Loading...
Logo TinLit
Read Story - High Quality Jomblo
MENU
About Us  

Kita adalah kenangan. Cerita kita sudah usai. Jadi, jangan berbalik arah karena aku, sudah sampai di tujuan. 

*

HARI ini, ada reuni siswa SMA Tiga yang satu angkatan dengan Laut. Di sana juga ada Rani dan Viko yang sama-sama menghadiri acara ini. Mantan kekasih sekaligus mantan sahabat Laut yang kini resmi menjadi pasangan kekasih. Laut pernah membaca quotes, bahwa mantan sahabat itu nggak pernah ada. Tapi, nyatanya yang ada di hadapan Laut adalah mantan sahabatnya.

"Laut, apa kabar kamu sekarang? Udah punya anak berapa?" 
Laut tertawa mendengar pertanyaan dari Intan. Ketua kelas IPA 1 di kelasnya dulu. Masa itu, meski pun mereka adalah anak IPA, namun semua cowok di kelas itu hampir tak punya otak. Hingga terpaksa kelas mereka memilih Intan sebagai ketua kelas demi keselamatan kelas mereka. 
"Nikah aja belum," Laut tertawa lebar. Refleks, Intan menoleh dan melotot pada Laut.
"Nggak boleh ngomong gitu, Laut. Nggak hargai istri,” Intan tidak percaya pada pembicaraan Laut. Selain tampan tentunya, pria ini cerdas dan juga cukup sukses. Jadi, kecil kemungkinan orang mengatakan bahwa Laut belum menikah. Apalagi usia mereka sudah menginjak dewasa.
Laut menggeleng, ”Kalau aku nikah, aku janji kirim kamu undangan deh. Nggak percayaan banget," Laut menarik ujung rambut Intan. Membuat perempuan itu menatap kesal Laut.
"Serius belum nikah?"
"Iya,” Laut menghela napas putus asa.
"BTW si Rani masih single juga. Kamu nggak ada rencana balikan sama Rani?”
Sekarang, Laut membulatkan mata mendengar pertanyaan Intan. Dia memandang ke arah Intan dan mendapati wajah serius Intan. Dia seperti benar-benar tidak tau.
Kayak nggak ada cewek lain aja.
Laut kesal, tapi tidak menunjukkan. Ada satu hal lagi yang Laut pikirkan jika ada percakapan soal pernikahan. Karena pada saat itu terjadi, Laut justru memikirkan mata coklat yang akhir-akhir ini mendebarkannya. 
"Rani sekarang sama Viko,” Laut tersenyum, kemudian kembali menatap pada Intan, "Wajar nggak? Kalau aku mencintai muridku sekarang? Apa ini yang dikatakan orang dengan sebutan pedofil?"
"Pecinta daun muda iya. Pedofil itu, semisal kamu jatuh cinta sama anak SD,” Jelas Intan dengan cengiran andalannya.
Laut menganggukkan kepalanya. Itu benar. Bukan pedofil jika dia mencintai gadis itu. Laut hanya akan mendapat sebutan pecinta daun muda misalkan kisah mereka benar berlanjut. Tapi, harus dari mana Laut memulai? Sedangkan mimpi Ayunda cukup memakan waktu untuk mereka bersama.
"Kamu beneran suka sama muridmu? Jurusan apa? Cantikan mana sama aku dan Rani?" Suara Intan memecah keheningan yang baru saja tercipta. 
Laut tersenyum, ada semu merah di pipi itu ketika mendapat pertanyaan dari Intan, "Akuntansi.”
"Pantes aja, pinter. Tapi pasti kucel deh, nggak bisa dandan," Intan memagut dagunya pura-pura berpikir. Dia hanya bercanda. Dulu memang Intan menukai Laut, dan pria itu menolaknya. Namun, sekarang Intan bahagia bersama Dewa, si bad boy yang dulu suka pada Intan. Rasanya, justru Intan ingin berterimakasih karena dulu Laut menolaknya. Jika tidak, belum tentu dia sebahagia ini, "Belum dijawab ini. Cantikan mana, sama aku? Cantik aku kemana-mana kan?"
Laut tertawa lebar, "Iya. Cantikan kamu. Tapi badan dia lebih gemuk dari kamu.”
"Kamu pecinta cewek gendut?" Intan cengo. Dan, itu berlebihan di mata Laut.
"Gendut di bagian tertentu. Kan, badan kamu rata,” Dan Intan meledakkan tawanya mendengar jawaban Laut. Intan pikir Laut tidak akan bisa memiliki pikiran seperti itu. Tapi, nyatanya Laut adalah sesuatu yang tak terduga. 

***

ADA beberapa hal yang kita tinggalkan di masalalu. Kadang kita enggan membuka kembali lembar itu. Entah kita takut itu akan semakin membuat lubang di hati kita semakin mengaga, atau kita yang terlalu pengecut untuk menyadari bahwa hal yang kita lihat selalu tak sama dengan yang terjadi.
Di sini, di dapur SMA Tiga Rani berbicara berdua dengan Viko. Kekasihnya yang hampir berpisah sekitar dua bulan lalu. Hanya dengan satu alasan, Rani mengkhawatirkan Laut yang dekat dengan Ayunda. Melupakan bahwa pria di hadapannya terluka. Seolah menjaga hati masalalu lebih berarti dari pada menjaga hati kekasih sendiri.
"Sampai kapan?" Suara itu menyadarkan perempuan itu dari lamunannya. Dan perempuan itu enggan menjawab. Dia tidak tau sampai kapan harus menjalani hubungan tanpa cinta ini. Dua tahun dia mencoba tapi sia-sia. Laut masih melekat di hati itu.
Viko tersenyum sinis. Dia merasa bahwa dirinya lebih tampan dari Laut. Dia lebih peduli pada Rani dibandingkan dengan Laut bahkan ketika mereka pacaran. Tapi, rasanya sama sekali tidak ada artinya di mata Rani.
"Aku mohon Viko, please. Kita sudah menghabiskan banyak waktu untuk saling mengisi. Tapi Laut sulit untuk aku alihkan dari hati ini,” Kata-kata itu bagaikan tombak yang mengoyak relung hati Viko. Selama ini perjuangannya sia-sia, “Kita berakhir."
"Nggak!" Viko dengan tegas menolak. Meski Laut adalah sahabatnya, dia tidak harus mendapat segalanya termasuk Rani. Ini terlalu tidak adil. Pada saat mereka SMA, Gladis bahkan menolak Viko untuk Laut. 
"Please, Viko. Aku mencintai Laut." 
Hari ini, Rani menumpahkan segala emosi yang selalu mengganggu dia akhir-akhir ini pada Viko, tentang Laut. Rani benar-benar tak bisa menolak rasa itu. Apalagi sejak ia dipindahkan menjadi guru di SMK Kejora, tempat yang sama dimana Laut membagi ilmu.
"Cukup Rani! Aku tidak mau mendengar."
"Please,” Viko mengacak rambutnya kasar, "Kalau kamu mencintaiku, bantu aku menjelaskan semuanya pada Laut. Cinta nggak harus memiliki, kan, Viko? Seandainya kamh nggak pergi.. Mungkin cintaku nggak akan bersemi.”
"Aku pergi untuk kita, Ran."
Ya, Viko memang pindah ke Bandung. Bekerja di sebuah perusahaan besar di sana. Dulu orang tua Rani tidak menyukai Viko karena pria itu dari kalangan menengah ke bawah, jadi dengan terpaksa Viko meninggalkan Ibu Kota demi masa depannya dengan Rani. Namun, Viko lupa bahwa penghianat sulit dipercaya. Jika Rani meninggalkan Laut untuk Viko, seharusnya Viko tahun bahwa Rani akan menjnggalkannya untuk orang lain.
"Tapi kamu pergi tanpa pesan. Aku minta maaf, karna aku membiarkan hatiku berjalan kembali ke arah Laut."
"Kamu bisa berbalik arah dan jalan ke arahku, Rani.”
"Please, Vik. Jangan paksa aku,” Dengan berat, Viko menganggukkan kepalanya. Ia tak punya pilihan lain. Rani tak lagi mencintainya. Cinta tak bisa dipaksakan. Viko ikhlas. Meski pun harus membayar mahal dengan perasaannya. Yang penting dia bahagia, kan?
Sementara itu, Rani tersenyum tulus, kemudian memeluk Viko seraya mengucapkan terimakasih. Rani akan mengejar cintanya mulai detik ini. Dia ingin kembali bersama Laut lagi. Karena sama sekali Laut tidak pernah terganti di hati Rani. Rani pikir, mungkin Laut adalah takdirnya.
Viko melepas pelukan Rani. Kemudian, dia menghapus air mata Rani yang mengalir di pipi itu. Karena mungkin itu adalah yang terakhir kali.
Cklek.
Pintu dapur SMA Tiga terbuka. Rani dan Viko segera menoleh ke sumber suara. Mereka mendapati seorang pria yang tersenyum sinis di sana. Pria itu menatap keduanya dengan tatapan merendahkan. Seperti jijik melihat apa yang Rani dan Viko lakukan.
"Nggak punya modal buat nyewa hotel, jangan jadikan sekolah ini untuk berbuat yang menjijikkan," Sarkas Laut. Refleks, hati Rani semakin terasa sakit. Tapi, dia terlalu lemah untuk menghadapi Laut.
Ketika, Laut beranjak pergi, Viko dengan gesit menahannya. Dia mencekal bahu Laut hingga mau tak mau Laut berhenti, "Jangan menyentuhku, kalian itu cuma sampah yang menjijikkan." 
Air mata Rani berderai mendengar penuturan Laut yang sama sekali tak memikirkan bagaimana perasaan lawan bicaranya, "Banci kalau kabur dan bersikap seperti anak TK."
Laut tersenyum sinis, "Iya. Aku memang anak TK. Belum pantes lihat adegan dewasa kalian yang nggak tahu malu pacaran di dapur sekolah."
Plak!
Rani tak sabar menghadapi sikap Laut. Lebih tepatnya kata-kata pedas yang selalu pria itu lontarkan tiap kali bertemu dengan Rani belakangan ini, "Hebat ya, mentang-mentang punya pacar anak karate, sekarang main tangan," Laut tersenyum sinis.
"Jangan bawa-bawa soal hubungan kami. Oke, mungkin dua tahun ini kita pacaran. Kamu tau, kan apa alasannya? Karna aku cinta Rani dan aku aku akan membuat dia move on dari pria brengsek sepertimu,” Viko berucap dengan napas yang menggebu-gebu. Laut selalu berhasil menyulut emosi pria itu.
"Ambil saja. Aku juga sudah nggak berharap,”
"Dia nggak cinta sama aku."
Laut terkekeh, "Lucu. Dua tahun pacaran nggak bisa cinta.”
"Karna kamu terlau melekat dihatiku, Laut. Please,”
Laut menggeleng tak paham dengan sikap perempuan itu. Buat Laut, sekarang Rani terlihat semakin aneh di natanya, ”Kalau kamu cinta aku, nggak mungkin kamh dengan terang-terangan memeluk dia di hadapanku. Dan selama ini aku berusaha mengejar maafmu, kamu menghindariku, Ran.”
Rani menganggukkan kepalanya. Dia paham itu kesalahan fatal. Dan mungkin sekarang sudah terlambat untuk memperbaiki semuanya. Namun, Rani percaya bahwa kesempatan kedua itu ada.
"Time kamu nggak tepat, Laut. Saat itu Papaku selingkuh sama Mama kamu. Aku bingung harus gimana. Mamaku  sudah meninggal dan aku mau Papa bahagia. Tapi saat itu, Papa baru saja tampar aku karena aku bilang kalau kamu anak dari selingkuhan Papa. Dan mamh dateng menuduhku selingkuh, kamu juga waktu itu main tangan sebelumnya. Aku butuh bahu untuk bersandar, dan saat itu hanya ada Viko.” 
Pernyataan Rani membuat Laut mematung. Dia juga salah dalam hal ini, Laut ingat saat dia menampar Rani kesetanan dulu. Tapi itu karena Laut terlalu sayang dan takut kehilangan, sementara Rani bersikap semaunya sendiri.
"Aku masih cinta sama kamu, Laut."
Laut diam, ia memikirkan apa yang harus dia lakukan. Di satu sisi, kenangan dengan Rani sulit ditinggalkan. Di sisi lain, jantung Laut hanya berdebar dengan Ayunda. Dan Laut ingin gadis itu bahagia. 
Tapi.. Jika yang dulu hanya salah faham, akankah Laut bisa memilih Ayunda. Padahal, tidak pernah ada kata putus antara Laut dan Rani.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 3 1 0
Submit A Comment
Comments (17)
  • Watermelon16543

    Greget parah 😘

    Comment on chapter BAGIAN SATU : Kamu, Aku, Kita Berbeda.
  • Ayuni912P

    @PauloCleopatra2339 Karena Author kweren! :D

    Comment on chapter END
  • Ayuni912P

    @Cantikalucu ya tapi kenyataan Pak Laut nggak sebaik Laudito Nugroho

    Comment on chapter END
  • Ayuni912P

    @DolphinLuluk Biarin abis Pak Laut jahat. Katanya Guru tapi gak patut digugu dan ditiru

    Comment on chapter END
  • PauloCleopatra2339

    Karakter Ayunda kenapa bisa unyu? Pak Laut juga emesss

    Comment on chapter BAGIAN SATU : Kamu, Aku, Kita Berbeda.
  • Cantikalucu

    Suka banget pasangan ini. Kalau nyata pasti gemesin ya???

    Comment on chapter SEMBILAN BELAS : Tulip Kuning
  • DolphinLuluk

    Emang ya si Ayunda, sopan santunnya kalau sama Laut suka ngawur. Itu gurumu Ayyyyy :D Gemazz

    Comment on chapter BAGIAN DUA : High Quality Jomblo
  • Ayuni912P

    @FANAMORGANA makasih lho haha

    Comment on chapter TIGA PULUH : Ayunda dan Ayah
  • Ayuni912P

    @Kia_kun katanya cinta itu harus diperjuangkan. Itu cara Rani memperjuangkan cintanya.

    Comment on chapter TIGA PULUH : Ayunda dan Ayah
  • Kia_kun

    Rani s egois....

    Ckckck....

    Ngak sadar sama apa yang udah dilakuin eh malah nambah rugi orang lain

    Comment on chapter TIGA PULUH DUA : Berpisah Itu Mudah
Similar Tags
ALL MY LOVE
559      384     7     
Short Story
can a person just love, too much?
Bittersweet Memories
48      48     1     
Mystery
Sejak kecil, Aksa selalu berbagi segalanya dengan Arka. Tawa, rahasia, bahkan bisikan di benaknya. Hanya Aksa yang bisa melihat dan merasakan kehadirannya yang begitu nyata. Arka adalah kembarannya yang tak kasatmata, sahabat sekaligus bayangan yang selalu mengikuti. Namun, realitas Aksa mulai retak. Ingatan-ingatan kabur, tindakan-tindakan di luar kendali, dan mimpi-mimpi aneh yang terasa lebih...
Warna Warni Rasa
1288      591     2     
Romance
Rasa itu warna. Harus seperti putih yang suci. Atau seperti hijau yang sejuk. Bahkan seperti merah jambu yang ceria. Rasa itu warna. Dan kau penentunya. Banyak gradasi yang harus di lalui. Seperti indahnya pelangi. Bahkan jika kelabu datang, Kau harus menjadi berani seperti merah. Jangan seperti biru yang terlihat damai, Tapi jika marah akan menghancurkan bumi seperti tsunami. R...
PUZZLE - Mencari Jati Diri Yang Hilang
582      431     0     
Fan Fiction
Dazzle Lee Ghayari Rozh lahir dari keluarga Lee Han yang tuntun untuk menjadi fotokopi sang Kakak Danzel Lee Ghayari yang sempurna di segala sisi. Kehidupannya yang gemerlap ternyata membuatnya terjebak dalam lorong yang paling gelap. Pencarian jati diri nya di mulai setelah ia di nyatakan mengidap gangguan mental. Ingin sembuh dan menyembuhkan mereka yang sama. Demi melanjutkan misinya mencari k...
Love and Pain
618      381     0     
Short Story
Ketika hanya sebuah perasaan percaya diri yang terlalu berlebih, Kirana hampir saja membuat dirinya tersakiti. Namun nasib baik masih berpihak padanya ketika dirinya masih dapat menahan dirinya untuk tidak berharap lebih.
Sadness of the Harmony:Gloomy memories of Lolip
653      366     10     
Science Fiction
mengisahkan tentang kehidupan bangsa lolip yang berubah drastis.. setelah kedatangan bangsa lain yang mencampuri kehidupan mereka..
Love Warning
1504      691     1     
Romance
Dinda adalah remaja perempuan yang duduk di kelas 3 SMA dengan sifat yang pendiam. Ada remaja pria bernama Rico di satu kelasnya yang sudah mencintai dia sejak kelas 1 SMA. Namun pria tersebut begitu lama untuk mengungkapkan cinta kepada Dinda. Hingga akhirnya Dinda bertemu seorang pria bernama Joshua yang tidak lain adalah tetangganya sendiri dan dia sudah terlanjur suka. Namun ada satu rintanga...
Love Never Ends
11917      2511     20     
Romance
Lupakan dan lepaskan
SERENA (Terbit)
18352      3327     14     
Inspirational
Lahir dalam sebuah keluarga kaya raya tidak menjamin kebahagiaan. Hidup dalam lika-liku perebutan kekuasaan tidak selalu menyenangkan. Tuntutan untuk menjadi sosok sempurna luar dalam adalah suatu keharusan. Namun, ketika kau tak diinginkan. Segala kemewahan akan menghilang. Yang menunggu hanyalah penderitaan yang datang menghadang. Akankah serena bisa memutar roda kehidupan untuk beranjak keatas...
Aku Bilang, Aku Cinta Dia!
534      359     1     
Short Story
Aku cinta dia sebagaimana apa yang telah aku lakukan untuknya selama ini. Tapi siapa sangka? Itu bukanlah cinta yang sebenarnya.