Aku dan kak Reza sedang ada di ruang BK untuk meminta izin karena besok tidak bisa datang sekolah.Besok adalah hari rabu,hari di mana aku akan mengikuti kompetisi menyanyi di SMA Kharisma Bangsa.
Kak Reza sudah menjelaskan panjang lebar pada Pak Agung,guru BK di sekolah ini.
Pak Agung hanya menganggukan kepalanya beberapa kali saat Kak Reza berbicara.
"Baiklah,saya mengizinkan.Jadi,untuk hari kamis kalian akan mengikuti ujian susulan." ucap Pak Agung membuatku dan kak Reza menghela napas lega
"Tuan Alfa!" panggil Pak Agung
Aku mengangkat wajahku dan menatap Pak Agung.
"Ternyata kamu seorang musisi,kenapa saya baru menyadarinya ya.Kamu memang hebatlah,tampan pula" puji Pak Agung terdengar berlebihan
"Seperti Pak Agung" imbuhnya kemudian membuatku susah payah menahan tawa
"Baiklah,terima kasih pak.Maaf mengganggu waktunya" pamit Kak Reza
***
Aku sangat gugup hari ini,entah kenapa lidahku kelu untuk menyanyikan lagu ciptaan Anggia.Aku tak mampu meluapkan rasa rindu itu hari ini juga,aku belum siap untuk menyanyikannya.Aku harus menyanyikan lagu itu dengan penuh penghayatan,tapi aku akan kacau bila ingatanku terfokus pada Anggia di panggung nanti.
Kulihat,Kak Reza sedang berbincang bersama Kak Nabila.Mereka akan berduet,sedangkan aku hanya tampil sendiri.Aku memainkan gitarku asal,malas untuk menyanyikan satu buah lagu pun.Andai saja ada Beta di sini,pasti aku akan memiliki teman bicara sehingga tidak sebingung ini akan melakukan aktivitas macam apa.
Beberapa peserta pun sudah tampil di atas panggung.Aku masih harus menunggu giliranku,dan aku sangat bosan saat ini.
Handphone-ku bergetar,ada pesan masuk.
[Beta]
Alfa,semangat ya.Gue selalu dukung lo dari sini.
Aku hanya tersenyum singkat.Pesan singkat dari Beta cukup memberi pasokan semangat untukku,aku memantapkan hatiku untuk tampil nanti.
"Peserta selanjutnya,Alfatih Adriansyah dari SMA Tribuana!"panggil seorang MC membuatku terperanjat kaget kemudian segera berjalan mendekati panggung.
Aku menaiki panggung dengan penuh percaya diri,tak mungkin aku harus gugup dan menghancurkan penampilanku.
Tiba-tiba aku mematung,aku bisa melihat semuanya dari atas panggung.Juri,penonton,peserta dari sekolah lain,Kak Reza,Kak Nabila,dan ... Beta?Apakah aku tidak salah lihat?Apakah perempuan yang berdiri di sebelah gadis yang sedang menunduk memainkan handphone-nya itu benar-benar Beta?
Aku pun segera memfokuskan diri pada lagu yang akan kunyanyikan,setelah mengatur napas,aku pun menyanyikan lagu ciptaan Anggia dengan sangat yakin.
Di pertengahan lagu,aku melihat sosok perempuan yang di samping Beta menatapku lekat.Entah kenapa tatapannya begitu membuatku merasa tak nyaman,aku ingin segera menyelesaikan laguku.
***
Aku turun dari panggung dengan tepuk tangan dari para audience,aku jadi terharu menanggapinya.
Saat aku turun dari panggung,Kak Reza menyambutku dengan acungan jempol.
"Bagus,fa.Kereeeen" pujinya membuatku malu
"Alfa," panggil Beta yang berjalan mendekat
"Kok ke sini gak bilang-bilang sih," kataku begitu Beta sudah berdiri di sampingku
"Kejutan dong,biar so sweet gitu" balas Beta
Akupun hanya tersenyum,ternyata harapanku akan kedatangan Beta ke sini menjadi kenyataan.
Beta pun mengajakku untuk berkeliling sekolah ini.Dia bilang,saudaranya juga bersekolah di sini.Aku hanya bisa menebak,saudara Beta adalah seseorang yang berdiri di sampingnya tadi karena aku sempat melihat mereka saling berbisik ketika aku sedang bernyanyi di atas panggung tadi.
Setelah puas berjalan-jalan,aku pun pulang ke rumah bersama Beta.Panitia penyelenggara mengatakan kejuaraannya akan diumumkan besok.
***
Aku menatap langit-langit kamar,rasanya hariku bersama Beta semakin bahagia saja.Sepertinya aku mulai jatuh cinta padanya,melihat kedatangannya di SMA Kharisma Bangsa tadi sangat membuatku bahagia.Tapi,aku masih sangat takut untuk jatuh cinta.Bunda bilang,sejak kecil aku sangat mudah trauma dengan segala hal yang begitu menyakitiku.Kurasa itu memang benar,terbukti saat aku menolak permintaan Rangga ketika dia menawariku ikut turnamen basket karena aku trauma dengan cederaku beberapa waktu lalu.Dalam hal ini,aku juga trauma dengan jatuh cinta.Mengingat,kisah cinta pertamaku yang tak berjalan mulus.Aku sebenarnya ingin memulai semuanya dari awal lagi,ingin rasanya aku merasakan jatuh cinta di masa remajaku seperti halnya teman sebayaku.Tapi,bayangan tentang Anggia begitu mengangguku sampai aku sangat sulit untuk merasakan jatuh cinta lagi.Bisa saja aku menyatakan cinta pada Beta,dan bisa saja Beta menerimanya.Namun,yang kutakutkan adalah hal yang akan terjadi setelahnya.Aku takut hubungan pertemananku dan Beta menjadi hancur karena aku menjadi kekasihnya kemudian putus. Aku tidak ingin bernasib sama seperti Panji yang begitu dibenci Beta hingga saat ini,ataupun bernasib seperti Samuel yang masuk ke dalam blacklist kehidupan Beta.Aku ingin menjadi orang yang takkan pernah menjadi musuh bagi Beta,tapi aku juga tidak bisa memendam perasaanku padanya jika setiap hari aku bertemu dengannya.Mungkin jika aku rindu padanya bisa terobati,tapi aku akan merasaka patah hati berkali-kali jika Beta menceritakan pujaan hati barunya padaku.
Aah,kenapa aku jadi berpikiran aneh seperti ini.Seorang Alfa tak mungkin bisa merasakan jatuh cinta secepat ini,apakah Beta sebaik Anggia dalam kehidupanku sampai aku memikirkannya sampai selarut ini?
Akupun menarik selimutku dan memejamkan mataku,mungkin otakku akan lebih fresh besok pagi.
***
Setelah selesai mengikuti ujian hari ini,aku harus ke ruang guru untuk mengikuti ujian susulan mata pelajaran hari kemarin yang aku tinggalkan karena aku mengikuti lomba.Untung saja soalnya tak jauh berbeda dengan yang aku pelajari bersama Beta.Iya,Beta.Mata pelajaran ujian yang tidak aku ikuti adalah fisika dan matematika,tentu saja aku mendapat bantuan penuh dari Beta,sahabat baikku.
Sekarang aku sedang mendengar pidato panjang dari Bu Fitri dan Pak Agung di ruang BK,mereka mengucapkan beribu-ribu ucapan selamat karena aku berhasil mendapat posisi dua terbaik dalam perlombaan di SMA Kharisma Bangsa kemarin.
"Saya sangat bangga sama kamu,tuan Alfa.Kamu keren,persis seperti saya ketika muda dulu." puji Pak Agung seakan memuji dirinya sendiri
"Saya juga bangga,terima kasih tuan Alfa." ucap Bu Fitri
Aku hanya tersenyum dan mengangguk saja,mulutku seolah terkunci saking bingungnya harus berkata apa pada kedua guruku ini.
***