Read More >>"> simbiosis Mutualisme seri 2 (Nggak Ada Kebetulan) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - simbiosis Mutualisme seri 2
MENU
About Us  

Sepulang dari rumah sakit gue mampir sebentar ke masjid di tepi jalan yang gue lewati, soalnya udah azan dhuhur. Dan gue sebagai muslim sejati harus mengutamakan sholat kayak yang dicontohkan Nyokap sama Bokap. Selesai sholat gue nggak pulang ke rumah, tapi menjemput Adik gue, Vita ke sekolah SMP di dekat taman yang baru beberapa bulan kemarin selesai di bangun di Jakarta ini, dan namanya adalah RPTRA kepanjangan dari Ruang Publik Terpadu Ramah Anak.

Sambil melaju sama scoopy gue mau curhat sama scoopy hitam manis gue. Asal lo tahu, kalau pembangunan RPTRA di banyak wilayah di Jakarta ini yang berasal dari dana CSR alias Corporate Social Responsibility perusahaan, adalah ide dari Gubernur non muslim, Basuki Tjahaja Purnama yang selama ini banyak ditentang sebagian besar orang-orang muslim yang benci sama beliau. Alasan utamanya karena Pak Basuki itu non muslim dan Islam dalam Al-Maidah ayat 51 yang mereka tafsir melarang non muslim menjadi pemimpin. Alasan lainnya karena sikap beliau saat menjadi Gubernur. Mungkin wajar kalo mereka benci sama sikap beliau, soalnya yang sering diberitakan Pak Basuki itu orangnya keras banget, suka marah-marah dan tegas banget. Awalnya gue pun sama seperti mereka yang membenci Pak Basuki. Gue nggak suka sama orang yang suka marah-marah dan ketegasan berlebih, karena gue punya pandangan kalo ketegasan tanpa iman itu bakal jadi sewenang-wenang.

Tapi kalo alasannya Al-Maidah ayat 51, sepertinya orang-orang Islam harus intropeksi diri dulu. Soalnya dalam Al-Maidah ayat 51 dan ayat-ayat lain yang serupa sama Al-Maidah ayat 51 mempunyai dua tafsiran yang berbeda. Tafsiran yang paling sering disuarakan itu tafsiran yang “Melarang non muslim menjadi pemimpin”, sedangkan tafsiran yang sedikit disuarakan dan didengar adalah “Tidak melarang non muslim menjadi pemimpin selama tidak memusuhi Islam dan umat Islam, memuliakan Islam dan umat Islam, dan selama dalam konteks di luar agama.”

Dan ternyata setelah digali lebih dalam tentang Al-Maidah ayat 51, dari kedua tafsiran itu yang paling banyak memiliki ilmu berdasarkan ilmu tafsir termasuk Asbabul Nuzul atau kontek turun ayat Al-Maidah 51 dan pengetahuan Islam/Al-Quran, serta pengalaman dari para muslim pendahulu di jaman kekhalifahan adalah yang “Tidak melarang non muslim/kafir dzimmi menjadi pemimpin selama tidak memusuhi Islam dan umat Islam, memuliakan Islam dan umat Islam, dan selama dalam konteks di luar agama.”

Mungkin sebagian besar orang Islam nggak bisa menerima, tetapi kalau itu sudah menjadi kehendak Allah, mau nggak mau orang Islam harus menerima. Kata Ulama, di dalam Al-Quran itu Allah menulis ada ayat-ayat yang jelas atau bisa berdiri sendiri dan juga ada ayat-ayat yang memberikan penafsiran lebih dari satu atau ayat-ayat itu nggak bisa berdiri sendiri tanpa melibatkan ayat-ayat lain dalam Al-Quran.

Contohnya dalam kasus Al-Maidah 51 ini, banyak orang yang mengambil mentah-mentah tafsir/maksud ayat itu. Dan sedikit yang mau menggali lebih dalam mengenai ayat itu. Padahal kata Ulama yang lama berkecimpung dengan Al-Quran dan sains, di dalam Al-Quran berkali-kali Allah mengingatkan kita untuk berhati-hati dalam memahami atau menafsir Al-Quran, yang harus dimulai dari Iqraq yaitu bacalah, lalu wa-sma’u artinya simaklah, trus afala tatafakkarun artinya pikirkanlah, kemudian afala tubshirun artinya perhatikanlah, selanjutnya afala thandhurun artinya telitilah/risetlah, terakhir afala tatadabbarun yang artinya ungkapkanlah.

Dari semua itu gue mengambil kesimpulan tentang Al-Maidah 51 seperti yang diyakini oleh sebagian kecil Umat Islam yang nggak bersuara. Dan gue harus bersyukur juga ternyata Allah membukakan mata dan pikiran gue dalam menilai Pak Basuki. Karena Allah itu Maha Adil terhadap semua makhluk-Nya, jadi gue pikir kalo gue nggak berhak menghakimi orang lain dengan satu sudut pandang walaupun orang itu non muslim, tanpa mengetahui siapa Pak Basuki Tjahaja Purnama dan apa tujuan beliau masuk ke dalam politik.

Seperti yang dijelaskan Allah dalam Al-Quran, kalo nggak salah ingat nama surahnya  Al-Mumtahanah ayat ke...8 "Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil."

Setelah itu barulah gue bisa paham sama pemikiran beliau. Gue bisa melihat kalo Pak Basuki itu orang yang cerdas, kesalahan besarnya cuma dia nggak bisa mengontrol emosinya sama orang-orang atau pejabat yang curang, yang suka korupsi, yang suka lambat kerjanya dan nggak disiplin. Tapi bagi gue itu masih bisa diperbaiki sedikit dan malah bagus kalo bisa tegas. Bahkan nabi Muhammad aja sampai menggambarkan pentingnya ketegasan, yang diriwayatkan dalam sebuah hadis riwayat Muslim, ketika anak beliau, Fatimah dituduh mencuri. Bunyi hadisnya kayak gini “Kalau anakku Fatimah binti muhammad mencuri, maka aku sendiri yang akan memotong tangannya.” Jadi penting banget tuh ketegasan dalam Islam. Bukan cuma tegas sama orang-orang atau kelompok tertentu, tapi juga tegas di semua aspek kehidupan, harus adil. Tapi sayangnya yang salah dipahami sama orang Islam itu karena takut nggak enakkan. Bilangnya Islam itu harus mengutamakan sopan santun, dan sama orang yang suka mencuri pun harus sopan. Haaa...

Sejenak gue tersenyum kecil sambil menghela nafas saat ingat sikap Pak Basuki yang keras sama mereka, pejabat-pejabat yang curang. Mungkin kalo diibaratkan Jakarta itu...seperti hutan rimba yang belum dijamah sama manusia. Jadi di hutan rimba yang banyak binatang jahatnya daripada binatang baiknya, perlu binatang yang paling galak sama binatang-binatang jahat, tapi dia berlaku baik, perduli dan sayang sama binatang yang baik dan lemah.

Sambil tersenyum sedikit keras gue bilang “Ternyata otak gue sekarang udah bisa membuat perumpamaan, mungkin karena kebanyakan dan keseringan mikir cerita. Dan Mungkin juga karena sering baca Quran plus sholat di awal waktu.”

Dan sekarang gue mau bilang, kalo gue sebagai muslim sejati benar-benar kecewa! Gue kecewa banget sama sebagian muslim di Indonesia, yang cuma bisa demo dan merusak persatuan Bangsa Indonesia. Malah mereka mau membuat Indonesia jadi negara khilafah alias negara Islam dengan mengganti Pancasila. Trus kalo udah gitu apa bedanya mereka sama kelompok ISIS di Suriah dan Irak? Hmm mungkin bedanya cuma di Indonesia masih dilindungi Allah, karena masih banyak yang bertobat dan memohon persatuan.

Gue sebagai muslim sejati yang tinggal di Indonesia nggak setuju banget sama pemikiran mereka, soalnya Allah memerintahkan kita untuk hidup rukun, menjaga kedamaian dan menghargai para pahlawan yang berjuang untuk merebut kemerdekaan Indonesia. Dan yang pernah gue baca, kalo orang-orang yang merumuskan Pancasila itu bukan orang sembarangan. Hadir dan ikut di dalam perumusan dasar negara ada ulama-ulama yang selalu berada dibarisan terdepan saat melawan penjajah. Sehingga diputuskanlah Sila pertama dalam Pancasila yang mengandung unsur ketauhidan, yang bunyinya “Ketuhanan Yang Maha Esa.” Jadi nggak masuk akal banget kalo muslim di Indonesia mau mengubah dasar negara atau Pancasila.

Hmm gue punya perkataan bagus nih, Insya Allah “Seorang muslim benar-benar diuji keimanannya saat mereka dihadapkan pada perkara yang hanya Allah yang tahu. Bukan dengan ucapan-ucapan atau tulisannya yang indah, tapi seberapa besar dia memahami dan mengamalkan yang diinginkan Allah, yang tercermin pada sikap dan pemikiran-pemikirannya untuk keselamatan agama dan seluruh manusia, baik muslim maupun non muslim.”

“Seorang pendakwah benar-benar diuji keimanannya saat mereka menyeru kepada perkara yang hanya Allah yang tahu kebenarannya, seberapa besar mereka paham dengan perkara-perkara yang sebenarnya ujian dari Allah, bahwa kebenaran hanya milik Allah, tidak pantas seorang hamba merasa paling benar dan paling mulia, walaupun dengan dalih untuk mematuhi perintah Allah.”

“Dan yang harus diwaspadai adalah jangan sampai kita tertipu sama hasutan Iblis yang suka memicu perdebatan dan akhirnya jadi saling membenci, sampai timbulnya perang. Naudubillah himindzhaliiik.

Nggak terasa gue dari tadi ngomong sendiri, eh sama scoopy kesayangan gue yang selalu setia mendengarkan curhatan gue. Hingga akhirnya Scoopy ini berhenti tepat di depan pagar rumah dari besi bercat hitam. Sebelum turun, sejenak gue membunyikan klakson. Dari pintu samping rumah terlihat Mang Encep cepat keluar, trus membukakan pintu pagar sebelum gue membukanya.

Mang Encep ini pembantu baru di rumah gue, yang dipromosikan Bokap, soalnya Mang Encep ini tadinya Office Boy di kantor travel Bokap. Kata Bokap, Mang Encep ini kerjanya cepat dan rapi, trus punya banyak keahlian alias serba bisa, kecuali pakai motor dan mobil. Haaa...gue jadi heran kenapa dulu sebelum melamar di kantor Bokap, Mang Encep nggak belajar pakai motor atau mobil, kan kantor Bokap itu bergerak di usaha traveler, jadi gue pikir semua pekerjanya harus bisa pakai motor atau mobil, termasuk OB. Alamat nih..., kayaknya gue masih jadi andalan di rumah ini buat menemani Nyokap belanja ke pasar.

Sok Den mangga.”1 Kata Mang Encep sambil tersenyum dengan logat sunda, soalnya dia dari Majalengka, Jawa Barat.

Sejenak gue menghela nafas, gue kan nggak ngerti bahasa Sunda, Jawa atau lainnya, walaupun Bokap gue lahir di Krian Jawa Timur dan Nyokap asli orang Sunda dari Bandung. Dengan tegas dalam hati gue bilang “Gue nggak mau mangga, abis ini gue mau minum air putih.”

Gue naik scoopy, trus menyalakan lagi mesinnya. Sementara Mang Encep masih berdiri di samping pintu pagar, sambil celingukan ke arah belakang gue.

“Kenapa Mang?” Setelah itu gue ikut nengok kanan kiri.

Asa aya anu benteun Den, naon nya?”2 Ucap Mang Encep dengan kening merapat.

Aaasa aya anu....” Sambil terbata-bata gue nggak melanjutkan perkataan gue yang meniru Mang Encep, tapi melanjutkan dalam hati “Waduh, aya anu apaan ya?”

Tiba-tiba kedua mata Mang Encep terbuka lebar sambil melihat gue dan bilang dengan keras “Ah! Neng Vita ka mana Den?”

Tersentak kaget gue hingga mendadak wajah gue kaku dan bengong melihat Mang Encep. Hati gue tegas bilang “Astagfirullah haladziim....! Gue lupa, gue kan mau jemput si Vita kenapa gue malah pulang. Dasar Deni! Kebanyakan ngobrol sama scoopy sih!”

Gue cepat putar balik scoopy, trus gue gas sekencang-kencangnya. Sementara Mang Encep cepat lari ke depan rumah dan teriak “Den...bade ka mana deui...”3

Terlihat gerbang kompleks di depan mata, gue pun semakin kuat memutar gas. Mendadak dari sebelah kiri ada seorang Emak alias Ibu akan membuang seember air ke jalan yang panas dan kering, yang akan gue lewati. Akhirnya gue jadi basah kuyup terkena air dari Emak-Emak itu. Sejenak gue menepi dan berhenti, trus mengelap wajah dan melihat jaket dan baju gue yang basah.

Astaghfirullah haladziiim....sabar...sabar....sabar....” Ucap gue sambil mengelus dada.

Sementara di belakang gue, terlihat Ibu yang nggak gue kenal tadi cepat berlari mendekati gue, sambil membawa ember. Sambil terengah-engah si Ibu berhenti di samping gue, trus bilang “Aduh maaf, tadi saya nggak lihat ada motor lewat. Bukan mau nyiram yang lewat, tapi mau nyiram jalan supaya gak terlalu panas. Maaf Dek, maaf ya...”

“Saya ambilkan handuk ya Dek.” Kata Ibu yang agak tua sambil meraba-raba jaket gue yang basah.

“Eh, nggak usah Bu. Nanti juga kering kok, saya langsung cabut aja.” Gue cepat menyalakan scoopy hitam yang juga basah, bener-bener senasib kita, masya Allah.

Setelah mesin menyala gue langsung gas, tapi sialnya lagi saat mau keluar dari gerbang kompleks, hampir aja gue menabrak anjing. Akhirnya membuat gue semakin panik karena sekarang gue dikejar sama anjing kompleks yang biasa jaga di pos Satpam. Sementara anjing di belakang gue nggak berhenti menggonggong, gue semakin serius memutar gas biar cepat sampai di sekolah SMP Adik gue dan biar nggak digigit anjing juga. Kerutan di kening gue kayaknya terasa makin tebel, saat mendengar gonggongan anjing di belakang gue semakin keras. Kedua sorot mata gue cepat melihat tanda bensin di dekat speedometer di setir scoopy dan ternyata masya Allah...bensinnya abis. Gue cepat menepi dan menoleh ke belakang dengan tangan gue memegang dada kiri, tepat di atas jantung gue dan merasakan detak jantung yang semakin cepat berdetak saat melihat anjing kompleks berlari mendekat.

Gue cepat merem dengan mulut komat-kamit berdoa “Ya Allah, selamatkan gue dari makhluk-Mu itu...selamatkan gue...selamatkan gue...selamatkan gue...Ya Allah...”

Mendadak suara siulan terdengar keras banget dan mendadak juga gue nggak mendengar suara anjing. Apa mungkin gue udah digigit dan sekarang gue...

“Ada di alam lain...” Ucap gue pelan sambil perlahan membuka kedua mata.

Gue kaget banget melihat anjing di belakang scoopy, sampai gue jatuh dari scoopy. Tapi gue baru tahu ada Pak Satpam kompleks yang berdiri di samping si anjing, trus menolong gue yang jatuh.

Onde, Uda Deni indak apo-apo? Maapkan Ambo, tadi ikeknyo si Beki lapeh, lepas maksud Ambo. Onde...maap, Uda”4  Pak Satpam pakai bahasa Minang, dan di ujung perkataan Pak Satpam menepuk-nepuk kepala anjing di sampingnya.

Setelah scoopy berdiri, sejenak gue membersihkan baju, trus sejenak gue bengong memikirkan bahasanya Pak Satpam kompleks gue, yang namanya Pak Sabaruddin, yang udah lama tinggal di Jakarta, tapi logat Minangnya masih kental banget.

Uda Deni, indak apo-apo? Indak ado yang digigik kan”5 Tanya Pak Sabar mengulang.

“Ooo...”

Uda Deni indak apa-apa? Eh maksud Ambo, tidak apo-apo?”

“Oh, iya Pak tidak apo, tidak apo.” Jawab gue yang terbawa keminang-mingan sambil menggangguk-angguk.

“Sekali lagi, Ambo minta maap. Sekarang ado yang dapek dibantu Uda Deni?”

“Hmm...anjingnya galak ya?” Tanya gue sambil nyengir.

“Oooh iya Uda, si Beki ini patner karja Ambo, yang paliang cadiak dan paliang galak sama urang jahat.”6 Jawab Pak Sabaruddin dengan logat Minang.

“Oooh pantes...” Ucap gue pelan sembari melihat si Beki. Eh tiba-tiba si Beki menggonggong ke arah gue, hingga membuat gue tersentak kaget, cepat naik scoopy dan menyalakannya, tapi scoopy malah nggak bisa nyala. Astaghfirullah haladziim...gue baru sadar kalo bensinnya abis.

“Haaa...mana pom bensin masih jauh lagi.” Celetuk gue kesal.

Gue baru ingat! Kenapa gue nggak minta tolong sama Pak Satpam kompleks, Pak Sabar minta bensinnya sedikit aja. Gue cepat menoleh dan bilang “Pak, kalo...” Gue nggak melanjutkan saat tahu Pak Sabar sama anjingnya udah nggak kelihatan. Akhirnya gue cuma bisa menggelengkan kepala sambil menghela nafas.

“Priiit...priiiit” Suara peluit keras dari Polisi yang sedang patroli sama motor harley Polisi, warna putih dengan panduan warna biru dan merah.

Sejenak gue melirik tanda rambu lalu lintas di tepi jalan yang gambarnya mobil sama motor dicoret silang, artinya dilarang parkir di sini. Setelah harley putih berhenti tepat di belakang gue, Polisi dengan rompi hijau menyala itu turun dan menghampiri gue. Sebelum Pak Polisi bertanya, gue cepat tanya “Pak, apa ada pom bensin di dekat sini?”

Pak Polisi berkulit coklat gelap di hadapan gue nggak segera menjawab, tapi sejenak melepas kaca mata hitamnya, trus meneliti scoopy gue. Setelah itu dia melihat tanda bahan bakar di dekat speedometer di setir scoopy.

“Bisa lihat STNK sama SIM?”

Sebagai anak muda yang taat lalu lintas, tanpa banyak omong gue merogoh STNK dan SIM di dompet, trus menunjukkan pada Pak Polisi. Sejenak Pak Polisi mengangguk-angguk pelan saat teliti memeriksa STNK sama SIM gue, trus tegas menatap gue sambil memberikan STNK dan SIM.

“A...” Gue mau tanya bersamaan tangan kanan Pak Polisi menunjuk arah di depan gue tapi kedua sorot matanya masih tajam tertuju pada gue. Jadinya gue nggak melanjutkan pertanyaan, tapi pelan sorot mata gue bergeser, melihat tulisan PERTAMINA di tepi sebelah kiri. Agak jauh sih di belakang gue, cuma terlihat mencolok karena warna merahnya.

Alhamdulillah...” Ucap gue keras, trus mengusap kedua tangan ke wajah gue. Gue nggak sadar tadi kalo melewati pom bensin, mungkin karena terlalu panik dan gugupnya gue dikejar anjing.

Alhamdulillah kenapa?” Tanya Polisi tegas sambil menatap gue.

“Ehmm Alhamdulillah Pak, saya bawa STNK, SIM, ketemu Bapak, dan lihat pom bensin di sana.” Di ujung perkataan gue nyengir dan spontan karena terlalu bahagianya gue cepat mencium tangan Pak Polisi, sampai tiga kali.

Sigap Pak Polisi menoleh dan melihat pom bensin yang jauh di samping kanan di tepi sebelah kiri jalan. Sementara gue dengan kedua mata berbinar cepat memasukkan STNK dan SIM ke dalam dompet, trus memutar balik scoopy dan menuntunnya, meninggalkan Pak Polisi yang masih terpaku.

 

                                                                                        ***

Setelah berjuang menuntun scoopy akhirnya gue bisa mengisi bensin scoopy di pom bensin. Sebelum gue naik scoopy, sejenak gue mengelap scoopy sama lap motor. Kasihan banget scoopy kesayangan gue hari ini, pasti capek dan syok banget sama kayak gue. Sejenak gue melihat jam dan lagi-lagi gue kaget, sekarang udah jam satu lewat! Gue harus buru-buru menjemput Vita. Gue cepat melipat dan memasukkan lap ke wadahnya dan menyimpannya di bawah jok, trus gue tutup rapat dan naik scoopy.

Gue cepat memutar kunci kontak, tapi tangan gue nggak memutar gas saat gue melihat seorang cewek berhijab yang membuka kaca mobil waktu mengisi bensin, yang wajahnya kayaknya gue kenal dan kayaknya juga gue pernah lihat warna mobilnya, abu, di mana....gitu.

“Kayaknya gue pernah lihat tuh cewek sama warna mobilnya, tapi di mana ya?”  Lirih gue dengan kening berkerut.

“He Deni, mulai hari ini lo itu harus jaga mata! Jangan semua cewek lo bilang kenal! Ingat lo udah terlanjur suka sama Dokter Meyda, jadi cukup Dokter Meyda aja yang lo inget!” Bisik hati gue keras.

Pelan dan tegas gue manggut-manggut, trus cepat mengalihkan mata gue sambil memutar gas, hingga scoopy ini melaju pelan. Sejenak gue melihat kaca spion, ternyata sedan abu itu melaju, tapi berhenti mendadak di samping mushola kecil di area pom bensin ini. Tanpa banyak berpikir lagi gue cepat mengalihkan kedua mata ke depan lagi.

“Kak Deni...!!!” Suara seseorang keras dari belakang gue, yang kayaknya mirip suara si Vita.

Mendadak gue berhenti dan melihat kaca spion, trus menoleh untuk memastikan yang gue lihat di spion. Ternyata benar si Vita berdiri di samping sedan abu, dengan wajah paling jutek. Nggak lama kemudian keluar dari dalam mobil Nilam dan cewek berhijab yang tadi gue lihat waktu mobilnya diisi bensin.

 “Waduh, kok si Vita ada di situ? Sama Nilam juga, trus sama...cewek itu. Jangan-jangan cewek itu sepupunya Nilam juga. Hmm banyak banget sih sepupunya si Nilam.” Ucap gue pelan.

“Kak Deni cepat sini!” Teriak si Vita.

Sejenak gue menghela nafas, trus manyun. Hati gue ikut ngomong “Pasti bentar lagi dentumannya bakal lebih keras tuh si Vita, gara-gara gue telat jemput.”

“Tapi...kok bisa kebetulan gini ya? Ketemu Vita di pom bensin, bukannya entar aja ketemu di rumah, biar telatnya sekalian.” Lanjut hati gue.

“Nggak ada kebetulan.” Ucap seorang laki-laki tegas dan keras sambil melewati gue.

“Tak-Dir.” Suara laki-laki itu lebih tegas dan keras sambil berlalu di belakang gue.

Sedikit kaget gue cepat menoleh pada laki-laki itu dan cepat meneliti dengan mata gue. Ooo ternyata dia lagi mengisi TTS alias Teka Teki Silang, gue kira ngomong sama gue dan tahu isi hati gue.

Akhirnya gue putar balik dan mendatangi si Vita, yang wajahnya semakin merah nggak padam. Sebelum si Vita ngomel, gue cepat bilang datar “Isi bensin dulu, tadi abis di jalan.”

“Oh iya Kak Deni, tadinya Vita mau bareng sama Nilam naik angkot, kan kita satu kompleks, karena Kak Deni nggak datang-datang dan yang jemput Nilam juga nggak datang-datang. Eh kebeneran ketemu Kak Fifi, jadinya kita dianter Kak Fifi. Dan kebetulan banget bisa ketemu Kak Deni di pom bensin.” Sahut Nilam sambil tersenyum, sedangkan si Vita tambah cemberut.

Sejenak cewek berhijab di samping Nilam tersenyum. Gue pun membalas tersenyum sedikit dan sebentar, soalnya gue nggak mau terlalu lama melihat cewek. Kemudian Nilam berkata “Oh iya ini Kak Fifi, temannya Dokter Meyda.” Lanjut Nilam.

Perlahan senyum di wajah gue semakin mengembang bersamaan mendadaknya hati gue bahagia, saat mendengar nama “Dokter Meyda.” Subhanallah...kayaknya nama itu selalu mengikuti gue, mudah-mudahan aja gue beneran jodoh sama Dokter Meyda.

“Kak Deni.” Suara Nilam keras.

“Oh iya.” Gue tersentak kaget. Setelah itu gue mengangguk dan sejenak tersenyum sama temannya Dokter Meyda. Apa dia Dokter juga ya?

“Fifi.” Kata cewek berhijab itu sambil tersenyum dan menelungkupkan kedua tangan di depan hijabnya.

“Deni.” Gue sambil menelungkupkan kedua tangan.

“Mmm apa...Dokter juga? Kayak Dokter Meyda. Trus kok bisa kebetulan ya, lewat sekolah mereka. Jangan-jangan Kak Fifi ini mau nyusul pasien ya? Eh  tapi terima kasih sudah menyelamatkan adik saya yang super resek dan Nilam yang baik hati.”

“Jangan dijawab Kak Fi, nanti malah Kak Deni jadi sok ganteng. Vita mau pulang sama Kak Deni sekarang juga!” Sahut Vita dan di akhir perkataan Vita melotot sama gue. Membuat Nilam sama Kak Fifi tersenyum lebar melihat tingkah si Vita yang lagi ngambek level 2 sama gue, gara-gara telat jemput.

Setelah pamitan sama mereka, gue sama Vita meluncur sama scoopy. Sementara si Vita masih ngambek dan cemberut, gue merasa mendadak hati ini jadi luaaaas banget dan pastinya bahagia, nggak kayak tadi sumpek, kesel dan deg-degan. Mungkin karena....gue merasa nama Dokter Meyda ternyata selalu mengikuti gue dari tadi pagi sampai siang ini. Kayaknya...ini memang rencana Allah dan gue harus yakin kalo nggak ada kebetulan, kayak gue ditolong Allah dari gigitan si Beki tadi dan diingatkan Allah sama Dokter Meyda lagi, subhanallah. Tapi....kalo nggak ada kebetulan, berarti kejadian gue disiram air sama Emak-Emak, trus dikejar anjing dan hampir ditilang Polisi juga bukan kebetulan dong? Haaa...berat banget kayaknya cerita hidup gue hari ini..., tapi  mungkin aja semua yang gue alami tanda bahwa Allah masih perduli dan perhatian sama gue.

 

fotter----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

1. Sok Mangga= silahkan, Den= Panggilan untuk Tuan muda

2. Asa aya anu benteun Den, naon nya = seperti ada yang beda Den, apa ya?

3. Den...bade ka mana deui = Den...mau ke mana lagi

4. Onde, Uda Deni indak apo-apo? = Aduh, Kakak Deni tidak apa-apa? Maapkan Ambo, tadi ikeknyo si Beki lapeh, lepas maksud Ambo= maafkan saya, tadi ikatnya si Beki lepas, lepas maksud saya. Onde... maap, Uda= Aduh maaf kakak.

5. Uda Deni, indak apo-apo?= Kak Deni tidak apa-apa? Indak ado yang digigik kan = tidak ada yang digigit kan.

6. Patner karjo Ambo=patner kerja saya. Paliang cadiak= paling cerdik. Urang= orang

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
When I Was Young
8239      1654     11     
Fantasy
Dua karakter yang terpisah tidak seharusnya bertemu dan bersatu. Ini seperti membuka kotak pandora. Semakin banyak yang kau tahu, rasa sakit akan menghujanimu. ***** April baru saja melupakan cinta pertamanya ketika seorang sahabat membimbingnya pada Dana, teman barunya. Entah mengapa, setelah itu ia merasa pernah sangat mengenal Dana. ...
CATCH MY HEART
2451      907     2     
Humor
Warning! Cerita ini bisa menyebabkan kalian mesem-mesem bahkan ngakak so hard. Genre romance komedi yang bakal bikin kalian susah move on. Nikmati kekonyolan dan over percaya dirinya Cemcem. Jadilah bagian dari anggota cemcemisme! :v Cemcemisme semakin berjaya di ranah nusantara. Efek samping nyengir-nyengir dan susah move on dari cemcem, tanggung sendiri :v ---------------------------------...
Run Away
6668      1494     4     
Romance
Berawal dari Tara yang tidak sengaja melukai tetangga baru yang tinggal di seberang rumahnya, tepat beberapa jam setelah kedatangannya ke Indonesia. Seorang anak remaja laki-laki seusia dengannya. Wajah blesteran campuran Indonesia-Inggris yang membuatnya kaget dan kesal secara bersamaan. Tara dengan sifatnya yang terkesan cuek, berusaha menepis jauh-jauh Dave, si tetangga, yang menurutnya pen...
Flowers
359      247     1     
Inspirational
Zahra, remaja yang sering menggunakan waktu liburnya dengan bermalas-malasan di rumah, menggunakan satu minggu dari libur semesternya untuk mengunjungi tempat yang ingin dikunjungi mendiang Kakaknya. Bukan hanya demi melaksanakan keinginan terakhir Kakaknya, perjalanan ini juga menjadi jawaban atas semua pertanyaannya.
Coldest Husband
1306      675     1     
Romance
Saga mencintai Binar, Binar mencintai Aidan, dan Aidan mencintai eskrim. Selamat datang di kisah cinta antara Aidan dan Eskrim. Eh ralat, maksudnya, selamat datang di kisah cinta segitiga antata Saga, Binar, dan Aidan. Kisah cinta "trouble maker dan ice boy" dimulai saat Binar menjadi seorang rapunsel. Iya, rapunsel. Beberapa kejadian kecil hingga besar membuat magnet dalam hati...
injured
1218      657     1     
Fan Fiction
mungkin banyak sebagian orang memilih melupakan masa lalu. meninggalkannya tergeletak bersama dengan kenangan lainya. namun, bagaimana jika kenangan tak mau beranjak pergi? selalu membayang-bayangi, memberi pengaruh untuk kedepannya. mungkin inilah yang terjadi pada gadis belia bernama keira.
CAFE POJOK
3199      1077     1     
Mystery
Novel ini mengisahkan tentang seorang pembunuh yang tidak pernah ada yang mengira bahwa dialah sang pembunuh. Ketika di tanya oleh pihak berwajib, yang melatarbelakangi adalah ambisi mengejar dunia, sampai menghalalkan segala cara. Semua hanya untuk memenuhi nafsu belaka. Bagaimana kisahnya? Baca ya novelnya.
Hati Yang Terpatahkan
1847      840     2     
Romance
Aku pikir, aku akan hidup selamanya di masa lalu. Sampai dia datang mengubah duniaku yang abu-abu menjadi berwarna. Bersamanya, aku terlahir kembali. Namun, saat aku merasa benar-benar mencintainya, semakin lama kutemukan dia yang berbeda. Lagi-lagi, aku dihadapkan kembali antara dua pilihan : kembali terpuruk atau memilih tegar?
Move on
63      42     0     
Romance
Satu kelas dengan mantan. Bahkan tetanggan. Aku tak pernah membayangkan hal itu dan realistisnya aku mengalami semuanya sekarang. Apalagi Kenan mantan pertamaku. Yang kata orang susah dilupakan. Sering bertemu membuat benteng pertahananku goyang. Bahkan kurasa hatiku kembali mengukir namanya. Tapi aku tetap harus tahu diri karena aku hanya mantannya dan pacar Kenan sekarang adalah sahabatku. ...
Glad to Meet You
249      190     0     
Fantasy
Rosser Glad Deman adalah seorang anak Yatim Piatu. Gadis berumur 18 tahun ini akan diambil alih oleh seorang Wanita bernama Stephanie Neil. Rosser akan memulai kehidupan barunya di London, Inggris. Rosser sebenarnya berharap untuk tidak diasuh oleh siapapun. Namun, dia juga punya harapan untuk memiliki kehidupan yang lebih baik. Rosser merasakan hal-hal aneh saat dia tinggal bersama Stephanie...