Author Pov
Sean dan Cicy sampai di depan sebuah rumah yang sangat mewah. Yang bikin Cicy terkejut luar biasa. Pagar halaman tersebut sudah dibukakan oleh security dan kedua security itu bilang "Silahkan masuk tuan muda Sean". Cicy tentu aja terkejut mendengar itu tapi dia diam saja dan Mereka memasuki rumah mewah tersebut.
apa karena Sean terlalu sering di panggil ke rumah Bu Reka karena nakal? sampe security nya hafal nama dia. Senakal itukah Sean gue? ~Batin gue
"Ayo masuk!" ajak Sean yang sudah didepan pintu rumah tersebut.
"Eh nanti dulu, jangan langsung masuk. Kamu ini ngga sopan banget sih. Ketuk lalu ucapkan salam dulu" kata gue
"Yaudah" kata Sean melembut
Tok!tok!tok!
"Assalamualaikum, Bu Reka ini Cicy sama Sean udah dateng" Kata Gue yang kemudian mencubit lengan Sean buat memberi kode ke dia agar dia melakukan hal yang sama.
"Assalamualaikum Mih!!!" teriak Sean yang langsung mendapat cubitan lagi dari gue.
"Sean, kenapa ngga langsung masuk ajah Kayak rumah siapa aja ini nya" kata seorang pria dengan suara yang berat yang membuat gue dan Sean berbalik menghadap ke arahnya.
"Iya Pih" kata Sean yang membuat gue terkejut. Ini maksudnya apa coba!? si Sean malah mengajak gue kerumahnya bukan kerumah bu Reka
"Ini cewek kamu Sean?" tanya pria tadi
"Iyah pih"
"Kenalkan saya Mr. Andersons papih nya Sean, kamu cantik juga yah. Mirip mamih nya Sean waktu dia muda"
"Kenalkan saya Steffania Chriestina Riccy biasa dipanggil Cicy, om" kata gue sambil tersenyum canggung.
"Panggil saya papih aja yah" kata Papih Sean sambil tersenyum.
"Iyah om, eh maksudnya Papih"
"Nah gitu dong kan biar lebih akrab, yuk langsung masuk. kayaknya mamih lagi di dapur jadi ngga denger suara kalian" kata Papih Sean sambil membuka pintu.
"Sean kenapa lo malah ajak gue kerumah lo sih?" bisik gue kesal sambil mencubit lengan Sean.
"Awh sakit tau.Oh Pacar gue sekarang udah jadi KangCubit yah, hmmm gemes deh" kata Sean sambil mencubit pipi gue gemas.
"Lucu lo!" kata gue sebal
"Udah duduk sana di sofa nanti gue panggilin bu Reka" kata Sean sambil menaruh tas disebelah gue dan pergi ke dapur kemudian pergi ke kamar dia
Ini Sean segila itu yah, sampai guru mau dipanggil kerumah Dia ~Batin gue
Gue menunggu cukup lama dan kemudian Sean yang keluar dari kamar dengan rambut yang basah dengan handuk yang masih dilehernya. Gila Sean sekeren itu. hampir mirip sama Kang Daniel nya gue.
"Kenapa lo? Nganga gitu! Baru sadar kalo gue ganteng?Gue emang ganteng dari lahir" kata Sean yang membuat gue sadar dari lamunan gue
"Ih apaan sih percaya diri banget lo!" kata gue sambil membuang muka. Karena muka gue udah kerasa panas dan sepertinya sudah mulai memerah
"Pipi bapau nya udah mateng noh, merah gitu" goda Sean sambil terkekeh
"Oh Cicy udah dateng yah?" kata seseorang perempuan yang membuat gue dan Sean menengok ke arah sumber suara.
"Oh ibu juga udah dateng yah" kata gue sambil tersenyum dan menghampiri sambil bersalaman
"Udah, kalo di luar sekolah panggil aja mamih yah cantik" kata bu Reka
"Ma-ma-mamih?" kata gue yang masih terkejut
"Iya, ibu mamih nya Sean. Udah ah muka terkejutnya, yuk bantu mamih di dapur" kata bu Reka
" oh iyah mih" kata gue sambil jalan mengikuti mamih Sean
Mampus gue! gue bilang bakal putusin Sean karena gue ngga suka dia di depan Emaknya Coy. Tamatlah riwayat gue. Gimana ini, apa pandangan mereka tentang gue ~Batin gue
gue cuma bisa menepuk jidat dan menggigit bibir bawah gue setelah mengetahui keajaiban ini
"Tolong bantuin mamih ambil kue di oven yah" pinta Bu Reka yang tidak lain adalah mamihnya Sean
"Iyah mih, wah baunya enak banget mih" kata gue sambil mengambil kue dari oven
"Iyah dong, mamih gitu loh. Tolong bawakan ke ruang tv yah! biar bisa makan dan kumpul bareng, Papih baru aja beli kaset horror baru tuh"
"Wih seru tuh mih nanti nonton bareng yuk" ajak gue dengan bersemangat
"Apaan? ngga lah! lo harusnya nonton film romance bareng gue. Mending dikamar gue aja yuk" kata Sean yang tiba-tiba datang ke dapur
"Ih ogah,,, berduaan doang sama lo nanti ada setan loh, kan bahaya" kata gue apa adanya.
"Lo takut gue khilaf?" tanya Sean sambil menatap ke mata gue intens.
"Ngga jelas lo!" kata gue sambil menepuk pipi Sean.Ya gila aja kan dia ngomong begitu di depan emaknya
"Bilang aja lo takut gue khilaf, emang bibir lo menggoda banget sih! Tapi sayangnya masih ilegal buat gue" bisik Sean dikuping gue. yang membuat gue merinding
"Hayooo,,,pada ngomongin apa?" Tanya bu Reka.
"itutuh mih omongan 18++" kata gue untuk mengerjai Sean. Yang dikerjainnya langsung gelagapan, Karena udah di pelototin sama emaknya.
"Ih enggak mih, orang aku cuma mau ikut nonton horror kok" kata Sean seketemunya kata-kata.
"Sejak kapan kamu berani nonton horror?" tanya bu Reka
"Barusan aja" jawab Sean
"Ih jadi lo takut yah, haha. Disekolah aja lo sok keren tapinya penakut banget" kata gue sambil tertawa
#####
Gue, Sean, Mamih & Papih nya Sean kumpul di ruang TV. Kami semua menonton film horror Conjuring 1. gue sama Sean duduk di satu sofa sambil selimutan dan makan kue yang tadi mamih Sean buat. Jadi sofanya itu kayak sofa berbaring gitu. Kita sedang menonton bagian klimaks dari film ini dan muka Sean itu lebih pucet dari hantunya.
"Ci gue takut" kata Sean sambil nyandarin kepalanya di bahu gue dan narik selimutnya buat nutupin muka Dia. Nyari kesempatan dalam kesempitan banget emang.
"Udah kok hantunya ngga ada" kata gue sambil menarik selimut yang nutupin muka dia
Jeng!jeng!jeng!
Si hantu tiba-tiba aja muncul
"Hantu bloo'on keluar kagak bilang-bilang! Nongol aja nongol terus! caper banget sih. Pengen banget yah diperhatiin" Kata Sean yang langsung memeluk gue dan Teriak-teriak ngga jelas
Kita semua menengok dan ketawa rame-rame saat melihat kelakuan Sean. Rame karena semua pekerja di rumah Sean ikut nonton juga.
Lo itu cute, ganteng, senyuman lo lumer, romantis, kadang nyebelin, lucu, pacar able banget tapi kenapa sampe sekarang masih William yang ada di hati gue~ Batin gue
"Sean jangan nyari kesempatan, kasian itu Cicy nya risih kamu gelayutin begitu" kata Papih Sean
"Ci jalan aja yuk, gue ngga mau mati konyol disini" kata Sean yang keringetnya udah segede jagung.
"Yaudah yuk" kata gue karena kasihan ngeliat dia.
"Bentar gue ganti baju dulu" kata Sean yang langsung pergi kekamarnya
Setelah menunggu 5 menit Sean pun keluar dari kamarnya dan langsung menghampiri gue
"Yuk ci" ajak Sean. Ya allah ini pacar gue ganteng banget
"Mih pih cicy pamit yah" kata gue sambil bersalaman
"Iyah hati-hati yah, sering-sering main kesini" kata mamih dan papih
"Siap" kata gue sambil hormat
"Assalamualaikum"
"Wa'alaikumsalam"
######
Gue jalan sama Sean naik motor ninja merah dia. Gue ingin bertanya sesuatu tapi gue takut dia tersinggung. Tapi kalo ngga gue tanya, gue bakal penasaran sampai kapan pun
"Emm,,,Sean"
"Yah?"
"Maaf sebelumnya, tapi bukannya Kata lo orang tua lo itu bermasalah yah? Tapi kayaknya tadi keluarga lo hangat banget, gue aja iri" tanya gue penasaran
"Emang iyah, tapi mereka itu jarang ada waktu buat gue" jawab Sean
"Lo itu harusnya bersyukur Sean. Mereka itu kerja dan itu semua juga buat lo kok, bukankah lo disediain berbagai fasilitas mewah kan? di luar sana banyak orang yang mengharapkan bisa seberuntung lo"
"Yang gue butuh itu kasih sayang ci, bukannya uang. Biarin aja sekarang mereka sibuk sampai ngga ada waktu buat gue. nanti di masa tua mereka, gue yang gantian sibuk dan ngga akan gue luangin waktu buat mereka. Gue bakal kasih tuh uang yang selama ini mereka kasih" jelas Sean dengan mata berkaca-kaca
Gue mengelus punggung Sean dan menyuruh Sean untuk berhenti sejenak dibangku taman. Kan bahaya kalo nyetir sambil nangis. Bisa-bisa pandangannya blur.
"Sean lo boleh nangis disini dan bagi beban lo ke gue" kata gue mencoba menenangkan
"Ngga! gue bukan cowok lemah"
"Seseorang menangis bukan karena mereka lemah, tapi karena mereka sudah terlalu lama menjadi kuat" kata gue
Air mata Sean pun mengalir deras. Seolah semua bebannya langsung turun bersamaan dengan airmata nya.
"Ci boleh gue peluk lo?" tanya Sean sambil menatap gue dengan matanya yang memerah
"Tumben lo minta izin, biasanya juga ngga pernah izin" kata gue
"Yaudah kalo ngga boleh mah" kata Sean sebal sambil melipat tangannya di depan dada dia.
"Aduh duh duh, pacar gue ngambek. Cini cini aku peyuk" kata gue dengan cara anak kecil sambil merentangkan tangan gue
Sean langsung merentangkan tangannya dan bersiap memeluk gue tapi gue langsung menutup lagi rentangan tangan gue
"Ngarep lo! Haha" kata gue sambil tertawa
"Setidaknya ngga usah kasih harapan kalo emang ngga mau dilakukan hishh" kata Sean yang mukanya langsung melengos kesal.
"Iya iyah maaf" kata gue yang langsung menarik badan Sean dan menaruh dia dalam pelukan gue. Kepala dia diceruk leher gue dan gue mengusap kepalanya persis seperti anak kecil.
Sean langsung nangis kejer di pelukan gue
"Ci gue capek nangis, tapi kalo gue berhenti nangis lo bakal berhenti juga meluk gue. Jadi gue mohon sama lo untuk kali ini aja tolong tetap seperti ini sebentar aja ya" mohon Sean
"Iya, tapi jangan lama-lama nanti jadi fitnah"
"Gibah kali! kan gue emang pacar lo"
"Atur aja, semerdekanya lo aja deh"
"Ci gue suka aroma tubuh lo"
"Sean,,, udah yuk anter gue balik" kata gue panik. Kan bahaya kalo Sean khilaf biar gimana pun dia itu lelaki normal kan
"Gue ngga tau sampai kapan gue bisa tahan setiap kali deket lo" sambung Sean sambil mainin rambut gue dan tanpa memperdulikan ucapan gue yang mengajaknya untuk pulang
"Sean,,,balik yuk!!" kata gue semakin takut
"Gue berharap bisa milikin lo seutuhnya hmmmph..." kata Sean sambil memejamkan mata dia dan tersenyum di ceruk leher gue
"Sean balik" rengek gue
Sean langsung bangkit dan ketawa terbahak-bahak.
"Lo takut yah hahahhaha" kata Sean sambil tertawa
"Tau ah, ngga lucu tau!" kata gue sebal
"Tenang lagi, walaupun gue cowok normal yang mungkin suatu saat bisa brengsek tapi gue masih tau batasan gue. jadi lo tenang ajah"
"Meskipun jujur gue suka kegoda juga tiap ngeliat lo, dan jujur kalo untuk tubuh sih gue mah ngga sebegitu jauh pikirannya. Tapi kalo bibir lo itu bikin pikiran gue melayang kemana-mana" sambung Sean sambil menggigit bibir bawah dia
"Sean lo mes-" kata gue tapi langsung di potong oleh ibu jari Sean yang udah mengelus bibir gue.
"Simpan ini buat gue yah, saat ini sudah legal baru deh gue..."
Chup!
Dia mengecup ibu jari dia yang tadi dia pakai untuk ngelus bibir gue
Deg!deg!deg!
Sean lo bikin jantung gue dugem tau ngga, ah lo rese tingkat dewa yah. Bikin greget. Untung gue sayang, eh
Semangat terus authornya