Loading...
Logo TinLit
Read Story - Game Z
MENU
About Us  

Aku digiring lagi ke ruangan tahanan. Aku pun tidak tahu sebabnya apa. Tapi, ya sudahlah, untuk saat ini aku pasrah saja. 

Mataku kini sembap. Dan sedari tadi aku hanya duduk terdiam. Kenapa harus Denayla. Padahal ia teman baikku. Kenapa? Kenapa?

Arya yang tadi memandangiku langsung duduk didekatku.

“Perih yah?” tanyanya.

Aku langsung memeluknya erat. Menumpahkan lagi kesedihanku yang belum surut. 

Aku hanya sedih saat tadi melihat jasad Denayla. Hanya menyisakan wajah tragis yang tidak berdosa. 

Kesedihanku semakin memuncak saat kulihat jasad Denayla ditutupi kain kafan. Dan sekarang? Yah, aku tidak memiliki teman lagi. 

Ku lepaskan pelukannya, “Aku menyukaimu, Arya.”

Ucapku spontan. 

Ia sedikit terkejut dan kikuk, “Silakan itu hak mu.”

“Terima kasih,” ku peluk lagi Arya. Tubuhku pun kini hangat. Otakku pun melepaskan hormon endorfin. 

Aku hanya berharap. Aku ingin Arya menemaniku setiap hari. Aku hanya ingin tidak sendiri lagi. Dan berharap Arya adalah hiburanku.

Ku lepaskan pelukanku lagi, dan dihapusnya air mataku oleh Arya.

“Terima kasih,” ucap aku.

Arya hanya tersenyum. Entah kenapa, ketika melihat Arya, ada rasa yang aneh. Ada sebuah rasa yang membuatku nyaman. Yang membuatku bisa menjadi manusia yang seutuhnya dikala seperti ini. Ok.

Arya berucap, “Ta. Yang tabah yah. Mudah-mudahan Denayla bisa diterima di sisi Allah yah. Aamiin.”

“Aamiin.”

“Ta. Aku ingin sekali ngomong sesuatu untukmu,” ucap Arya sedikit tersenyum.

Mendengar kata itu, aku langsung salah tingkah. Pipiku memerah padam. Air mata pun lenyap seketika. Please Arya, don’t give me a sureprise again.

“A… apa?” tanyaku gugup. 

“Jangan malu gitu dong. Pipimu merah tuh.” 

Aduh. Pipiku memerah lagi.

“Tuh, kan. Pipimu malah merah lagi. Jangan malu dong, nanti tambah cantik.”

Aku semakin malu. Jantungku berdegub kencang. Pipiku sudah merah lagi. Wajah yang tadi aku dongakkan ke Arya, menjadi menunduk.

“Ah, tidak jadi deh. Pipimu merah lagi. Nanti aku makin suka,” ucap Arya dengan senyuman sempurna.

Aku tersenyum malu. Akhirnya, aku terhibur. Sudah lama aku tidak seperti ini. Terus berlarut-larut dalam kesedihan duniawi.

“Tuh, kan. Aku jadi suka. Salahmu tuh,” ucap Arya bersunggut-sunggut manja.

“Jadi?” tanyaku spontan dikombinasikan malu.

“Aku pun suka kamu.”

Ada rasa mendesir yang menjalar ke hatiku. Apakah ini? Apa? Lucu kan? Hah? 

Pipiku semakin merah. Kemudian tangan Arya memegang tanganku, “Sekarang mau nggak kamu…”

“Shuit!” siul Kak Dian yang sedari tadi ada disamping mejaku.

Aku menoleh dan terkejut melihat jam tangan yang dipakai Pak Anthony Ghideon. Aku terperanjat dan mendekati Kak Dian.

“Dapatnya gimana kak?” 

“Ada deh. Sekarang, kita hanya perlu mikir, gimana caranya keluar dari sini.”

“Itu terserah kakak saja,” jawabku.

Lalu Kak Dian berfikir sejenak. Sampai lima menit.

Kak Dian maish berfikir.

“Ok. Akan kakak jelaskan,” lalu Kak Dian menjalaskan kronologisnya.

Aku mengangguk. 

“Ok. Kita lakukan!”

*** 

Kami langsung beranjak berdiri dan keluar dari ruangan dengan memakai jam tangan itu. Kami mengendap-ngendap. Tidak ada yang jaga di ruangan ini. Ok, lanjut.

Aku ditugaskan oleh Kak Dian bersama Arya ke ruangan persenjataan. Untuk mengambil persenjataan sebanyak-banyaknya.

Aku pun berjalan pelan menuju sebuah lorong panjang. Dan sampailah kami menuju pertigaan lorong. Dengan hati-hati kami berjalan sambil memperhatikan sekitar. 

Aku terus berjalan. Lalu kami berbelok dan ketemulah ruangan itu. Pintunya otomatis dan tidak ada yang menjaganya. Mungkin karena Kak Dian telah meng-hacknya. 

Kami masuk, dan banyak sekali senjata-senjata disini. Dari Magnum-65 sampai ke LG-61 pun ada. Wow! Lalu, ada lighsaber yang paling mematikan, yaitu LS-360.

Aku cepat-cepat ambil senjata itu. Dan kembali keluar dengan selamat.

“Arya. Sudah ambil bom?” tanyaku.

“Sudah.”

“Ok. Kita lanjut!”

Itulah misi kedua kita. Meledakkan kapsul ini.

*** 

Kami lalu menempelkan bom tersebut dengan sangat cepat. Dari sudut-sudut lorong hingga toilet pun, kami tempel. Nah. Rasakan tuh!

Inilah tantangannya! Di depan telah berdiri seorang penjaga lengkap dengan lighsabernya yang sudah aktif. Arya sedang berhadapan dengan penjaga itu. Aku ada di belakangnya.

“Kamu bukannya tahanan?” tanya penjaga itu sangar.

“Terus?” tanyaku lagi sewot.

“Tempatmu bukan disini. Ayo masuk ke ruangan lagi. Atau saya akan panggil Pak Anthony!”

“Silakan.”

Arya langsung menendang lightsabernya. Lighsaber itu terlempar begitu saja. Setelah itu, Arya menendang penjaga itu. Dan aku pun cepat-cepat mengambil lightsaber itu. 

Penjaga itu bangkit lagi. Dan sekarang, adrenalin ia terpacu. Penjaga itu, menendang Arya dan mengenai perutnya. Arya jatuh terpuruk kesakitan, dan mengerang.

Aku berteriak kecil. Lalu, tanpa ada jeda sedikit pun, penjaga itu meninju perutku yang membuatku terpuruk. Aku mengerang kesakitan. Dan lightsaber itu pun terlepas dari tanganku.

Arya segera berdiri menahan sakit dan menarik penjaga itu menuju tembok. Karena nafsunya semakin tinggi, Arya meninju perut, wajah, dan kemaluan penjaga itu. Penjaga itu mengerang kesakitan, dan pada akhirnya, penjaga itu pun “pingsan”. Mungkin bisa jadi mati.

Kemudian, Arya mendekatiku, “Mita. Kamu tidak apa-apa?”

“Aku baik-baik saja.”

Tanpa selang beberapa waktu, Arya tumbang kembali. Karena diserang oleh lima penjaga. Ia kembali jatuh.

Tanpa pikir panjang, aku meraih lightsaber itu dan menghunuskan lightsaber itu, tepat di jantung masing-masing penjaga. Semua penjaga itu pun tumbang, bersamaan.

Aku merangkak mendekati Arya, “Arya, sakit?” tanyaku menahan sakit juga.”

“Tidak. Ayo! Kita harus cepat-cepat!” Arya beranjak berdiri dengan lunglai.

“Tapi. Benar bisa?” tanyaku khawatir.

“Iya! Ayo!” ajaknya.

Kami kemudian berlari pincang untuk memasang satu bom lagi. 

Kami telah memsangnya. Kemudian, kami mencari gerbang keluar di kapsul ini. 

Kami terus belok ke kanan. Kemudian kiri. Kemudian lurus. Dan ya. Aku melihatnya.

Aku belum melihat Kak Dian dan Kak Mila. Tapi. Ini sudah melanggar janji. Kemanakah mereka semua?

“Kemana Kak Dian?” tanyaku panik.

“Iya juga. Kemana yah?” tanyanya balik yang juga dengan panik.

Lalu, dengan keanehan dan anomali, dibelakang Arya telah berada Pak Anthony yang dengan tidak piker panjang, ia mencekik Arya dan mengangkatnya.

“Hebat sekali! Kalian bisa keluar dari ruanganku. Bagaimana caranya?!” tanyanya dengan penuh amarah.

“Tolong lepaskan Arya!” teriakku.

Ia tidak mendengar, “Arya? Biarkan saja dia mati.

Arya kesakitan. Tubuhnya bergelinjangan kesana kemari. Tangannya pun, memegang kuat-kuat tangan Pak Anthony yang kalah besar.

“Tolong lepaskan Arya!” 

Ia malah semakin membangkang, “Hah? Apa?”

Warna wajah Arya kini berubah menjadi merah. Dan ia nampaknya sudah kelelahan.

“Tolong Lepaskan Arya!!!” teriakku dengan sangat kencang.

Lalu, Pak Anthony melepaskan Arya dan pingsan. Ternyata, yang menendang adalah Kak Dian. 

“Kak! Cepat!” Arya beranjak berdiri dan memegang sedikit lehernya yang sakit. Ia nampaknya mengumpulkan kembali napas yang habis. Oh, aku takut dengan nasib Arya.

“Ini, untuk kalian. Pakai! Ini adalah parasut.” Kak Dian memberiku satu parasut. Ok. Ini seperti tas.

“Kalau tangan kakak membentuk tangan nol, berarti kalian harus membuka parasutnya, ok?”

Aku mengangguk.

Kemudian, pintu pun terbuka dan aku tertarik keluar. Aku pun terjun. 

Arya telah menyalakan timer untuk bom yang tadi. 

Aku sekarang melayang di ketinggian lima puluh kilometer di atas permukaan laut. 

Bedebum keras terdengar, puing-puing kapsul pun bertebaran. Dan sedikit terkena tanganku. Gesekannya membuatku sedikit berdarah.

Kak Dian telah member tanda dan aku membuka parasutku. 

"Huh... Ampun Ya Allah. Aku tidak mau seperti ini lagi. Aku trauma Ya Allah. Ampunilah dosaku. Aamiin," batinku.

Kami mendarat di trotoar SMA Negeri 3 Jakarta. 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Bait of love
2254      1075     2     
Romance
Lelaki itu berandalan. Perempuan itu umpan. Kata siapa?. \"Jangan ngacoh Kamu, semabuknya saya kemaren, mana mungkin saya perkosa Kamu.\" \"Ya terserah Bapak! Percaya atau nggak. Saya cuma bilang. Toh Saya sudah tahu sifat asli Bapak. Bos kok nggak ada tanggung jawabnya sama sekali.\"
Gray Paper
544      311     2     
Short Story
Cinta pertama, cinta manis yang tak terlupakan. Tapi apa yang akan kamu lakukan jika cinta itu berlabuh pada orang yang tidak seharusnya? Akankah cinta itu kau simpan hingga ke liang lahat?
Musyaffa
138      120     0     
Romance
Ya, nama pemuda itu bernama Argya Musyaffa. Semenjak kecil, ia memiliki cita-cita ingin menjadi seorang manga artist profesional dan ingin mewujudkannya walau profesi yang ditekuninya itu terbilang sangat susah, terbilang dari kata cukup. Ia bekerja paruh waktu menjadi penjaga warnet di sebuah warnet di kotanya. Acap kali diejek oleh keluarganya sendiri namun diam-diam mencoba melamar pekerjaan s...
Love Dribble
10596      2042     7     
Romance
"Ketika cinta bersemi di kala ketidakmungkinan". by. @Mella3710 "Jangan tinggalin gue lagi... gue capek ditinggalin terus. Ah, tapi, sama aja ya? Lo juga ninggalin gue ternyata..." -Clairetta. "Maaf, gue gak bisa jaga janji gue. Tapi, lo jangan tinggalin gue ya? Gue butuh lo..." -Gio. Ini kisah tentang cinta yang bertumbuh di tengah kemustahilan untuk mewuj...
Man in a Green Hoodie
5011      1229     7     
Romance
Kirana, seorang gadis SMA yang supel dan ceria, telah memiliki jalan hidup yang terencana dengan matang, bahkan dari sejak ia baru dilahirkan ke dunia. Siapa yang menyangka, pertemuan singkat dan tak terduga dirinya dengan Dirga di taman sebuah rumah sakit, membuat dirinya berani untuk melangkah dan memilih jalan yang baru. Sanggupkah Kirana bertahan dengan pilihannya? Atau menyerah dan kem...
Putaran Roda
565      380     0     
Short Story
Dion tak bergeming saat kotak pintar itu mengajaknya terjun ke dunia maya. Sempurna tidak ada sedikit pun celah untuk kembali. Hal itu membuat orang-orang di sekitarnya sendu. Mereka semua menjauh, namun Dion tak menghiraukan. Ia tetap asik menikmati dunia game yang ditawarkan kotak pintarnya. Sampai akhirnya pun sang kekasih turut meninggalkannya. Baru ketika roda itu berputar mengantar Dion ke ...
sHE's brOKen
6992      1672     2     
Romance
Pertemuan yang tak pernah disangka Tiara, dengan Randi, seorang laki-laki yang ternyata menjadi cinta pertamanya, berakhir pada satu kata yang tak pernah ingin dialaminya kembali. Sebagai perempuan yang baru pertama kali membuka hati, rasa kehilangan dan pengkhianatan yang dialami Tiara benar-benar menyesakkan dada. Bukan hanya itu, Aldi, sahabat laki-laki yang sudah menjadi saksi hidup Tiara yan...
Someday Maybe
11067      2103     4     
Romance
Ini kisah dengan lika-liku kehidupan di masa SMA. Kelabilan, galau, dan bimbang secara bergantian menguasai rasa Nessa. Disaat dia mulai mencinta ada belahan jiwa lain yang tak menyetujui. Kini dia harus bertarung dengan perasaannya sendiri, tetap bertahan atau malah memberontak. Mungkin suatu hari nanti dia dapat menentukan pilihannya sendiri.
LELATU
233      203     0     
Romance
Mata membakar rasa. Kobarannya sampai ke rongga jiwa dan ruang akal. Dapat menghanguskan dan terkadang bisa menjadikan siapa saja seperti abu. Itulah lelatu, sebuah percikan kecil yang meletup tatkala tatap bertemu pandang. Seperti itu pulalah cinta, seringkalinya berawal dari "aku melihatmu" dan "kau melihatku".
Nothing Like Us
35911      4516     51     
Romance
Siapa yang akan mengira jika ada seorang gadis polos dengan lantangnya menyatakan perasaan cinta kepada sang Guru? Hal yang wajar, mungkin. Namun, bagi lelaki yang berstatus sebagai pengajar itu, semuanya sangat tidak wajar. Alih-alih mempertahankan perasaan terhadap guru tersebut, ada seseorang yang berniat merebut hatinya. Sampai pada akhirnya, terdapat dua orang sedang merencanakan s...