“Akk!” Rayn memekik ketika aku membanting tubuhnya di atas matras. Ini akan menjadi malam akhir pekan yang sangat panjang karena aku harus berlatih dengan Rayn, Ricci, Dyne, dan Adia. Aku membuat mereka melawanku secara bergantian. Berkali-kali terjatuh dan terlempar di atas matras tidak membuat mereka merengek dan meminta untuk menyudahi latihan. Aku menyukai semangat mereka.
“Okey, kita istirahat sebentar.” Mereka membaringkan badan mereka di lantai ketika mendengar intruksi dariku. Nafas mereka begitu cepat, aku yakin mereka cukup lelah. “Aku rasa cukup untuk hari ini.”
“Apa kau melakukan hal seperti ini setiap hari?” tanya Adia. Aku hanya mengangguk. “Sejak kapan kau berlatih seperti ini?”
“Sejak usiaku 7 tahun.”
“Apa?!” mereka terlihat cukup terkejut dengan jawabanku.
“Dan diusiaku yang ke 9, aku mendapatkan sabuk hitam untuk karate dan taekwondo.” Aku menambahkan dan semakin membuat mereka tak percaya. Melihat ekspresi tak percaya mereka membuatku ingin tertawa. “Diusiaku yang ke 12, aku berhasil menyelesaikan pelatihan militer untuk usia di atas 23 tahun. Dan diusia yang sama, aku mendapat lesensi A untuk menembak.”
“Bagaimana bisa orang tuamu membuatmu melakukan semua itu?” tukas Dyne. Menyadari kalau dia sudah mengetahui kalau kedua orang tuaku sudah meninggal sejak kecil, ia segera mengoreksi ucapannya.“Maaf Blaire, aku tidak bermaksud.”
“Tidak apa-apa Dyne.”
Rayn keluar mengambil camilan dan minuman untuk kami. Aku ikut membaringkan badanku di lantai bersama mereka. “Kenapa kalian tiba-tiba ingin berlatih denganku?”. Tanyaku pada mereka.
“Di sekolah ada sekelompok anak yang sangat suka membuat onar. Sebagian besar dari mereka adalah senior di sekolah kita. Di hari pertama, kami menjadi salah satu sasaran mereka, dan kami tidak bisa melakukan apa-apa. Mereka mengambil uang dan barang milik kami yang mereka sukai. Kami tidak bisa menolak atau melawan, karena kalau kami melakukan itu, mereka akan memukuli kami.” Ricci mengambil nafas sejenak sebelum melanjutkan ceritanya. “Ada salah satu junior yang pernah menolak permintaan mereka dan diapun harus dirawat di rumah sakit karena patah tulang lengan dan rusuk.” Jelas Ricci.
Aku merasa jengkel setelah mendengar cerita mereka. “Ada aku sekarang, kalian tidak perlu khawatir.” Aku berfikir untuk mulai membangun alarm guardianku untuk mereka agar aku bisa membantu mereka ketika mereka membutuhkanku.
Tidak lama kemudian Rayn datang membawa camilan dan minuman. Kami duduk bersama dan menikmatinya. Kami membicarakan banyak hal. Kami juga merencanakan untuk melakukan camping, menginap di vila milik keluarga Adia, pergi ke konser, menonton film dan lain-lain pada akhir pekan-akhir pekan yang akan datang. Hal-hal yang tidak pernah aku lakukan sebelumnya.
Bel rumah tiba-tiba berbunyi. “Siapa yang datang malam-malam begini?” Rayn keluar untuk membuka pintu dan kami semua mengekor dibelakangnya. Begitu Rayn membuka pintu, ada seorang pria muda yang berusia sekitar 20 tahunan berdiri di depan pintu. Di belakangnya berdiri 2 orang, lelaki dan perempuan yang aku kenal sebagai kaumku, guardian. Mereka memakai pakaian hitam dengan dasi merah yang menandakan bahwa mereka adalah guardian bagi para vampire, dan aku dapat memastikan pria muda yang berdiri di depan mereka pastilah salah satu dari kaum vampire.
“Kalian siapa dan ada perlu apa malam-malam datang kemari?” tanya Rayn.
“Maaf, apa boleh kami masuk?”
“Tidak.” Aku menyela permintaan vampire yang tidak aku kenal itu. Karena invitation bagi para vampire akan menempatkan keluarga Rayn dalam stuasi yang tidak aman di dalam rumah mereka sendiri. “Mereka mencariku Rayn. Kalian masuklah.” Vampire itu mengangguk mengiyakan.
Aku melangkah keluar dan melihat sebuah limosin sudah menunggu di depan pintu gerbang. Rayn, Ricci, Dyne, dan Adia masih tetap berdiri di tempat mereka.
“Kenapa kalian mencariku?” Aku menekankan pada kata ‘kalian’, dimana kata ‘kalian’ aku tujukan pada kaum vampire.
“Kakek nona ingin bertemu nona di kediamannya.” Jawabnya.
“Kakekku? Aku tidak ingat kalau kakekku mempekerjakan kalian.”
“Yang saya maksudkan bukanlahtuan Bailey, tapi tuan Scoonhoven yang ingin bertemu nona. Kakek anda dari keluarga Cromwell juga tengah menunggu anda di kediaman tuan Scoonhoven.”
***
Ketika matahari sudah tinggi memperlihatkan nyalinya, aku tiba di kediaman keluarga yang tidak pernah aku kenal sebelumnya. Kediaman Scoonhoven sangat besar, layaknya kastil bergaya modern. Halaman depannya cukup luas dan dipenuhi dengan bunga mawar merah dan patung-patung cupid serta air mancur besar yang berada di tengah-tengah halaman.
Mobil berhenti tepat di depan pintu utama. Seorang guardian yang datang bersamaku membuka pintu limosin untukku. Ketika aku keluar dari limosin, aku melihat beberapa guardian berdasi biru dan merah berdiri di depan pintu melakukan penjagaan. Jika guardian berdasi biru berada di kediaman kaum vampire, itu berarti seorang witch berada di sana. Dan aku tau kalau pemimpin para witch juga tengah menungguku bersama dengan pemimpin para vampire.
Sebelum sempat aku memegang gagang pintu, pintu terbuka dari dalam. Cedric muncul dari balik pintu bersama dengan seorang wanita. “Hei..” Cedric menyapaku dan memberiku pelukan singkat. “Kita bertemu lebih cepat dari perkiraanku.”
Aku hanya tersenyum. Perhatianku tertuju pada wanita yang tengah berdiri di samping Cedric. Ekspresinya terlihat sendu dan terlihat tengah menahan sesuatu yang ingin keluar dari matanya. “Hei Blaire. Akhirnya kita bisa bertemu.” Ketika berbicara, itu membuatnya tidak bisa menahan air matanya untuk keluar. Mendengar isakannya yang tidak terlalu keras, Cedric melepaskan pelukanku dan memberiku isyarat untuk memberikan perhatianku padanya. Aku tidak berfikir banyak, yang aku lakukan hanya mendekat padanya dan memeluknya erat.
“Hei Clark. Senang bertemu denganmu.” Aku melepas pelukanku dan melihatnya. Pipinya basah oleh air mata. Aku menyeka air matanya dengan tanganku. “Aku tidak pernah berfikir kalau aku akan memiliki kakak perempuan sepertimu.” Clark tersenyum, dan senyumnya menular padaku dan Cedric.
Mereka membawaku masuk ke dalam rumah, melewati lorong dengan banyak lukisan-lukisan kuno. “Jadi, kenapa tiba-tiba aku dipanggil kemari?” tanyaku pada mereka berdua.
“Karena kau sudah mengetahui siapa kau sebenarnya, maka tidak ada alasan lagi bagi kakek untuk menyembunyikanmu sebagai bagian dari keluarga ini. Ini juga demi keselamatanmu.” Cedric menjelaskan.
“Cedric, kau yang memberitahu mereka?”
“Aku hanya mengatakannya pada Clark. Rone yang telah memberitahu Gordon, dan Gordon memberitahukannya pada kakek.”
“Kakekku ada di sini?” Sebelum Cedric sempat menjawab, aku melihat kakekku berjalan menuju ke arahku. Melihat kakekku datang, Cedric dan Clark berjalan meninggalkanku dan masuk ke sebuah ruangan yang berada di ujung koridor. Kakek membawaku duduk sejenak sebelum kami menemui kedua kakekku yang lain.
Kami terdiam sejenak. Tidak ada yang memulai pembicaraan. Aku melihat raut wajah kakek yang terlihat lelah dan tidak senang. “Loyard Scoonhoven dan Grey Cromwell adalah kakek kandungmu, kau sudah mengenal mereka sebagai pemimpin para vampire dan witch.” Tukas kakek, aku hanya diam dan mendengarkan. “Sepertinya kau sudah mengenal kedua saudaramu, Cedric dan Clark.” Aku hanya mengangguk. “Dan kedua orang tuamu-“
“Black Scoonhoven dan Claire Cromwell. Aku juga sudah mengetahuinya kakek.” Aku memotong penjelasan kakek.
“Baguslah kalau kau sudah mengerti. Mulai sekarang kau akan berada bersama keluargamu yang sesungguhnya.”
Kakek membawaku memasuki ruangan, dimana ia akan menyerahkanku pada keluargaku yang sebenarnya. Entah kenapa aku tidak merasa sedih atau marah karena merasa dibohongi oleh kakek, aku hanya memposisikan diriku untuk menerima kenyataan yang ada di depan mataku. Aku tidak merasa sedih karena harus meninggalkan Kakek dan Rone, karena ini tidak berarti aku akan pergi jauh dari kakek dan Rone, aku hanya berpindah tempat untuk tinggal.
Aku tau kalau aku belum mengenal keluarga kandungku, karena itu aku akan berusaha mengenal mereka. Setelah mengenal Cedric dan Clark sesaat, aku merasa bahwa tempatku adalah bersama mereka. Aku merasakan adanya sebuah ikatan sejak pertama aku berbicara dengan mereka.
Begitu memasuki ruangan, kedua kakekku berdiri menyambutku, tapi aku hanya diam membeku karena tidak tau bagaimana aku akan menyapa mereka.Aku juga melihat Clark dan Cedric di sana.
“Peluk mereka seperti kau memelukku Blaire.” Aku terkejut mendengar suara Clark yang tak terdengar di telinga. Dia berbicara melalui ikatan batin kami. Aku bisa melihat Clark tersenyum ketika menyadari bahwa aku bisa mendengar suaranya. Ini pengalaman pertama bagiku berbicara melalui ikatan batin.
Seperti saran Clark, aku mendekat ke arah kakek Loyard. “Hai Kakek.” Aku memberinya pelukan seperti yang aku lakukan pada Clark.
“Cucuku.” Kakek Loyard membalas pelukanku dan mencium puncak kepalaku. Setelah itu aku beralih pada Kakek Grey.
“Senang bisa bertemu denganmukakek.”
“Senang bisa bertemu denganmu juga, cucuku.” Seperti halnya Kakek Loyard, Kakek Grey mencium puncak kepalaku.
Kami duduk di sofa di dekat perapian, sementara itu aku membiarkan kakek Bailey keluar dari ruangan, meninggalkanku bersama keluargaku. Walaupun kami tidak memiliki ikatan darah, dia tetaplah kakek terbaikku.
“Bagaimana hari pertamamu di sekolah Blaire?” pertanyaan pertama yang keluar dari Kakek Grey.
“Sangat menyenangkan. Tidak terlalu buruk untuk sekolah para mees.”
“Kau pergi ke sekolah menggunakan sepeda tanpa sepengetahuan Bailey.” Lanjutnya.
“Kakek tau?”
Kakek Grey mengangguk. “Kau membuat kakekmu ini takut.”
“Takut kenapa?”
“Kau bisa saja celaka di jalan Blaire.” Aku bisa melihat kekhawatirannya itu. Aku tau dia bermaksud untuk menjagaku tetap aman, karena dia kakek yang sangat menyayangi cucunya. Aku hanya tersenyum menyadari itu.
“Blaire, bagaimana kalau kau bergabung bersama Cedric dan Clark di akademi?” tanya Kakek Grey.
“Aku harus meninggalkan sekolahku yang sekarang?” Kakek Grey hanya mengangguk. Anggukannya aku balas dengan gelengan kepala. “Aku menyukai sekolahku yang sekarang kakek. Setidaknya akusudah memiliki tiga orang teman di sana.” Aku mulai tidak menyukai pembahasan ini.
“Biarkan dia melakukan apa yang dia inginkan Grey.” Tukas Kakek Loyard yang akhirnya mengeluarkan suaranya.
“Bagaimana dengan keamanan di sana Loyard?”
“Kita bicarakan ini di ruanganku.” Kakek Loyard membawakakek Grey ke ruang kerjanya, meninggalkan aku bersama dengan Cedric dan Clark.
“Kau akan tinggal bersamaku di sini Blaire, kakek sudah memutuskannya.” Tukas Clark. Aku tidak keberatan dengan itu. Clark membawaku melihat-lihat seisi rumah. Membutuhkan waktu cukup lama karena kami beberapa kali harus berbicara basa-basi dengan beberapa orang yang kita temui di ruangan-ruangan yang berbeda. Setelah cukup lama, Clark membawaku ke ruanganku sementara Cedric pergi keluar entah kemana.
Ruanganku bersebelahan dengan Clark. Aku menyukai kamarku yang sekarang. Tatanannya tidak jauh berbeda dengan kamarku yang ada di rumah kakek Bailey, tapi jauh lebih besar.
“Cedric dan aku yang merancang ruangan ini untukmu, dengan saran dari Rone tentunya. Kami membuatnya semirip mungkin dengan kamarmu sebelumnya.”
“Terimakasih Clark, aku sangat menyukainya.”
***
Clark meninggalkanku sendirian di ruanganku untuk beristirahat karena malam sudah sangat larut. Aku mengambil handphoneku dan melihat banyak panggilan tak terjawab dan pesan dari Rayn, Ricci, Adia, dan Dyne. Yang menarik perhatianku adalah pesan-pesan dari Rayn. Dia terlihat sangat cemas. “Blaire, apa kau baik-baik saja?” “Blaire, tolong angkat telphoneku atau setidaknya balas pesanku. Aku mengkhawatirkanmu.” “Blaire, apa kau akan menghilang lagi seperti dulu?”. Pesan-pesan itu membuatku tersipu, betapa perhatiannya dia. Setelah membalas pesan dari Ricci, Adia, dan Dyne untuk memberi tahu mereka bahwa aku baik-baik saja, Aku segera membalas pesan dari Rayn.
“Aku baik-baik saja Rayn, kau tidak perlu khawatir. Aku tidak akan menghilang seperti dulu.” Pesanku terkirim secepat kilat.
Ketika aku tengah menunggu balasan dari Rayn, Clark muncul dengan membawakanku pakaian ganti untukku tidur dan segelas susu coklat. Dia tau apa yang aku butuhkan.
“Terimakasih Clark.”
“Letakkan Handphonemu, lekas ganti bajumu, minum susu yang aku bawakan, dan tidurlah.”
“Kau sangat bossy.” Tukasku sambil melepas bajuku satu persatu dan menggantinya dengan baju yang sudah dibawakan oleh Clark. “Jangan memerintahku seperti itu, aku tidak begitu suka, okey?” aku mengatakannya selembut mungkin untuk tidak melukai perasaan Clark. Aku tau dia memiliki niat yang baik.
“Okey, sorry.” Ekspresi merasa bersalahnya membuatku ikut merasa bersalah.
Aku mengambil susu yang ia bawakan dan segera menghabiskannya. Kemudia aku memeluknya dari belakang. Mencoba bersikap manja, seperti yang selalu aku lakukan saat Roen marah atau kesal padaku. Setidaknya itu berhasil ketika berhadapan dengan Roen. “Mau tidur bersama? Aku tidak pernah tidur dengan saudara perempuan, karena aku hanya punya saudara laki-laki sebelumnya.” Aku bisa melihat senyumnya.
Clark berbaring di sebelahku tanpa memejamkan matanya. Aku melihatnya yang tidak henti-hentinya melihatku.
“Tidur Blaire.”
“Kau sedari tadi melihatku, itu membuatku tidak bisa memejamkan mataku.”
“Maaf, aku hanya tidak percaya kalau aku bisa bersama dengan adik perempuanku sekarang. Selama ini aku hanya bisa melihatmu dari jauh.” Aku percaya dia melakukannya.
“Jadi, selama ini aku selalu diperhatikan oleh kakakku ini?”
“Tentu. Sekarang tidurlah.”
Aku meringkuk memeluk Clark layaknya aku memeluk gulingku. Dia tidak keberatan dengan tingkahku. Dia hanya mengusap punggung dan rambutku, membuatku merasa nyaman. Perlakuannya sangat keibuan dan hangat. Sangat menyenangkan memiliki kakak perempuan seperti Clark.
***
Aku terbangun ketika matahari masih malu-malu untuk menunjukkan batang hidungnya. Clark masih terlelap dalam tidurnya. Aku beranjak dari tempat tidur dan berusaha untuk tidak membangunkannya. Aku mengganti baju tidurku dengan baju olahragaku. Aku keluar diam-diam ke halaman belakang rumah untuk melakukan latihan pagi yang selalu aku lakukan sebagai seorang guardian.
Aku melihat beberapa guardian yang juga tengah melakukan latihan pagi di halaman belakang. Aku mengambil tempat di teras halaman belakang, berharap aku tidak akan mengganggu latihan mereka. Aku melakukan pemanasan sebelum memulai latihanku. Para guardian menyadari keberadaanku dan menghentikan latihan mereka. Mereka memberiku hormat layaknya hormat yang biasa mereka berikan pada kaum yang mereka layani. Mereka melayani kakekku, itu berarti mereka harus melayani seluruh keluarga kakekku, termasuk aku.
“Nona bisa memakai tempat kami untuk berlatih.” Ucap Jim, salah satu dari pimpinan guardian yang melayani kakek Loyard. Mereka lantas merapikan tempat latihan dan hendak menyudahi latihan mereka.
“Tidak usah, kalian bisa melanjutkan latihan kalian. Jangan membuatku merasa menjadi pengganggu latihan kalian.”
“Tapi nona-“
“Kalau pemimpin para guardian mengetahui bahwa kalian tidak menyelesaikan latihan pagi dengan benar, apa kalian kira dia tidak akan memarahi kalian?” aku menyela ucapan Jim. “Percayalah, kalian tidak akan mau kakekku, Gordon Bailey, tau kalau kalian tidak menyelesaikan latihan kalian. Dia akan membuat kalian melakukan latihan yang lebih berat. Aku pernah mengalaminya sendiri ketika usiaku masih 8 tahun.” Aku mulai berbicara panjang lebar.
“Tapi, nona sedang melakukan latihan juga, kami tidak ingin mengganggu nona.” Jim masih bersikeras.
“Bagaimana kalau kita berlatih bersama? Bukannya lebih baik kalau kita melakukan latih tanding?” Aku mendekat ke kerumunan mereka, itu membuatku merasa tidak ada jarak dengan mereka, jarak antara seorang guardian dengan kaum yang mereka layani. Mereka menyetujuinya. Kami memulai pemanasan bersama dan kemudian Jim membagi lawan latih tanding untuk kami. Aku mendapat bagian melawan Jim.
“Jim, jangan sekali-kali mencoba mengalah padaku. Lakukan seperti saat kau menghadapi musuhmu.”
“Tapi nona? Tuan pasti akan marah kalau nona sampai terluka.”
“Apa kau bercanda Jim? Aku tidak akan membiarkanmu melukaiku.”
“Tapi-“
“Aku yang akan menjadi lawan untuk latih tandingmu Blaire.” Rone muncul bersama Cedric dan menyela Jim. Aku tau kalau Rone tidak akan pernah mencoba mengalah untukku. Jim segera menyingkir dan menjadi bagian dari mereka yang menonton latih tandingku. Aku menyutujui saran Rone. Dia segera bersiap dan berdiri di depanku dengan sangat percaya diri.
“Rone, aku tidak akan membiarkanmu berdiri dengan kakimu sendiri kalau kau sampai melukai adikku.” Cedric memperingatkan. Aku bisa melihat wajah pucat Jim dan guardian yang lain. Aku yakin mereka takut dengan ancaman Cedric pada Rone, yang berarti ancaman itu berlaku untuk mereka juga.
“Kau tidak seharusnya mengkhawatirkannya Cedric, kau seharusnya mengkhawatirkan keselamatanku.” Balas Rone.
Aku siap untuk melawan Rone, karena aku sudah cukup sering berlatih dengannya. Kakek secara khusus melatih kami di luar pelatihan para guardian yang biasanya.
Aku berhasil melakukan serangan terlebih dahulu walaupun Rone dengan cukup sigap bisa menghindarinya. Aku sangat suka membuatnya tersudut. Aku berhasil mencetak 12 poin dengan mendaratkan beberapa pukulan dan tendangan ke muka dan badan Rone, sementara Rone belum mencetak satupun poin. Walaupun badanku lebih kecil darinya, tapi aku lebih lincah daripada Rone, itu yang membuatku dapat bergerak dengan cepat untuk menghindari pukulan dan tendangan yang coba didaratkannya.
“Astaga, Blaire! Cedric, cepat hentikan mereka!” Aku mendengar suara Clark dan membuat konsentrasiku buyar. Hal itu membuat Rone berhasil mendaratkan dua tinjunya secara beruntun, di rahang dan perutku yang membuatnya mencetak 2 point untuk masing-masing serangannya. Aku tersungkur setelah tinju Rone mendarat pada perutku. Aku kehilangan keseimbanganku karena konsentrasiku buyar setelah mendengar suara Clark. Rone menghentikan serangannya.
“Blaire!” Tukas Clark dan Cedric dengan lantang ketika aku jatuh tersungkur.
Aku bisa mendengar kekhawatiran mereka. Dengan cepat mereka muncul di hadapanku. Sangat cepat, mungkin mereka menggunakan kemampuan mereka untuk itu. Rone membantuku bangun.
“Apa yang kau lakukan Rone Bailey?” Clark mengangkat kerah baju Rone. Dari ekspresinya, sepertinya ia berniat untuk menghisap darah Rone sampai habis. Clark menunjukkan ekspresi menakutkan dari seorang vampire.
“Clark, jangan.” Aku segera menghentikannya dan melepaskan cengkeramannya dari kerah baju Rone. “Aku baik-baik saja, kami hanya sedang berlatih. Tadi itu bukan salah Rone, itu salahku karena aku tidak berkonsentrasi.” Mendengar pembelaanku, Clark berlalu begitu saja kembali ke dalam rumah tanpa mengatakan apapun. Aku tau dia masih belum bisa menerima penjelasanku.
“Bicaralah pelan-pelan dengannya Blaire.” Tukas Cedric. “Dia orang yang sangat overprotective dengan orang yang dia sayangi, dan kau berada di peringkat pertama dari sekian orang yang akan membuatnya terluka jika kau terluka.”
Setelah mendengar nasehat Cedric, aku segera menyusul Clark. Aku mengikuti Clark sampai ke kamarnya.
Aku hanya berdiri di depan pintu sementara aku melihatnya hanya duduk diam sambil menopang kepalanya dengan tangannya di lengan kursi. Sepertinya aku sudah membuatnya cemas.
“Clark, maaf.” Tidak ada jawaban dari Clark, dia bahkan tidak melihat ke arahku. “maaf Clark.” Aku mengulanginya. “Clark, maafkan aku. Aku benar-benar minta maaf.”
“Kenapa kau terus meminta maaf padaku?” Clark setidaknya mau melihat ke arahku sekarang. Ekspresinya bercampur antara marah dan cemas.
“Aku membuatmu cemas, aku tidak bermaksud melakukannya.” Clark berdiri dari tempatnya duduk. “Aku hanya melakukan latihan seperti yang biasa aku lakukan dengan Rone dan kakekku.” Dia mendekat padaku dengan ekspresi yang sulit terbaca. “Kau tau, Rone tidak akan bisa melukaiku, karenaaku tidak akan membiarkannya melukaiku. Apa kau tau? Adikmu ini sangat kuat untuk ukuran guardian pelindung.”
Guardian di golongkan menjadi 3 tingkatan berdasarkan kemampuannya. Pemula, pelindung dan pengadil. Pemula adalah para guardian yang masih menempuh pelatihan. Pelindung adalah guardian yang sudah menyelesaikan pelatihannya atau mereka yang telah mengambil sumpah untuk melindungi kaum yang harus mereka lindungi. Sementara pengadil adalah para petinggi kaum guardian, tentu saja kakekku termasuk di antaranya.
Clark tiba-tiba memelukku. “Rone melukaimu.” Tukasnya.
“Aku sedikit kehilangan konsentrasiku tadi.” Aku membalas pelukannya, mengusap punggungnya untuk membuatnya nyaman. “Aku terkejut dengan teriakanmu tadi, kau membuatku takut.” Aku mencoba untuk membuat lelucon dengan itu. Dari gerak rahangnya yang tersandar di bahuku, aku tau kalau dia tersenyum dengan lelucon yang coba aku buat.
“Maaf.” Dia meregangkan pelukannya dan melihatku. “Kau membuatku cemas. Saat aku bangun, kau sudah tidak ada. Aku mencarimu di seluruh ruangan, aku mengira kau pergi tanpa pamit. Dan aku menemukanmu tengah beradu pukul dengan Rone, guardian Cedric yang sangat kuat itu, bagaimana mungkin aku tidak cemas?”
“Aku seorang guardian Clark, kau tidak perlu mengkhawatirkanku. Aku sudah terlatih untuk itu.”
“Kau adikku.” Ucapannya membuatku terdiam. Aku adiknya sekarang.
“Kau akan sering melihatku melakukan hal seperti itu nantinya, karena aku tidak hanya adikmu, aku seorang guardian, sama seperti Rone.”
“Kau tidak perlu menjadi seorang guardian Blaire, kau tidak terlahir sebagai guardian.”
“Tetapi aku dibesarkan sebagai seorang guardian sejak aku kecil Clark. Sebagai apa aku dilahirkan tidak akan mengubah sebagai apa aku dibesarkan sekarang.”
“Aku tidak ingin kau menjadi guardian Blaire.” Ucapnya cukup tegas. Aku melepaskan pelukannya.
“Maaf Clark, aku tidak bisa melakukannya. Aku tidak akan pernah mengubah siapa aku sekarang. Tidak untuk apapun. Aku tetap seorang guardian, terlepas dari peranku yang terlahir dari darah kaum yang berbeda.” Aku tidak bisa melakukan ini. Aku ingin mengenal keluargaku, tapi tidak untuk membuat mereka mengubah siapa aku.
Aku pergi ke kamarku dan mengemasi barangku. Clark mengikutiku dan mencoba menghentikanku. “Aku tidak bisa berada di sini kalau kau tidak bisa menerima siapa aku sekarang ini Clark, walaupun kau adalah keluargaku.”
“Kau akan pergi?” aku berusaha mengabaikannya dengan tidak melihatnya, itu bisa saja membuatku melunak.
“Aku harus pulang, hari ini aku harus pergi ke sekolah. Aku tidak ingin bolos di hari keduaku.”
“Kau ingin pulang kemana? Ini rumahmu Blaire.”
“Tidak, kau salah. Ini bukan rumahku, ini rumah keluarga Scoonhoven, pemimpin daripara vampire. Aku seorang guardian yang telah melepaskan sumpahku sebagai pelindung, di sini bukan tempatku. Tempat yang aku pilih adalah di antara para mees.” Ini bukan apa yang aku harapkan. Aku ingin tinggal, aku ingin mengenal keluargaku lebih, tapi egoku mengatakan tidak.
“Blaire, tidak-!”
Aku mengabaikan ucapan Clark dan berjalan keluar melewatinya begitu saja. Begitu keluar dari rumah, Rone dan Cedric sudah menungguku di dalam mobil mereka. Sepertinya Cedric sudah tau kalau hal ini akan terjadi.
***
“Wow, kau kalah telak dari adik perempuanku Rone, apa tidak habis fikir.” Selama perjalanan, Cedric dengan sengaja membuat Rone jengkel.
Melihat sikap mereka, aku bisa melihat betapa akrabnya kedua kakak yang aku sayangi ini. Cedric dan Rone, mereka tidak berlaku formal seperti yang dilakukan para guardian kepada kaum yang mereka lindungi. Mereka berlaku seperti teman, sahabat, dan keluarga.
“Cedric, hentikan, atau aku akan mematahkan lenganmu.”
“Pfhh..” Aku mencoba menahan tawaku melihat sikap mereka berdua.
“Kau menertawaiku Blaire?” Rone memperingatkanku.
“Tidak, aku tidak menertawakanmu Rone, aku hanya senang melihat kalian berdua. Aku berharap bisa selalu melihat kalian yang seakrab ini.”
“Kau salah, Blaire. Kami tidak seakrab seperti yang kau bicarakan. Dia orang yang sangat menyebalkan. Dan dia sangat suka membullyku, kau tau sendiri bukan?”
“Aku suka melihat kau di bully, Rone.”
“Aku juga, aku sangat menikmati membullymu Rone.”
Melihat wajah kesal Rone membuat tawa kami pecah.
***
Ketika sampai di apartemenku, Klara tengah membersihkan rumah. Klara berkutat di dapur ketika aku keluar dari kamarku dan siap untuk berangkat ke sekolah.
“Sarapan?” tanya Klara.
“Sepertinya tidak akan sempat, apa kau bisa menyiapkan bekal sarapan untukku? Aku akan memakannya di perjalanan nanti.” Tanpa bicara apa-apa lagi, Klara dengan cekatan menyiapkan bekal untukku.
Aku tidak medapatkan sepedaku kembali, tapi sebagai gantinya, Rone dan Cedric yang akan mengantarku ke sekolah sebelum Rone mengantar Cedric ke akademi. Dengan begini, aku dan Cedric, kami memiliki sedikit waktu untuk mengobrol dan saling mengenal, walaupun dia sudah taubanyak tentangku dari Rone.
“Blaire, aku harus mengatakan sesuatu yang penting padamu.” Tukas Rone, membuatku berhenti menikmati sarapanku. Aku mendengarkan dengan seksama apa yang akan Rone katakan. “Demi keamananmu, Kakek melakukan penyelidikan di beberapa tempat, di sekolahmu, di sekitar apartement, dan hampir sebagian besar dari Livinwood.”
“Lalu?”
“Kau harus tetap waspada saat di sekolah, karena kakek menemukan beberapa anak dari ‘the outsiders’ berada di sana, hidup ditengah-tengah para mees. Mereka kaum werewolf yang membelot dari berith tentamen. Mereka sangat berbahaya, sebisa mungkin kau harus menghindari kontak dengan mereka. Setidaknya itu yang dikatakan kakek.” Jelas Rone.
“Mereka yang telah membuat kita kehilangan kedua orangtua kita, mereka yang membuatku harus berpisah dengan saudaraku sendiri.” Tukas Cedric, dia terbawa oleh emosinya. Cedric terlihat sangat marah. Yang bisa aku lakukan hanya mengusap lengannya dengan pelan, berusaha membuatnya tenang.
“Bagaimana aku bisa tau kalau mereka werewolf sementara mereka bersembunyi dalam tubuh manusia mereka?” aku tidak cukup pandai jika bersangkutan dengan para werewolf. Bisa dibilang aku kekurangan pengalaman jika menyangkut mereka.
“Kau akan tau dengan sendirinya Blaire, tanpa harus menghajar mereka untuk tau kalau mereka adalah werewolf.” Tambah Cedric.
***
Pembicaraanku dengan Cedric dan Rone masih tetap memenuhi seisi kepalaku saat pelajaran sudah berlangsung. Aku tidak bisa fokus dengan apa yang disampaikan Mrs. Nina di depan kelas.
Wanita berusia lebih dari setengah abad itu seolah berbicara namun aku tidak bisa mendengar suaranya, aku hanya melihat gerak bibirnya. Pikiranku masih tertuju pada ucapan Cedric. Mereka yang telah membuat kita kehilangan kedua orangtua kita. Aku berharap aku tidak akan bertingkah bodoh karena terbawa oleh emosiku. Aku harus menahan semua emosi yang bisa membahayakanku ataupun semua orang yang berada di sekitarku.
Bel berakhirnya pelajaran membangunkanku dari lamunanku. Ricci, Adia, dan Dyne segera menghampiriku. “Makan siang?” tukas mereka.
“Tentu.”
Kami pergi bersama ke kafetaria sekolah.
Setelah mendapatkan makanan, kami memutuskan untuk menikmati makanan kami di luar ruangan. Kami mendapatkan meja tepat di bawah sebuah pohon besar.
“Kemarin, apa yang terjadi Blaire?” tanya Ricci.
“Bukankah aku sudah menceritakan pada kalian ketika aku membalas pesan kalian?”
“Kami ingin mendengarnya langsung darimu.” Tambah Ricci.
“Okey, kakekku memanggilku ke kediamannya. Mereka memintaku untuk tinggal di sana bersama mereka. Tapi akhirnya aku lebih memilih untuk tetap tinggal di apartemenku, seorang diri.”
“Apa kau baik-baik saja? Sepertinya kau tidak fokus ketika di kelas.” Ucapan Dyne membuatku menyadari bahwa mereka memperhatikanku dan aku membuat mereka khawatir.
“Aku baik-baik saja, aku hanya berfikir mengenai peringatan Rone untuk tidak membuat keonaran dengan menantang berkelahi anak-anak lainnya.” Mereka tertawa ringan.
Kami melanjutkan makan siang kami sambil membicarakan beberapa hal mengenai apa yang akan kami lakukan di akhir pekan berikutnya.
Di tengah pembicaraan, aku merasakan ada seseorang yang tengah memperhatikanku, bukan mees. Perasaan ini berbeda dari yang aku rasakan ketika aku menyadari kehadiran witch, vampire, ataupun guardian. Werewolf, aku yakin. Aku mengedarkan perhatianku ke arah dimana hawa kehadiran werewolf itu berasal. Aku melihat seorang siswa laki-laki melihat ke arahku dari tempat duduknya.
“Kalian mengenal dia?” aku menunjuk ke arah anak laki-laki itu yang melangkah pergi dari tempatnya.
“Salah satu dari pembuat onar. Jangan pernah berniat untuk mencari masalah dengannya Blaire.” Ricci memperingatkanku.
“Tentu saja tidak. Aku hanya bertanya saja.”
wah aku suka penulis menulis sesuatu yang berbeda. mantap
Comment on chapter Chapter 1 - My Memories 1