Loading...
Logo TinLit
Read Story - Balada Cinta Balado
MENU
About Us  

Keesokan harinya aku kembali kerumahnya dan hari ini juga merupakan hari keduaku bekerja, pastinya aku harus lebih baik dari hari kemarin. Entah mengapa padahal pekerjaanku hanyalah menjadi supirnya tapi aku sangat bahagia sekali. Ya… semoga hari ini aku di mudahkan dalam bekerja apalagi sekarang adalah weekend pasti akan banyak godaan yang ku lihat selama bekerja. Memang hari ini tidak tahu apa yang akan aku lakukan. Tapi satu yang aku yakini diakan seorang perempuan pasti kalau tidak di jemput pacar, berbelanja ke mall bersama teman biasanya perempuan sangat menyukai yang namanya belanja dan salon. Pasti menunggunya berbelanja dan bersalon bagaikan menunggu jodoh.

Biasanya setiap weekend datang aku selalu pergi hangout bersama teman seharian penuh mengikuti langkah kaki tak bertitah ini, kini aku harus bersabar menunda itu semua karena aku mempunyai kewajiban yang tidak boleh di langgar olehku, untungnya teman dekatku sangat mengerti keadaanku sekarang jadi bisa lebih tenang melakukan pekerjaan ini. Meskipun tidak menampik aku lebih senang bersama Thanny ketimbang dengan temanku sendiri yang selalu meludahiku dengan laharnya.

Aku menghentikan mobil ini tepat di sebuah restoran. Thanny sangat terlihat gugup dan merapikan dirinya dengan sangat sempurna dari pakaian dan make up. Aku hanya duduk menunggunya di mobil sembari melamunkan diriku selama ini yang tidak menghasilkan apapun dan tidak memiliki kesibukan. Menonton berita, membaca Koran ataupun sibuk membuka laptop itulah yang sering aku lihat dari orang disekitarku bahkan sekarang ini, amun aku tidak suka ikut campur dalam pekerjaan mereka yang berbeli-belit. Setelah di pikir-pikir ternyata itu penting kalau melihat keadaanku yang sekarang ini. Aku sadar apa yang aku lakukan tapi hati ini tidak ingin tergerak sama sekali, intinya tidak ada niat untuk melakukannya sampai sekarang ini aku baru merasakan disaat seperti ini. Rasanya seperti tertiban batu meteor karena kabar buruk kakakku dan kini aku merasakan betapa susahnya kehidupan ini.

“Hey… Leonardo Dicaprio, mengapa senyum-senyum sendiri, sebegitu senangkah jadi supirku?” pukulan tangan Thanny yang menggebrak mobil mengagetkanku.

Sebenarnya aku sedang merasa malu melihat diriku sendiri tapi aku senang sekali menjadi supir Thanny karena dia bukan tipe cewek yang membosankan seperti yang kudengar dari para tetangga sebelah. Dan kini aku mengerti yang dimaksud Asbul dengan hyperaktif karena Thanny orang yang tidak mau diam, selalu menyibukkan diri sendiri rasanya tidak bisa jika tidak melakukan sesuatu. Hahaha… aku menjadi tidak yakin apa aku akan menjaganya atau menjaga hatiku sendiri.

“Ya ampun, apa dia selalu membawa baterai cadangan, gendang telingaku selalu berdengung jika dekat dengannya,” gumamku dalam hati.

Mendengar teriakan dan melihat ekspresi Thanny sepertinya ini bukan kasus biasa yang akan ditangani ditambah lagi dengan wajahnya seperti benang kusut dan perasaan yang gelisah. Kasus yang akan ku tangani hari ini sepertinya sangat gawat dan darurat pasti tidak akan mudah menjalaninya.

“Aku tidak menyangka mereka berani menusukku dari belakang, biarkan sajalah mereka menikmati kisahnya biarkan jentik jentik cinta itu tumbuh besar dan ketika dewi Amor menghampiri mereka, aku berharap dia akan memberikan yang terburuk untuk mereka karna telah membohongiku sekian lama setelah itu akan ku kirim dewa Ares untuk mengeksekusi mereka,” gerutu Thanny pada handphonenya yang membuatku merinding mendengar perkataannya.

Dengan tergesa-gesa Thanny langsung masuk ke dalam mobil kembali dan menyuruhku untuk cepat mengendarai mobil. Terlihat jelas wajahnya yang kuning langsat itu berubah menjadi menjadi merah padam karena memendam emosi yang tidak kuasa di tahan. Sepanjang perjalanan sesekali ia mengelus dada dan mengatur nafas. Mendengar ucapan Thanny, aku rasa Thanny sedang merasa sakit hati karena temannya merebut pacarnya dan berani bermain di belakangnya bahkan sampai membiarkan jentik nyamuk itu tumbuh besar, aku yakin setelah membesar jentik itu akan di biarkan menyengat mereka. Hahaha… sungguh kata sederhana dan menarik namun sangat menakutkan mengapa dia tidak menambahkan telur naga api biar sekalian di sembur. Hal itu akan terjadi jika Asbul disini.

“Berhenti disini!” Thanny langsung keluar dari membanting pintu mobil. “Tom cruiseeee…,” teriaknya memanggilku dengan lambaian tangannya. Perintah Thanny yang tegas sungguh membuatku bertambah yakin akan ada serangan bom nuklir yang memberikan efek radiasi yang tidak terhingga sama seperti kakak iparku jika sedang mengamuk.

Thanny langsung merangkul tanganku dengan kuat dan tersenyum seperti ingin membuktikan kalau dialah Viking sejati yang sesungguhnya. Melihat wajahnya aku tidak kuasa menelan ludah dan rasanya tenggorokanku pun mati rasa tidak berfungsi melihat betapa menyeramkannya tatapan lurus Thanny, begitupun dengan senyuman bagaikan penyihir hitam yang akan memberi kutukan.

Aku melangkah mengikuti irama hard metal kaki Thanny, aku terus memperhatikannya tanpa melihat arah jalanku sama sekali meskipun aku sering kena marah kakak iparku tapi jika melihat keadaan Thanny sekarang ternyata lebih menyeramkan dibanding kakak iparku. Thanny terus menggandeng tangan yang membuat jantungku dag dig dug tidak karuan, kalau terlalu lama dibiarkan seperti ini urat-uratku bisa kusut dan jantungku copot keluar.

Aku berhenti tepat di depan dua wanita dan seorang pria, jika dilihat dari mereka sepertinya diantara mereka ada pasangan kekasih dan tidak salah lagi sepertinya pria itu akan menjadi korban keganasan Thanny dan salah satu wanita itupun tidak kalah seram dengan Thanny.

“Thanny…?” ucap seorang wanita satunya yang terlihat gelisah melihat kedatangan Thanny.

Wanita lainya yang sama seramnya langsung merangkul lengan pria yang berada disebelahnya sama seperti yang sedang aku lakukan dengan Thanny

“Ya… Amy,” jawab Thanny dengan ramah namun di senyumnya masih terlihat jelas amarahnya.

“Siapa dia…?” tanyanya

“Temanku,” ucapnya meski tingkahnya seolah-olah memberitahu jika diriku lebih dari sekadar teman.

“Yang benar…,”ujar teman yang dipanggilnya Amy, wajahnya senyam senyum menggoda Thanny. Aku yakin ada udang dibalik seafood. Mereka pasti sudah bekerja sama merencanakan semua ini. Berarti disini aku dipastikan menjadi bahan percobaan para ilmuwan yang sedang meneliti manis, asam, asin, dan pahit cinta. Padahal selama ini yang aku rasakan selama hidupku adalah kutukan dari cinta.

“Maafnya tidak beritahu kalian, karena aku rasa akan ada yang mengakuinya jika aku kenalkan,” ujar Thanny santai disambung dengan rapalan mantra yang hanya terdengar dan diketahui olehnya sendiri.

“Hah…,” aku melotot, hatiku terkejut mendengar perkataan Thanny yang membuatku kaget dan seperti memberi harapan padaku, meskipun aku tahu ini hanyalah panggung drama kehidupan.

“Apa maksudmu? Jadi selama ini kau membohongiku!” pria itu kesal dan melepaskan rangkulan wanitanya.

Ya ampun berani bayar berapa dia untuk aktingku, yach… mau bagaimana lagi aku sudah ditakdirkan mempunyai wajah tampan nan eksotis, siapa coba yang berani menolaknya. Okelah cukup mengikutinya apa yang ingin Thanny lakukan dan katakan meskipun aku tidak tahu apa yang terjadi diantara mereka, cukup mengikuti skenario mereka tanpa mengatakan sepatahkatapun karena tidak dibayar, mungkin lebih tepatnya hanya untuk melindungi diri saja karena takut salah bicara bukannya cari jalan keluar malah masuk jurang apa lagi dengan majikan yang seperti ini aku bisa dimusnahkan. Ahahhaha….

Thanny langsung mengangkat tangannya ketika melihat raut wajahnya yang kesal. “Oh ya… kalian tidak perlu klarifikasi, aku mau jemput Amy kesini,” ujar Thanny kepada pasangan yang sudah mengkhianatinya. “Tapi jujur aku salut dengan acting kalian. Terima kasih, dengan semua ini aku bisa membedakan mana bunga anggrek dan benalu," ucap Thanny tenang, namun bagiku kata-katanya sangat garang.

“Sudahlah lebih baik kita pergi.” ucapku mencoba menjadi penengah agar keadaan tidak memanas, kenyatannya aku ingin cepat kelar.

“Oke… ayo Amy."

“Tunggu…," panggil lelaki yang masih ingin menjelaskan sesuatu padanya.

“Selama ini aku tidak pernah mengatakan “Aku mencintaimu”,” Thanny langsung menjawabnya tanpa memberinya kesempatan.

“Apa kau bilang…,” lelaki itu terkejut mendengarnya.

Dengan cepat Thanny langsung menggandengku ditangan kirinya dan Amy ditangan kanannya. “Amy kau tidak akan mengambil temanku kan?” ucap Thanny menyindir seraya berjalan menuju mobil. Thanny mengelus dada dan mengatur nafasnya, matanya terlihat memerah dan membendung air matanya. Hatinya sungguh sakit karena telah diperlakukan oleh teman dan pacarnya. Meski hal itu sudah sering dan biasa terjadi bagai cerita klasik tapi tetap saja menyakitkan.

“Apa yang tadi aku lihat itu kau,” Amy terkejut.

“Memangnya kenapa?” ucap Thanny mengibas rambutnya. “Perkenalkan namaku Thanny Lawrence."

Aku menaikan alisku dan memelototkan mataku mendengar perkataan Thanny yang serasa Artis papan Hollywood hanya karena mendapatkan pujian dari temannya. Aku cukup salut meski jelas ia tersakiti, ia masih bisa bercanda seperti itu, bahkan Amy temannya seolah tidak ingin terus membahas hal yang pasti menyakitkan juga baginya. Walau ia bukanlah pemeran utama ataupun pembantu tapi selama ini ia pasti menjadi penonton utama yang menyaksikan kisah mereka.

Aku langsung menstarter mobil dan langsung tancap gas seraya mendengar percakapan mereka yang sama sekali tidak ingin ku dengar namun terpaksa harus kudengar juga. Lama kelamaan aku terbawa suasana dan tertarik mendengar curhatan mereka. Jujur sangat memalukan sekali aku mendengar gosip seperti ini walau aku juga menikmatinya, rasanya sangat seru.

“Kau hebat sekali, aku tidak menyangka kau bisa berakting seperti itu,” Puji Amy terus menerus dan bertepuk tangan karena aksi Thanny yang juga memang mengejutkanku, tapi mendengar pujian Amy aku tidak tahu apa aku harus bangga atau kesal.

“Ehh… tadi itu aku serius, kalau ada naga api aku akan berikan kepada mereka sebagai hadiah, apinya saja, naganya tidak.”

Thanny masih kesal dan emosi.

“Yang tadi itu serius, kau terlihat menyeramkan sekali, berarti benar dia calon pacarmu?” Amy lebih terkejut lagi dengan keberadaanku yang mungkin baru kali ini dilihattnya.

“kecuali dia," suara Thanny mulai merendah menunjukku.

“Wuiihhh… tapi dia tampan juga. Hehhehe.…”

“Kau mau ambil juga!” ucap Thanny ketus.

“Biasa saja mukanya kali,” ujar Amy ikut ketus.

Aku hanya tersenyum merekah berbunga-bunga didalam hati, meski Amy tidak mengatakan aku tampanpun, pastinya aku sudah tahu itu, mau bagaimana lagi sudah takdir jadi orang tampan. Setelah insiden tadi Thanny tidak bisa menyeimbangkan tubuh dan hatinya. Ia menyandarkan kepalanya dan memejamkan matanya. Memang benar Thanny orang yang pintar bahkan aku juga tidak menyangka jika dia bisa membaca pikiranku. Sampai sekarang aku masih belum yakin apa aku harus menjaganya atau harus menjaga hatiku tentang perasaan ini. Apalagi jika Asbul juga menyukainya ini bisa menjadi perang jagat raya, aku dan Asbul bisa saling lempar planet dan bebatuan luar angkasa. Lebih seramnya lagi bisa-bisa Asbul memakanku mentah-mentah bak Black Hole. Aku hanya berharap sebelum rasa ini tumbuh semakin besar padanya aku tidak akan lagi bertemu dengannya. Aku tidak ingin merasakan sakit ataupun menyakitinya. Kehidupan itu bagaikan melihat cermin terkadang kita harus teliti melihat yang dibelakang dan memperhatikan dengan jelas apa yang ada didepan.

Untuk pertama kalinya lagi aku merasakan hal ini, rasa yang dulu pernah hilang dan aku pikir tidak akan mungkin kembali lagi. Rasa yang tidak ingin aku lupakan dan tidak ingin aku rasakan kembali, karena kenangan indah itu cukup menyakitkan untuk diingat kembali. Wajah itu masih tidak bisa aku lupakan dan benar-benar membuatku tersenyum. Wajah yang sangat berbeda dari yang kulihat dilayar kaca, majalah, baliho dan lainnya.

Aku fokus menyetir mobil dengan majikanku dan temannya yang sedang asyik tidur, menguap dan hampir mengeces. Perjalanan masih lumayan jauh untuk sampai kerumah Thanny tapi dipertengahan jalan, Amy terbangun dan memintaku untuk mengantarnya terlebih dahulu kerumahnya tanpa harus membangunkan Thanny yang sangat terlelap dalam tidurnya.

Amy mengucapkan terima kasih dan memberikan wejangan padaku untuk menjaga Thanny, tapi ketimbang nasihat itu lebih mirip peringatan atau ancaman seolah aku seorang kriminal tindak kejahatan. Setelah mengantar Amy, tanpa sepengetahuan Thanny aku mengajaknya kesuatu tempat, tempat dimana orang akan merasakan ketenangan dan kedamaian dalam keheningan bila melihatnya, walau aku menculiknya aku masih memegang teguh peringatan Amy. Tempat itu adalah tempat favoritku bahkan Asbul dan Totopun tidak mengetahui tempat pelarianku yang sebenarnya. Tempat rahasia yang hanya aku dan keponakan kecilku yang mengetahui tempat ini, itupun jika sedang akur aku bisa membawanya. Thanny masih terlelap dalam tidurnya, anggap saja ini hadiah dariku meski aku tidak mengutarakannya, karena esok hari adalah hari terakhirku bekerja dan setidaknya aku mempunyai kenangan bersamanya dan memberikan kesan yang mungkin tidak akan terlupakan olehku dan berharap olehnya juga.

Thanny terlihat lebih tenang dibanding sebelumnya. Thanny sangat tegar meskipun aku merasa hatinya sangat rapuh dan sedih. Thanny berpura-pura menjadi orang yang kuat dihadapan orang yang telah mengkhianatinya tapi sebenarnya dia sakit untuk mengatakan semua yang tadi dia ucapkan. Itulah Thanny yang aku lihat hari ini, dia menjadi tembok yang besar dan kokoh padahal dibalik tembok itu deburan ombak air yang keras sedang menghantamnya, aku juga tidak tahu pasti apa yang aku katakan dan pikirkan tapi itulah yang aku rasakan. Setidaknya yang pasti aku merasakan rasanya kehilangan orang yang aku cintai.

Aku menghentikan mobil tepat disamping batu yang besar yang biasa aku gunakan untuk duduk bersandar, namun kali ini aku cukup membuka pintu mobil duduk dan bersandar dimobil menjaga Thanny yang masih tertidur lelap. Aku ingin melihat ekspresi Thanny ketika melihat sebuah pertunjukan yang sengaja aku berikan sebagai tanda terima kasih.

Bulu matanya yang lentik dan panjang perlahan membuka, cahaya senja sore hari menyinari bola matanya yang berwarna coklat. Ia menyipitkan mata dan mengusap-usap wajahnya yang masih terkantuk. Iapun langsung terpukau melihat sinar keajaiban tuhan yang sebentar lagi tenggelam kedalam lautan.

“Wuahhh…indah.” Thanny membuka sebagian kacanya dan tersenyum melihatnya. “Indahnya tidak kalah denganku."

Aku tertawa kecil mendengar ucapannya yang sangat percaya diri, seolah-olah ia telah melupakan kejadian sebelumnya.

“Heh… Ryan gosling. kau ingin menculikku," mata Thanny melotot dan memfokuskan kearahku.

Hah....

“Atau kau… Thanny langsung melihat ketubuhnya dan memeluk dirinya sendiri,"

“Heh apa maksudmu?” ucapku melihat tingkahnya yang mengkhawatirkan.

“Hey… Kenapa dengan wajahmu?” ucapnya tersenyum meledek.”Aku tidak mengatakan apapun. Mengapa mimik wajahmu seperti itu?."

“Mungkin 30% pikiranku saat ini ingin bersamamu,” gumamku dalam hati. “Ya sudah pulang,” aku langsung masuk kedalam mobil, sangat menjengkelkan sekali padahal matahari terbenam ini belum sepenuhnya hilang dari pandanganku.

Momen ini sangat aku tunggu tapi ternyata aku terlalu berharap untuk membuatnya bahagia. Aku pikir dia akan senang bila aku berikan sebuah pemandangan indah dan menakjubkan. Padahal kebanyakan wanita menyukai hal seperti ini tetapi dia ternyata berbeda. Alien saja ingin merebut bumi karena terlalu indah tapi dia tidak bersyukur sama sekali diberi kesempatan seperti ini. Oke… lain kali lebih baik aku mengajak Alien daripada dia. Aku langsung menderukan mobil tapi disaat yang bersamaan Thanny tiba-tiba keluar dari mobil, berlari ke tepi pantai.

“Hei apa yang kau lakukan?” aku berlari mengejarnya.

“Kau sudah menculikku kenapa tidak menikmatinya,” ucap Thanny tersenyum.

“Ya Tuhan kuatkan imanku,” aku menghela nafas. “Apa maksudnya, aku bukan lelaki seperti itu."

Thanny mengerutkan keningnya, “Memangnya apa yang aku katakan tentangmu?."

“Hah...baiklah,” aku menyerah, aku tidak menyangka belum jadi pacar saja sudah dipermainkan oleh kata-katanya. Dia memang wanita yang tangguh diberi tantangan malah balik menantang. Namun bagaimanapun dia tetap cantik dan aku tidak bisa berbohong mengenai hal itu, lebih parahnya lagi aku justru menyukai hal itu darinya. “Tetapi mengapa dia tiba-tiba berbicara lembut seperti itu."

Melihat tingkahnya yang seperti menggingatkanku kepadanya. Wanita yang cuek, tidak punya rasa takut dan sangat jelas terlihat kuat. Kenangan ini kembali hadir, aku merasa senang dan mengingatnya kembali aku merasa sakit. Aku menghampirinya yang sedang asyik bermain di pinggir pantai. Ia tertawa, menelantangkan tangan, bermain air, pasir dan berlari kesana kemari. Ia begitu bahagia. Wajah itu… itu adalah wajah yang aku lihat dari Katana meski tingkahnya melebihi keponakanku. Wajahnya yang penuh kejujuran, wajah yang selalu ia tunjukkan dihadapanku dan tidak pernah ia lakukan hal itu didepan orang lain atau mungkin itu hanya perasaanku saja karena aku sering menghabiskan waktu bersamanya, tidak hanya disekolah tapi diluar sekolah, bahkan ada waktu luangpun aku sempatkan untuk bertemu, karena tidak ada waktu luang pun, aku selalu luang-luangkan.

“Langit, matahari, padang rumput. Mereka semua memberikan 1 warna tapi memberikan sejuta keindahan, ketenangan dan kebahagiaan. Manusia memberikan banyak warna tapi jarang memberikan keindahan yang ada dalam dirinya meski mereka mempunyai hal itu. entah itu mereka tidak mengetahuinya, tidak ingin mengetahuinya atau tidak ingin diketahui oleh orang lain.” Thanny menyilangkan kedua tangan dibawah dadanya dan menatap lurus matahari yang perlahan mulai menghilang.

“Seburuk apapun cinta, ia pernah memberikan kebahagiaan dan kenangan sebagai hadiah terbesar yang tidak mungkin bisa terlupakan. Seperti halnya dirinya, bagiku, dia adalah matahari disiang hari yang memberikan kehangatan, bulan dimalam hari yang memberikan kedamaian, aurora di tengah salju yang memberikan keindahan, oase dipadang rumput yang memberikan kesejukan dan pelangi setelah hujan yang memberikan senyuman. Namun aku tidak akan membiarkannya menjadi kabut dilautan karena dia adalah warna yang selalu memberikan kecerian kepada diriku ataupun orang lain, tapi aku tidak menyangka ia justru memberikan kabut untukku yang membuatku kehilangan padangan dan tersesat,” kataku ikut terhanyut dalam perasaaan Thanny.

“Sepertinya dia adalah wanita yang sangat special bagimu?” Tanya Thanny penasaran.

“Itu dulu, mungkin juga masih berlaku sampai saat ini. Aku rasa ia sudah melupakan hal itu atau bisa juga ia sudah tidak mengingatku."

“Oh ya….”

Aku hanya terdiam mendengar perkataan Thanny yang sangat panjang sekali setidaknya itu bisa membuat Thanny lebih tenang daripada sebelumnya yang sangat berat memikirkan hal itu. Kenyataan memang seperti itu aku merasakan banyak warna ketika aku sedang bersamanya tapi setelahnya aku hanya bisa merasakan warna yang kini selalu melekat padaku dan sulit untuk aku hilangkan. Bahkan terkadang aku seperti pengecut yang selalu ketakutan setiap kali mengingat wajahnya. Karenanya sampai sekarang ini aku takut berhadapan dengan wanita, takut akan terjadi hal semacam ini, karena ketakutanku aku tidak bisa bekerja dengan benar. Aku sudah mencoba bekerja tapi setiap kali ada wanita yang menyukaiku bayang-bayang itu kembali menghantuiku. Akhirnya aku memutuskan untuk berhenti bekerja. Semenjak saat itu, aku tidak dilukai wanita ataupun melukai wanita, karena pekerjaanku hanya mondar-mandir di rumah dan basecamp. Oh tidak, ada 2 wanita yang aku lukai dan melukaiku yaitu kakak ipar dan keponakanku.

Thanny berjalan membelakangi lautan. Ia berjalan ke arah mobil, ia tersenyum dengan wajah yang murung. Aku mengkutinya dari belakang. Hari ini telah berakhir begitupun dengan kisah cintanya yang telah berakhir juga. Ia menyadarkan tubuhnya dengan lemah dan kembali memejamkan matanya. Aku menghidupkan dan kembali mengantarkan Thanny pulang kerumah.

“Bisakah kau fokus menyetir tanpa menatap aku!”

Tidak kusangka ternyata dia sadar jika aku sering melihatnya dari kaca yang ada didepanku. “Sok tahu kamu ini," sanggahku. “Kapan dia menyadari hal itu?”

Sepertinya Thanny masih belum bisa melupakan kejadian tadi. Matanya selalu melihat kearah luar jendela dengan tatapan hampa tapi kurasa mata hatinya selalu mengingat laki laki dan temannya itu. Bagaimana tidak teman dekatnya sendiri menusuknya dari belakang dengan lelaki ia cintai selama ini, jika itu terjadi padaku takkan kuterima begitu saja. Aku juga pasti merasa sakit, hal itu juga yang aku takutkan jika aku menyukai Thanny. Tapi aku sedih mengapa cowok itu berani menyakiti Thanny membuat reputasiku sebagai cowok tercoreng karena akibatnya. Tapi bagaimanapun juga kucing takkan berpaling jika dihadapannya ada ikan. “Apa yang sebenarnya aku pikirkan?”

Sampai saat ini aku masih belum mendapat pacar, bukan karena aku tidak normal atau tidak ada wanita yang menyukaiku, selain karena aku melihat kakak iparku yang tegas bukan kepalang, mungkin itu salah satunya yang menjadi bahan pertimbanganku, karena aku takut dan tidak berani menatap kakak iparku jika ia sedang marah. Jika aku mengatakan didepan Asbul pasti dia akan mengatakan “Alahhh… hanya alasan saja”. Cukup sekali dalam seumur hidupku aku mengalami hal itu, meski begitu kakak iparku sangat baik dan cukup perhatian. Kalau dipikir-pikir Mungkin karena hal ini juga yang membuat Tito sering berganti cewek, membiarkan orang yang melihatnya berpikiran negative terhadapnya padahal dalam hatinya bisa jadi dia juga menginginkan wanita yang benar-benar tulus mencintainya meskipun Toto sang kakak sering kesal terhadap adiknya karena ia merasa risih dengan adiknya yang selalu berganti cewek. Sebagai kakaknya ia tahu adiknya takkan melakukan hal-hal yang lebih jauh lagi tanpa berpikir. Hal itu juga yang menjadi dasar pertimbanggan kebebasannya.

Karena itulah bagiku cinta itu hanya sebuah tong kosong tanpa pengertian apapun karena pengertian cinta itu datang dari orang yang sedang merasakan penderitaan dan kebahagian karena cinta. Jika merasa bahagia mereka akan mengatakan cinta itu buta dan hanya milik kita berdua, tapi lain ceritanya jika merasa sakit hati mereka akan mengatakan cinta itu brengsek dan menyebalkan. Bagiku rasa sayang lebih abadi di banding cinta, rasa sayang hanya memiliki arti positif yaitu memberikan kebahagiaan kepada siapapun tanpa harus ada status karena selama ini aku tak pernah mendengar sayang itu buta berbeda dengan cinta yang memiliki banyak arti. Hahhahha… Tapi karena itu aku mengerti jika cinta memiliki makna lebih dari sebuah sayang.

“Terima kasih untuk sunset hari ini, tadi itu benar-benar indah dan mengagumkan,” ucap Thanny tersenyum sesampainya dirumah.

 “Oh iya sama-sama,” ucapku tersenyum dengan terkejut. “Huffthh… Mengapa tidak kau katakan dari tadi kalau kau merasa senang, dasar wanita."

Sore ini akhirnya berakhir menyenangkan. Thanny yang awalnya menyedihkan dan menyebalkan ternyata bisa berubah menyenangkan. Aku senang sekali ketika ia berterimakasih padaku, rasanya musim ini seketika seperti musim gugur, bunga dan daun berjatuhan merayakan kebahagiaanku, bahkan debupun tidak ingin kalah ia buru-buru langsung menerpaku, tidak tanggung ia langsung masuk kedalam mataku. Meski aku belum pernah merasakan musim gugur tapi seperti itulah yang kulihat di TV. Pasti malam ini aku akan bermimpi indah. 

Dan untuk pertama kalinya lagi aku bisa berbicara dengan seorang wanita tanpa merasakan canggung ataupun hal lainnya. berbicara dengannya sama seperti aku berbicara dengan kakakku, aku seperti sudah mengenalnya sangat lama. Aku senang sekali dengan pertemuan hari ini. Entah mengapa sesuatu yang singkat dan sedikit itu sangat menyenangkan dan cepat berakhir.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (5)
  • nuratikah

    Keren kak

    Comment on chapter 01. Seperti Puzzle
  • qarinajussap

    @ShiYiCha ya maacih neng... Masih belajar neng... Belum ahli... đźđź‚

    Comment on chapter 01. Seperti Puzzle
  • ShiYiCha

    Hai, Kak. Aku suka cerita ini. Lucu, ngakak bacanya. Humornya sukses. Buat saran, mungkin bisa diperbaiki lagi tentang tanda baca dan dialog tagnya, Kak. Cemangatt

    Comment on chapter 01. Seperti Puzzle
  • qarinajussap

    terima kasih banyak ba. kalau ada saran dan kritik boleh ba jotos-jotos ke chat aku ya....

    Comment on chapter 01. Seperti Puzzle
  • dede_pratiwi

    nice story :)

    Comment on chapter 01. Seperti Puzzle
Similar Tags
Puisi yang Dititipkan
518      342     2     
Romance
Puisi salah satu sarana menyampaikan perasaan seseorang. Puisi itu indah. Meski perasaan seseorang tersebut terluka, puisi masih saja tetap indah.
Rumah Laut Chronicles
2674      1136     7     
Horror
Sebuah rumah bisa menyimpan misteri. Dan kematian. Banyak kematian. Sebuah penjara bagi jiwa-jiwa yang tak bersalah, juga gudang cerita yang memberi mimpi buruk.
Chasing You Back
407      286     1     
Romance
Sudah 3 tahun, Maureen tidak pernah menyerah mengejar pangeran impiannya. Selama 3 tahun, pangeran impiannya tidak mengetahui tentangnya. Hingga suatu saat, Pangeran Impiannya, Josea Josh mulai mendekati Maureen? Hmmm ..
R.A
2316      1156     2     
Romance
Retta menyadari dirinya bisa melihat hantu setelah terbangun dari koma, namun hanya satu hantu: hantu tampan, bernama Angga. Angga selalu mengikuti dan mengganggu Retta. Sampai akhirnya Retta tahu, Angga adalah jiwa yang bimbang dan membutuhkan bantuan. Retta bersedia membantu Angga dengan segala kemungkinan resiko yang akan Retta hadapi, termasuk mencintai Angga. - - "Kalo nanti ka...
Ręver
7197      1958     1     
Fan Fiction
You're invited to: Maison de rve Maison de rve Rumah mimpi. Semua orang punya impian, tetapi tidak semua orang berusaha untuk menggapainya. Di sini, adalah tempat yang berisi orang-orang yang punya banyak mimpi. Yang tidak hanya berangan tanpa bergerak. Di sini, kamu boleh menangis, kamu boleh terjatuh, tapi kamu tidak boleh diam. Karena diam berarti kalah. Kalah karena sudah melepas mi...
Antara Jarak Dan Waktu
14892      2435     3     
Romance
Meski antara jarak dan waktu yang telah memisahkan kita namun hati ini selalu menyatu.Kekuatan cinta mampu mengalahkan segalanya.Miyomi bersyukur selamat dari maut atas pembunuhan sang mantan yang gila.Meskipun Zea dan Miyomi 8 tahun menghilang terpisah namun kekuatan cinta sejati yang akan mempertemukan dan mempersatukan mereka kembali.Antara Jarak Dan Waktu biarkan bicara dalam bisu.
A & B without C
266      234     0     
Romance
Alfa dan Bella merupakan sepasang mahasiswa di sebuah universitas yang saling menyayangi tanpa mengerti arti sayang itu sendiri.
Thantophobia
1397      789     2     
Romance
Semua orang tidak suka kata perpisahan. Semua orang tidak suka kata kehilangan. Apalagi kehilangan orang yang disayangi. Begitu banyak orang-orang berharga yang ditakdirkan untuk berperan dalam kehidupan Seraphine. Semakin berpengaruh orang-orang itu, semakin ia merasa takut kehilangan mereka. Keluarga, kerabat, bahkan musuh telah memberi pelajaran hidup yang berarti bagi Seraphine.
Alice : The Circle Blood
2697      933     3     
Fantasy
Penelitian baru dan kejam membuat murid di Munnart University dipenuhi dengan ketakutan. Pihak Kerajaan Mtyh telah mengubah segala sistem kerajaan dengan sekejap mata, membuat makhluk-makhluk di luar teritori Negeri Alfambell bertanya-tanya akan sikap Sang Ratu. Alice adalah makhluk setengah penyihir. Perempuan itu salah satu yang berbeda di Munnart, hingga membuat dirinya menjadi sorotan murid-...
Bad Wish
29525      2502     3     
Romance
Diputuskan oleh Ginov hanya satu dari sekian masalah yang menimpa Eriz. Tapi ketika mengetahui alasan cowok itu mencampakkannya, Eriz janji tidak ada maaf untuknya. Ini kisah kehilangan yang tidak akan bisa kalian tebak akhirnya.