Loading...
Logo TinLit
Read Story - Puggy Humphry and the Mind Box
MENU
About Us  

            Château Saint Phillipe, Chambèry. Pukul 23:52 tengah malam. 

 

            Dengan mata panik ketakutan, laki-laki tinggi-besar itu berjongkok di samping temannya yang bermandikan darah, mencari denyut nadi. Temannya terbatuk, mengeluarkan semulut-penuh darah, yang mengaliri pipi dan lehernya. Dia masih bernapas, sekalipun terputus-putus. "Carilah ... maka kau akan temukan," gumam lelaki sekarat itu, jelas dan jernih. Kemudian tubuhnya bergetar sedikit, kelopak matanya menutup, dagunya turun, dan lunglai.

 

            David Robbinson tersentak bangun, berteriak. Napasnya memburu kencang. Jantungnya berdentam-dentam sepuluh kali lebih cepat. Dengan gerakan lambat, dia memutar kepala. Perlahan-lahan, menoleh ke kiri dan ke kanan. Merasa takut akan apa yang mungkin dilihatnya. Mendapati tidak ada sesuatu pun, David menghela napas, lega. Dia turun dari tempat tidur dan menatap kosong ke luar jendela. Gelap. Tetapi kegelapan itu tampak berbeda malam ini. Lebih pekat dan dingin. David menarik napas dalam-dalam, berusaha menjernihkan pikirannya. Perasaan takut dan gembira masih bercampur-aduk di kepalanya. Sambil menyisir rambut hitamnya, dia berjalan ke arah meja mengambil segelas air. Diteguknya air itu beberapa kali, kemudian dia duduk di tepian ranjang. Dinginnya air itu menyebar, menetralkan pikiran-pikiran yang meresahkannya sejak beberapa hari terakhir ini.

 

            David menghabiskan air minumnya, meletakan gelasnya, kemudian dia berjongkok membuka kunci laci bawah meja. Sepucuk senjata api tergeletak di sana. Senjata itu bukan kaliber besar, tetapi jika ditembakan dengan tepat akan sangat mematikan. David mengecek magasin revolver itu, dan melihat isinya berkurang satu. Dimasukkannya silinder itu kembali ke tempatnya, lalu diletakannya benda berwarna hitam itu di bawah bantal tidur. Saat David merangkak ke tempat tidur, tiba-tiba dia mendengar suara orang marah merebak di lantai bawah. Diikuiti suara gaduh seperti orang sedang bergulat. David menyambar pistolnya, meraih kemeja di gantungan baju, dan bergegas keluar. Sewaktu tiba di kaki tangga, terdengar suara dentuman yang memekakan telinga. David tersentak, merasa yakin baru saja mendengar tembakan. Astaga! David memutar badan, berbalik menuju ke arah sumber suara. Di ruang tengah dia berpapasan dengan Ms. Abriella, yang cepat-cepat menghentikan dirinya. 

            "Anda harus pergi dari sini, Tuan! Polisi mencari-cari Anda."

            "Polisi?" David menatap perempuan berambut keperakan di hadapannya dengan tidak mengerti. 

            "Anda dituduh membunuh Sir Leon."

            Mata David melebar. Bayangan lelaki sekarat dalam mimpinya berkelebat. "Leon ... dibunuh?"

            "Benar, Tuan." Tanpa menjelaskan lebih lanjut,  Ms. Abriella menarik tangan tuannya yang menatapnya seolah dirinya gila, menuju pintu belakang.

            David membuka mulut untuk bertanya, tetapi bibirnya gemetar tak mampu mengeluarkan suara.

            "Saya dengan yang lainnya akan menahan dan mengalihkan perhatian polisi-polisi itu. Sementara, Anda pergi melalui jalan samping." Ms. Abriella menjelaskan rencananya, ketika mereka sampai di lorong yang memisahkan bangunan utama dengan bangunan sayap. "Semoga berhasil, Tuan," sambungnya sebelum dia berbalik dan pergi.

            David Robbinson masih terpaku, berusaha mencerna yang sedang terjadi. Aku pasti sedang bermimpi! Sebentar lagi aku akan terjaga di tempat tidur. Suara-suara orang marah di luar terdengar semakin keras. David terkesiap, tubuhnya secara otomotis bergerak maju. Dia membuka pintu samping, dan menghilang ke lorong belakang.

 

            Di luar Puri Saint Phillipe, serentetan peluru meledak melubangi kayu pintu utama. Nyaris seketika, pintu berdebuk  terbuka. Sekelompok lelaki berseragam resmi menyerbu masuk sambil menghunuskan senjata. Mereka menyebar, menyerbu ke dalam, untuk mulai menggeledah. 

 

            2

 

            David Robbinson menjulurkan kepalanya di lorong gelap. Aman. Dia mengendap-endap seperti pencuri. Sesekali dia menengok ke belakang, lalu mempercepat langkahnya. Suara napasnya yang memburu memantul di dinding lorong. David baru setengah jalan ketika mendengar pintu berdebuk keras beberapa yard di belakangnya. Diikuti suara langkah kaki bersepatu berat yang semakin mendekat. Menyadari ada bahaya, David berlari sambil menyumpahi panjangnya lorong itu di setiap langkahnya.

 

            Ketika sampai di ujung lorong yang menyatu dengan garasi, David terengah-engah kehabisan napas. Dia melompat ke mobil, menyambar kunci Volvonya di panel tengah dasbor, lalu menyalakan mesin. Tanpa membutuhkan dorongan lebih lanjut, David menjejakkan kaki ke pedal gas. Mobil pun meluncur deras tepat saat moncong senjata di belakangnya meletus.

 

            Benak David berpacu keras mencari jalan untuk menyelamatkan diri. Aku memegang kunci untuk menyelamatkan semua orang ... jika aku gagal, mereka mampus! Batin David, polisi-polisi sial itu pasti tak akan melepaskanku dengan mudah. Aku harus meninggalkan negeri terkutuk ini. Jika tidak .... David tidak menyelesaikan pikirannya. Tapi itu tidak perlu. Implikasinya sudah cukup mengerikan. Suara sirene dua nada mobil polisi yang meraung keras, terdengar mendekat di belakangnya. Membuat kakinya secara refleks menekan pedal gas sampai maksimal, dan tangannya mencengkeram roda kemudi lebih kuat lagi. Dengan ketegangan yang semakin meningkat, David memacu mobilnya membelah area pemukiman, berkelok-kelok di antara gedung-gedung perkantoran, seperti mengemudikan jet tempur. Saat keluar ke Rue Chambèry, David mengurangi kecepatan. Sambil berusaha mengemudi senormal mungkin, dia terus mengamati sekelilingnya. Sesekali dia menoleh belakang, waspada akan  tanda-tanda keberadaan polisi yang mengejarnya. Tidak ada apa-apa. David melemaskan bahunya, mengendurkan cengkeraman tangannya, lalu menarik napas panjang ke dalam paru-paru. Lega. Kekacauan karena panik dalam benaknya sedikit menghilang. Dia pun meraih ponsel genggamnya di dasbor dan menelepon.

 

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

5 1 9 0 0 0
Submit A Comment
Comments (183)
  • SusanSwansh

    @Zeee iya Sob. Belum di edit lagi. Soalnya nulisnya pakai hp. Nanti di edit lagi.

    Comment on chapter Prolog
  • Zeee

    Novelnya ala2 terjemahan. Bagus sih. Unik. Cuma masih kurang rapi nulisnya.

    Comment on chapter Prolog
  • SusanSwansh

    @Yell twist ending, Sob. Insya Allah. Hehe. Ditunggu saja, ya. Belum selesai risetnya.

    Comment on chapter Prolog
  • SusanSwansh

    @RaishaKamelia hehe terima kasih Sob. Memang belum di edit. Nanti saya edit dan lebih diperhatikan lagi.

    Comment on chapter Prolog
  • Yell

    Openingnya kereeeeennnnn banget. Moga aja twist ending.

    Comment on chapter Prolog
  • RaishaKamelia

    Di tunggu next chapternya. Ceritanya keren. Cuma ada beberapa tipo. Mohon diperhatikan lagi.

    Comment on chapter Prolog
  • SusanSwansh

    Terima kasih. Semoga suka ya.

    Comment on chapter Prolog
  • ChiekaChie

    W.o.w Woooowwww.... Openingnya keren banget. *lanjut baca

    Comment on chapter Prolog
  • SusanSwansh

    All, terima kasih. Maaf belum bisa post hari ini. Lagi kurang enak badan.

    Comment on chapter Prolog
  • linaHerlin

    Ceritanya kerennn banget. Berasa hidup di Perancis aku.

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
Dibawah Langit Senja
1642      956     6     
Romance
Senja memang seenaknya pergi meninggalkan langit. Tapi kadang senja lupa, bahwa masih ada malam dengan bintang dan bulannya yang bisa memberi ketenangan dan keindahan pada langit. Begitu pula kau, yang seenaknya pergi seolah bisa merubah segalanya, padahal masih ada orang lain yang bisa melakukannya lebih darimu. Hari ini, kisahku akan dimulai.
Ignis Fatuus
2097      795     1     
Fantasy
Keenan and Lucille are different, at least from every other people within a million hectare. The kind of difference that, even though the opposite of each other, makes them inseparable... Or that's what Keenan thought, until middle school is over and all of the sudden, came Greyson--Lucille's umpteenth prince charming (from the same bloodline, to boot!). All of the sudden, Lucille is no longer t...
In your eyes
8734      2022     4     
Inspirational
Akan selalu ada hal yang membuatmu bahagia
Night Wanderers
18125      4231     45     
Mystery
Julie Stone merasa bahwa insomnia yang dideritanya tidak akan pernah bisa sembuh, dan mungkin ia akan segera menyusul kepergian kakaknya, Owen. Terkenal akan sikapnya yang masa bodoh dan memberontak, tidak ada satupun yang mau berteman dengannya, kecuali Billy, satu roh cowok yang hangat dan bersahabat, dan kakaknya yang masih berduka akan kepergiannya, Ben. Ketika Billy meminta bantuan Julie...
Melawan Tuhan
2904      1101     2     
Inspirational
Tenang tidak senang Senang tidak tenang Tenang senang Jadi tegang Tegang, jadi perang Namaku Raja, tapi nasibku tak seperti Raja dalam nyata. Hanya bisa bermimpi dalam keramaian kota. Hingga diriku mengerti arti cinta. Cinta yang mengajarkanku untuk tetap bisa bertahan dalam kerasnya hidup. Tanpa sedikit pun menolak cahaya yang mulai redup. Cinta datang tanpa apa apa Bukan datang...
ARTURA
321      258     1     
Romance
Artura, teka-teki terhebat yang mampu membuatku berfikir tentangnya setiap saat.
To The Girl I Love Next
414      292     0     
Romance
Cinta pertamamu mungkin luar biasa dan tidak akan terlupakan, tetapi orang selanjutnya yang membuatmu jatuh cinta jauh lebih hebat dan perlu kamu beri tepuk tangan. Karena ia bisa membuatmu percaya lagi pada yang namanya cinta, dan menghapus semua luka yang kamu pikir tidak akan pulih selamanya.
Ballistical World
10101      1987     5     
Action
Elias Ardiansyah. Dia adalah seorang murid SMA negeri di Jakarta. Dia sangat suka membaca novel dan komik. Suatu hari di bulan Juni, Elias menemukan dirinya berpindah ke dunia yang berbeda setelah bangun tidur. Dia juga bertemu dengan tiga orang mengalami hal seperti dirinya. Mereka pun menjalani kehidupan yang menuntun perubahan pada diri mereka masing-masing.
Love Finds
16322      3342     19     
Romance
Devlin Roland adalah polisi intel di Jakarta yang telah lama jatuh cinta pada Jean Garner--kekasih Mike Mayer, rekannya--bahkan jauh sebelum Jean berpacaran dengan Mike dan akhirnya menikah. Pada peristiwa ledakan di salah satu area bisnis di Jakarta--yang dilakukan oleh sekelompok teroris--Mike gugur dalam tugas. Sifat kaku Devlin dan kesedihan Jean merubah persahabatan mereka menjadi dingin...
The Cundangs dan Liburan Gratis Pantai Pink
1053      621     3     
Inspirational
Kisah cinta para remaja yang dihiasi fakta-fakta tentang beberapa rasa yang benar ada dalam kehidupan. Sebuah slice of life yang mengisahkan seorang pria aneh bernama Ardi dan teman-temannya, Beni, Rudi dan Hanif yang mendapatkan kisah cinta mereka setelah mereka dan teman-teman sekelasnya diajak berlibur ke sebuah pulau berpantai pink oleh salah seorang gurunya. Ardi dalam perjalanan mereka itu ...