Akhirnya,ujian akhir telah selesai juga.Hari ini,semua siswa dikumpulkan di lapangan untuk pengumuman sebelum liburan dan pengumuman ranking tiap kelas.
Tentu saja Beta duduk di sampingku,dia seperti tidak punya teman selain aku saja.
Beta menyandarkan kepalanya padaku,aku hanya diam saja.Sudah kuprotes pun tak ada perubahan.
"Kelas 10 IPA-1,yang mendapat peringkat pertama yaitu Alfatih Adriansyah!"ucap kepala sekolah
Beta langsung menegakkan posisi duduknya.
"Fa,lo juara satuuuu" ucap Beta memekakkan telingaku
Aku masih tidak percaya,aku mendapat peringkat pertama di kelas?Benarkah?Gak mimpi,kan?
"Peringkat kedua,diraih oleh Bella Tania Putri!!!"
Aku menatap Beta,begitupun sebaliknya.
"Beneran,fa?" tanya Beta ragu
Aku tersenyum dan mengangguk untuk meyakinkannya.
"Peringkat ketiga,diraih oleh Resti Marshilla"
Resti? Kenapa peringkatmu jadi di bawahku?Dulu kau yang selalu mendapat peringkat pertama di SMP.
"Silakan,yang disebutkan namanya ke depan" pinta kepala sekolah
Aku menatap Beta,
"Ayo,fa.Artis mendadak kita" ucap Beta kemudian menarik tanganku agar berdiri.
Akupun berdiri,Beta berjalan dengan cepat.Aku masih ragu dengan keputusan ini,apakah aku benar-benar mendapat peringkat pertama?Padahal,cara belajarku biasa saja.
Aku,Beta dan Resti sudah berada di depan.Kami menyalami guru-guru yang ada di sana.Saat aku menyalami tante Mila,
"Tante bangga sama kamu,fa" ucapnya sambil mengelus kepalaku lembut
Saat Bu Fitri menyerahkan sertifikat kejuaraan,aku jadi makin gugup.
"Selamat tuan Alfa,kamu memenangkannya" ucap Bu Fitri dengan senyumannya
Baru kali ini aku melihat Bu Fitri tersenyum dengan tulus.
Kemudian,Bu Fitri beralih pada Beta.
"Selamat,ini karena kamu sebangku sama Alfa.Jangan tidur terus ya" tutur Bu Fitri memberi nasihat pada Beta
Beta hanya tersenyum kaku.
Aku menatap seluruh siswa SMA Tribuana dari depan sini.Kami menjadi pusat perhatian sesaat.Ku lihat,Arya mengacungkan jempolnya padaku.
Aku tak menyangka bisa mendapat peringkat pertama di sekolah ini.Padahal,saat SMP aku betah di peringkat ketiga.
Kami pun kembali duduk ke tempat tadi.Beta menatap sertifikatnya dengan terharu.
"Gue sebelumnya gak pernah jadi juara,karena kerjaan gue pacaran terus.Makasih ya selalu bimbing gue biar belajar" ucap Beta padaku
"Ini hasil kita belajar satu semester.Kalo bisa,kita punya enam" kataku memberi motivasi
"Kenapa harus enam?"tanya Beta tak paham
" Kita sekolah di sini enam semester,kan?Jadi,kita harus mendapat juara tiap semester"jelasku membuat Beta menganggukan kepalanya.
***
"Selamat ya," ucap Beta disertai senyuman singkat
Saat ini kami sedang menikmati makan siang di warung bakso langgananku,Beta ingin aku traktir karena aku mendapat peringkat pertama di kelas.
"Fa," ucap Beta saat aku sedang menuangkan sambal di mangkuk baksoku
Aku hanya menatapnya tanpa mengatakan apapun.
"Gue bingung," lanjutnya kemudian menopang dagunya dengan kedua tangannya
"Bingung kenapa?" tanyaku langsung simpati
"Lo ngerasa hubungan kita lebih dari sekedar teman gak sih?Gue bingung apa status hubungan kita," ungkap Beta membuat jantungku berdebar lebih cepat dari biasanya, kenapa ucapan Beta mengarah pada urusan hati.Sudah jelas aku sangat payah dalam urusan ini.
"Kenapa nanya itu?" tanyaku tak paham
"Gue cuma minta pendapat lo," jawab Beta
"Menurut gue,hubungan kita emang lebih dari sekedar teman,Bet." kataku cepat kemudian segera menyantap baksoku agar tidak terlihat gugup
Beta malah menatapku tajam,dia sepertinya meminta penjelasan lebih lanjut dari ucapanku tadi.
"Lo suka sama gue?" tanya Beta membuatku hampir saja tersedak,untung saja tidak.
Aku mengunyah cepat bakso yang memenuhi mulutku,kemudian meneguk perlahan minuman dinginku.
"Bukan gitu," sanggahku
"Terus apa,fa?Tapi wajar aja sih,mungkin karena kita terlalu dekat." ucap membuatku merasa terlalu cepat untuk mengungkapkan rasaku padanya yang jelas-jelas aku sendiri pun masih bingung rasa apa yang kumiliki untuk Beta.
"Lo selalu peduli sama gue,lo selalu gak biarin gue sedih,lo selalu hibur gue ketika gue nangis,lo selalu ada buat gue kalo gue mau curhat,dan lo ... "
Ucapan Beta terhenti kemudian menatapku lekat,
"Lo selalu terlihat bahagia kalo baru ketemu sama gue,seolah lo udah kangen banget sama gue" lanjut Beta membuatku sangat malu sekali,apakah aku terlalu terang-terangan memperlihatkan perasaanku padanya?
Aku masih bungkam,membiarkan Beta mengungkapkan rasa bingungnya sekaligus mempersiapkan jawaban yang tepat agar tidak terjadi kesalahpahaman.
"Tapi kalo kita pacaran,apa lo siap jauhin semua perempuan yang dekat sama lo?" tanya Beta semakin menyudutkanku,dia seolah menyimpan perasaan padaku
"Kenapa lo ngomongin ini sih,Bet." kataku jengah
"Gue serius,fa." ujar Beta
"Makan dulu aja,nanti kita lanjutkan." saranku yang tak tega melihat mangkuk bakso Beta yang belum tersentuh
Beta pun menurut.Selama kami makan,tidak ada yang berani berbicara.Kami sangat fokus pada bakso yang kami santap,walaupun sesekali kami saling diam-diam memandang dan seringkali tatapan kami bertemu.
Aku bingung harus bagaimana jika ditempatkan pada posisi ini,aku sangat tidak berbakat dalam hal mengutarakan perasaan.Aku terlalu cuek pada masalah itu,aku malas mencoba dan mempelajarinya.
Apalagi yang harus aku hadapi adalah Beta,kami terlalu dekat sampai aku takut kami akan bermusuhan jika salah satu dari kami memiliki perasaan cinta.Aku tidak suka jatuh cinta,untuk saat ini.
"Fa,gimana?" tanya Beta begitu kami selesai makan
"Gimana apanya?" tanyaku tak mengerti
"Ya ampun,Alfa.Obrolan kita yang tadi,masa lupa sih." dengus Beta kesal
Aku menggeser mangkuk bekas bakso dan gelas bekas minumanku,aku menaruh kedua tanganku di atas meja dan menatap Beta dengan serius.
Beta melakukan hal yang sama,dia menyimpan handphone-nya dan menatapku lekat seolah sudah tak sabar menunggu ucapanku selanjutnya.
"Beta,"ucapku memulai pengakuanku
Beta hanya diam,dia tak membalas apapun.
"Seandainya gue mau,gue akan nembak lo sejak pertama kali kita bertemu.Tapi,gue paham yang lo butuhin itu seorang teman yang bisa menenangkan lo lebih dari pacar.Gue gak peduli dengan daftar mantan yang lo punya,gue akan macarin lo kalo gue mau.Tapi Bet,ketika lo diputusin,patah hati,nangis karena pacar lo,masih ada gue yang bisa kasih kekuatan biar lo bisa bangkit dan tidak berlama-lama dalam kesedihan.Masih ada gue yang bisa dijadiin pelampiasan kemarahan lo,teman curhat lo,kakak ataupun adik yang bisa bikin lo tenang dan gak merasa lo yang paling menderita di dunia.Dan buktinya,berkali-kali lo dapat masalah sama cowo manapun,kita hadapi bareng-bareng semuanya.Lo gak sendirian di dunia ini,lo bisa berbagi semuanya sama gue.Tapi coba kalo kita sampai pacaran,Bet.Setiap hubungan gak akan berjalan mulus,pasti ada konflik.Kita pasti akan melewati fase di mana kita akan kehilangan kepercayaan dan ingin semuanya berakhir.Di saat itu,lo mau berbagi masalah lo sama siapa?Bukannya lo gengsi curhat sama kakak lo?Bukannya lo malu curhat sama cowo,selain gue?Bukannya teman cewe lo pada males dengerin curhat alay lo?Di situ lo benar-benar merasa kehilangan gue sebagai seorang sahabat,Bet.Gue gak merasa gue yang paling berarti di hidup lo,tapi gue gak mau lo terpuruk sendiri ketika lo ada masalah,terutama yang berhubungan dengan cinta.Gue gak mau jadi pihak yang menyakiti,lebih baik gue jadi pihak yang mengobati rasa sakit lo.Gue lebih suka hibur lo daripada bikin lo nangis.Gue emang mau yang lebih dari sekedar teman,dan itu adalah seorang sahabat,bukan kekasih."jelasku panjang lebar
Beta hanya diam dan mengusap bulir bening dari matanya yang hampir jatuh.
"Terima kasih udah perhatian sama gue," ungkapnya dengan tangisan haru
"Entah kenapa gue nemuin sosok Anggia di diri lo,Bet." batinku
"Oh iya,lo mau liburan ke mana?" tanya Beta
"Gak tau,kayanya gak ke mana-mana." jawabku
"Jangan ke mana-mana dong,nanti saudara gue mau datang dan gue mau ngenalin dia sama lo.Gue selalu nyeritain lo sama dia,dijamin lo suka sama dia.Dia cantik,baik,pintar--"
"Gue gak suka pacaran," potongku cepat
"Iya deh iya,yang gak punya mantan." sindirnya
"Pokonya lo jangan ke mana-mana ya," pinta Beta
"Iya,gue usahain."balasku
Aku pun pergi ke kasir untuk membayar makananku dan Beta,kemudian menghampiri Beta yang sudah berada di parkiran.
Aku menaiki motorku dan menyerahkan helm pada Beta,dia memakainya dan segera menaiki motorku.Aku pun melajukan motorku meninggalkan tempat penuh kenangan ini,
"Gak terasa ya,kita udah satu semester aja jadi anak SMA,perasaan kemarin baru aja UN." ucap Beta
"Perasaan baru kemarin gue ketemu sama lo dan nemenin lo di UKS,terus antar lo ke kantin karena lo belum makan." timpalku
"Perasaan baru kemarin nama gue diganti jadi Beta."
"Perasaan baru kemarin gue cubit pinggangnya Panji karena udah berani nyakitin lo."
"Perasaan baru kemarin gue nangis-nangis karena Kak Sam jadian sama Bella."
"Perasaan baru kemarin gue ke bioskop sama lo nonton film horror."
"Perasaan baru kemarin gue dibeliin boneka panda sama lo."
"Ternyata udah satu semester aja." ucapku dan Beta bersamaan setelah berbicara saling bersahutan seperti tadi,kami tertawa di detik berikutnya.
Beta memelukku dari belakang,entah kenapa aku merasa ini seperti adegan Dilan-Milea.Bedanya,ini Alfa-Beta dan gak lagi hujan,terus kita gak punya hubungan yang lebih dari seorang sahabat.
"Lo emang bikin semua cewe nyaman,Fa.Makanya lo harus jomblo terus biar gak akan ada yang cemburu," ucap Beta cukup sukses membuatku tersenyum dengan kesal
***