Di sinilah Krystal berada sekarang. Duduk dalam diam sesekali menikmati jus melon yang dipesannya. Tak jarang juga ia melihat handphonenya hanya untuk sekedar memastikan apakah ada notifikasi. Wajahnya bertambah lesu saat yang ditemukannya hanyalah notifikasi dari kesembilan gamenya berisikan ajakan bermain dengan gamer lainnya.
Kepalanya tak lagi tegak, menelungkupkannya di kedua lengannya yang menyilang di atas meja. Ia bosan.
Saat menghubungi Lascrea tadi, ia sungguh menyesal tak ikut mommynya pulang. Lascrea tak bisa menemaninya di sini karena ia sedang ada kencan dengan Kelvin. Mommynya sendiri sudah pulang ke rumah, atau mungkin sudah berada di pesawat sekarang. Karena jadwal penerbangan orang tuanya dimajukan.
Ia juga sudah menghubungi Gilang, namun hanya suara operator yang ia dapat. Sungguh, kenapa hari ini begitu buruk bagi Krystal? Hingga tak sadar air matanya mengalir dalam diam. Menikmati sesak di hatinya yang entah sejak kapan mulai menyapanya.
Ia baru sadar jika seperti inilah rasanya diabaikan, ditinggalkan, dan dikucilkan. Setidaknya itu yang ia rasa sekarang ini. Bahkan kali ini tubuhnya tak mau mendukung pikirannya yang selalu memberontak untuk tak menangis dan menganggap semuanya biasa saja.
Entah kenapa kali ini terasa sangat perih dan sakit baginya. Ia tak pernah bergaul dengan siapapun saat masih menduduki bangku di kelas unggulan, hanya benda persegi panjang berwarna putih di sampingnya lah setia menemaninya dulu. Tapi kenapa sekarang ia bisa sesedih ini? Kenapa ia bisa merasa diabaikan? Bukankah ini sudah biasa baginya?
Entahlah... Pertanyaan itu kembali tak bisa ia jawab setelah dia berhubungan dengan Gilang, diganggu bahkan direcoki oleh Gilang.
Semua orang sibuk dengan aktifitas mereka, dan handphonenya tak lagi menarik baginya. Kenapa ini bisa ia rasakan?
Isakannya terhenti ketika merasakan sebuah tangan mengusap rambutnya pelan. Sontak Krystal segera mendongakkan kepalanya. Menampilkan wajah sembabnya.
"kamu kenapa nangis?"
Bukannya menjawab Krystal justru kembali mengeluarkan tangisannya.
"eh... Eh... Jangan nangis lagi dong, aku nggak maksud buat kamu nangis... Ya lord" kata Gilang frustasi.
"Krystal... Udahan dong nangisnya, ntar dikira aku apa apain kamu loh... Emang kamu mau jadi tontonan gratis di restoran mommymu sendiri? " kata Gilang berusaha menenangkan. Dan alhamdulillah berhasil, karena Krystal sudah menghentikan tangisannya dan memandang dirinya lekat.
"kamu ngapain di sini hemm?"
"makan lah"
"sama..."
"ndiri. Abisnya kamu di telfon yang angkat mbak operator" jawabnya sembari menghapus sisa air matanya.
Sungguh Krystal semakin kesal sekarang, harusnya kan Gilang yang hapus air matanya. Bukannya ngarep, tapi memang begitukan? Masa dia tega membiarkan perempuan nangis di depan matanya?
"ah... Maaf. Hpku lowbat nggak sempet ngecas tadi waktu mau berangkat"
"terus kenapa kamu bisa ke sini? "
"itu... Mmm.. Tadi aku nganter-" ucapan Gilang terpotong karena sebuah suara nyaring yang memanggilnya. Membuatnya reflek menoleh ke arah sumber suara.
"Gilang. Ngapain? Tadi tante Sonya nelfon katanya disuruh pulang, mau milihin baju aku katanya"
JLEB...
sungguh perkataan gadis itu sungguh menohok hatinya. Memang perempuan di samping Gilang itu cantik, tapi jelas lebih cantikan dia. Apa Gilang jadi aneh karena gadis di sampingnya itu? Apa ia segitu mudahnya untuk dilupain? Sungguh sangat miris nasibnya.
Apa seperti ini penderitaan orang orang yang dulu aku tolak? Aku abaikan? Dan aku tindas?
Batinya berkumandang dengan tatapan kosong ke arah gadis tersebut.
"ayo Gi... Aku nggak mau tante marah, dan batalin semuanya"
"mmm... Ya udah, aku... Aku duluan ya Krys. Maaf nggak bisa nemenin kamu" kata Gilang sebelum berbalik dengan menggandeng perempuan yang entah siapa namanya.
Rasanya Krystal ingin kembali menangis sejadi jadinya di sini, namun semua pikiran itu melayang entah kemana saat kakaknya dengan wajah marah menghampiri dirinya.
"ayo Krys kita pulang! Nggak usah dipikirin soal Gilang! Biarin dia! Kali ini kakak sendiri yang bakal batalin pertunangan kalian" kata Kharis tajam tanpa menghiraukan ekspresi kedua perempuan di samping dan hadapannya.
Krystal hanya bisa mengangguk pasrah. Jika memang itu pilihan Gilang, ia akan mencoba merelakannya. Sungguh rasanya ia ingin manangis sejadi jadinya sekarang. Namun ia tak mungkin membuat kakaknya semakin murka dan berakhir dengan wajah Gilang yang babak belur.
Setelah meninggalkan tempat laknatullah itu, Krystal segera berjalan cepat mendahului kakaknya ke arah kamarnya. Sungguh ia sudah tak bisa menahan tangisnya sekarang.
Kharis hanya bisa menghembuskan nafasnya. Ia sungguh akan menghajar Gilang karena sudah berani membuat adiknya mengeluarkan buliran bening itu.
*******
Sudah lima hari ini tak ada kabar dari Gilang. Dan itu sukses membuat Krystal frustasi. Lascrea bahkan pernah ingin membantai Gilang saat mengetahui apa yang Gilang lakuin ke Krystal. Namun Kelvin menahannya sehingga tak jadi ada acara bantai membantai di luar ring oleh Lascrea.
Sedangkan Seira hanya bisa mencoba untuk menenangkan Krystal, sesekali ia mencoba untuk menghibur Krystal dengan mengajak gadis itu keluar hanya untuk sekedar jalan jalan. Namun tetap saja Krystal hanya memandang kosong ke semua tempat yang di kunjunginya.
"Krys... Hari ini mom sama dad balik dari Singapore. Kamu mau ikut kakak jemput mereka? "
"hmmm? Aku tak ingin mereka melihatku seperti ini kak, jadi kakak jemput sama Seira aja, biar Krystal di rumah sama Lascrea sama Kelvin" jawab Krystal dengan senyumnya.
Melihat itu, Kharis hanya mengangguk dan melenggang pergi bersama dengan Seira. Meninggalkan tiga anak manusia yang sedang menikmati kegalauannya.
"Krys... Tapi beneran Gilang nglakuin itu sama kamu? Kok rasanya nggak percaya ya... " kata Kelvin setelah beberapa saat kepergian Kharis.
"aduh... Yang, udah deh... Kamu nanya kaya gitu udah dari lima hari kemarin tau nggak. Nggak bosen apa?"
"bukan gitu Yang... Tapi nggak mungkin aja Gilang selingkuh kaya gitu. Krystal lagi yang di selingkuhin. Secara diakan yang ngejar ngejar kaya orang gila sejak dia masuk ke sekolah kita"
"ya mungkin lah... Orang kamu yang semula sukanya ama Krystal aja bisa belok ke aku kok"
"yeee... Itu ma karena kamu duluan yang ngode buat dilirik"
Buuukk!!!
Mendarat dengan muluslah bantal di kasur Krystal ke kepala Kelvin.
"aduh... Sakit yang"
"makanya jangan asal jeplak! Orang situ duluan yang ngajak pacaran"
"iya deh... Iya... Kamu bener. Apa sih yang nggak bener di kamu bagi aku" jawab Kelvin pasrah.
Krystal hanya terkikik geli melihat interaksi sahabatnya itu. Sungguh lucu baginya.
"kalian nggak mau keluar apa? Ntar malam itu malam minggu loh... "
"kalau kita pergi, ntar lo mewek lagi gimana? " jawab Lascrea tak habis pikir.
"siapa juga yang mewek. Gue mewek itu cuman sehari ya... Itu aja nggak dua puluh empat jam. Emang gue kaya lo... "
"iya nggak mewek, tapi merenungi nasib sialnya. Dasar"
"kamu boleh ikut kok Krys" Krystal sontak menengokkan wajahnya dengan mengangkat sebelah alisnya ke arah Kelvin ketika mendengar pertanyaan tak jelasnya.
"kalau aku sama Lascrea pergi ntar malem, kamu boleh ikut Krys... Itung itung penghilang stres ya nggak yang? " lanjut Kelvin menjelaskan.
"iya bener stres gue emang ilang! Tapi gue harus rela jadi obat nyamuk kalian. Dasar! "
"hahaha... Nggak pa pa dong. Dari pada di rumah sendirian bareng piaraan kamu"
"piaraan? Gue nggaj punya piaraan ya... "
"lah... Itu apa di belakang kamu kalau bukan piaraan" jawab Kelvin enteng.
Sontak Krystal memutar kepalanya ke arah yang fitunjuk Kelvin.
"apa sih... Nggak ada apa apa juga" jawab Krystal kesal.
"ada kok, masa kalian nggak lihat? Orang kelihatan juga"
"ada kok, masa kalian nggak lihat? Orang kelihatan juga"
"jangan becanda deh Vin" kata Lascrea sesudah menengok ke arah belakang Krystal lagi.
"ih.... Beneran yang aku nggak bohong. Ngapain aku bohongin kalian?"
"ya terus apa kalau gitu...." kata Lascrea kesal.
"tuh.... Dianya duduk manis di atas sandaran kasur Krystal"
"apa sih... Mana??? " kesal Krystal. Melihat itu, Kelvin segera beranjak dari duduknya. Berjalan ke arah belakang Krystal dengan santai.
"ini loh... Krys, kamu tiap tidur kan selalu ditemenin sama dia"
"lo minta di tabok ya.... " kata Krystal datar saat tau maksud Kelvin.
"kok gitu sih... Kan aku bener"
"iya bener tapi omongan lo yang kurang jelas" balas Krystal sengit seraya beranjak dari kasurnya.
"udah aht... Gue mau keluar. Kalau kalian masih mau di sini sama boneka monkey itu, ya udah nggak pa pa. Tapi awas aja kalau kalian bikin haram kamar gue. Gue penggal di tempat kalian!" tambahnya saat sudah berada di ambang pintu, dan...
BAAAMMM
Bunyi bantingan pintu yang dipegang Krystal tadi.
"weeeiiizzz... gila tu orang" kata Kelvin kaget.
"segitu galaunya kah dia?" tambah Lascrea.
"tapi kan... yang, beneran Gilang selingkuh?" kata Kelvin sembari memutar tubuhnya ke arah Lascrea. Sedangkan yang ditanya hanya menampilkan wajah datarnya.
"iya! Kamu kenapa nggak percaya sampai segitunya sih?"
"ya aneh aja Yang... kan dia dulu ngejar-ngejar Krystal sampai segitunya. Kenapa mudah banget buat selingkuh?"
"Kelvin.... bisa aja kan Gilangnya sendiri udah punya pacar sebelum dia sama Krystal"
"kalau gitu, kenapa orang tua mereka malah jodohin mereka saat Gilang sendiri udah punya pacar?"
"ya mana aku tahu.... mungkin aja kan Gilang nggak ngenalin pacarnya ke maminya. Secara dia kan orangnya susah ditebak. Bunglon sih"
"tapi..."
"udah deh, nggak usah tapi tapian lagi deh, kamu mau keluar apa nggak? Ngeri aku lama lama di sini"
"ya udah kita keluar sekarang" jawab Kelvin dengan menarik halus tangan sang pacar.
******
"hi mom dad... apa kabar?"
"oho... ada apakah gerangan sampai anak dad yang paling tamvan ini bertanya se formal itu heh?"
"ntar aja aku sampein di perjalanan. Bukankah kalian lelah?"
"aht... Kau pengertian sekali sayang. Dimana mobilmu? " jawab Dela.
Merekapun mulai melangkahkan kakinya menuju mobil Kharis dengan barang barang milik Dela yang dengan setia dibawakan oleh Seira.
Bukan apa apa, ia di sini hanya ingin mengisi kegiatan saja, sekaligus membalas kebaikan keluarga Kharis karna selama ini sudah sangan menyayanginya walaupun dialah penyebab Kharis sekarat kemarin. Ya awalnya memang Dela menolaknya untuk dibawakan barangnya oleh Seira, katanya sudah ada bodyguard buat apa lagi kamu bawa itu? Kasihan bodyguardnya nggak kerja apa apa, ntar makan gaji buta.
Tapi akhirnya Dela mengijinkan karena kekeukeuhan Seira.
"dad, aku ingin dad membatalkan pertunangan Krystal" kata Kharis tiba-tiba. Membuat ledua orangtuanya yang sedang menikmati perjalanan mereka, langsung menoleh ke Kharis dengan mengerutkan dahinya.
"kenapa begitu? Bukankah mereka baik baik saja? " tanya Romy.
"Gilang bikin Krystal nangis"
"kenpa bisa? " kali ini Dela yang menyahuti.
"Dia bawa cewek lain ke hadapan Krystal, sambil pegangan tangan lagi"
"benarkah? Apa Krystal sampai mengamuk melihat itu? "
"tidak. Dia hanya menangis" jawab Seira.
"Kalau begitu, biar dad bicara sama Jimi. Kita undur pertunangan Krystal" jawab Romy mantap.
Kharis hanya mengangguki ucapan dadynya itu. Dan menambah kecepatan mobilnya agar cepat sampai di rumah. Ia tak tega meninggalkan Krystal di rumah sendirian, ia tahu kalau Lascrea pasti bakal keluar sama Kelvin. Dan adiknya itu tak mungkin ikut dengan mereka yang malah akan berujung menjadi obat nyamuk gambar kingkong.
Tapi bukan itu yang ia khawatirkan saat ini, ia lebih khawatir jika Krystal akan melakukan tindakan bodoh yang akan membahayakan dirinya sendiri. Meskipun Kharis tau Krystal bukanlah orang yang seperti itu, namun itulah yang terbesit di setiap pikiran Kharis sejak beberapa saat yang lalu
Makasih ????
Comment on chapter Part 1