Loading...
Logo TinLit
Read Story - Love Rain
MENU
About Us  

Namaku Han Yuna, dan hampir semua orang yang mengenalku memanggilku dengan nama Yuna. Orangtuaku, selaku yang merangkai namaku, akan tersenyum tatkala menyebut namaku. Ia bilang, aku yang sekarang tumbuh dengan apa yang mereka harapkan, yang mana sesuai dengan makna dari nama tersebut, murah hati nan cantik.

Namun, usai melamar kerja di StarSing, nama pemberian dari orangtuaku seakan tak berguna. Ada aturan tersendiri untuk semua karyawan di sana: tidak boleh menggunakan nama asli. Aturan itu memang terdengar aneh, terlebih saat kutahu bahwa aturan itu terlahir karena Pak Lee Jae Wan agak payah mengingat nama seseorang. Aku berpikir, apa sih susahnya mengingat namaku yang terdiri dari dua suku kata, ‘Yu-Na’.

Berkat aturan aneh itulah Minju mengusulkan namaku menjadi ‘Ye Jin’ tanpa sebab. Pak Lee Jae Wan pun menyetujuinya dengan senang hati. Aku sendiri sama sekali tak merasa keberatan—meskipun itu terdengar seperti nama seorang aktris—toh dipanggil dengan nama ‘Ye Jin’ pun tak buruk juga.

“Aku tahu namamu berkat papan nama yang tersemat di bajumu.”

Kendati di luar jendela bus terdengar jelas suara gempuran hujan pada bumi dan mesin bus yang menderu di telingaku, tak membuat itu semua menenggelamkan suara lembut pemuda bermata cokelat itu. Aku melirik ke dadaku. Kini, papan nama yang tersemat di pakaian kerjaku telah ditutupi oleh sweater abu-abuku. Ah, benar juga! Semua orang pun akan tahu namaku ‘Ye Jin’ bila mereka melihat tanda pengenal yang jelas-jelas terpampang nyata di pakaian kerjaku.

Kami duduk bersampingan, di kolom belakang supir dan di baris keempat. Lengan kiriku menempel di jendela bus. Aku dapat menghidu jelas aroma parfume-nya yang manis seperti vanilla, bercampur dengan air hujan. Pipiku mendadak panas saat aroma parfume-nya menguasai penciumanku. Karena itu, sebuah pertanyaan yang ingin kulontarkan padanya, sekonyong-konyongnya enggan terungkap dari bibirku.

“Jadi, ‘Ye Jin’ hanya nama panggilan di tempat kerjamu?” tanya pemuda itu, usai aku menceritakan asal-usul pemberian nama tersebut. “Kalau boleh tahu, nama aslimu?”

Aku mengangguk. “Han Yuna.”

Ia mengangguk-angguk sembari mengulangi namaku. “Nama yang indah, Yuna.” Ia tersenyum padaku.

Karena tak sanggup berlama-lama menatap senyum menawannya yang barangkali dapat membuat pipiku masak, aku pun mengganti topik obrolan.

“Kau mencari piringan hitam tadi sore… Bukankah sekarang sudah jarang sekali orang-orang mendengarkan musik melalui phonograph?”

“Yah, saat yang lainnya mendengarkan musik melalu pemutar CD, ponsel, atau ipod, kakekku malah senang mendengarkan musik jazz dari phonograph-nya yang kuno.”

Oh, jadi ini karena kakeknya.

“Kakekku senang sekali mendengarkan musik-musik dari Chick Corea melalui phonograph. Setiap sorenya beliau duduk di kursi goyang di depan pintu kaca yang menghadap pekarangan belakang rumah, ditemani dengan alunan musik itu.”

Ia pun mulai bercerita.

“Namun, dua hari yang lalu, piringan hitam yang diisi dengan karya-karya Chick Corea terbelah dua. Benda itu terjatuh dan aku tak sengaja menginjaknya. Meski Kakek tak mempermasalahkan itu, aku tetap merasa bersalah. Bagaimana bisa aku tidak merasa bersalah, sementara aku sering mendapati Kakek hanya bisa termenung sembari menerawangi sesuatu di pekarangan itu untuk mengisi kekosongannya. Aku merasa beliau didekap kesepian setelah kejadian itu, terlebih ia tinggal sendirian di rumah.

“Maka dari itu, aku berusaha keras mencari piringan hitam itu. Dan sayangnya aku malah mendapatkan CD dari karya-karya Chick Corea. Yah, aku berharap Kakek tak masalah bila mendengar musik jazz dari pemutar CD, bukan phonograph kunonya. Setidaknya kan, bila ia mendengarkan musik dari Chick Corea, kesepian tak memenuhi kekosongan pada dirinya.”

Kutatap wajah menawannya yang sedang bercerita itu. Penyesalan perlahan merenggut keistimewaan di wajahnya, ia mengembuskan napas pendek. Tapi aku mengerti, ia sangat menyayangi kakeknya, sehingga ia amat bersalah bila menemui kakeknya dilingkupi perasaan kosong.

Oh, susah sekali sekarang ini mencari pemuda berhati lunak semacam itu.

Ia menolehku. Sesaat mata kami bertatap agak lama, ia membuka mulutnya. Entah apa yang ingin ia bicarakan, namun pandangannya terangkat ke luar jendela tatkala bus berhenti di sebuah halte.

“Kurasa aku harus turun.” Ujarnya, ia pun bergegas menyampir tas punggungnya dan mengangkat pinggang.

Sesaat ia tersenyum padaku, sebagai salam perpisahan. Saat ia akan meninggalkan isi bus bersama sepasang remaja sekolah menengah yang telah lebih dulu daripada ia, pemuda itu berhenti di kursi baris kedua. Ia menoleh ke belakang. Pandangannya terarah kepadaku, senyum kikuknya seketika terukir di wajahnya.

“Hei… Rambutmu…” Ia mengusap tengkuknya. Kini senyum kikuknya agak bersemu. “Rambut merahmu, menarik.”

Dan siapa sangka setelah perkataannya itu membuatku hampir terjaga hingga mentari menyambut hari yang baru.[]

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
Similar Tags
Tumpuan Tanpa Tepi
11387      3156     0     
Romance
Ergantha bercita-cita menjadi wanita 'nakal'. Mencicipi segala bentuk jenis alkohol, menghabiskan malam bersama pria asing, serta akan mengobral kehormatannya untuk setiap laki-laki yang datang. Sialnya, seorang lelaki dewasa bermodal tampan, mengusik cita-cita Ergantha, memberikan harapan dan menarik ulur jiwa pubertas anak remaja yang sedang berapi-api. Ia diminta berperilaku layaknya s...
F.E.A.R
9498      1711     5     
Romance
Kisah gadis Jepang yang terobsesi pada suatu pria. Perjalanannya tidak mulus karena ketakutan di masa lalu, juga tingginya dinding es yang ia ciptakan. Ketakutan pada suara membuatnya minim rasa percaya pada sahabat dan semua orang. Bisakah ia menaklukan kerasnya dinding es atau datang pada pria yang selalu menunggunya.
U&O
21072      2108     5     
Romance
U Untuk Ulin Dan O untuk Ovan, Berteman dari kecil tidak membuat Rullinda dapat memahami Tovano dengan sepenuhnya, dia justru ingin melepaskan diri dari pertemanan aneh itu. Namun siapa yang menyangkah jika usahanya melepaskan diri justru membuatnya menyadari sesuatu yang tersembunyi di hati masing-masing.
Story of April
2576      918     0     
Romance
Aku pernah merasakan rindu pada seseorang hanya dengan mendengar sebait lirik lagu. Mungkin bagi sebagian orang itu biasa. Bagi sebagian orang masa lalu itu harus dilupakan. Namun, bagi ku, hingga detik di mana aku bahagia pun, aku ingin kau tetap hadir walau hanya sebagai kenangan…
Dira dan Aga
547      376     3     
Short Story
cerita ini mengisahkan tentang perjalanan cinta Dira
Cinta Wanita S2
7253      1823     0     
Romance
Cut Inong pulang kampung ke Kampung Pesisir setelah menempuh pendidikan megister di Amerika Serikat. Di usia 25 tahun Inong memilih menjadi dosen muda di salah satu kampus di Kota Pesisir Barat. Inong terlahir sebagai bungsu dari empat bersaudara, ketiga abangnya, Bang Mul, Bang Muis, dan Bang Mus sudah menjadi orang sukses. Lahir dan besar dalam keluarga kaya, Inong tidak merasa kekurangan suatu...
PEREMPUAN ITU
545      380     0     
Short Story
Beberapa orang dilahirkan untuk membahagiakan bukan dibahagiakan. Dan aku memilih untuk membahagiakan.
Cinta Semi
2493      1025     2     
Romance
Ketika sahabat baik Deon menyarankannya berpacaran, Deon menolak mentah-mentah. Ada hal yang lebih penting daripada pacaran. Karena itulah dia belajar terus-menerus tanpa kenal lelah mengejar impiannya untuk menjadi seorang dokter. Sebuah ambisi yang tidak banyak orang tahu. Namun takdir berkata lain. Seorang gadis yang selalu tidur di perpustakaan menarik perhatiannya. Gadis misterius serta peny...
Dialogue
9781      2011     1     
Romance
Dear Zahra, Taukah kamu rasanya cinta pada pandangan pertama? Persis senikmat menyesapi secangkir kopi saat hujan, bagiku! Ah, tak usah terlalu dipikirkan. Bahkan sampai bertanya-tanya seperti itu wajahnya. Karena sesungguhnya jatuh cinta, mengabaikan segala logika. With love, Abu (Cikarang, April 2007) Kadang, memang cinta datang di saat yang kurang tepat, atau bahkan pada orang yang...
The Friends of Romeo and Juliet
20541      3081     3     
Romance
Freya dan Dilar bukan Romeo dan Juliet. Tapi hidup mereka serasa seperti kedua sejoli tragis dari masa lalu itu. Mereka tetanggaan, satu SMP, dan sekarang setelah masuk SMA, mereka akhirnya pacaran. Keluarga mereka akur, akur banget malah. Yang musuhan itu justru....sahabat mereka! Yuki tidak suka sikap semena-mena Hamka si Ketua OSIS. dan Hamka tidak suka Yuki yang dianggapnya sombong dan tid...