Masih di ruangan kepala sekolah ketika Sinb masuk bersama Wonwoo. Ny. Jeon sudah duduk dengan anggunnya, kemudian tersenyum saat sosok Sinb sudah memasuki ruangan.
"Menantu ku yang cantik." Pekiknya yang seketika berdiri dan memeluk Sinb membuat gadis itu malu dan Wonwoo hanya tertawa melihat wajah penuh pasrah dari Sinb. Wonwoo cukup tau bagaimana seorang Hwang Sinb yang tidak begitu suka diperlakukan seperti ini, sama halnya dengan dirinya yang selama ini selalu risih dengan perilaku eommanya yang masih menganggapnya seperti anak kecil.
"Eomma...Lihatlah dia tidak bisa bernafas." Akhirnya Wonwoo menyelamatkan Sinb.
"Ah, kau ini? Wajar kan kalau eomma memeluknya? Kita sudah lama tidak bertemu." Kukuh Ny. Jeon.
"Hanya beberapa hari." Ucap Wonwoo membuat Ny. Jeon manyun sementara Sinb berusaha menahan tawanya.
"Lihatlah dia, apa kau bisa tahan dengan sikapnya? Aku harap kau bisa bertahan dengan sikapnya." Harap Ny. Jeon membuat Sinb tersenyum.
"Wae? Kenapa dengan sikap ku? Aku sangat baik pada semua orang, eomma jangan berkata tidak-tidak kepadanya." Protes Wonwoo.
"Kau ini! Itu kenyatakan, jangan bertingkah menyebalkan seperti Appamu!" Keluh Ny. Jeon sembari mencubit lengan Wonwoo dengan gemas membuat Sinb tertawa. Anak dan Eomma ini benar-benar sangat lucu, Sinb saja tidak bisa melakukan hal seperti ini dengan eommanya.
"Pertunangan kalian akan di laksanakan minggu depan. Bagaimana? Apa kau tidak keberatan?" Tanya Ny. Jeon kepada Sinb. Gadis itu terdiam sesaat sementara Wonwoo mengamatinya dengan tenang.
"Aku tau, hubungan mu dengan Appamu tidak terlalu baik jadi aku memintanya agar aku saja yang memberitahu mu." Terang Ny. Jeon membuat Sinb tersenyum.
"Terima kasih bibi, anda sangat perhatian. Tentu saja aku akan menerima keputusan ini." Jawab Sinb yang seketika membuat Ny. Jeon memeluknya gembira dan Wonwoo mengedipkan matanya pada Sinb.
"Syukurlah, dari awal aku saat kau masih di rawat dirumah sakit saat itu. Aku merasa bahwa kalian memang pasangan yang menarik. Bibi tidak pernah melihat Wonwoo seperhatian itu setelah berpisah dengan Bona." Kata Ny. Jeon panjang lebar.
"Eomma berhenti membahas Bona." Wonwoo terlihat kesal sementara Ny. Jeon tertawa.
"Kau tidak cemburu kan? Maafkan eomma, bukankah hal ini sudah lama sekali?" Ny. Jeon bertingkah polos membuat Wonwoo bertambah kesal dan Sinb berusaha menahan tawanya.
Pembicaraan mereka berakhir tatkala bel masuk kelas berbunyi.
"Aku akan mengantar mu ke kelas." Wonwoo segera merangkul bahu Sinb membuatnya malu.
"Kajja!"
Mereka pun berjalan bersama dengan perasaan gembira tanpa memperdulikan siapapun yang terus memandangi kemesraan mereka. Mungkin, Sinb mulai terbiasa dengan ini.
---***---
"Kau nampak begitu kurus." DK duduk dihadapan Joshua dengan wajah prihatinnya.
"Ku pikir banyak hal yang ku pikirkan sekarang." Joshua yang tak pernah mampu untuk berterus terang dengan apa yang ia rasakan.
"Fokuslah pada dirimu dan orang di sekitar mu. Kau tidak bisa mengejarnya lagi meskipun kau ingin. Wonwoo, meskipun dia terlihat tak dewasa tapi dia lebih bisa menjaga Sinb dari pada siapapun." DK berusaha memberikan sudut pandangnya kepada Joshua agar namja itu sadar dan mulai memfokuskan dirinya pada hal yang lain.
"Hm...Aku benci kau mengatakan itu tapi aku lebih membenci takdir karena membuatnya harus menjauhiku. Apakah mereka saling menyukai?" Joshua masih tak yakin dengan apa yang di lihatnya. Tentang bagaimana Sinb dan Wonwoo.
"Ya, Wonwoo mampu memberikan semua yang Sinb mau. Dia sosok ideal yang di butuhkan oleh Sinb." Terang DK membuat Joshua menghela nafas.
"Baiklah, aku akan menyerah sekarang. Tolong jaga dia, kau juga menyayanginyakan?" DK mengangguk.
"Tentu saja, dia Eunbi kecil kita." Itu kenapa DK selalu mempedulikan Sinb? Bukan hanya karena Joshua menyukainya tapi ia menyayangi Sinb seperti dongsaengnya sendiri.
Joshua tersenyum lega mendengarkan ucapan DK.
---***---
Mingyu membuka matanya dan merasakan cahaya mentari pagi mengusik tidurnya. Ia meraih jam weker yang berada di nakas. Semenjak Bona datang kemarin ia tidur lagi dan baru bangun sekarang.
Ia baru menyadari bahwa kemarin saat kerumah Sinb Mingyu mabuk berat.
"Bodoh kau Mingyu!" Gumannya merutuki dirinya sendiri kemudian tersenyum saat mengingat Sinb mengantarnya pulang sampai Wonwoo mengacaukan semuanya.
"Kau pikir aku akan menyerah? Jangan salah, aku tidak akan menyerah." Ucap Mingyu penuh semangat, ia pun bergegas ke kamar mandi untuk segera berangkat ke sekolah.
30 menit kemudian Mingyu telah sampai di depan rumah Sinb dan wajahnya berbinar ketika sosok yang ia rindukan itu keluar dari dalam rumah Yuju. Sinb terlihat sibuk membenarkan sepatunya, segera Mingyu berjalan menghampirinya dan membantu Sinb membenarkan tali sepatunya.
"Eh...Mingyu..." Sinb keheranan melihat Mingyu sudah ada di depan rumahnya sepagi ini.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya Sinb.
"Tentu saja menjemputmu." Jawab santai Mingyu, melihat Sinb diam saja segera Mingyu bertanya lagi.
"Wonwoo tidak menjemputmu kan?" Sinb menggeleng.
"Bagus! Ayo pergi!" Mingyu menarik tangan Sinb untuk segera mengikutinya masuk ke dalam mobil. Sinb tak menolaknya karena mungkin gadis itu sudah tak begitu terganggu dengan tingkah Mingyu yang masih bisa ia toleran.
Di dalam mobil...
"Kau lebih baik sekarang?" Tanya Sinb memandangi Mingyu.
"Tentu, seperti yang kau lihat. Apa lagi kau disamping ku, itu lebih dari suplemen vitaman untuk ku." Goda Mingyu yang seketika membuat Sinb tertawa geli.
"Yak! Hentikan! Kau tak pantas mengatakan itu." Wajah Sinb memerah karena malu.
"Wae? Aku akan selalu seperti ini, terang-terangan bahwa aku menyukaimu. Jadi, jika Wonwoo mencampakan mu? Berlarilah kepadaku dan aku akan menangkapmu!" Sinb memutar bola matanya sambil terus tertawa.
"Rupanya kau masih belum sadar dari mabukmu!" Ucap Sinb yang kini membuat Mingyu nyengir.
"Mungkin saja kalau kau memberikan ciuman kepadaku baru aku akan segera sadar." Mingyu terus memberikan serangannya.
"Ayolah! Jangan seperti ini, kalau tidak? Aku akan turun sekarang!" Sinb berpura-pura kesal kepada Mingyu membuat Mingyu semakin gemas.
"Turun saja! Karena kita sudah sampai!" Ucap Mingyu sambil menahan tawa gelinya membuat Sinb manyun dan segera keluar dari mobil Mingyu.
"Oi, tunggu!" Panggil Mingyu yang membuat Sinb semakin cepat berjalan.
Brug
"Mian..." Sinb segera mendongakkan kepalanya dan mendapati Eunha tersenyum sinis kepadanya.
"Apa kau harus seserakah ini?" Tanya Eunha membuat Sinb memutar bola matanya malas.
"Kalau kau menyukainya? Lakukan apapun agar ia tertarik kepadamu, bukan dengan mengancam semua orang seperti ini! Itu cukup membuktikan betapa bodohnya dirimu sebenarnya!" Ucapan Sinb membuat Eunha melayangkan tangannya hendak menapar Sinb tapi Minggu segera menahannya.
"Jangan menyentuhnya atau aku tak akan memaafkanmu!" Ancam Mingyu.
"Ada apa ini?" Wonwoo datang dan segera merangkul Sinb.
"Ania..." Jawab Sinb dan Wonwoo segera melihat Mingyu dan Eunha yang terlihat seperti sepasang kekasih yang saling bertengkar.
"Kalian selesaikan urusan kalian. Aku akan membawa kekasih ku!" Kata Wonwoo yang kini sudah berjalan meninggalkan mereka berdua.
"Apa Mingyu menjemputmu?" Pertanyaan tak terduga muncul dari mulut Wonwoo membuat Sinb kebingungan.
"Ah, ye." Jawab Sinb dan apa yang di lakukan Wonwoo? Ia hanya mengacak rambut Sinb sambil tersenyum.
"Kau tak marah?" Tanya Sinb dengan cepat dan Wonwoo menggeleng.
"Aku tahu, bahwa hatimu hanya untuk ku jadi aku tidak perlu mengkhawatirkan apapun sekarang." Kata Wonwoo yang kini mencium kening Sinb membuat rona merah itu muncul di kedua pipi cubbynya. Tidak hanya disitu, bahkan Wonwoo membisikkan sesuatu kepada Sinb.
"Aku sangat mencintaimu Hwang Sinb." Bisik Wonwoo yang diakhiri dengan ciuman di pipi kanan Sinb.
"Yak! Apa kau lupa ini sekolah!" Protes Sinb yang tak Wonwoo hiraukan.
"Ini masih pagi." Elaknya dengan enteng yang kini merangkul Sinb kembali berjalan.
---***---
Semua berjalan semeatinya selama seminggu ini, Mingyu seperti biasanya selalu saja mengganggu kebersamaan Sinb dan Wonwoo tapi itu tak membuat keduanya merasa terusik. Wonwoo hanya menganggap Mingyu anak yang kesepian dan butuh perhatian dari mereka.
Bahkan seperti hari ini, saat Wonwoo mengajak Sinb pulang bersama? Mingyu memaksa untuk ikut di dalam mobil Wonwoo.
"Jadi kita akan kemana?" Tanya Sinb yang terlihat lebih bersemangat.
"Ke butik untuk fiting baju." Jawab Wonwoo yang masih berkonsentrasi menyetir.
"Sinb-ah, apa kau yakin akan bertunangan dengannya? Bukan kah, aku lebih tampan darinya!" Celetuk Mingyu yang membuat Wonwoo dan Sinb tertawa.
"Maka dari itu, karena Wonwoo tidak lebih tampan darimu jadi aku memilihnya. Bukankah dia cukup menyedihkan?" Ucap Sinb sambil tertawa dan Wonwoo terbahak.
"Dan karena kau sangat tampan jadi ku pikir banyak gadis yang akan mengejarmu." Lanjut Sinb santai membuat Mingyu memanyunkan bibirnya.
"Tapi dia akan berakhir dengan menyia-nyiakan ketampanannya." Komentar Wonwoo.
"Wae?" Tanya Mingyu tak mengerti.
"Karena ada seorang nenek syihir yang akan menyihir siapapun yang mendekatimu." Kata Wonwoo dengan terbahak.
"Ah, Eunha?" Tebak Sinb dan Wonwoo mengangguk sambil tertawa dan kini Sinb pun terbahak.
"Ya Tuhan! Itu ide siapa sebenarnya? Menjodohkan mu dengannya?" Tanya Sinb.
"Nenek Syihir lainnya." Jawab Mingyu asal membuat semuanya tertawa.
"Kalau kau tak suka sebaiknya segera akhiri. Dia akan semakin menjadi jika kau tak segera memangkas ekornya!" Nasehat Wonwoo yang membuat Mingyu nampak berfikir.
Kini mereka telah sampai disebuah butik di daerah gangnam. Butik mewah ini salah satu butik langganan keluarga Jeon. Mereka bertiga turun dan melangkah memasuki butik tersebut.
"Kenapa kau masih mengikuti kami?" Protes Wonwoo.
"Hey, aku bisa bermanfaat untuk kalian. Bukannya kau tahu selera fasion ku sangat baik." Mingyu membanggakan dirinya yang membuat Sinb memutar bola matanya sementara Wonwoo sudah meninggalkannya.
"Yak! Tunggu aku!" Teriak Mingyu.
Disini sudah berjejer beberapa gaun dan Sinb mulai memakainya satu persatu dan kedua namja itu duduk di sofa bersiap menjadi penilai, bagus tidaknya baju yang Sinb pakai.
"Taraa...Bagaimana ini?" Ini baju ke tiga yang telah Sinb pakai dan kedua namja itu menggeleng dengan kompaknya membuat Sinb mulai kesal.
"Apa mereka tak tau bahwa ini melelahkan? Berganti-ganti pakaian seperti ini?" Gerutu Sinb yang membuat Wonwoo dan Mingyu tertawa.
Sementara Sinb menganti bajunya, Wonwoo dan Mingyu memiliki waktu untuk berbicara bersama.
"Kau harus menjaganya dengan baik, kalau tidak aku akan mengambilnya!" Ancam Mingyu tetapi dengan mimik santainya.
"Tenang saja, aku tidak akan membiarkan itu terjadi." Jawab Wonwoo yang tak kalah santainya.
"Kenapa kita selalu terjebak dengan hal yang semacam ini." Mingyu menghela nafas dan Wonwoo tersenyum sembari menepuk pundak Mingyu.
"Karena kita memiliki kesamaan. Mingyu, aku mengenal mu lebih dari siapapun! Jadi kau harus lebih bersemangat lagi. Masih banyak hal yang ingin ku lakukan bersamamu." Mingyu terdiam, memandang Wonwoo bingung.
"Apa maksudmu, kita berkencan bersama?" Tanya Mingyu dengan muka sok polosnya.
Pletak
"Yak!" Mingyu protes.
"Aku akan membiarkamu dekat dengannya tapi tidak untuk kencan! Kalau kau kesepian aku akan menemanimu!" Wonwoo menaik turunkan kedua alisnya.
"Bedebah!" Umpat Mingyu dan Wonwoo hanya tertawa.
"Yak! Enak sekali kalian duduk? Sementara aku? Aku harus mencoba semua baju ini?" Wajah Sinb terlihat begitu frustasi sementara Wonwoo dan Mingyu berusaha menahan tawanya.
Sinb membuang semua gaunnya kepada kedua namja itu dan pergi meninggalkan mereka berdua.
"Yak, kau mau kemana?" Tanya Wonwoo yang mengejar Sinb.
"Moodnya buruk sekali." Komentar Mingyu.
"Tunggu...." Wonwoo mencegah Sinb pergi.
"Wae?" Bentak Sinb.
"Baiklah, dengarkan aku. Aku memaksamu datang sekarang karena jika kau pergi dengan eomma, kau akan sangat lelah dan bosan." Terang Wonwoo.
"Benarkah? Apa eomma mu sangat lama jika berbelanja?" Tanya Sinb.
"Hm...Dia akan menghabiskan 1 sampai 2 jam untuk memilih sebuah barang." Mata Sinb seketika melebar.
"Astaga! Itu pasti akan sangat menjengkelkan!" Keluh Sinb membuat Wonwoo tertawa.
"Jadi? Bagaimana? Pergi dengan eomma atau aku?" Wonwoo menawarkan lagi.
"Dengan mu saja!" Katanya yang kembali lagi memasuki butik dan meninggalkan Wonwoo sendirian yang kemudian menggelengkan kepalanya.
Sinb berpapasan dengan Mingyu yang akan keluar dari butik. Mingyu memandangi Sinb dengan bingung.
"Yak, kau mau kemana lagi?" Tanya Mingyu.
"Masuk kedalam." Jawab Sinb yang masih berjalan seolah mengabaikan Mingyu.
"Ada apa dengannya? Kenapa ia berubah pikiran?" Tanya Mingyu pada Wonwoo dan di jawab dengan menggendikkan bahunya, kemudian Wonwoo pun ikutan masuk kedalam.
Sinb sudah mencoba beberapa gaun tapi belum ada yang pas di mata Wonwoo dan kehadiran Mingyu juga membuat pemilihan gaun semakin lama. Ekspresi Sinb sudah sangat terlihat lelah.
"Ini yang terakhir, kalau kalian tidak suka juga? Aku tidak akan peduli lagi!" Ancam Sinb dari balik tirai tempat ia berganti gaun
Drettt
Tirai di buka dan nampak Sinb terlihat begitu lebih anggun dengan gaun yang ia pakai sekarang. Wonwoo beserta Mingyu membisu seketika.
"Yak! Bagaimana? Kenapa kalian hanya diam? Jangan katakan masih tidak bagus? Ayolah! Aku sangat lelah!" Pekik Sinb yang seketika menyadarkan kedua namja itu.
"Eh...Itu bagus." Komen Mingyu dan Wonwoo masih memandangi Sinb dengan senyum dan kekaguman.
"Bagaimana denganmu?" Sinb bertanya pada Wonwoo yang masih tak mengatakan apapun.
"Luar biasa cantik. Aku menyukainya." Ungkap Wonwoo membuat Sinb terlihat lega.
"Baguslah..." Kata Sinb yang kemudian kembali lagi kedalam untuk melepaskan gaun itu. Sinb kembali dengan seragamnya.
"Kajja!" Ajak Wonwoo yang sudah menunggunya beserta Mingyu. Mereka berjalan bersama dengan Sinb di tengah sampai di tempat parkiran tiba-tiba saja Wonwoo melempar kunci mobil kearah Mingyu.
"Wae?" Tanya Mingyu.
"Sekarang giliranmu menyetir!" Perintah Wonwoo dan Sinb hanya tertawa geli.
"Kenapa harus aku? Lalu kau akan duduk dimana? Dibelakang bersama Sinb? Jangan katakan kau menjadikan ku sopir kalian!" Cerocos Mingyu yang seketika terlihat sebal.
"Wah, kau memang paling memgerti diriku. Kau bisa menduganya dengan tepat!" Wonwoo menepuk bahu Mingyudengan ekspresi kagu., kemudian Wonwoo segera menarik Sinb untuk masuk kedalam.
"Yak! Aku belum bilang menyutujuinya!" Teriak Mingyu tapi sepertinya baik Wonwoo dan Sinb tak mempedulikan keluhan Mingyu.
"Aish! Kenapa aku baru tahu bahwa mereka berdua begitu mirip. Menyebalkan!" Guman Mingyu.
"Kajja! Sampai kapan kau akan berdiri disitu?" Sinb berteriak dari dalam mobil.
"Aish, menyebalkan sekali kalian!" Umpat Mingyu.
---***---
Seorang yeoja berambut panjang tergerai dengan paras yang begitu memukai sedang duduk, beberapa kali ia melihat jam ditangannya, menggerak-gerakkan kakinya merasa bosan.
"Ku pikir kau sudah pergi?" Sapa seseorang yeoja yang berambut pendek dengan wajah yang tak kalah cantik.
"Sesunguhnya aku benci menunggu!" Ketusnya membuat yeoja berambut pendek itu tertawa mengejek.
"Karena itu, aku perlu tahu apa yang membuat seorang Kim Bona mau menunggu ku?" Tanyanya.
"Ckck, ucapanmu sungguh membuat ku geli Jung Eunha!"
Mereka memang seperti dua orang teman yang sudah lama tidak bertemu, duduk bersama dan berbicara dengan santai, sesekali juga tersenyum. Namun, kenyataannya mereka bukan lah teman tapi mungkin sebentar lagi akan menjadi teman.
Meskipun mereka duduk dengan santai seperti itu tapi pandangan mereka saling menajam, mereka tertawa bukan karena mereka terlalu akrab tapi karena mereka saling menyindir satu sama lain.
"Kau tidak sedang ingin membahas sebuah omong kosong seperti 'mari kita berteman'. Bukan seperti itu bukan?" Tanya Eunha dan Bona tertawa sinis.
"Jangan bermimpi. Aku hanya ingin mengajakmu untuk bekerja sama." Bona berusaha memberikan penawarannya pada Eunha yang kini mengangkat satu alisnya.
"Apa yang kau rencanakan? Apa itu sesuatu yang berhubungan dengan ku?" Tanya Eunha yang terlihat penasaran dan waspada dalam bersamaan.
"Hoh, ku pikir kau akan tertarik." Bona tersenyum merasa bahwa ia berhasil membuat Eunha penasaran.
"Katakan dengan cepat, aku tidak punya banyak waktu." Desak Eunha yang seketika membuat Bona menyeringai.
"Aku berencana untuk menghancurkan pertunangan Wonwoo dan gadis itu!" Kata Bona dengan serius dan mata Eunha melebar seketika.
"Kau gila!" Seru Eunha.
"Ya, apa kau tak ingin melakukannya dengan ku?" Bona bahkan tidak terpengaruh dengan ejekan Eunha.
"Ani, untuk apa? Bagus kalau mereka bertunangan. Itu berarti dia tidak akan mengganggu Mingyu ku lagi." Jawab Eunha.
"Hahaha...Aku tidak pikir kau akan sebodoh ini? Lihatlah ini!" Bona menyodorkan handphonenya pada Eunha dan untuk kedua kalinya mata Eunha melebar menatap sesuatu di dalam hp milik Bona.
"Bagaimana? Konyol bukan? Bagaimana bisa seorang seperti Mingyu mau menemani Sinb dan Wonwoo fiting baju untuk hari pertunangan mereka nanti. Kau tau? Aku lebih mengenal Wonwoo dan Mingyu dari siapapun! Dan aku bisa memastikan bahwa kedua namja itu benar-benar menyukainya." Bona tak menyerah untuk menyakinkan Eunha agar mau bekerja sama dengannya. Eunha terlihat begitu marah dan kesal, terus-terusan memandangi foto itu.
"Kenapa kau ingin menghancurkannya? Apa kau masih menyukai salah satu diantara mereka?" Tanya Eunha.
"Aku benci ketika Wonwoo bahkan mengabaikan ku saat ia bersamanya dan bahkan Joshua juga ingin membatalkan pertunangannya dengan ku karena gadis bodoh itu!" Emosi Bona seketika meledak membuat Eunha tertawa.
"Kau tidak sedang berusaha menjebak ku kan?" Eunha menatap Bona penuh selidik sementara Bona sudah terbahak.
"Untuk apa? Apa untungnya bagiku?" Tanya Bona.
"Siapa tahu bukan? Kau sudah berhasil melakukannya kepada ku dulu. Kau meninggalkan mereka berdua dengan alasan bahwa aku yang mengancam mu? Tapi kenyataannya kau pergi karena kau bosan dengan mereka!" Ucap Eunha dengan serius dan seketika Bona terdiam kemudian tersenyum sinis.
"Wah, kau hebat bisa tahu dengan apa yang ku fikifkan tapi untuk saat ini aku tidak sedang ingin menjebakmu atau apapun! Aku punya rencana keren untuk menghancurkan mereka semua." Bona tertawa licik dan Eunha terdiam memandang Bona tidak suka.
"Baik, aku akan membantumu!" Kata Eunha pada akhirnya.
"Sepakat." Bona mengulurkan tangannya pada Eunha dan Eunha menerimanya.
---***---
Selama beberapa hari ini Wonwoo tidak bisa menjemput Sinb karena ia sangat sibuk, mereka hanya akan bertemu di sekolah. Terkadang Mingyu yang akan menjemput Sinb dan Wonwoo seperti biasa, ia tidak keberatan sama sekali.
Bahkan beberapa hari ini mereka bertiga sering pergi bersama dan luar biasanya lagi terkadang Wonwoo meminta saran Mingyu tentang beberapa hal.
Hari ini setelah pulang sekolah selain Sinb dan Yuju, beberapa teman mereka ikut kerumah Yuju.
"Besok kalian akan bertunangan bukan?" Scoup duduk di sofa ruang tamu dan disampingnya sudah ada Yuju.
"Sudah berapa kali kau bertanya hyung?" Protes Sinb.
"Hahaha...Apa kau tidak tahu apa yang dia katakan kepadaku tentangmu?" Kata Yuju yang seketika membuat semuanya penasaran.
"Jangan katakan!" Cegah Scoup menggeleng, dengan ekspresi memohon kepada kekasihnya ini.
"Katakan saja, aku takut dia merencanakan sesuatu!" Kata DK dengan wajah penuh kecurigaan.
"Yak! Kau pikir aku ini apa?" Protes Scoup.
"Dia mengatakan bahwa dia tidak rela anak gadisnya bertunangan. Dia bilang kau masih terlalu kecil dan lagi orang itu adalah si bangsat Wonwoo."
"HYUNG!!!" Wonwoo melotot kearah Scoup sementara yang lainnya tertawa.
"Ku rasa Sinb lebih cocok dengan ku!" Celetuk Mingyu.
"Andwae! Kau itu bajingan!" Umpat Scoup yang membuat seketika ruangan tamu jadi ramai oleh gelak tawa mereka.
Hahahahaha....
Wkwkwkwk....
BRAK
Seseorang menggebrak meja membuat semua diam dan memperhatikannya.
"Kau jangan mengaku-ngaku! Aku yang membesarkannya dan mengganti popoknya saat dia pop di celana dulu!"
"YAK HYUNG! KAPAN AKU PERNAH SEPERTI ITU???" Pekik Sinb yang kini sudah memukuli DK dengan bantal ditangannya.
"Chagi, bantu aku menanganinya!" Pekik DK yang terus berusaha menangkis serangan Sinb.
"Itu pantas kau dapatkan chagi." Malas Sowon yang malah santai melihat Sinb yang terus memukuli DK.
"Kau mau mati ya!" Sinb terus melontarkan sumpah serapahnya kepada DK.
Melihat itu Wonwoo langsung bertindak, ia menghampiri Sinb dan menahan tangannya.
"Lepaskan! Apa kau juga mau ku pukul!" Ancam Sinb.
"Ani..." Ucap Wonwoo dengan smirk khasnya.
"Sepertinya drama akan segera di mulai." Scoup berkomentar.
"Antara Appa, anak dan calon menantu." Mingyu menambahi membuat semua terbahak.
"Kalau begitu menyingkirlah!" Bentak Sinb.
Bukannya menyingkir, malah Wonwoo mendekatkan wajahnya ke Sinb membuat gadis itu salah tingkah.
"APA YANG KAU LAKUKAN!" Pekiknya.
"Kalau kau tidak menghentikannya? Aku akan menciummu disini sekarang!" Bisik Wonwoo dengan santai yang membuat Sinb menghela nafas sebal.
"Kau menyebalkan!" Sinb segera berbalik duduk kembali dengan rona merah masih tersisa di kedua pipinya.
---***---
Malam harinya, Sinb sendirian dirumah. Wonwoo baru saja meneleponnya, ia merasa bosan sekarang karena begitu sepi. Paman dan bibinya pergi, tentu saja mereka sangat sibuk. Pamannya sibuk membantu keluarga Jeon yang merupakan keluarga atasannya sementara bibinya pergi untuk membeli sesuatu dan menemui beberapa sanak keluarganya dan Yuju bilang ingin membeli makanan padahal Sinb sudah menyarankan untuk delevery, tapi katanya ia ingin beli sendiri. Jadilah Sinb sendirian di rumah dan melihat lamanya Yuju pergi, Sinb berfikir mungkin saja gadis itu menemui Scoup. Karena itu sekarang Sinb iseng-iseng mengeline Scoup.
Sinbee: Hyung!????
Scoopy: Wae? ????
Sinbee: Apa kau bersama Yuju? ????
Scoopy: Hah? Yuju? Bukannya kau pulang bersamanya? ????
Sinbee: Ah, mungkin dia sedang bertemu seseorang ????
Scoopy: Siapa????? Namja?????
Sinbee: Ya ????
Scoopy: SIAPA!!! ????????????
Sinbee: TUAN CHOI ???????????? BHAHAHA ????????????
Scoopy: CACING HWANG!!! ????????????????????????????
Sinbee: ????????????
"Jadi tidak bersama Scoup hyung? Lalu kemana dia?" Guman Sinb bingung.
Kling
Handphonenya berbunyi dan Sinb segera melihatnya. Matanya melebar tatkala ia melihat sebuah gambar yang baru saja terkirim di hpnya. Ada seorang wanita duduk dengan mulut terlakban dan kedua tangan di ikat kebelakang beserta kedua kakinya yang juga terikat. Mata gadis itu tertutup, Sinb yang nampak berfikir akhirnya mulai bisa menebak siapa gadis itu sebenarnya.
"Yuju!" Pekiknya dan sebuah pesan datang setelahnya.
?Bagaimana? Kau mengenalinya kan? Datanglah kealamat ini jika kau menginginkannya selamat!?
?Ingat! Jangan beritahu siapapun atau dia akan lenyap selamanya!?
Tubuh Sinb seketika lemas tak bertenaga. Ia terlihat panik dan bingung.
"Ottokae?" Lirihnya yang masih menatap alamat yang tertera pada layar handphonenya.
"Aku harus datang, kalau tidak? Yuju...Pasti mereka akan melakukan sesuatu kepadanya!" Dengan panik Sinb berlari keluar rumah.
"Sinb!" Panggil seseorang yang membuat Sinb seketika menoleh.
"Mingyu!" Panggil Sinb dengan mata berkaca-kaca.
"Ada apa denganmu?" Mingyu mendekat dan Sinb segera mencengkram baju Mingyu.
"Yuju di culik!" Pekik Sinb
"Hah!" Mingyu terkejut.
"Ayo, bantu aku menyelamatkannya!" Desak Sinb sembari menarik tangan Mingyu.
"Tenangkan dulu dirimu!" Pinta Mingyu yang kini menahan Sinb agar tak berjalan lagi.
"Kau gila? Bagaimana aku bisa tenang? Yuju di culik! Apa kau tidak mengerti juga!" Bentak Sinb yang kini meronta meminta Mingyu untuk melepaskannya tapi Mingyu malah memeluknya.
"Tenanglah dulu! Aku akan membantu sungguh." Ucap Mingyu dengan lembut.
"Aku takut terjadi sesuatu kepadanya." Sinb mulai menangis.
"Tenanglah, ada aku disini." Kini Mingyu membelai lembut pucuk kepala Sinb yang masih berada dalam pelukannya.
Mereka tidak sadar seseorang telah mengabadikan momen yang langka antara mereka berdua.
"Kena kalian sekarang!" Guman seseorang yang berhasil mengambil foto mereka saat berpelukan.