Read More >>"> What a Great Seducer Fist Series : Mengenalmu (This is Sunday) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - What a Great Seducer Fist Series : Mengenalmu
MENU
About Us  

Bella terbangun, ia merasakan badannya pegal-pegal. Ia tak bisa tidur nyenyak semalaman karena hanya beralaskan karpet dan memakai selimut tipis. Ia bersyukur, untung saja Rion tak mendengkur. Dan setiap kali Bella terbangun, ia selalu mencuri pandang pada Rion. Anak itu tertidur dengan sangat lelap, ia sama sekali tak terbangun sekalipun, berbeda dengan Bella yang selalu terbangun setiap beberapa jam sekali.

Ini masih subuh, masih pagi sekali. Dan Rion masih juga tertidur. Bellapun segera menuju kamar mandi tentu saja, setelah menggulung karpetnya. Selesai mandi, ia menengok Rion sekali lagi untuk memastikan anak itu sedang tertidur pulas. Bella beranjak menuruni tangga, menuju dapur. Ia melihat ayahnya sudah tidak ada, hmmm mungkin ayahnya sudah pulang. Tapi, sepagi ini?

Ya sudahlah. Bella membuka kulkasnya dan hanya menemukan mie instan dan beberapa butir telur. Yah, sepertinya omlet akan jadi masakan yang cocok disantap saat pagi. Bagi Bella, sih. Setelah matang Bella segera menambahkan saos tomat. Namun, belum sempat ia menyantapnya piring omlet itu sudah ditarik jauh darinya.

“Rion!” geram Bella. Sejak kapan anak itu disini?

“Ya, kenapa?” tanya Rion tanpa rasa bersalah. “Apa yang kamu lakukan? Menganggu orang saat sarapan bukanlah hal yang sopan. Apalagi aku ini gurumu.” Tegas Bella. “Ya, karena anda adalah guru saya. Maka, saya merebut makanan ini dari anda. Saya yakin tak ada lagi makanan yang tersisa di kulkas anda. Nah, sebagai guru anda berkewajiban untuk melindungi saya, termasuk memberi saya makan. Jadi, ini makanan saya.” Jelas Rion sambil memegang piring omelet Bella.

“Apa?” tanya Bella sambil melonggo, membayangkan omelet yang ia buat dengan sepenuh hati akan meninggalkannya. “Ini makanan saya!” ulang Rion sambil menyomot omelet Bella. “Enak.” Katanya pada akhirnya. “Hah? Gini aja. Gimana kalau makanan ini kita bagi dua. Karena bagaimanapun juga saya yang memasak makanan ini.”

“Emmm gimana ya? Sepiring aja kan nggak cukup buat aku. Masak harus dibagi dua. Lagi pula, anda kan guru. Masak nggak punya uang lebih, sih?” ejek Rion. Sementara, Bella hanya menghembuskan nafas panjang. Ia mengalah, lagi pula memang benar ini adalah tugas guru untuk menjaga muridnya. Hal yang menambah Bella kesal akan profesinya sebagai guru.

So well, akhirnya Bella hanya bisa melihat anak didiknya itu melahab habis mantan calon sarapan paginya sampai tak tersisa. “Kenyang?” tanya Bella jengkel karena hanya jadi penonton. “Belum.” Kata Rion setengah merengek. Bella mengacak rambutnya frustasi. “Well, sepertinya kamu punya sifat lain selain keras kepala ya? kamu suka merajuk.” Kata Bella.

“Bodo amat lah. Sifat saya tergantug saya bersama siapa yang orangnya bagaimana dan apa yang sedang terjadi. Hanya seputar itu saja.” Jawab Rion enteng. “OK, sekarang kamu harus mandi dan kita akan berangkat ke kampus.” Perintah Bella. “Apa? Ini kan hari Minggu.” Jawab Rion sambil bersedekap.

Bella sangat terkejut, betul juga ini hari minggu. Ia lupa. Ah hari-harinya mulai berlalu dengan lebih cepat. “Iya, aku lupa.” Jawabnya mengalah disusul wajah Rion yang seolah menang taruhan, hal yang semakin membuat Bella kesal.

“Udah selesai, kan?” tanya Bella. “Udah.” Jawab Rion singkat. “Oke, aku antar pulang sekarang.” Ajak Bella. “Okay.” Jawab Rion sambil beranjak dari kursi. “Bella, sayang! Papa pulang.” Sebuah suara mengejutkan Bella dan Rion. Bocah itu bahkan terjengkang ke belakang dan terduduk di kursinya kembali.

“Ayah! Ayah belum pulang?” tanya Bella sama terkejutnya. “Hehe, ayah nggak pulang lah. Masak ada mantu ayah, terus ayah kabur.” Kata Ayah Bella. “Hah? Aku?” tanya Rion bingung sambil menunjuk dirinya sendiri. Jujur saja, Bella hampir tak bisa menahan tawanya melihat ekspresi Rion yang unik.

“Ayah bawa apa?” tanya Bella mengalihkan pandangannya dari wajah Rion. “Oh, ini tadi ayah dari pasar. Ayah, beli buah, sayur, makanan. Nah, ayo kita sarapan.” Ajak ayah Bella sambil meletakkan plastik-plastiknya di meja. “Ah, ayah. Aku sama Rion udah sarapan tadi. Aku mau antar Rion pulang dulu. Soalnya Rion tadi nggak bawa mobil yah.” Terang Bella. Ya, walau sebenarnya ia hanya jadi penonton.

“Ah, iya pak. Saya ijin pulang dulu.” Kata Rion sumringah dan spontan berdiri seolah melihat kesempatan untuk kabur. “Ah, kamu disini dulu.” Kata Ayah Bella sambil menekan pundak Rion dan memaksanya duduk kembali. “Ta-tapi saya,” Kata Rion tergagap namun ayah Bella memberinya isyarat untuk diam.

Huft, Rion hanya bisa merengut sambil memerosotkan pundaknya pertanda ia pasrah. Sangat pasrah. “Ah, gini ayah. Rion nggak bisa disini lama. Soalnya ada urusan mendadak yang penting. Urusan negara.” Ucap Bella beralasan, bisa bahaya jika Rion sampai ember pada ayahnya.

“Emm, iya om.” Kata Rion menyetujui ucapan Bella. Bella pun menarik lengan Rion dan beranjak. “Oh, gitu ya. Nanti kapan-kapan kita ketemu lagi ya, nak. Ayah pengen ngobrol banyak sama kamu.” Kata ayah Bella dengan kecewa. Sementara, Rion hanya tersenyum. Nggak akan, kata Rion dalam hati.

Sesampainya di halaman rumah, Rion terkejut “Kita mau naik mobil butut ini?” tanyanya pada gurunya. “Iya, kenapa emang? Kamu nggak suka. Kamu kemarin kan naik mobil ini juga.” Jawab Bella berusaha sabar. Ingat Bella, dia muridmu. “Ih, masak mobil kaya gini. Apa masih bisa jalan coba.” Ejek Rion. “Oke, sekarang mau kamu gimana? Kalau kamu mau jalan atau nunggu bis kota yang lewat sejam sekali ya nggak papa. Aku malah untung, nggak perlu repot-repot nganterin.” Balas Bella, menutup kembali mobilnya.

“Jalan? Yakali. Itu jauh banget tau nggak bu.” Kata Rion. “Bu?” ulang Bella. “Iya, Bu Bella.” Kata Rion dengan penekanan yang berlebihan. “Oke, serah” kata Bella beranjak pergi. “Eh, ya udah deh.” Kata Rion menahan Bella. “Eh, kamu mau kemana? Kamu mau yang nyetir?” tanya Bella yang melihat Rion masuk ke kursi pengemudi. “Eh, nggak.” Kata Rion memutar pindah tempat.

Huftt, sabar Bella. Anak ini lumayan juga. Lumayan bikin kzl. Tapi, Rion lucu. Bella penasaran. Anak ini seperti memiliki seribu topeng dengan kepribadian yang berbeda. Pertama kali Bella bertemu dengannya. Ia anak yang sangat misterius, pendiam, kutu buku, tak bisa diajak bicara. Semakin Bella mengamatinya, Rion semakin misterius seolah memiliki banyak rahasia dan seolah yang selama ini ditunjukannya adalah bayangannya bukan dirinya yang asli.

Saat pertama kali berbicara langsung dengan Rion, anak ini sangat kaku, tertutup, kabut ke-misteriusannya semakin tebal, tak bisa diajak negosiasi, irit bicara, pintar memutar balikkan fakta, sombong dan sangat keras kepala seolah-olah hanya dialah yang benar.

Sekarang anak ini, berubah 180 derajat. Walau keras kepalanya masih saja utuh tak kurang sedikitpun. Ia menjadi lebih terbuka, egois, cerewet, suka nuntut dan ceria. Hampir normal seperti anak yang lainnya. Hanya saja, sangat cerewet, suka memaksa dan suka merajuknya itu kelewatan. Membuat Bella tak tega dan mengalah padanya.

Bersama Rion, saat ini membuat Bella menjadi wanita yang dibutuhkan. Ia merasa seperti seorang ibu yang punya anak bandel, super ngeselin tapi pintar merayu yang langsung bisa meluluhkannya. Entahlah, sifat Rion apalagi yang akan ditemukannya nanti. Potongan puzzle yang Bella temukan saat ini belum cukup untuk mengungkap tabir ke-misteriusan Rion.

“Bu guru. Ngapain sih? Ayo cepat. Disini panas, nich.” Gerutu Rion. “Ah, iya.” Jawab Bella. Teriakan Rion sukses membuyarkan lamunannya. Ia segera menyalakan mesin dan menyetir menjauh. Perlahan, pastinya.

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • MS_Wijaya

    Wihh mantap

    Comment on chapter RK
  • SusanSwansh

    Keren ceritanya, Kak.

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
Bandung
20926      2549     6     
Fan Fiction
Aku benci perubahan, perubahan yang mereka lakukan. Perubahan yang membuat seolah-olah kami tak pernah saling mengenal sebelumnya - Kemala Rizkya Utami
Rain Murder
1288      534     7     
Mystery
Sebuah pembunuhan yang acak setiap hujan datang. Apakah misteri ini bisa diungkapkan? Apa sebabnya ia melakukannya?
Senja Belum Berlalu
3610      1281     5     
Romance
Kehidupan seorang yang bernama Nita, yang dikatakan penyandang difabel tidak juga, namun untuk dikatakan sempurna, dia memang tidak sempurna. Nita yang akhirnya mampu mengendalikan dirinya, sayangnya ia tak mampu mengendalikan nasibnya, sejatinya nasib bisa diubah. Dan takdir yang ia terima sejatinya juga bisa diubah, namun sayangnya Nita tidak berupaya keras meminta untuk diubah. Ia menyesal...
Violetta
569      330     2     
Fan Fiction
Sendiri mungkin lebih menyenangkan bagi seorang gadis yang bernama Violetta Harasya tetapi bagi seorang Gredo Damara sendiri itu membosankan. ketika Gredo pindah ke SMA Prima, ia tidak sengaja bertemu dengan Violetta--gadis aneh yang tidak ingin mempunyai teman-- rasa penasaran Gredo seketika muncul. mengapa gadis itu tidak mau memiliki teman ? apa ia juga tidak merasa bosan berada dikesendiri...
Lost in Drama
1732      658     4     
Romance
"Drama itu hanya untuk perempuan, ceritanya terlalu manis dan terkesan dibuat-buat." Ujar seorang pemuda yang menatap cuek seorang gadis yang tengah bertolak pinggang di dekatnya itu. Si gadis mendengus. "Kau berkata begitu karena iri pada pemeran utama laki-laki yang lebih daripadamu." "Jangan berkata sembarangan." "Memang benar, kau tidak bisa berb...
Tenggelam dalam Aroma Senja
272      184     0     
Romance
Menerima, adalah satu kata yang membuat hati berat melangkah jika harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Menunggu, adalah satu kata yang membuat hati dihujani ribuan panah kerinduan. Apakah takdir membuat hati ikhlas dan bersabar? Apakah takdir langit menjatuhkan hukuman kebahagian? Entah, hanyak hati yang punya jawabannya.
DEVANO
547      342     1     
Romance
Deva tidak pernah menyangka jika pertemuannya dengan Mega bisa begitu berpengaruh untuk hidupnya. Dan untuk pertama kalinya setelah hari itu, Dio-mantan sahabatnya, ikut campur dalam urusannya. Padahal, biasanya cowok itu akan bersikap masa bodo. Tidak peduli pada semua yang Deva lakukan. Ternyata, pertemuan itu bukan hanya milik Deva. Tapi juga Dio di hari yang sama. Bedanya Deva lebih berun...
Army of Angels: The Dark Side
29823      4501     25     
Fantasy
Genre : Adventure, Romance, Fantasy, War, kingdom, action, magic. ~Sinopsis ~ Takdir. Sebuah kata yang menyiratkan sesuatu yang sudah ditentukan. Namun, apa yang sebenarnya kata ''Takdir'' itu inginkan denganku? Karir militer yang telah susah payah ku rajut sepotong demi sepotong hancur karena sebuah takdir bernama "kematian" Dikehidupan keduaku pun takdir kembali mempermai...
Cinta Tau Kemana Ia Harus Pulang
7557      1397     7     
Fan Fiction
sejauh manapun cinta itu berlari, selalu percayalah bahwa cinta selalu tahu kemana ia harus pulang. cinta adalah rumah, kamu adalah cinta bagiku. maka kamu adalah rumah tempatku berpulang.
Ocha's Journey
286      235     0     
Romance
Istirahatlah jika kau lelah. Menangislah jika kau sedih. Tersenyumlah jika kau bahagia. Janganlah terlalu keras terhadap dirimu sendiri.