Loading...
Logo TinLit
Read Story - Balada Cinta Balado
MENU
About Us  

“Kemarin kau sangat dekat dengan Thanny seperti kulit dan daging, sekarang kau tiba-tiba menghilang kembali,” tegas Asbul ditengah kesibukannya mengerjakan tugasnya. “Kalau berani melampiaskannya kepada Thanny, meski kau sahabatku tindakanmu itu tidak bisa aku tolerir."

“Kau sebenarnya takut atau marah. Aku tidak mungkin mengabaikannya, beberapa hari ini Thanny memang masih sering ke taman, tapi aku mengabari Thanny jika aku bisa atau tidak bisa ketaman lagi,” jelasku ngotot padanya. "Setiap aku dekatmu, entah mengapa aku seperti terkenan kutukan."

“Memangnya apa yang sedang kau kerjakan, biasanya tidak seserius ini. Bahkan aku dan Totopun tidak mengetahuinya.”

“Alasan pertama, kakakku saja tidak kuberitahu mengapa aku harus memberitahumu. Alasan kedua karena kau tidak bertanya dan alasan ketiga sejujurnya aku tidak tahu bagaimana cara mengatakannya,” ucapku sembari merebahkan tubuhku.

“Yang ketiga aku lebih percaya?”

“Aku sedang mencoba melamar pekerjaan?”

Gubbrakkkk…

Toto langsung terjungkal dan Asbul terkejut melihat Toto yang sedang asyik melantunkan melodi khas tidurnya tiba-tiba terjatuh dari sofa. ”Sepertinya aku bermimpi sesuatu yang menakjubkan, mustahil dan ajaib."

“Hey, siang bolong kau mimpi basah sampai seperti itu reaksimu” ujar Asbul.

“Selamat kau sudah menjadi lelaki,” ucapku tegar.

“Itu sudah lewat. Aku bermimpi jika Lotty akan melamar pekerjaan. Rasanya seperti aku terjatuh dari lapisan Ozon,” ucap Toto ngos-ngosan.

“Hebat, mimpi sekarang bisa ngeledeknya. Keren,” aku menggelengkan kepala dan merebahkan tubuhku. Tidak lupa dengan 2 jempol.

“Masih mending kau jatuh dari lapisan ozon, nyawaku ingin melarikan diri dari tubuhku?” tambah Asbul yang merasakan kehiudpan baru.

Akhirnya aku mencoba untuk mengumpulkan keberanianku untuk memulai hidup yang baru. Asbul dan Toto mau membantuku setelah aku menceritakan semuanya. Padahal sebelumnya aku takut jika ia akan meledekku sampai aku enggan untuk hidup tapi kali ini mereka benar-benar mendukungku tanpa embel-embel ejekan. Baru kali ini aku merasakan yang namanya teman dari mereka. Untuk sementara Toto dan Asbul langsung menyingkirkan semua pekerjaan mereka dan membantuku untuk mencari pekerjaan. Aku menyiapkan berkas sedangkan mereka mencari perusahaan yang sesuai dengan ktriteriaku. Melihat perjuangan mereka membantuku sangat serius sekali justru seperti mereka yang mencari kerja bukan diriku, aku bertanya saja mereka acuhkan, mereka benar fokus dan membuatku berpikir kembali sepertinya mereka benar-benar menginginkanku untuk bekerja. Peduli sekalikah mereka padaku? Entah mengapa melihat cara mereka sungguh mencurigakan bagiku. 

Aku kembali melanjutkan mencari pekerjaan, urusan mereka biarkan nanti saja diurusnya. Aku mulai mengirim CV ke perusahaan via email ataupun pos. Dalam sehari ni aku tidak tanggung-tanggung aku langsung mengirim ke perusahaan yang dicarikan Asbul dan Toto. Semuanya lancar aku hanya tinggal menunggu panggilan dari perusahaan. Aku menunggu di reot karena pastinya ada mereka berdua yang sedang sibuk dengan usaha Kembar Tholinson itu. Melihat keberadaanku mereka hanya bertanya bagaimana dengan pekerjaanku yang ku lamar. Mereka benar-benar serius menatap laptop, mengigit pulpen dan lain sebagainya tidak menunjukkan secuilpun wajah atau kata ledekan untukku, aku merasakan hawa keberadaan mereka yang benar-benar berbeda. Ini sungguh dangat menakutkan. Rasanya aku lebih baik diledek ataupun dipermalukan didepan trio Aretha.

Kini aku rajin memegang HP untuk melihat Email ataupun telepon yang mungkin sewaktu-waktu berdering. Seraya menunggu aku merebahkan tubuhku di sofa dan sesekali melirik mereka berdua.

"Kalian serius sekali," ujarku akhirnya membuka mulut karena tidak kuasa melihat mereka berdua.

Ting... Tong... 

"NAHHHHHHH...." Ujar mereka kompak menatap layar laptopnya. 

Aku terkejut dengan tingkah mereka. Aku yang sedari tadi berharap mendapatkan email justru teralihkan dengan tingkah mereka. Tidak hanya Laptop mereka, Bunyi HP barusan menunjukkan aku juga mendapatkan pemberitahuan masuk email. Akupun dengan segera membuka dan membacanya.

"YEEEAHHHHHHHH...," Ujar mereka kompak lagi seperti lolos dari kematian.

"Kalian ini kenapa? Maniak sekali," ujarku sewot tidak ada mood lagi untuk selebrasi kebahagiaan menerima email panggilan.

"SELAMATTTTT...," kini wajah mereka berbinar-binar penuh cahaya. "Akhirnya kau mendapat panggilan."

"Darimana kalian tahu?"

Mereka membalasnya dengan senyuman iblis. Aku mencurigainya, setiap kali HP ku berbunyi mereka melirik laptop, dipastikan ada yang tidak beres. "Kalian sedang tidak melihat emailku kan?"

"Ia... " ujar mereka tanpa dosa telah membuka email tanpa seizinku.

"Bagaimana kalian tahu password-ku?"

"Apa sich yang tidak diketahui Tito?" ujar mereka dengan wajah yang kembali normal alasan ledekan.

"Owhhhh... Jadi tidak hanya kalian berdua, behind the Ting tong ini Tito juga ikutan," ujarku melupakan Tito yang cukup pintar dengan ilmu komputernya. "Hanya kalian berdua yang membuatku tidak bisa membedakan makna teman yang membenciku atau menyayangiku."

"Sudah cepat sana, siapkan semuanya," ujar Asbul. "Tapi, aku benar-benar tidak percaya. Apakah itu benar nilaimu? Bahkan lebih tinggi dari Tito. Kau tidak menggantinya kan?"

"Ini reotku, mengapa kalian mengusirku? Dan aku juga bukan orang yang seniat itu mengganti angka."

"Sudah cepat sanaaaa..." teriak mereka mendorongku keluar.

Mungkin ini yang dimaksud orang-orang yang selalu mengatakan dunia ini seakan membuangku dan tidak ada yang memperdulikanku. Aku diusir dari reotku sendiri meskipun bukan pemilik sah. Aku senang mendapat panggilan ini tapi tidak jam ini juga aku harus menyiapakan semua. Mereka sangat meyebalkan sekali. Aku terpaksa kembali kerumah dan membiarkan tubuh ini melunglai dikamarku, tapi sebelum itu aku merasa ada sesuatu yang manatapku dalam diam yang penuh dengan hawa kegelapan, aku yang baru saja menapakan kaki di dalam rumah ini, tatapan kakak iparku tidak dingin tapi sudah membeku, aku berpikir apa aku sudah membuat salah atau ulah yang aneh-aneh, seingatku aku tidak melakukan apapun kepadanya, kepada kakakku ataupun keponakanku.

Jantungku terpompa sangat cepat, aku ketakutan dengan tingkah kakak iparku tidak seperti biasanya ia melakukan hal ini. Ia sangat diam sekali tapi tatapannya tidak teralihkan dariku. Aku lebih baik dimarahin, dimaki ataupun diinjak-injak seperti biasanya daripada harus diperlakukan seperti ini.

"Kak, apa ada yang salah denganku?" Tanyaku pasrah, penasaran ini memberikan keberanian untuk bertanya kepadanya.

"Apa yang sedang kau lakukan?" ujar kakak iparku dengan sangat ketus, seketus-ketusnya.

Dalam ingatanku aku tidak pernah melihat kakakku seperti. Apa ia sudah bosan dan benci dengan keberadaanku. dalam ketakutan aku menjawabnya "Aku sedang tidak melakukan apapun."

"Tidak biasanya kamarmu serapih itu, tidak ada pakaian kotor, tidak pernah mengganggu. Apa yang sedang kau sembunyikan dariku?" ujarnya masih dalam keadaan ketus.

"Hah...." Aku membelakakan mata sedikit terkejut. "Apa itu terlalu aneh kak. Seingatku aku sering melakukan hal itu," aku mulai tergugah kesal karna sikap baikku dijadikan khayalan olehnya.

"Satu lagi, mengapa baju kerja suamiku ada didalam kamarmu? Kapan kau mencurinya dan masuk kedalam kamarku tanpa izin?" wajah kakakku masih dalam keadaan yang sama. Kalau aku tidak memberikan alasan yang tepat tsunami saja bisa kalah.

"Kak suamimu juga kakakku, Meski ia kakakku aku tidak mungkin berani masuk kedalam kamarnya apalagi tanpa izinmu," ujarku sambil gemetaran mengingat amarahnya. "Untuk kemeja aku mengambil dari jemuran sedangkan celana aku meminta Pir mengambilnya."

"KAAUUUU..." teriak kakakku menunjukku. "Apa yang telah kau ajarkan pada anakku, kau menyuruh anakku melakukan hal apalagi, kau menyuruhnya mencuri."

"Ya Tuhan Kak. Aku juga terpaksa melakukan hal itu karena aku harus menyiapkan semua jika aku mendapat panggilan kerja," aku ikut ngotot mempertahankan argumenku.

Kakakku langsung terdiam mematung dan melotot, tatapan dinginnya yang sudah membeku kini merambah ketubuhnya yang juga ikut membeku. "A..aa...aaa...pa kau bilang pa...pa...panggilan kerja."

"Ya kak."

"Terima kasih Tuhan akhirnya kau memberikan hidayah kepadanya," kata kakakku dengan wajah melas berbinar. "Kau tidak bohongkan?"

Aku menggelengkan kepala, "Kak kalau aku bohong bisa kaya, aku rela kok kak."

"Okehhhh... kalau begitu akan aku buatkan masakan kesukaanmu. Kanana... oh.. nana...Full my heart is in kanana... oh.. na...na. She took me back to normal life. oh but my heart is kanana oh na.. na...na...aayyyeee," ia pergi begitu saja sembari menyenadungkan sebuah lagu yang pastinya dipersembahkan untukku.

Seperti hal tadi, tingkah kakakku seperti ini sepertinya untuk kedua kalinya. Pertama saat dia awal pernikahannya dengan kakakku yang sudah dipastikan ia belum mengetahui tentang diriku dan ini untuk kedua kalinya saat ia tahu jika aku akan melamar pekerjaan. Kalau seperti ini caranya, jika aku gagal dipastikan kehidupanku saat ini akan berubah menjadi lebih buruk dari sebelum aku bekerja. Dan jika itu terjadi aku tidak tahu kemana aku harus pergi dan mengadu. Orang-orang disekitarku hanya mereka saja. Aku juga tidak bisa membawa orang tuaku. Pahit sepahit sambiloto.

Keesokan harinya aku memenuhi panggilan pekerjaan yang sudah memenuhi badan emailku. Aku terpaksa meminjam baju kemeja yang aku ambil dari jemuran dan celana yang aku dapatkan dari hasil susah payah menyuruh keponakanku dengan menggunakan berbagai jurus untuk meminta tolong mengambilnya. Aku terharu biru dan menatap dalam melihat penampilanku yang memang sudah tampan sedari dulu, dan sekarang lebih tampan lagi setelah memakai pakaian ini, "Dah kaya orang ini". Kalau orang tampan menggunakan apapun juga tampan bisa luber kemana-mana. Kemeja, dasi, celana, rambut dan semuanya sudah selesai cek dan dipastikan lulus penampilan. Otak secara akademis masih oke, hanya gangguan mental saja efek kanana oh na... na... dan keponakanku.

Semuanya telah disiapkan, aku membuka pintu kamar dan menuruni tangga menuju dapur. Aku tahu hal ini sudah pasti terjadi padaku, semua mata tertuju padaku. Aku seperti sedang berjalan di "Red Carpet" kakakku yang sedang sarapan langsung melihat kearahku, matanya fokus melihatku tapi tangannya entah menyendok apa, kakak iparku yang sedang memasakpun tidak memperhatikan masakannya karenanya bumbu yang seharusnya ia gunakan untuk memasak, berhamburan bagai debu kelantai. dan keponakanku yang imut-imut tidak berkedip melihat omnya yang tampan maksimal.

"Ada apa denganmu?" tanya kakakku meski matanya melihat ke kakak iparku.

"Aku mendapat panggilan kerja kak."

Uhuk... uhukk... Kakak langsung tersedak.

"Aku sudah sediakan tiga botol air putih kemasan 1,5 liter," ujar kakak iparku tersemyum pasti.

"Mah... itu Om Ty?" tanya kepanakanku dengan imutnya.

"Iya sayang...."

"Aku mau jadi pacal Om Ty."

Kini giliran aku yang tersedak mendengar perkataan bocah ini. Aku langsung makan dan cabut dari rumah sebelum aku kejang-kejang karena mereka dan jangan sampai aku bertemu dengan temanku dan trio aretha, bisa-bisa aku koma beneran. Suasana hatiku kali ini agak berbeda. Aku merasa senang sekali, rasanya dulu ketika aku pertama melamar kerja tidak sesenang ini padahal aku sangat menantikannya ketika itu.

Akhirnya aku sampai menuju perusahaan yang telah memanggilku. Dilihat dari luar perusahaan ini cukup bagus. Aku berdoa dan memasuki pintu otomatis itu. Aku diharuskan menunggu di sebuah ruangan yang sudah dikhususkan untuk para pelamar dan beuhhh... ramenya seperti dipasar. Aku baru tahu jika banyak sekali pengangguaran padahal dari tampang mereka sangat menjanjikan. Dan lagi perempuannya hanya dengan melihatnya saja tanpa berpikir apapun bisa dapat dosa. Sangat seksi dan cantik. Sayangnya aku tidak terduga oleh para wanita. Aku tidak menyangka rasa sakit hati ini bisa menutup perasaaanku. Kalau melihat mereka yang dikatakan oleh Asbul ada benarnya juga. Yang kuliah saja menganggur apalagi yang tidak kuliah. Kalau dulu aku serius mungkin aku bisa mendapatkan Beasiswa S2.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (5)
  • nuratikah

    Keren kak

    Comment on chapter 01. Seperti Puzzle
  • qarinajussap

    @ShiYiCha ya maacih neng... Masih belajar neng... Belum ahli... πŸ˜πŸ˜‚

    Comment on chapter 01. Seperti Puzzle
  • ShiYiCha

    Hai, Kak. Aku suka cerita ini. Lucu, ngakak bacanya. Humornya sukses. Buat saran, mungkin bisa diperbaiki lagi tentang tanda baca dan dialog tagnya, Kak. Cemangatt

    Comment on chapter 01. Seperti Puzzle
  • qarinajussap

    terima kasih banyak ba. kalau ada saran dan kritik boleh ba jotos-jotos ke chat aku ya....

    Comment on chapter 01. Seperti Puzzle
  • dede_pratiwi

    nice story :)

    Comment on chapter 01. Seperti Puzzle
Similar Tags
Tepian Rasa
1378      686     3     
Fan Fiction
Mencintai seseorang yang salah itu sakit!! Namun, bisa apa aku yang sudah tenggelam oleh dunia dan perhatiannya? Jika engkau menyukai dia, mengapa engkau memberikan perhatian lebih padaku? Bisakah aku berhenti merasakan sakit yang begitu dalam? Jika mencintaimu sesakit ini. Ingin aku memutar waktu agar aku tak pernah memulainya bahkan mengenalmu pun tak perlu..
Mencintaimu di Ujung Penantianku
5232      1430     1     
Romance
Perubahan berjalan perlahan tapi pasti... Seperti orang-orang yang satu persatu pergi meninggalkan jejak-jejak langkah mereka pada orang-orang yang ditinggal.. Jarum jam berputar detik demi detik...menit demi menit...jam demi jam... Tiada henti... Seperti silih bergantinya orang datang dan pergi... Tak ada yang menetap dalam keabadian... Dan aku...masih disini...
Renjana: Part of the Love Series
256      209     0     
Romance
Walau kamu tak seindah senja yang selalu kutunggu, dan tidak juga seindah matahari terbit yang selalu ku damba. Namun hangatnya percakapan singkat yang kamu buat begitu menyenangkan bila kuingat. Kini, tak perlu kamu mengetuk pintu untuk masuk dan menjadi bagian dari hidupku. Karena menit demi menit yang aku lewati ada kamu dalam kedua retinaku.
Black World
1663      786     3     
Horror
Tahukah kalian? Atau ... ingatkah kalian ... bahwa kalian tak pernah sendirian? *** "Jangan deketin anak itu ..., anaknya aneh." -guru sekolah "Idih, jangan temenan sama dia. Bocah gabut!" -temen sekolah "Cilor, Neng?" -tukang jual cilor depan sekolah "Sendirian aja, Neng?" -badboy kuliahan yang ...
The Wire
9962      2168     3     
Fantasy
Vampire, witch, werewolf, dan guardian, keempat kaun hidup sebagai bayangan di antara manusia. Para guardian mengisi peran sebagai penjaga keseimbangan dunia. Hingga lahir anak yang memiliki kemampuan untuk mengendalikan hidup dan mati. Mereka menyebutnya-THE WIRE
Chahaya dan Surya [BOOK 2 OF MUTIARA TRILOGY]
11473      2114     1     
Science Fiction
Mutiara, or more commonly known as Ara, found herself on a ship leading to a place called the Neo Renegades' headquarter.Β She and the prince of the New Kingdom of Indonesia, Prince Surya, have been kidnapped by the group called Neo Renegades. When she woke up, she found that Guntur, her childhood bestfriend, was in fact, one of the Neo Renegades.
simbiosis Mutualisme seri 2
8545      1959     2     
Humor
Hari-hari Deni kembali ceria setelah mengetahui bahwa Dokter Meyda belum menikah, tetapi berita pernikahan yang sempat membuat Deni patah hati itu adalah pernikahan adik Dokter Meyda. Hingga Deni berkenalan dengan Kak Fifi, teman Dokter Meyda yang membuat kegiatan Bagi-bagi ilmu gratis di setiap libur panjang bersama ketiga temannya yang masih kuliah. Akhirnya Deni menawarkan diri membantu dalam ...
Move on
63      42     0     
Romance
Satu kelas dengan mantan. Bahkan tetanggan. Aku tak pernah membayangkan hal itu dan realistisnya aku mengalami semuanya sekarang. Apalagi Kenan mantan pertamaku. Yang kata orang susah dilupakan. Sering bertemu membuat benteng pertahananku goyang. Bahkan kurasa hatiku kembali mengukir namanya. Tapi aku tetap harus tahu diri karena aku hanya mantannya dan pacar Kenan sekarang adalah sahabatku. ...
Wannable's Dream
40100      5948     42     
Fan Fiction
Steffania Chriestina Riccy atau biasa dipanggil Cicy, seorang gadis beruntung yang sangat menyukai K-Pop dan segala hal tentang Wanna One. Dia mencintai 2 orang pria sekaligus selama hidup nya. Yang satu adalah cinta masa depan nya sedangkan yang satunya adalah cinta masa lalu yang menjadi kenangan sampai saat ini. Chanu (Macan Unyu) adalah panggilan untuk Cinta masa lalu nya, seorang laki-laki b...
Awesome Me
3317      1180     3     
Romance
Lit Academy berisi kumpulan orang-orang mengagumkan, sebuah wadah untuk menampung mereka yang dianggap memiliki potensi untuk memimpin atau memegang jabatan penting di masa depan. Mereka menjadi bukti bahwasanya mengagumkan bukan berarti mereka tanpa luka, bukti bahwa terluka bukan berarti kau harus berhenti bersinar, mereka adalah bukti bahwa luka bisa sangat mempesona. Semakin mengagumkan seseo...