Malaikat Hati. Sebuah untaian yang selalu rahasia. Bagiku ini adalah sebuah kerinduan hati. Ini adalah hidupku. Hidupku yang lebih menyenangkan. Namun dibalik itu aku telah kehilangan kebahagiaan dan kenyamanan. Sebuah arti hidup yang tidak bermakna lagi. Kini hidupku sedikit sudah berubah. Entah apa yang sudah terjadi. Yang ku ketahui, hidupku terhalang sebuah hembusan nafas. Tapi kenapa aku masih bisa bertahan hidup ? Dimana aku sekarang ? Yah, aku sedang duduk diatas tepi gedung. Memandang bintang berkedip kedip diatas langit kota Surabaya. Mustahil aku bisa kembali seperti dulu. Itu hanyalah ocehan belaka. Kata kata itu mulai mengelitik telingaku. Tapi aku sekarang sudah mulai terbiasa hidup seperti ini. Inilah adalah kisahku dan ini adalah ceritaku merindukan sebuah pelukan yang dulu pernah aku miliki. Siapakah aku ? Aku adalah makhluk yang merindukan sebuah pelukan. Pelukan itulah membuatku kembali. Mungkinkah aku harus mengucapkan terima kasih ? Aku heran, kini aku tidak memiliki sebongkah hati, tapi kenapa aku masih bisa merasakan hangatnya dirinya ada didalam diriku. Ah... sudahlah. Mulai tidak memikirkan sebuah ukiran tinta kisah yang telah menghilang. Dengan keadaanku seperti ini, aku tidak pantas memilikinya. Aku rindu, aku inginkan dia. Itu hanyalah angan semuku saja. Nyatanya aku dan dia sudah terpisah oleh kehidupan. Apakah aku bukan manusia lagi ? Aku hanya membisu tidak ada lintasan jawaban didalam pikiran ini. Mungkin kisahku ini bisa memberi sebuah jawaban.
Surabaya, Mei 2018
Hari itu aku terbangun dari mimpi. Ku nyatakan aku kembali. Dipagi hari, aku mulai berjalan menuju jalanan kota. Kota ini adalah kota misteri bagiku dan aku terjebak dikota ini, kota segenap cerita. Semua cerita sudah ku tulis di langit langit kota ini. Seperti biasa didalam tas berisi beberapa cat yang selalu mewarnai hidupku. Kalau cerita dikejar polisi, ah... sudahlah. Itu sudah makanan sehari hariku. Ku melintasi Kodam Brawijaya. Ku melihat beberapa pasukan berlari disekitar markas mereka. Ku masih ingat ada salah satu pasukan melirik keras ke hadapanku. Aku sih biasa saja menghadapi yang seperti itu. Tentara itu berpisah dari barisan pasukan, nah itu yang membuatku terkaget. Mereka berteriak saat aku berlari. Sial, aku terjatuh. Mereka mengejarku.
Kamu ?” ucap roy salah seorang pasukan militer
Bukan” ku jawab
Melawan kamu” ucapnya
Tunggu dulu. Ini ada urusan apa. Santai saja bro” sahutku berlagak santai
Kamu pernah mencoret dinding kodam kan ?” tanya roy
Ndak. Siapa yang bilang” ucapku
Itu” sahut roy sambil menunjuk tasku
Mati aku. Kalau mereka tahu ada cat didalam tas ini bisa gawat dunia persilatan” ucapku dalam hati
Kenapa kamu diam” ucap roy
Ah... Ini Cuma tas anak sekolah” ucapku
Mari, biar aku periksa isinya” sahutnya
Santai bro. Tenang jangan terburu buru gitu” balasku
Dari arah sudut mataku memandang. Aku sadar saat itu aku berada ditengah jalan. Namun dipagi itu jalanan sunyi dan tidak ada mobil yang melintas. Dari arah kejauhan melaju mobil mewah melintas jalan itu. Aku heran mobil itu berhenti. Yah, aku saja yang tidak sadar. Mobil itu berhenti dihadapanku. Ku langsung memukul kaca mobil.
Kenapa dia ?” pikir putri didalam mobil
Tolong” teriakku dan berusaha terus memukul kaca mobil
Tidak ku sangka. Pintu mobil terbuka. Aku diam, tidak. Aku bergegas masuk kedalam mobil. Disaat aku berada didalam mobil. pasukan militer itu memukul kaca mobil. Entah apa membuatku berani mengatakan sesuatu kepada pemilik mobil itu.
Jalan. Mereka orang gila” ucapku
Mereka tentara nanti kamu yang gila” sahut Putri
Tidak. Aku mohon. Hidupku tergantung dirimu. Aku janji” ucapku
Janji apa ?” tanya Putri
Waduh.. janji apa ya” pikirku dalam hati
Aku janji akan selalu ada untukmu” ucapku sedikit malu
Putri tersenyum
Aku sih kurang yakin. Tapi baiklah aku terima” ucap Putri
Mobil melaju dijalan. Rasaku saat itu lega. Akhirnya aku tidak bisa ditangkap. Aku bahagia. Aku tertawa bahagia didalam mobil. Namun membuat Putri terheran melihat tingkahku. Entah kenapa dia seberaninya mau mengobrol denganku.
Oyah. Namaku Putri” ucapnya
Aku... Oyah aku Bellain kamu” ku jawab sedikit tersenyum
HMM.... Ndak salah aku dengarnya” ucap Putri
Aku tertawa
Putri tertawa
Panggil saja namaku. Luan” ucapku
Luan ya. Nama kamu unik juga” sahut Putri
Kamu tinggal dimana ?” tanya Putri
Aku pura pura tertidur
Ehh.... Malah tidur pulak. Hai bangun dilarang tidur” ucap Putri
Jangan diganggu orang tampan sedang tidur” ucapku sambil memejamkan mata
Putri tertawa
Loh, kenapa kamu tertawa ?” ucapku
Tuh kamu bangunkan” ucap Putri
Oyah, tadi kamu nanyak apa ?” ucapku
Kamu tinggal dimana ?” jawab Putri
Aku terdiam
Kenapa kamu diam ?” ucap Putri sambil nada pelan
Aku tinggal dibumi” ucapku
Maksudku alamat rumah kamu dimana ?” tanya Putri
Aku terdiam
Kamu dokter ya ?” ku tanya
Iya sih, tapi belum sah masih dokter muda” jawab Putri
Aku bisa merasakan jadi anak orang kaya punya mobil bakal jadi dokter pulak. Ah... indah sekali hidup kamu” ucapku
Tidak juga. Semua itu sama. Tergantung kita gimana mau bersyukur apa yang telah kita miliki” jawab Putri
Aku tidak punya apapun kecuali cat didalam tasku. Apa aku juga harus bersyukur ?” sahutku
Putri terdiam sambil melihat diriku
Jadi kamu sudah tahukan dimana alamat rumahku” ucapku
Putri masih menatapku
Jangan memandangku seperti itu nanti aku jadi orang tampan” ucapku
Putri tersenyum memandangku
Tahu gak aku bisa membuat dunia ini membisu” ucapku
Gimana ?” tanya Putri
Andai aku jadi pacar kamu” jawabku
Putri memandangku lagi
Ah... itu mustahil bagiku. Aku yang begini. Apa kata dunia nanti. Gak mungkin juga wanita secantik kamu tidak punya pacar” ucapku
Putri tersenyum
Senyuman itu palsu” sahutku
Kenapa ?” tanya Putri dengan wajah penuh penasaran
Itu bukan senyuman tapi hanya fatamorgana” jawabku
Putri tersenyum
Apakah ini bius seorang wanita secantik kamu ?” ucapku
Makasih” sahut Putri
Kenapa ?” aku terheran
Karna kamu sudah dua kali bilang aku cantik” jawab Putri
Kalau sampai tiga ?” tanyaku
Dapat apa ya” Putri berpikir sambil menyetir mobil
Aku tahu jawabannya” sahutku
Dapat apa ?” tanya Putri
Dapat kamu. Cie..cie...cie....” ucapku
Gak mau” sahut Putri
Gak mau nolak. Cie... Cie.... Cie” ucapku
Kamu ya” ucap Putri
Tidak terasa aku sudah terbawa alunan melodi cinta. Entah kenapa bisa terjadi. Aku baru menyadari saat aku dan Putri berhenti disalah satu rumah sakit. Ketika itu aku menolak ajakannya untuk masuk, aku yang terbiasa dijalanan dan memang dijalanan tidak bisa terus bersama dirinya. Satu hal yang aku ingat saat itu. Saat aku sudah berjalan.
Kenapa kamu pergi. Kamu sudah janji selalu ada untukku” teriak Putri
Aku tidak tahu harus dengan kalimat apa untuk menjawab. Yang ku tahu aku hanya terus berjalan dan berjalan meninggalkan dirinya. Jika ini alunan melodi cinta pasti akan kembali keawal. Aku tidak harus takut kehilangan dirinya. Yang ku takutkan saat itu jika dinding bangunan dikota Surabaya dijaga ketat. Jika terjadi, apa gunanya aku berjalan lagi. Karna hanya ditembok ataukah didinding bangunan untuk aku mengekspresikan ceritaku. Dimalam hari. Aku kembali disaat rumah sakit itu sudah sepi. Melihat penjaga telah tertidur. Aku mulai memainkan alunan catku dipagar rumah sakit. Menggambar wajah nan indah yang pernah memberiku sebuah senyuman harapan hidup.
Surabaya, Agustus 2018
Sejak hari itu aku belum pernah bertemu dengan dirinya. Entah apa yang membuat hal itu bisa terjadi. Mungkin saja Tuhan melarang aku dan dia kembali saling sapa ataukah dunia ini yang iri dengan usahaku yang selalu buat dirinya tersenyum manis. Ku masih berkelana dan bermain dijalanan. Indah sekali waktu kebebasan yang aku miliki. Andai aku malaikat pasti aku bisa menemuimu sesuka hatiku dan sesuka aku berpikir. Sejak aku mengenalmu dan sejak itu aku tidak bisa lagi menggunakan tanganku untuk bernyanyi bersama cat yang ku pegang untuk melukis wajahmu. Entah apa yang telah aku alami, yang aku ketahui ialah aku merindukan wajahmu.
Aku berjalan seperti biasa menyusuri teka teki indahnya dikota ini. Yah, kota Surabaya yang aku maksud. Kota sejuta teka teki yang belum aku jawab. Satu jawaban bisa ku tulis. Saat itu seperti biasa saat lagi asyik mewarnai tembok dengan gaya street art ku. ada seseorang pengusaha muda tampan keluar dari mobil.
Indah dan penuh arti” sahutnya dari belakangku
Apa yang kamu tahu ?” ucapku masih terus mewarnai tembok
Kerinduan” jawabnya
Aku terdiam
Sebuah rindu dalam sejuta teka teki. Inilah yang aku lihat” ucapnya berada disampingku
Rindu ? Itu bukan rindu. Kamu salah” sahutku
Bukan rindu, jadi apa ?” tanyanya sambil meliriku
Ini arti dari hati” jawabku sambil meliriknya
Arti hati dari sebait kerinduan” sahutnya
Aku tersenyum
Mungkin kamu adalah bagian kebebasan dari hidup sedangkan aku adalah bagian pembunuh orang kecil” ucapnya
Aku tidak bebas tapi dunialah yang membebaskan aku dan jalanan memberi petunjuk kebebasanku. Apa maksud dari pembunuh orang kecil” sahutku sambil merapikan catku
Yah itulah jadi pengusaha. Pasti akan jadi pembunuh orang kecil” ucapnya
Berikan sedikit kebebasan untuk orang kecil pasti kamu tidak akan jadi pembunuh” sahutku sambil memasukkan cat kedalam tas
Bagaimana caranya ?” tanyanya sambil duduk didekat tembok
Berilah sebuah kepercayaan itulah adalah bagian dari kebebasan” jawabku sambil duduk disampingnya
Kepercayaan” sahutnya sambil berlagak berpikir
Sebenarnya kita tidak pernah benar benar berjalan jika sebuah kepercayaan masih dipisahkan oleh dunia ini” ucapku sambil menyandang kembali tas
Aku pikir itu benar” ucapnya
Seperti luka dibasuh dengan air mata” ucapku sambil berdiri menatap langit
Aku Zyan” ucapnya
Luan” ku jawab
Ikutlah denganku” ucapnya sambil membukakan pintu mobil
Tidak. Aku sudah bebas” ku jawab
Ini adalah sebuah kepercayaan” ucapnya
Aku tidak butuh lagi kepercayaan yang aku butuhkan adalah malaikat” ucapku
Baiklah. Aku pamit. Sampai jumpa” ucapnya dan masuk kedalam mobil
Aku heran. Heran saja sih. Tapi tidak sampai mengkhayal. Heranku adalah ingatanku. Karna seingatku kenapa aku bisa sebebas ini. Bukannya aku harusnya ada duduk dikantor dengan menggunakan jas dan dasi. Naik mobil. Bisa naikkan haji untuk kedua orangtuaku. Atau jadi seorang penulis. Ini apakah aku yang sebenarnya ? Kadang hati kecil ini masih inginkan aku jadi seorang penulis. Tapi aku selalu kalah saat permainan itu sebelum dimulai. Aku kini heran. Heran saja. Heran bisa sebebas ini dijalanan. Andai aku malaikat pasti aku tidak akan merasakan kepedihan.