PARIS siapa yang tak mengenal kotanya yang indah. Berselimut gaya klasik berbalut juga dengan keromantisannya. Pasti ini adalah kota impian semua orang. Pasti tidak akan ada orang yang akan menolak untuk bisa menjamah kota seindah ini.
“ Akhirnya.. sampai juga.” Sambil mengangkat kedua tangannya keatas, dengan perasaan yang sangat lega, karena hampir seharian ia berada di pesawat. Tidak ada pemandangan yang menarik selain hanya awan putih pekat yang terlihat rata. Bahkan sesekali rasa bosan menghampiri dirinya yang hanya pergi seorang diri.
Tak lama berselang, ia mengingat sesuatu lalu ia segera melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 2 siang waktu perancis. Dia menengok sekeliling mencoba mencari seseorang yang sudah berjanji akan menjemputnya ketika ia sampai di bandara.
Tiba-tiba sepasang tangan mendarat di wajahnya. Tangan itu bersampul sarung tangan yang tebal dan langsung menutup mata tiara dari belakang. Tiara yang terkejut langsung menarik tangan itu dan ia langsung memalingkan badan hingga posisinya berhadapan dengan orang itu. Dengan pendangan yang masih buram, karena ia memincingkan matanya untuk melihat orang itu. Ia berperawakan tinggi, dengan rambut yang tersisir rapi juga wajah yang tampan, ia juga mengenakan jaket yang sangat tebal. Setelah agak lama Tiara memandang lelaki itu, akhirnya ia sadar, ia mengenali orang itu. Siapa lagi laki-laki tampan dan rapi itu kalau bukan kakaknya Adrian.
“ kak Adrian.” (teriak Tiara dan ia langsung memeluk lelaki itu)
Dengan perasaan terkejut juga bercampur bahagia tiara meluapkan seluruh perasaannya dengan ocehan manis dari mulutnya yang dari tadi tidak pernah behenti seperti rel kereta api. Lalu ia baru tersadar dan tiba-tiba langsung menarik tangan kakaknya itu untuk berhenti.
“Eeehh.. kakak tunggu dulu, dari tadi aku nyerocos ngak jelas tapi dari tadi kakak Cuma diem aja.”
Tiara langsung menyerang kakaknya dengan pertanyaan konyolnya. Sontak kejadian tersebut membuat kakaknya terkejut dan lansung menghentikan langkahnya. Dengan wajah heran. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya dengan senyum 3 centi nya ia memandang adiknya dan kemudian suara tawa pecah menghiasi pembicaraan mereka.
“ uuuhhh.. kamu tuh ya dari dulu sampai sekarang ngak pernah berubah.” ( kakanya mencubit pipi tiara dengan kedua tangannya menandakan bahwa ia sangat gemas dengan adiknya itu)
“iiihhh.. kakak sakit tau.” (tiara cemberut dengan bibir manyun)
“ kakak ini juga ngak pernah berubah dari dulu, suka banget nyubitin pipi aku, nih kakak liat pipi aku jadi tembem gara-gara kakak suka nyubitin pipi aku.” (dengan ekspresi yang menggemaskan dan manja dia berbicara kepada kakaknya sambil memang kedua pipinya)
“ hahahaha.. abisnya kamu sich jadi adek lucu banget, dari tadi nyrocos ngak jelas, kalo ngak di dengerin marah, tapi kalo di dengerin masih nanya kog dari tadi diem aja.”
Mereka memang sudah sangat dekat, bahkan tiara jauh lebih dekat dengan kakaknya daripada orang tuanya. Dari kecil mereka tidak pernah terpisahkan baru ketika kakaknya harus pergi ke Perancis untuk melanjutkan pendidikannya untuk pertama kalinya mereka harus berpisah. Ketika awal perpisahan mereka sangat membuat tiara sedih karena terbiasa bersama kakaknya tapi kini harus berpisah dengan jarak yang cukup jauh. Adrian dan Tiara sangat menyayangi satu sama lain. Terlebih Adrian dia rela melakukan apapun untuk membuat tiara bahagia. Bahkan teringat waktu itu tiara masih sangat kecil, ia memegang balon namun balonnya terlepas dari genggamannya dan tersangkut di pohon yang cukup tinggi kala mereka masih kecil. Tanpa berfikir panjang Adrian langsung memanjat pohon itu demi mengambil balon kesukaan adiknya itu. Namun tak disangka ranting yang ia pjak licin karena baru disiram hujan hingga akhirnya membuat ia terjatuh dan mengalami luka yang sangat parah. tiara yang kala itu sangat sedih memeluk kakaknya yang sedang sekarat itu dan berdoa agar kakaknya bisa bangun. Namun dengan cinta yang luar biasa kepada adiknya ia berusaha untuk bangun agar ia bisa melindungi adiknya lagi. Sejak kejadian itu cinta antara kakak dan adik itu semakin erat.