai.

Oh, kali ini Bella yang memutar bola mata karena jengah. Anak ini tahu betul prinsip Give and Take. “Oke, apa yang kamu mau?” tanya Bella mengalah. Berdebat dengan Rion tak akan pernah usai. “Turuti satu permintaanku.” Jawab Rion. “Apa itu?” tanya Bella was-was takut jika Rion meminta sesuatu yang aneh.

“Entahlah. Akan kusimpan untuk suatu saat nanti.” Kata Rion sambil tersenyum, senyum yang membuat Bella lupa untuk bernafas sesaat. Jangan Bella, jangan tergoda. Sadar!

“Apa yang kau lakukan?” tanya Bella begitu melihat Rion mulai melepaskan sepatu yang ia kenakan. “Tidur. Anda tadi bilang saya terpaksa harus menginap disini malam ini. Kasur ini untuk saya. Anda tidur di lantai. Karena sayangnya, di kamar ini hanya satu kasur. Saya tidak bisa tidur di lantai dan tak mau tidur seranjang dengan perawan tua.” Kata Rion seolah menekankan bagian perawan tua itu yang tentu saja sangat menyinggung Bella.

“Sepertinya kau tak paham prinsip pria yang gentleman, ya?” dengus Bella. Ini kamarnya dan itu kasurnya. Tak boleh ada yang memerintahnya di daerah kekuasaanya, apalagi bocah ini. “Begini, bu.” Jawab Rion yang sekarang sudah duduk di tengah kasur Bella sambil memegang dagu seolah berpikir dengan keras.

Rion melirik Bella lalu melanjutkan, “Menurut saya, pria bukan perkataan yang cocok diarahkan untuk saya. Saya berumur 18 tahun sementara anda sudah 28 tahun. Benar bukan? Rentang usia kita terpaut 10 tahun. Itu berarti anda masih menganggap saya sebagai bocah bukan sebagai pria. Dan saya rasa saya tidak perlu bersikap gentle pada anda. Anda guru saya murid, sudah kewajiban anda menjaga saya. Dan saat ini saya sedang terluka. Dan ingat satu lagi, anda yang memohon pada saya agar tetap disini. Saya bisa saja keluar dan berkata pada ayah anda yang sebenarnya. Tapi, anda tak menginginkan hal itu, kan? Jadi, jelas sekali kita tak berada dalam posisi tawar-menawar.” Jawab Rion panjang lebar.

Bella mendengus kesal, belum sempat ia melangkahkan kakinya anak itu sudah merebahkan diri, menarik selimut dan merentangkan tangan serta kakinya lebar-lebar seolah-olah tak memberi Bella ruang. Bella pasrah, menuruti keinginan Rion dengan sangat tidak ikhlas. Bella menggelar karpet, manatanya lalu mengambil satu bantal yang sudah terlebih dahulu dilemparkan Rion ke lantai serta menutupi tubuhnya dengan selimut.

Badannya terasa sangat lengket sekarang karena ia belum mandi. Ini sudah tengah malam. Malamnya hanya tersisa setengah lagi, ia tak mau menyia-nyiakannya. Hari ini begitu melelahkan untuknya. Hari yang panjang. Untung saja, Jean tidak pulang malam ini. Ia mendapat double shift. Sesuatu yang cukup menguntungkan Bella untuk malam ini. Bella mengamati Rion yang sudah tertidur pulas. Untung saja kau tampan, guman Bella dalam hati.

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • MS_Wijaya

    Wihh mantap

    Comment on chapter RK
  • SusanSwansh

    Keren ceritanya, Kak.

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
3600 Detik
2937      1082     2     
Romance
Namanya Tari, yang menghabiskan waktu satu jam untuk mengenang masa lalu bersama seseorang itu. Membuat janji untuk tak melupakan semua kenangan manis diantara mereka. Meskipun kini, jalan yang mereka ambil tlah berbeda.
My Secret Wedding
3046      682     2     
Romance
Pernikahan yang berakhir bahagia adalah impian semua orang. Tetapi kali ini berbeda dengan pernikahan Nanda dan Endi. Nanda, gadis berusia 18 tahun, baru saja menyelesaikan sekolah menengah atasnya. Sedangkan Endi, mahasiswa angkatan terakhir yang tak kunjung lulus karena jurusan yang ia tempuh tidak sesuai dengan nuraninya. Kedua nya sepakat memutuskan menikah sesuai perjodohan orang tua. Masin...
The Past or The Future
452      360     1     
Romance
Semuanya karena takdir. Begitu juga dengan Tia. Takdirnya untuk bertemu seorang laki-laki yang akan merubah semua kehidupannya. Dan siapa tahu kalau ternyata takdir benang merahnya bukan hanya sampai di situ. Ia harus dipertemukan oleh seseorang yang membuatnya bimbang. Yang manakah takdir yang telah Tuhan tuliskan untuknya?
About us
31722      3080     3     
Romance
Krystal hanya bisa terbengong tak percaya. Ia sungguh tidak dirinya hari ini. CUP~ Benda kenyal nan basah yang mendarat di pipi kanan Krystal itulah yang membuyarkan lamunannya. "kita winner hon" kata Gilang pelan di telinga Krystal. Sedangkan Krystal yang mendengar itu langsung tersenyum senang ke arah Gilang. "gue tau" "aaahh~ senengnya..." kata Gila...
A D I E U
2147      856     4     
Romance
Kehilangan. Aku selalu saja terjebak masa lalu yang memuakkan. Perpisahan. Aku selalu saja menjadi korban dari permainan cinta. Hingga akhirnya selamat tinggal menjadi kata tersisa. Aku memutuskan untuk mematikan rasa.
When I Found You
3147      1052     3     
Romance
"Jika ada makhluk yang bertolak belakang dan kontras dengan laki-laki, itulah perempuan. Jika ada makhluk yang sanggup menaklukan hati hanya dengan sebuah senyuman, itulah perempuan." Andra Samudra sudah meyakinkan dirinya tidak akan pernah tertarik dengan Caitlin Zhefania, Perempuan yang sangat menyebalkan bahkan di saat mereka belum saling mengenal. Namun ketidak tertarikan anta...
Be My Girlfriend?
16878      2627     1     
Fan Fiction
DO KYUNGSOO FANFICTION Untuk kamu, Walaupun kita hidup di dunia yang berbeda, Walaupun kita tinggal di negara yang berbeda, Walaupun kau hanya seorang fans dan aku idolamu, Aku akan tetap mencintaimu. - DKS "Two people don't have to be together right now, In a month, Or in a year. If those two people are meant to be, Then they will be together, Somehow at sometime in life&q...
Pillars of Heaven
2958      952     2     
Fantasy
There were five Pillars, built upon five sealed demons. The demons enticed the guardians of the Pillars by granting them Otherworldly gifts. One was bestowed ethereal beauty. One incomparable wit. One matchless strength. One infinite wealth. And one the sight to the future. Those gifts were the door that unleashed Evil into the World. And now, Fate is upon the guardians' descendants, whose gifts ...
Half Moon
1150      629     1     
Mystery
Pada saat mata kita terpejam Pada saat cahaya mulai padam Apakah kita masih bisa melihat? Apakah kita masih bisa mengungkapkan misteri-misteri yang terus menghantui? Hantu itu terus mengusikku. Bahkan saat aku tidak mendengar apapun. Aku kambuh dan darah mengucur dari telingaku. Tapi hantu itu tidak mau berhenti menggangguku. Dalam buku paranormal dan film-film horor mereka akan mengatakan ...
Pertualangan Titin dan Opa
3498      1339     5     
Science Fiction
Titin, seorang gadis muda jenius yang dilarang omanya untuk mendekati hal-hal berbau sains. Larangan sang oma justru membuat rasa penasarannya memuncak. Suatu malam Titin menemukan hal tak terduga....