Leslie beberapa kali memutar badannya ke kanan dan kiri, berharap dia bisa tidur dengan tenang. Mukanya tertutup selimut berwarna putih. Sebenarnya di bawah balutan selimut matanya terbuka lebar. Ia melempar selimutnya, "UGH!" Ia menggerutu lalu mengambil HPnya yang sedari tadi ia cas. "Baru jam segini?" Ia sedikit kaget setelah melihat bahwa sekarang baru jam 12 malam. Kemarin merupakan hari yang cukup panjang dan melelahkan bagi Leslie dan ia ingin istirahat saja tapi tampaknya hari ini ia akan bergadang. Tetangga "kesayangannya" terus menyalakan musik dengan volume yang cukup besar. Bukan lagu chill yang biasa didengarkan Leslie tapi semacam lagu EDM alias lagu yang biasa dimainkan di klub. Lagu yang sebenarnya terdengar samar - samar namun suara bassnya lah yang menganggu bobok cantik Leslie.
Suara orang - orang tertawa juga dapat terdengar. Ingin rasanya Leslie mendobrak pintu rumah Noah lalu berteriak "DIAAAAMM!". Namun apa daya dirinya dan tampaknya ia tidak bisa apa - apa selain berusaha untuk tertidur kembali sambil ditemani suara - suara bising.
-
Kantong mata Leslie terlihat lebih tebal dari biasanya serta dark circles yang terlihat lebih gelap. Leslie merasa terganggu dengan wajahnya sendiri. Dari wjahnya, mungkin Leslie tidak bisa tertidur lagi semalam. Ia ingin bolos sehari tapi mengingat ini baru awal semester mungin lebih baik jangan. Leslie cepat - cepat mempersiapkan diri. Hari ini dia memakai celana panjang boyfriend warna hitam dengan kaos putih polos. Tentu saja, makeup polos ala Leslie itu akan membantu dia agar terlihat lebih presentable. Saat ini ia membutuhkan bantuan concealer lebih dari segalanya. Ia mengucek matanya untuk membangunkan dirinya kembali. Rambutnya yang terikat terlihat sangat berantakan, untungnya itu hanya ikat asal - asalan. Mendadak pikiran untuk menata rambutnya muncul. Sedikit blush on dan ia sudah siap berangkat ke sekolah.
Leslie menunggu di depan pintu lift sambil mendengarkan lagu, dirinya kurang berwarna dan semangat pada pagi hari jika ia tidak mendengarkan lagu. "Hoi tetangga!" Noah berteriak. Mendadak ekspresi muka Leslie menjadi pahit. Tahan ya, tahan woi! Batinnya berkata. Noah berdiri di sampingnya, terdiam namun dia tersenyum. Topi hitam dan kaos putih terlihat sangat cocok padanya, ia terlihat simpel namun keren. Leslie menurunkan volume lagu yang sedang ia dengarkan karena mungkin tetangganya memiliki beberapa kata.
"Wah kita pake bajunya sama." Ia tersenyum sambil menunduk dan melihat Leslie tepat di matanya yang tentu saja membuat Leslie kaget.
"Nga- ngapain?!" Kata Leslie seraya menjauh.
Noah menatapnya bingung, "Gak ngapa - ngapain. Semalam bisa tidur?"
Sialan! Kalau kayak gini, gue meledak nih, Leslie berkata dalam hati, "Gak juga. Lo semalam berisik banget."
"Maaf ya, gue ada party semalam. Gue undang temen - temen gue dan ya... layaknya pemuda jaman sekarang kita happy - happy. Kita ngerayain gue yang baru aja masuk universitas."
"Cuih! Norak. Gue cuman mau ngomong, lain kali inget ya, lo ada tetangga jadi jangan seenak jidat nyalain lagu, kasian pada gak bisa tidur. Gue lelah dan gue pengen tidur tapi semaleman gue gak bisa. Temen - temen lo juga berisik banget teriak - teriak gajelas, gak bisa lihat kondisi apa? Mending pestanya sebentar dan tenang, lah ini? Gak tahu diri, please learn to respect others, okay?" Leslie merepet. Noah terlihat kaget sekali mendengar perkataan Leslie. Leslie memasuki lift yang pintunya sudah terbuka dan meninggalkan Noah yang sedang kebingungan.
"Galak." Noah berbisik.
-
Leslie sampai di kampus jauh sebelum kelas akan dimulai, sudah menjadi kebiasaannya untuk datang lebih pagi. Leslie melihat seorang laki - laki berdiri di depan pintu kelasnya. Awalnya ia ingin bertanya kepadanya, apakah dia tidak tahu dimana kelasnya. Tapi tampaknya, ia menunggu seseorang. Leslie berjalan melewatinya dan hendak membuka pintu kelas, "Misi. Lo yang namanya Leslie?" Laki - laki itu bertanya. Sontak, Leslie terdiam lalu melihat ke arahnya. "Iya. Siapa ya?" Ia bertanya balik.
Laki - laki itu tersenyum, "Kenalin gue Ezra, anak arsitek, hehe. Biasa pada panggil gue, Zra."
"Oh, iya iya. Gue... lo dah tau lah ya. Nama panggilan? Simpel. Les atau gak Lili. Namun kadang bokap nyokap lebih milih Lili. Jangan tertawain yang Les." Mereka berdua terkekeh. Tidak banyak hal yang mereka bisa bicarakan karena mereka belum mengenal satu sama lain. Yang Leslie ketahui tentang Ezra sekarang adalah dia anak arsitek dan dia... lumayan. Lumayan dari segi fisik maupun perilakunya. Ezra tampak seperti laki - laki sopan dan menghormati wanita. Tipe yang bisa membuat hati dingin seorang perempuan luluh.
"Mau makan siang nanti bareng gue?" tanya Ezra. Huh. Ini masih pagi dan Leslie dihadapi dengan pertanyaan ini, ia berpikir keras. Come on Les! Waktunya lo buka hati, batinnya. Leslie menatap Ezra sambil tersenyum.
"I'll take that as a 'yes'. Gue tunggu lo di kantin nanti ya. Cabut kelas dulu Les." ujar Ezra sambil melambaikan tangannya ke arah Leslie. Bisikan hatinya ternyata berhasil, Leslie merasakan pertahanan dirinya mulai runtuh ketika dekat dengan Ezra. Ia tersenyum bangga sambil memasuki kelas.