Tak terasa, masa kuliah Leslie sudah di depan matanya sendiri. Besok merupakan hari pertama ia masuk ITB. Gadis cantik ini memutuskan untuk memilih untuk mengikuti prodi (program studi) desain interior. Leslie merupakan seseorang yang sangat tertarik dengan hal berbau desain. Sudah menjadi cita - cita milik Leslie sejak kecil untuk sekolah atau belajar tentang desain. Namun akhir - akhir ini Leslie lebih tertarik pada interior. Hari mulai malam. Udara dingin perlahan mulai menusuk kulit Leslie. Semenjak pertemuan pertamanya dengan Noah, Leslie terkadang sedikit berhati - hati ketika ia akan keluar. Entah mengapa, Rika tidak begitu suka dengan Noah. Leslie merupakan orang yang sangat tertutup. Ia lebih suka sendiri daripada bersama yang lain lalu ia juga tidak senang bertemu orang baru. Kadang orang - orang di sekitarnya seakan memaksa Leslie agar berkenalan dengan orang baru. Ya dan tentu saja, hal itu pasti akan ditolak matang - matang oleh Leslie.
Noah adalah orang yang sangat friendly. Leslie merasa tidak begitu nyaman jadinya. Ia termenung sangat lama, sangat lama sampai mie instan yang sedang direbusnya kematangan. "Astaga!" Ia berteriak lalu dengan cepat mengangkat mienya dengan sumpit. Ia memasukkan bumbu lalu mengaduknya sampai rata. Sebagai seorang cheese lover, Leslie menambahkan beberapa keju mozzarella yang perlahan meleleh. Sontak membuat Leslie menelan ludahnya sendiri saking laparnya. Ia menaruh semangkuk mie di coffee tablenya yang terletak di dekat sofa, lalu kembali ke dapur untuk mengambil minuman. Cola? Sprite? Tapi Green Sand seems good, batinnya. Ia mengambil kaleng berwarna hijau lalu membukanya.
Cesss!
Suara soda yang menyegarkan. Leslie meneguk minuman itu lalu tersenyum. "It's been a long time.." Ia berbisik pada dirinya sendiri. Selama makan, Leslie menonton TV nya. Tak ada acara yang spesial. Ya, Leslie merasa agak bosan. Malam harinya semenjak pindah tidak begitu spesial. Leslie tidak memiliki banyak teman untuk diajak menginap di rumahnya.
Ia keluar dari kamarnya dan membawa plastik berisi banyak sampah, sudah waktunya untuk dibuang. Sampah itu sudah mulai menumpuk dan perlahan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Ia memakai hoodie berwarna hijau tua lalu mengambil sampah yang sedari tadi tergeletak di dekat pintu keluar. Sesampainya di luar 'rumah kecil' nya, Leslie mendengar suara wanita muda di kamar sebelah. Lebih tepatnya di kamar Noah. Ia merasa kaget. Wanita itu berteriak namun ia juga mengeluarkan suara tangisan. Ia merasa agak takut lalu memutuskan untuk membuang sampah itu dengan cepat.
"I HATE YOU NOAH! I REALLY DO!" Wanita itu berteriak.
-
Sekitar jam 8, Leslie sudah siap. Dirinya telah memakai baju blouse dengan pola kotak - kotak hijau dan celana jeans berwarna putih. Tak lupa, ia mendandani wajahnya. Tidak begitu menor alias tebal dan lebay. Ia hanya mengenakan bb cream, concealer, menebalkan alisnya sedikit, dan memakai lip tint berwarna pink. Ia hanya ingin membuat bibirnya lebih berwarna. Oh tak lupa juga, mascara! Tanpa benda itu, bulu mata Leslie tidak akan kelihatan lentik! Ia memasukkan barang - barang untuk kelas ke dalam tas berwarna krem. Tasnya polos namun bagi Leslie, tas itu sangatlah indah. Ia juga membawa laptopnya.
Selesai mengunci pintu, Leslie bertemu Noah lagi. Keadaan mereka sedikit canggung. Atmosfirnya dapat dirasakan oleh Noah maupun oleh Leslie. "Um.. Lo gak denger kan yang semalam?" Noah bertanya. Leslie terdiam.
"Gue denger." Ia menjawab. Singkat, jelas, dan padat. Hal itulah yang membuat Leslie semakin misterius. Leslie tampak seperti wanita yang sudah tidak ada rasa emotion di dirinya.
"Oh. Sorry banget kalo gue sempet ganggu lo. Dia cewek yang rempong, dan gue gak gitu demen."
Walaupun Leslie terdiam, percayalah bahwa hatinya sudah mulai mendidih alias kesal. Ingin rasanya ia membalas omongan Noah, tapi ia baru kenal. "Ya, simpel aja. Ngapain lo pacarin?" Leslie membuka mulutnya.
Noah merasa sedikit kaget. "That's why i broke up with her." Katanya sambil mengangkat bahunya.
"Maksud gue, ngapain lo pacarin dia dari awal? You're wasting her time." Leslie menerangkan.
"Bukan urusan lo." Noah menatap Leslie dengan tajam.
Cih! Untung baru kenal, batin Leslie berkata.
Leslie menumpangi ojol yang sedari tadi sudah ia tunggu. Pagi ini, matahari sudah mulai terasa panas dan terik padahal jam masih menunjukkan pukul 9 pagi. Jalanan tidak begitu macet dan itu hal bagus. Ia sampai ke kampusnya dengan cepat. Selesai membayar, ia masuk ke ruang kelasnya. Disana terdapat beberapa orang, namun nampaknya mereka saling membalas cuek. Leslie duduk di kursi urutan ke-3 dari depan. Ia mengambil earphones nya, lalu mulai mendengarkan lagu. Kelas akan dimulai kurang lebih 40 menit. Leslie berdoa agar kelasnya berjalan dengan baik.
-
Ada beberapa hal buruk yang terjadi. Pertama, guru yang mengajar kelasnya sedikit galak dan bawel. Jadi mungkin bagi Leslie untuk membenci kelasnya. Kedua, tak jarang kumpulan laki - laki yang menggodanya dan meminta nomornya. Ugh! Hal itu menjijikkan menurut Leslie. Rasanya ia ingin menonjok siapapun yang melakukannya. Memang tak ada yang salah dengan meminta nomor seseorang yang dianggap mereka menarik, namun jika sudah masuk dalam menggoda, Leslie tidak akan main - main. Selama kelas, ia jarang membuka mulutnya. Beberapa orang - orang berbisik dan membicarakan dirinya, betapa diam, misterius, dan beberapa juga mengatakan bahwa dia murid tercantik angkatan ini.
Ah, yang terakhir, ia baru tahu bahwa Noah satu kampus dengannya. Hal itu membuat Leslie kaget. Bertemu dengan lelaki (yang sekarang ia simpan rasa kesal di hatinya) di tempat yang sama. Leslie tak sengaja berpapasan dengan wajahnya ketika memesan makanan tadi. Antara mereka berdua tidak ada yang menyapa. Rasanya sedikit aneh. Leslie hendak makan sendirian tadinya, namun Noah duduk di sampingnya. Leslie tidak merasa keberatan, namun sekarang iya. Noah merupakan murid yang cukup populer. Banyak orang yang tertarik dan ingin teman dengannya. Ia juga tampak mudah mendapatkan teman. Leslie ingin seperti itu, andai saja ia bisa kembali ke dirinya yang dulu.
Setelah jam istirahat, Leslie dikerumuni banyak perempuan seumurannya dan meminta nomor serta minta bantuan untuk bisa mendekati Noah. Bagaimana bisa membantu?! Nomor telpon, tentu saja Leslie tidak punya, dan minta didekati? Leslie saja yang tetangganya belum tentu dekat. Leslie hanya bingung, mengapa Noah harus duduk di sebelahnya? Kalau tidak punya teman, duduk saja sendiri. Tak usah susah - susah mampir di meja orang. Sekarang, Leslie kewalahan dengan cewek - cewek kebelet pacaran!
"AAAH! RESE LO!" Leslie terbaring di kasurnya sambil berteriak.
Hari ini merupakan hari yang melelahkan bagi Leslie. Banyak hal yang terjadi yang tidak sesuai dengan rencananya. Ia hanya ingin beristirahat saja. Leslie menghela nafas sebelum akhirnya tertidur.