Read More >>"> Persapa : Antara Cinta dan Janji (Episode 10 - Kematian) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Persapa : Antara Cinta dan Janji
MENU
About Us  

Tikus-tikus berkeliaran dengan leluasa karena tidak ada seorangpun kecuali Icha yang tak sadarkan diri. Ruangan kecil beralaskan tanah dengan dinding yang dibuat dari bata yang disusun rapi dengan jeruji besi yang terdapat pintu untuk masuk kedalam ruang isolasi.

“Ha…”. Icha terkejut dan langsung terbangun.

“Mimpi…”. Icha memegangi kepalanya yang terasa pusing setelah melihat mimpinya.

Dimana didalam mimpinya itu saat dia masih kecil dan duduk dibawah pohon dan didepannya terdapat anak laki-laki yang tidak Icha ketahui siapa anak laki-laki itu karena diwajahnya seperti ada cahaya putih yang menghalangi wajah anak itu.

Dalam mimpinya itu anak laki-laki itu berjanji untuk melindunginya apapun yang terjadi dan itu membuat hati Icha begitu senang meski tidak mengenal anak laki-laki itu. Tapi setelah anak laki-laki itu berjanji padanya semua pandangannya berubah dimana dia melihat anak laki-laki itu mati tertusuk tombak oleh orang dewasa.

“Selalu saja mimpi ini, padahal seingatku aku tidak pernah mengalami kejadian itu tapi…”. Icha meletakkan kedua tangannya di dadanya yang terasa begitu sesak namun terdapat rasa bahagia yang membuatnya sedikit tenang. Icha juga merasa harus melakukan sesuatu tapi dia tidak tahu apa.

“Apa itu ?”. Suara ledakan terdengar membuat Icha tersadar dari lamunannya.

Icha memperhatikan lingkungan sekitar yang terlihat tidak begitu asing baginya. Tiba-tiba terdapat seorang pelayan yang berlari melewati ruangan dimana Icha terkurung.

“Heii apa yang terjadi dan dimana ini ?”. Icha berteriak dengan memegang jeruji besi yang terkunci membuatnya tidak dapat keluar dari ruangan tersebut.

“Ada seorang penyusup, saat ini dia sedang melawan tuan Ararya. Anda saat ini berada di penjara bawah tanah”. Jawab pelayan tersebut.

“Kenapa aku harus disini ?”.

“Untuk melindungi nyonya muda dari serangan penyusup tersebut karena hanya beberapa orang dari keluarga Mahawira yang mengetahui tempat ini”.

Icha tahu kalau apa yang dikatakan pelayan tersebut adalah kebohongan. Karena, jika dia dilindungi maka seharusnya dia tidak dikunci didalam penjara bawah tanah seperti ini.

“Apa kau membawa kunci sel ini ? jika punya cepat buka aku akan membantu ayah”.

Icha tidak bisa hanya diam saja saat keamanan dari keluarganya diancam oleh orang luar, terlebih sampai ayahnya harus turun tangan untuk melawannya.

“Maaf aku tidak memiliki kuncinya”.

“Apa ? lalu bagaimana aku bisa keluar dari penjara ini ?”.

“Maafkan aku nyonya tapi aku sekarang sudah mengundurkan diri menjadi pelayan disini karena hari yang telah dijanjikan sudah tiba dan aku tidak mau ikut campur dengan hal itu”.

“Hari yang telah dijanjikan ?”. Icha terkejut karena baru kali ini dia mengetahui hal tersebut.

“Iya, aku mendengar itu dari beberapa persapa kerajaan dimana keluarga Mahawira akan musnah dalam satu hari karena ulah mereka sendiri”.

Icha melebarkan kedua matanya, mulut yang terbuka seakan tidak percaya dengan yang dikatakan pelayan tersebut. Bagaimana mungkin keluarga bangsawan terpandang akan musnah dalam satu hari.

“Maaf aku harus pergi”. Pelayan tersebut berlari dengan sangat cepat.

“Tunggu”.

Icha terduduk mencoba berfikir tenang untuk mencari jalan keluar dari penjara ini. Dengan duduk bersila dengan menyilangkan kedua tangannya diatas perut Icha menutup mata sambil mencari tindakan yang akan dia ambil.

“Mungkin ini akan berhasil”.

Icha mundur menjauh dari jeruji yang membuatnya terkurung. Dengan memasang kuda-kuda Icha merantangkan tangan kanannya kesamping dan tak lama sebuah pusaran Angin berbentuk seperti bor menyelimuti tangan kanannya.

“Anginku mungkin tidak kuat untuk memotong jeruji besi itu karena besi itu terdapat sebuah mantra penguat tapi anginku dapat melubangi tanah dengan mudah”.

Icha melihat kelangit-langit ruangan yang ternyata hanya sebuah tanah tanpa ada mantra penguat sedikitpun.

Dengan sebuah teriakan Icha melompat dan bor angin ditangannya menyentuh langit-langit penjara dan perlahan mulai hancur.

“Perlu sedikit dorongan lagi”. Sebuah hembusan angin semakin besar di telapak kaki Icha yang digunakan untuk mendorong tubuhnya keatas dan dapat membuat lubang untuk keluar dari penjara bawah tanah.

“Aaaaaa…”. Tak perlu waktu lama untuk membuat Icha muncul kepermukaan. Tubuh Icha terangkat ke udara dan mendarat dengan mudah dengan kedua kakinya. Icha memperhatikan sekitar tapi sebuah hal mengerikan yang tak pernah dia bayangkan sebelumnya telah terjadi.

“Apa yang sebenarnya terjadi ?”. Icha terkejut saat melihat banyak persapa penjaga yang tergeletak dengan bermandikan darah yang berasal dari tubuh mereka.

Tubuh Icha gemetar takut melihat pemandangan seperti itu karena untuk pertama kalinya dia melihat mengerikan seperti itu. Kekuatan yang sebelumnya terasa sangat besar sekarang menghilang, meski dia selalu mengatakan berbuat kejam tapi dia tidak pernah melihat hal yang seperti ini sebelumnya.

Terdengar suara benturan dari dua benda yang terbuat dari besi terdengar begitu samar ditelinga Icha. Dengan tubuh yang masih bergetar ketakutan Icha mencoba mengerakan kakinya untuk menuju ke tempat suara tersebut berasal.

Icha berjalan dan melihat ayahnya yang telah memasuki wujud Logi yang begitu mengerikan yang pernah Icha lihat saat ayahnya sedang berlatih, disaat yang sama dia melihat seorang yang tidak asing baginya meski Icha tidak begitu ingat namanya tapi dia tahu kalau laki-laki itu adalah teman sekelasnya.

“Apa dia penyusupnya ?”. Icha hanya melihat dari kejauhan saat lengan teman satu kelasnya terputus dan jantungnya tertusuk tombak dari ayahnya.

“Ayaahhh…”. Icha berteriak ke ayahnya karena dia merasa kalau ayahnya telah berhasil membunuh penyusup meski harus menggunakan wujud logi miliknya.

“O Icha kau sudah sadar ya”.

Ararya berbalik dan berjalan menuju ketempat Icha berdiri. Icha berlari mendekati ayahnya yang perlahan mulai meninggalkan wujud Loginya dan kembali kewujud manusianya.

Tapi, saat dia berlari menuju Ayahnya, Aris yang jantungnya baru saja tertusuk tombak bangkit dan luka yang ada didada kirinya perlahan menutup tapi lengan kirinya masih putus namun sudah tidak ada darah yang keluar dari luka tersebut.

Icha memperlambat larinya saat melihat Aris kembali bangkit dari kematiannya. Tubuh Icha kembali bergetar, dia merasa kalau teman satu kelasnya tersebut bukanlah manusia karena dia seharusnya mati saat jantungnya tertusuk tapi dia dapat kembali terbangun.

“Icha ada apa ?”. Ararya keheranan saat melihat putrinya bergetar dengan memasang wajah ketakutan.

Icha mencoba untuk mengendalikan tubuhnya yang bergetar dengan hebatnya karena ketakutan agar dia dapat memberitahu ayahnya kalau penyusup yang menghancurkan sebagian dari rumah Mahawira masih belum mati. Icha mencoba mengangkat tangan kanannya yang terasa begitu berat dan menunjuk kebelakang ayahnya.

Ararya menyadari saat Icha menunjuk, awalnya Ararya mengira Icha menunjuknya tapi saat dia merasakan hawa kehadiran lain Ararya menyadari ada sesuatu dibelakangnya.

“Gawat…”. Reflek Ararya melompat kedepan dan kembali kewujud Loginya, dan betapa terkejutnya dia saat melihat Aris berdiri dengan luka yang telah dia terima menghilang tanpa meninggalkan bekas sedikitpun.

“Tidak mungkin, seharusnya kau sudah mati, Aris”.

Icha melebarkan matanya terkejut saat Ayahnya meneriakan nama Aris. bukan karena terkejut kalau teman sekelasnya sekuat itu tapi dia kembali melihat hal yang sama saat dia pingsan tadi. Icha memegang kepalanya yang terasa begitu berat dan akhirnya terduduk seolah kakinya tidak memiliki tenaga untuk berdiri.

“Aris ? dia memang sudah mati dan sesuai perjanjian aku menggunakan tubuhnya untuk membunuh Mahawira Ararya”.

“Siapa kau sebenarnya ?”. Ararya terkejut karena tubuh Aris seolah dirasuki oleh makhluk lain dan mengambil alih tubuhnya.

“Aku adalah Garuda, dan aku mengambil alih tubuhnya untuk membunuh Mahawira Ararya sesuai perjanjian”.

Saat ini Aris memang telah mati tapi tubuhnya diambil alih oleh makhluk mitologi Garuda karena itu termasuk dalam perjanjian.

“Tapi tenang saja dia dapat melihat apa yang aku lihat tapi dia tidak akan bisa mengambil kembali tubuhnya ini”.

Seketika hembusan angin begitu kencang saat tubuh Aris dikelilingi oleh pusaran angin yang begitu besarnya hingga Ararya hanya dapat melihat bayangan Aris dari luar pusaran angin. Tubuh Aris terangat keatas, perlahan kedua kakinya melipat hingga kedua lutut berada didepan dada dan kedua kakinya didekap dengan kedua tangan.

Ararya menoleh kebelakang melihat Icha yang tak sanggup lagi untuk berdiri.

“Icha pergi ambil pedang pataka kita, hanya pedang itu yang dapat menghentikan amukan sang Garuda”. Ararya berteriak kepada Icha, namun Icha tidak merespon perintah.

“Icha !”. Ararya menaikan nadanya untuk menyadarkan Icha.

Icha tersentak dengan teriakan Ararya dan melihat kearah Ayahnya yang mulai menunjukan sedikit ketakutan karena mengetahui perbedaan kekuatan yang dia miliki dengan Garuda.

“Cepat ambilkan pedang pataka Lembuswana”. Icha menganggukan kepala dan berlari menuju ketempat penyimpanan patakan keluarga.

Ararya mengeryitkan dahinya, keringat dingin keluar dengan derasnya, perasaan takut menyelimuti hatinya namun jika dia melarikan diri seluruh keluarganya akan mati ditangan Aris.

Cahaya putih bersinar dengan sangat terang yang berasal dari dalam pusaran angin, hingga membuat Ararya menggunakan kedua tangannya untuk menghalau cahaya agar tidak mengarah langsung kematanya.

“Arrrggg”.

Pusaran angin yang menutupi tubuh Aris menyebar mendorong apapun yang berada disekitarnya termasuk Ararya hingga membuatnya terdorong cukup jauh kebelakang.

Saat Ararya melihat kedepan kearah Aris berada, betapa terkejutnya dia saat melihat perubahan yang terjadi. Dua sayap elang berwarna coklat membentang, mata berwarna kuning menyala dengan tatapan mengerikan membuat keberanian Ararya sedikit menciut.

“Ararya hari ini adalah hari terakhir rohmu menyatu dengan jasadmu”. Garuda yang mengendalikan tubuh Aris mengepakan sayapnya sekali dan membuatnya semua yang disekitarnya beterbangan.

“Kau mau membunuhku ? apa kau sudah lupa kalau aku adalah persapa naga. Makhluk mitologi yang pernah mengalahkanmu”. Balas Ararya untuk menghina Garuda.

“Itu sudah lama sekali aku hampir lupa kejadian itu. Terimakasih karena sudah mengingatkanku akan hal itu jadi aku bisa membalaskan kekalahanku yang lalu kepada sang Naga”.

“Coba saja”.

Tubuh Ararya yang telah menjadi Logi sekarang telah terbakar oleh api sang naga.

“Bersiaplah”. Ararya melaju dengan sangat cepat hingga tidak dapat dilihat oleh mata, namun garuda memiliki penglihatan yang special dia dapat melihat apapun meski dengan kecepatan cahaya Garuda dapat melihat hal itu.

Saat Ararya melancarkan serangan, Garuda membuat lingkaran angin dan menghalau serangan Ararya sekaligus memberikan serangan balik berupa hembusan angin. Tubuh Ararya terpental cukup jauh namun dia dapat menjaga tubuhnya agar tidak terjatuh dan masih tetap berdiri.

“Mungkin kau sudah melihat pusaka ini tapi…”. Ratusan bola berwarna biru muncul dan mulai menyatu menjadi puluhan bola besar. Tak lama kemudia bola cahaya besar memanjang dan membentuk akhirnya cahaya tersebut pecah dan menjadi tombak.

“Sahasra lawung”. Tombak yang berjumlah lebih dari 50 tombak mengarah ke Ararya melayang diatas Aris.

“Apa-apaan itu, tidak mungkin kau bisa membuat tombak sebanyak itu”. Ararya terkejut dengan jumlah tombak yang tidak normal. Selama ini Ararya mengetahui kalau persapa Garuda hanya dapat mengeluarkan 20 tombak.

“Sudahku bilangkan aku adalah Garuda itu sendiri jadi bukan seorang persapa, bukan hal yang mustahil bagiku untuk mengeluarkan tombak sebanyak ini. Sekarang kita lihat apa kau sehebat katamu tadi”. Hanya dengan perintah singkat yaitu mengarahkan tangan kanannya kearah Ararya puluhan tombak yang berada diatas Aris meluncur dengan sangat cepat.

“Cih dia jauh lebih kuat dari yang aku kira”.

Pipi dari Ararya membesar setelah menyerap semua udara yang ada disekitarnya dan mengumpulkannya didalam mulutnya. Setelah semua udara terkumpul di dalam mulutnya dan puluhan tombak meluncur kearahnya mendekat Ararya meniupkan semua udara yang ada didalam mulutnya tapi yang keluar bukanlah angin melainkan api yang sangat panas bahkan melelehkan semua tombak yang mengarah kepadanya.

Puluhan tombak yang diluncurkan oleh Garuda dapat dengan mudah dihentikan oleh Ararya dengan nafas Apinya.

“Ha…ha…ha”. Nafas Ararya terengah-engah karena mulai kehabisan mana.

“Hebat juga kau dapat melelehkan tombakku. Tapi aku akan mencobanya sekali lagi”. Puluhan tombak kembali muncul diatas Garuda.

“Gawat aku tidak dapat menggunakan nafas apiku dengan sisa manaku”. Ararya mulai panik saat Garuda mengeluarkan sahasra lawung.

“Sahasra Lawung”.

Tombak kembali meluncur menuju Ararya. Mana yang dimiliki Ararya tidak sanggup untuk membuat nafas api seperti sebelumnya, jadi dia memutuskan untuk mencoba menghindari serangan Garuda.

Dengan stamina yang ada Ararya berlari dan melompat menghindari setiap tombak yang kali ini tidak seperti sebelumnya dimana semua tombak langsung mengarah kearahnya dan menyerang secara bersamaan tapi kali ini hanya satu tombak yang menyerang seperti menyerang secara bergilir.

“Apa maksudnya ini, apa dia mau mempermainkan aku. Tidak sepertinya dia juga mulai kehabisan mana, meski Garuda adalah mitologi pataka dia pasti memiliki batas penggunaan mana”. Pikir Ararya.

Ararya melihat kearah Garuda yang masih berada ditempat yang sama tidak berpindah sama sekali. Saat satu tombak mulai mendekat Ararya menjatuhkan diri dan berhansil menghindar dari serangan Garuda.

“Aaaahhhh…”. Sebuah teriakan mengawali serangan balik Ararya 2 bola api menyala dengan hebat dikedua tangannya. Kedua bola api tersebut hanya menguras sedikit mana dari Ararya, meski memakai mana yang sedikit bola api tersebut memiliki daya ledak yang cukup hebat.

Garuda yang melihat perlawanan dari Ararya mulai merasakan kebahagiaan dimana dia merasa dapat mengalahkan Naga meski Garuda hanya mengalahkan Ararya yang merupakan persapa yang menjalin kontrak dengannya.

“Meski kau memiliki kekuatan dari Naga pemulihan manamu tetap seperti persapa pada umumnya jadi jangan terlalu sering menggunakan kekuatan Naga jika kau tidak ingin mati karena kehabisan mana”. Teriak garuda.

“Rasakan ini”. Dua bola api yang berada ditangan Ararya dilemparkan dan mengarah ke Garuda.

“Apa kau yakin bisa membunuhku hanya dengan kekuatan seperti ini ?”.

Pusaran angin yang begitu hebat mengelilingi Garuda membuat bola api yang dilempar Ararya  tidak memberikan luka sedikitpun kepada Garuda. Karena tebalnya pusaran angin angina Garuda tidak dapat melihat dimana Ararya berada dan saat itulah Ararya memanfaatkan keadaan itu.

Saat pusaran angin menghilang Garuda tidak melihat Ararya yang sebelumnya berada didepannya.

“Berisik”.

“Dibelakang”.

Ararya meletakkan tangannya diatas tanah, seketika sebuah lingkaran sihir muncul dan Garuda sebagai pusat lingkaran sihir tersebut.

“Gawat”. Garuda mencoba keluar dari lingkaran sihir dengan mengepakan sayapnya namun muncul sebuah rantai yang membelenggunya sesaat Garuda akan mengepakkan sayapnya.

“Ada apa ini ?”. Garuda mencoba melarikan diri tapi rantai yang mengikatnya terlalu kuat.

“Dengan ini aku akan menggunakan seluruh manaku untuk serangan ini, Anant Agni”.

Lingkaran sihir yang mengelilingi Garuda menyala merah darah, diikuti dengan awan hitam yang berputar diatasnya.

“Apa kau bisa menggunakan pataka dari Naga ?”. Garuda terkejut karena ternyata serangan yang dilancarkan oleh Ararya adalah pataka atau serangan pamungkas dari makhluk mitologi pataka.

“Dengan ini kau akan mati ditanganku. Tapi jangan khawatir makhluk mitologi tidak akan mati tapi tertidur sampai mereka dipanggil oleh seorang persapa. Dan untukmu Garuda mungkin tidak akan ada lagi persapa yang dapat memanggilmu. Karena persyaratan persapa saat memangilmu terlalu sulit”.

“Kurang ajar…”.

“Aku akan membayar kesalahan yang aku buat saat memanggilmu, selamat tinggal Garuda”.

Tanah didalam area lingkaran sihir memerah dan mengeluarkan asap panas. Tak lama sebuah api dari tanah keluar membumbung tinggi hingga masuk kedalam pusaran awan yang berada tepat diatas lingkaran sihir.

“Aaaarrrrgggg!!!”. Teriakan rasa sakit Garuda terdengar sangat keras.

Hawa panas yang dikeluarkan api tersebut bahkan membuat apapun yang berada disekitarnya meleleh. Tapi tidak bagi Ararya karena tubuhnya telah kebal terhadap panas api.

“Aarrrrggg…”. Suara Garuda perlahan mulai mengecil dan akhirnya tidak terdengar apapun.

Pilar api yang menutupi Garuda lenyap seketika saat suara Garuda tak lagi terdengar. Terlihat tubuh Aris yang telah diambil alih oleh Garuda tergeletak ditanah dengan salah satu sayap yang hangus menjadi abu.

“Aku menang…”. Tubuh Ararya tak lagi sanggup untuk berdiri, mana yang tersisa dari tubuhnya sangat sedikit bahkan untuk menggunakan kekuatan dengan penggunaaan mana yang paling kecil sekalipun tidak sanggup.

“Tak kusangka kau akan menyudutkanku sampai seperti ini, kurang ajar kau persapa Naga”.

Mata Ararya terbuka lebar saat mendengar perkataan dari seorang yang tak ingin dia dengar, Ararya dengan berat mengangkat kepalanya yang tertunduk melihat kearah depan. Garuda yang yang sebelumnya tergeletak kini dengan kekuatan yang tersisa mencoba untuk berdiri.

“Aku akan mengakhiri ini secepatnya”. Garuda berdiri dengan penuh luka bakar ditubuhnya, mengangkat tangan kanannya keatas dan sebuah lingkaran hitam muncul diatas telapak tangannya.

“Apa itu ?”. Lubang hitam berputar dan dipusatnya muncul sebuah senjata dengan perlahan.

“Aku akan membunuhmu dengan serangan patakaku”.

Ararya memejamkan matanya menandakan dia pasrah dengan apa yang akan terjadi padanya selanjutnya. Dia berfikir tidak ada lagi yang dapat dia lakukan, meski dia mencoba menahan serangan dari Garuda dia tidak akan selamat.

“Kekejamanmu berakhir sampai disini saja”.

Sebuah tombak muncul dari pusar lingkaran hitam yang berada diatas Garuda dan mengarah langsung kearah Ararya.

“Tombak Akalpa”.

Tombak tersebut lansung meluncur dengan cepat hingga membuat lintasan berwarna hitam saat tombak tersebut melintas dan akhirnya menusuk jantung dari Ararya.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • defreeya

    judulnya cantik

    Comment on chapter Episode 1 - Bertemu
  • dede_pratiwi

    cant wait next episode!! :)

    Comment on chapter Episode 1 - Bertemu
Similar Tags
Lavioster
3710      1034     3     
Fantasy
Semua kata dalam cerita dongeng pengiring tidurmu menjadi sebuah masa depan
Dinding Kardus
8943      2406     3     
Inspirational
Kalian tau rasanya hidup di dalam rumah yang terbuat dari susunan kardus? Dengan ukuran tak lebih dari 3 x 3 meter. Kalian tau rasanya makan ikan asin yang sudah basi? Jika belum, mari kuceritakan.
Secret’s
3695      1222     6     
Romance
Aku sangat senang ketika naskah drama yang aku buat telah memenangkan lomba di sekolah. Dan naskah itu telah ditunjuk sebagai naskah yang akan digunakan pada acara kelulusan tahun ini, di depan wali murid dan anak-anak lainnya. Aku sering menulis diary pribadi, cerpen dan novel yang bersambung lalu memamerkannya di blog pribadiku. Anehnya, tulisan-tulisan yang aku kembangkan setelah itu justru...
Premium
Sakura di Bulan Juni (Complete)
9873      2043     1     
Romance
Margareta Auristlela Lisham Aku mencintainya, tapi dia menutup mata dan hatinya untukku.Aku memilih untuk melepaskannya dan menemukan cinta yang baru pada seseorang yang tak pernah beranjak pergi dariku barang hanya sekalipun.Seseorang yang masih saja mau bertahan bersamaku meski kesakitan selalu ku berikan untuknya.Namun kemudian seseorang dimasa laluku datang kembali dan mencipta dilemma di h...
Tentang Penyihir dan Warna yang Terabaikan
7288      2044     7     
Fantasy
Once upon a time .... Seorang bayi terlahir bersama telur dan dekapan pelangi. Seorang wanita baik hati menjadi hancur akibat iri dan dengki. Sebuah cermin harus menyesal karena kejujurannya. Seekor naga membeci dirinya sebagai naga. Seorang nenek tua bergelambir mengajarkan sihir pada cucunya. Sepasang kakak beradik memakan penyihir buta di rumah kue. Dan ... seluruh warna sihir tidak men...
A Story
256      205     2     
Romance
Ini hanyalah sebuah kisah klise. Kisah sahabat yang salah satunya cinta. Kisah Fania dan sahabatnya Delka. Fania suka Delka. Delka hanya menganggap Fania sahabat. Entah apa ending dari kisah mereka. Akankah berakhir bahagia? Atau bahkan lebih menyakitkan?
My Soul
146      110     1     
Fantasy
Apa aku terlihat lezat dimatamu? Meski begitu,jiwaku hanya milikku bukan untuk siapapun. ---- -Inaya- Jika dikira hidupku ini sangat sempurna dan menyenangkan,memiliki banyak teman,keluarga dan hidup enak,tidak semua benar,aku masih harus bersembunyi dari para Soul Hunter,aku masih harus berlari dari kejaran mereka setiap saat,aku juga harus kabur dari setiap kejadian yang melibatkan So...
Princess Harzel
15390      2284     12     
Romance
Revandira Papinka, lelaki sarkastis campuran Indonesia-Inggris memutuskan untuk pergi dari rumah karena terlampau membenci Ibunya, yang baginya adalah biang masalah. Di kehidupan barunya, ia menemukan Princess Harzel, gadis manis dan periang, yang telah membuat hatinya berdebar untuk pertama kali. Teror demi teror murahan yang menimpa gadis itu membuat intensitas kedekatan mereka semakin bertamba...
NI-NA-NO
1373      628     1     
Romance
Semua orang pasti punya cinta pertama yang susah dilupakan. Pun Gunawan Wibisono alias Nano, yang merasakan kerumitan hati pada Nina yang susah dia lupakan di akhir masa sekolah dasar. Akankah cinta pertama itu ikut tumbuh dewasa? Bisakah Nano menghentikan perasaan yang rumit itu?
Letter hopes
958      539     1     
Romance
Karena satu-satunya hal yang bisa dilaukan Ana untuk tetap bertahan adalah dengan berharap, meskipun ia pun tak pernah tau hingga kapan harapan itu bisa menahannya untuk tetap dapat bertahan.