Marvel dan Lyra jalan bersama menuju tempat parkir mobil.
“kamu yakin gak akan ikut ke party?”
“aku gak terlalu suka ke party sih”
“really?”
“yeah” Marvel tertawa kecil
Hari ini SMA Campbell kembali memenangkan pertandingan basket. Zac mengadakan pesta di rumahnya untuk merayakan kemenangan tim mereka kali ini. Tapi Marvel lebih memilih mengantar Lyra pulang ke rumah. Ia tak tahu apakah ia memang tak mau ke party itu atau karena ia tahu Jena tak akan datang karena ada Lucas.
krubukrubuk
Perut Lyra tiba-tiba bunyi karena belum makan malam.
“kita dinner dulu kayaknya”
Lyra tertawa malu “sorry”
Lalu kedua remaja itu berhenti di sebuah restoran cepat saji. Memesan dua buger, kentang, dan minuman soda.
“can I ask you something?” tanya Marvel
“sure, anything”
Hati Lyra tiba-tiba nerdegup kencang, apakah Marvel akan menyatakan perasaannya secepat ini? Tanya Lyra dalam hatinya.
“Lucas sama Jena tuh ada apa ya?”
“oh, um..”
Hati Lyra kecewa mendengar pertanyaan Marvel.
“Lucas itu naksir sama Jena, but you know lah Lucas, dia itu anak nakal banget. Dia bisa ganti cewe beberapa kali dalam sebulan, dan Jena gak mau jadi salah satu koleksinya. Dan karena Jena nolak, Lucas malah makin menjadi-jadi, dia ngedeketin Jena dengan cara yang sangat menyebalkan, makanya Jena males ketemu Lucas”
Marvel mengangguk seakan mendengar guru yang sedang mengajarinya dan ia paham betul materinya.
“why?” tanya Lyra
“tadi dia bilang dia gak mau nonton tanding karena Lucas”
“aku tanya kenapa, tapi dia terlalu males cerita”
“hmm” Lyra mengangguk pelan
Is there anything else you want to ask? You know, like...about me? Bisik Jena dalam hatinya.
Selama di restoran maupun dalam perjalanan, Marvel tak mengatakan satu hal pun yang membuat hati Lyra berdegup. Just an ordinary conversation. Padahal Lyra berharap malam ini akan sangat indah baginya. Sampai akhirnya mereka sampai di gerbang rumah Lyra.
“thanks for the ride” kata Lyra sebelum ia turun dari mobil Marvel.
“thanks juga udah datang ke pertandingan”
Lyra tersenyum. Mungkin hanya kata itu yang membuat hati Lyra sedikit berbunga-bunga. Ya, hanya sedikit. Marvel menunggu sampai Lyra masuk ke rumahnya, lalu ia membawa pergi mobilnya meninggalkan rumah Lyra.
Lyra menghempas badannya ke kasur. Matanya menatap langit-langit kamarnya yang dihiasi bintang-bintang glow in the dark-nya. Lalu ia berdiri menatap kaca.
Is it what i wear not pretty enough? Is it my hair don’t make him flutter? Is it my make up too much? Why he didn’t say anything to me? At least for what i have dressed tonight? Instead, he was asking about Jena, she wasn’t even there.
Setetes air mata menetes di pipi Lyra.
Maybe it’s true he likes her?
Marvel berbaring di sofanya, membiarkan televisi yang menontonnya. Ia membuka instagram lalu mengklik snapgram ezraparviz. Ternyata dirumahnya sedang ada pesta kecil-kecilan bersama anak-anak baseball. Ezra men-tag jenahenzz yang terekam sedang menyanyikan lagu Gucci Gang nya Lil Pump menggunakan megaphone milik Ezra. Anak-anak lain terlihat sedang tertawa hingga terpingkal-pingkal melihat Jena.
Marvel ikut tertawa melihatnya.