Read More >>"> About us (Part 34) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - About us
MENU
About Us  


Mentari masih bersembunyi di ufuk timur, masih malu-malu untuk menampakkan dirinya. Namun sesosok gadis berambut panjang berwarna brown itu sudah beranjak dari tidurnya dan menyibukkan dirinya di depan kompor dengan tangan memegang spatula. Celemek bergambar Doraemon melekat dengan sempurna di lekukan tubuhnya yang indah. Rambut yang dikuncir kuda asal, menambahkan kesan indah dan juga sexy pada gadis itu.

"kamu ngapain di sini Sei?" tanya Krystal saat melihat gadis itu sibuk menggoreng nasi.

"ah... kamu udah bangun Krys, maaf ya aku ngotorin dapur kamu"

"itu tak masalah. Yang jadi masalah, kamu ngapain pakai acara masak segala? Kan ada maid di sini" balas Krystal dengan mengambil air di dalam kulkas.

"terlebih lagi, ini masih pagi buta" lanjutnya setelah meneguk segelas air putih.

"aku hanya ingin memasak sarapan untukmu, terlebih lagi aku tinggal di sini bersamamu. Jadi tak masalah jika aku memasak ini, walaupun sekedar nasi goreng"

"aku ngajak kamu tinggal di sini supaya kamu tak kabur lagi"

"ha ha ha... aku tak akan pergi lagi setelah melihat kakak kamu yang sangat mencintaiku itu" jawabnya dengan terkekeh geli menyadari ucapannya.

"haha... lucu, sa~ngat lucu" kata Krystal datar dengan tawa yang dibuat-buat. Ia tak habis pikir dengan mereka.

setelah menyiapkan makanan. Seira mengisi rantang yang telah ia siapkan, ia berencana untuk membawakan kekasihnya hasil dari tangannya. Ya... ini sudah tiga hari dari Kharis membuka matanya, sehingga kekasihnya itu sudah cukup sehat untuk memakan makanan selain bubur. Dan selama tiga hari itu Kharis selalu saja bersikap manja kepadanya. Entah itu untuk menyuapinya ataupun yang lain.

"Sei, sehabis ini kita langsung ke rumah sakit saja. Gilang dan lainnya sudah di sana"

Setelah menyelesaikan acara sarapannya, mereka bergegas ke rumah sakit. Tak ada rencana tertentu hari ini, mereka hanya ingin berkumpul bersama dan bersantai ria dengan mengobrol bersama keluarga mereka nanti di rumah sakit. Karena memang sudah lama mereka tak mempunyai waktu untuk sekedar bersama, semua disibukkan dengan pekerjaan dan juga urusan mereka masing-masing.

Setelah datangnya kesempatan ini, mereka tak mau melewatkannya begitu saja, sebelum mereka kembali pada kesibukan mereka masing-masing.

Tak sampai satu jam mereka sudah sampai di rumah sakit, setelah memarkirkan mobil, mereka segera menuju kamar Kharis. Di mana di sana sudah terdengar tawa dan juga obrolan ringan yang terjadi. Tak mau ketinggalan Krystal segera masuk tanpa susah-susah mengetuk terlebih dahulu.

"aku ketinggalan ya?" katanya dengan mendekat ke arah mommynya.

"ketinggalan apa memang? Orang kita dari tadi di sini, nggak kemana-mana"

"ish... mommy"

"kamu nggak mau peluk dady?" tanya Romy dengan merentangkan tangannya, yang langsung di sambut hangat oleh Krystal dengan memeluk erat daddynya.

"mommy sama dady sih yang sibuk terus. Kalau ada anaknya yang kenapa-napa aja baru pulang. Hlah kemarin kemana aja coba"

Gilang yang melihat sifat manja kekasihnya itu langsung terkekeh geli, memikirkan bagaimana manjanya Krystal saat sudah menjadi istrinya nanti.

"iya deh, lain kali mom sama dad pulang"

"kalau ada waktu"sambungnya setelah melihat senyum cerah di wajah putrinya.

Dan perkataannya itu disambut tawa dari semua orang di ruangan itu kecuali Krystal yang menerucutkan bibirnya.

"udah-udah nggak usah cemberut gitu, nggak malu apa dilihat papi mami Gilang?" katanya kembali setelah berhasil meredam tawanya.

Krystal menepuk dahinya pelan setelah ingat bahwa di ini buan hanya dirinya dan juga keluarganya saja, melainkan ada keluarga Gilang juga! Mau ditaruh mana mukanya?

"ah... maaf tan om, Krystal nggak inget kalau ada om sama tante di sini" katanya sembari menciun punggung tangan Sonya dan juga Jimi.

"nggak pa-pa. Namanya juga baru kangen-kangennya sama orang tua" sahut Sonya dengan senyumnya.

"kamu nggak mau peluk aku juga hon?" perkataan itu sontak di jawab dengan seruan protes dari Lascrea, Kelvin, Seira, dan juga Kharis. Sedangkan orang tua mereka malah tertawa melihat keagresifan Gilang.

"udah-udah, kalau gitu mom sama dad pulang dulu ya. Capek semua badan mom" sergah Dela yang langsung diangguki Sonya.

"iya nih, tante juga pengin pulang"

"yahh... padahal aku masih penen ngobrol sama kalian"

"nanti kalau udah nggak capek lagi tente bakalan ke sini lagi" jawab Sonya sembari mengacak lembut rambut Krystal.

Krystal hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Gilang, jagain Krystal" tambahnya setelah mengambil tasnya, bersiap untuk pulang.

"selalu dijagain lah, kalau nggak dijagain ntar dibawa kabur orang gimana? Rugi bandarkan mami sama papi nggak jadi dapet mantu cantik" jawab Gilang seenaknya.

"kamu ini bisa aja ya..." kata Jimi sembari menjikat kepala anaknya.

"ish... papi apaan sih, emang benerkan?" jawab Gilang sembari mengusap kepalanya.

"udah-udah, kalau kalian ribut terus, kita nggak bakalan jadi pulang" sergah Sonya.

"Krys, Kharis dan semuanya, kami pulang dulu ya... yang akur, jangan berantem terus" tambah Dela. Mereka hanya mengangguk patuh.

Setelah kepergian para orang tua, mereka kembali mengisi ruangan itu dengan gurauan, sesekali menggoda Seira yang sedang menyuapi Kharis. Namun, sekali Kharis memberikan tatapan sangarnya, mereka semua mendadak mengunci mulutnya rapat-rapat.

Hingga sore datang, mereka tak melakukan apa-apa, hanya sesekali melempar pertanyaan menjebak. Terutama Krystal ddan Lascrea. Mereka berdua sagat semangat dalam memberi pertanyaan menjebak ke Kharis, Gilang, maupun Kharis. Namun itu tak ayal membuat mereka tertawa puas.

"udah mau malam nih, enaknya makan apa ya?" kata Lascrea dengan megutak atik ponselnya, mencari menu makanan di salah satu resto.

"pesen hamburger ajalah yang nggak ribet"

"oke, aku juga males makan yang berat-berat"

"kita pesen apa Kelvin yang beliin?" kata Gilang menyambut.

"enak aja lo! Gue ogah keluar malem-malem, ntar akalu ue di culik tante cantik gimana?"

"kan emang itu kebiasaan lo hahaha..." jawab Gilang santai.

"menang banyak dia" sahut Lascrea dengan nada tak bersahabatnya.

"ya... nggak lah La, mana mau aku sama tante-tante. Nggak napsu aku"

"emang kamu pernah diculik tante-tante? Bilangnya aja nggak napsu, tapi sekali liat mata nggak bisa lepas dari dadanya" jawab Gilang seenak jidatnya. Yang di sambut tawa Kharis, Krystal, dan jua Seira.

"kurang ajar lo!"

"hahahaha.... emang bener kan?"

"jadi bener?" sahut Lascrea murka.

"nggak kok La... Gilang aja tuh yang pikirannya nggak waras. Aku beneran nggak doyan sama tente-tante, aku doyannya sama kamu aja. Beneran!" jawab Kelvin meyakinkan Lascrea.

"sejujurnya ya Kev, kalau lo doyan sama tante-tante pun gue nggak masalah. Kan masi ada Gilang" jawab Lascrea acuh.

"enak aja lo! Mana bisa! Gilang milik gue ya... awas aja lo macem-macem"

"ciee... udah diakuin nih ceritanya" goda Gilang dengan mengedipkan matanya genit.

"emang dari dulu aku pernah nggak akuin kamu apa?"

"pernah kok, saking seringnya kamu nggak anggep aku, kamu sampai lupa kapan kamu nggak nganggep aku"

"itu waktu kamu masih nggak waras"

"jadi dulu aku gila itu?! Gilanya dimana coba?!" jawab Gilang tak percaya.

"ya.. mana ada orang nggak kenal langsung main manggil hon-hon aja"

"itu kan cara aku buat deket sama kamu, kalau aku nggak nglakuin itu dulu, apa mungkin kamu bakalan nerima aku?"

"y-ya... bisa jadi"

"dimana-mana ya... cewek kalau digituin itu senengnya minta ampun, kenapa malah dibilang nggak waras"

"karna aku nggak kaya di luaran sana!"

"iya, itu terlihat banget saat kamu sering nolak aku"

"itu kan dulu"

"kalau sekarang?" tanya Gilang cepat.

"nggak lah" jawab Krystal reflek. Setelah menyadari apa yang baru saja ia katakan, Krystal segera menutup mulutnya.

"anak pintar" kata Gilang tersenyum dengan mengacak lembut rambut Krystal.

"kalian itu sebenarnya kenapa sih? Dimana-mana bawaannya ribut terus. Pusing aku dengernya" kata Kharis menengahi.

"kami baik-baik aja, kakak tuh yang kenapa, ditinggal beberapa hari aja, lebaynya nggak ketulungan" jawab Gilang santai.

"kurang ajar lu bocah"

"aku udah tujuh belas tahun, mau mulai delapan belas tahun. Jadi nggak bocah lagi, huuuu...." jawab Gilang kelewat santai.

"serah apa kata lo dah"

"aahht... gue jadi inget mau ngomong apa!" seru Lascrea.

"ke-" lanjutnya terpotong karena ketukan pintu.

"Kelvin ambil" titah Lascrea tak terbantahkan. Kelvin hanya bisa menghembuskan nafas pasrah dan beranjak dari duduknya untuk mengambil pesanan makanan mereka.

"kita makan dulu aja ya... baru lanjut ngobrolnya" usul Seira. Dengan senang hati mereka mengangguk, karena memang mereka sudah lapar.

"kenapa waktu itu lo ngilang?" kata Lascrea setelah menyelesaikan acara makannya.

Seira menghentikan satu suapan terakhir di depan mulutnya dan menaruh kembali hamburgernya. Mendadak ruangan itu sunyi, seolah suara mereka tertelan bersama makanan yang mereka makan.

"dan kenapa lo tiba-tiba baik lagi kesini?" tambah Lascrea setelah beberapa saat tak mendapat jawaban dari Seira.

"gue... waktu itu, gue Cuma pengen ngurus surat pindah doang, jadi gue nggak ngabarin kalian. Karna gue pikir bakalan selesai hanya sehari"

"terus kenapa sampai berhari-hari?" serobot Lascrea cepat.

"g-gue nggak tau kalau sampai di sana orang tua gue bakalan nahan gue. Mereka bilang, mereka kangen banget sama gue. Jadi ya... gue tinggal disana beberapa hari, sambil ngurus pindah gue. Karna gue loncat kelas, jadinya lama ngurus pindahnya"

"terus kenapa lo ganti identitas lo?" kali ini Gilang yang menyerobot.

Mereka kembali diam, memikirkan pertanyaan Gilang yang masih tak masuk di otak mereka. Seira bahkan hanya diam, memikirkan jawaban apa yang akan ia kelarkan untuk menjawab pertanyaan itu.

"karna... karna itu adalah identitas gue di- di Amrik"

"lo tinggal di Amrik?" kata Krystal tak percaya. Seira hanya mengangguk sebagai jawaban.

"jadi selama ini lo tinggal di Amrik? Tanpa ngabarin kita? Kita udah temenan berapa lama si Ra?" tambah Lascrea gemas.

"itu karna gue nggak mau ganggu lo buat dapetin kak Kharis. Gue nggak mau jadi penghalang hubungan sahabat gue sendiri"

"itu namanya egois. Kamu nggak mikirin gimana perasaan aku?" sahut Kharis.

"aku nggak mikir sampai ke sana. Aku pikir kakak juga suka sama Lascrea"

"dari dulu, kamu yang selalu aku perhatiin, kamu nggak sadar itu?" Seira hanya mengeleng sambil menundukkan kepalanya. Kelvin hanya diam, mencoba mencerna apa yang sudah ia lewatkan.

"Bagaimana bisa kamu berpikir kalau aku suka sama Lala?" tambahnya.

"waktu kakak ngasih Lascrea coklat, terus meluk Lascrea"

"itu karena Lascrea waktu itu sedang sedih saat orang tuanya pergi ke London. Dan dia sendirian di sini, hanya dengan para maidnya yang pastinya akan sangat membosankan jika ia di rumah sendrian terlebih lagi dia anak tunggal" jelas Kharis panjang lebar. Seira semakin menundukkan kepalanya, tak berani mendongakkan kepalanya sedikitpun.

"Seira tatap aku" titah Kharis yang di jawab gelengan oleh Seira. Kharis memegang dagu Seira dengan lembut dan perlahan mendongakkan wajah Seira hingga netra mereka bertemu.

"aku sayang sama kamu. Aku cinta sama kamu. Jadi jangan berpikir sepihak lagi heum?" kata Kharis meyakinkan pujaan hatinya itu. Seira hanya bisa tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"aku juga sayang sama kakak, aku nggak mau kakak sakit lagi. Jadi jangan nyiksa diri kakak sendiri" balas Seira dengan menggenggam erat tangan Kharis yang sempat berada di dagunya.

"kita masih belum selesai Seira" sela Gilang memecah perhatian mereka semua.

"iya, gue tau lo mau tanya apa. Dan tanpa bertanyapun gue bakal jawab" kata Seira menghadap Gilang.

"gue bisa di Jepang, itu karna orang tua gue nyuruh gue nemenin sepupu gue buat wisudanya karna orang tua gue sibuk, jadi gue yang disuruh gantiin. Dan gue nggak bisa nolak, karna dia sudah gue anggap kakak gue sendiri" jelas Seira.

"terus, kenapa lo nggak ngabarin kita, kalau lo bakalan pergi sejauh dan selama itu huh?" cerca Gilang.

"ya, karna... karna gue kehilangan kontak kalian"

"oh ya? Bukannya lo sendiri ya yang nutup semua akses lo, makanya kita nggak bisa hubungin lo, dan akhirnya lo kehilangan kontak kita. Lo sama aja ngeblok kontak kita" cerca Gilang.

"itu... itu bu-bukan gue yang nutup, tapi oorang tua gue!" jawab Seira terbata

"dalam rangka apa orang tua lo nutup akses lo?"

"mereka Cuma nggak mau gue balik lagi ke sini dan bakalan berakhir seperti dua tahun yang lalu" jawab Seira dengan tertunduk.

"udah lah... Lang, Seira udah jawab semua pertanyaan lo, jadi kita hentikan masalah ini ok? Lagian juga aku yang seharusnya bertanya, karena aku ini kekasihnya" kata Kharis.

"bagaimana kakak bisa tanya, kalau selama seminggu aja situ ngurung diri di kamar. Kaya anak SMP yang lagi diputusin" ejek Gilang.

"heleh... kalau Krystal yang ninggalin kamu juga palingan kamu nangis tujuh hari delapan malam"

"mana bisa... tujuh hari kok delapan malam, otaknya geser sih... kebanyakan tidur" balas Gilang sengit.

"bisalah... Krystal ninggalinnya pagi hari, malamnya lo nangis sampai tujuh hari tujuh malam ke depan. Jadi berapa coba? Tujuh hari delapan malam kan? Goblok kok dipelihara" jawab Kharis tak mau kalah yang berhasil membuat Gilang memberenggut kesal.

"kalian nggak ribut semenit aja nggak bisa apa? Capek aku dengernya" sela Lascrea yang sudah merebahkan punggungnya di sofa.

"emang kapan kita ributnya?" jawab Gilang tak terima.

"udah deh, nggak usah dibahas lagi. Kalian nggak mau pulang apa? Mom, dad, sama orang tua Gilang udah di depan" kata Krystal mengakhiri.

"ya udah, kita pulang dulu ya kak, cepat sembuh biar bisa traktiran lagi" Kharis hanya mengangguk sembari tersenyum menanggapi perkataan Kelvin itu.

Tak lama setelah itu, Dela, Romy, Sonya, serta Jimi datang diselingi candaan mereka. Mereka bahkan tak sadar jika anak-anak mereka belum pergi dari sana. Terlalu asik dengan apa yang menjadi topik mereka.

"eh... kalian belum pulang?" kata Sonya kaget.

"ini baru mau pulang mi" 

"ya udah, cepetan pulang, ntar kemalam lagi. Nggak baik anak SMA plang malem-malem" sahut Jimi.

"baiklah, kami pulang dulu kak, om-om dan tante-tante sekalian" kata Seira yang sudah beranjak dari duduknya menuju Krystal dan Lascrea.

Setelah selesai berpamitan, mereka langsung pergi dari sana. Meninggalkan Kharis bersama para orang tua yang pasti akan berbicara di luar pemahaman anak SMA. Makanya mereka memilih pergi dan berpisah waktu dalam hal menjaga Kharis.

Mereka juga telah bersepakat jika malam ini mereka akan menginap di mansion keluarga Rayzel, mereka ingin menghabiskan waktu bersama malam ini, dan supaya besok tak ribet untuk Kharis.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • IndahTri

    Makasih ????

    Comment on chapter Part 1
  • dede_pratiwi

    nice story :)

    Comment on chapter Part 1
Similar Tags
When I Was Young
8239      1654     11     
Fantasy
Dua karakter yang terpisah tidak seharusnya bertemu dan bersatu. Ini seperti membuka kotak pandora. Semakin banyak yang kau tahu, rasa sakit akan menghujanimu. ***** April baru saja melupakan cinta pertamanya ketika seorang sahabat membimbingnya pada Dana, teman barunya. Entah mengapa, setelah itu ia merasa pernah sangat mengenal Dana. ...
CATCH MY HEART
2451      907     2     
Humor
Warning! Cerita ini bisa menyebabkan kalian mesem-mesem bahkan ngakak so hard. Genre romance komedi yang bakal bikin kalian susah move on. Nikmati kekonyolan dan over percaya dirinya Cemcem. Jadilah bagian dari anggota cemcemisme! :v Cemcemisme semakin berjaya di ranah nusantara. Efek samping nyengir-nyengir dan susah move on dari cemcem, tanggung sendiri :v ---------------------------------...
Run Away
6668      1494     4     
Romance
Berawal dari Tara yang tidak sengaja melukai tetangga baru yang tinggal di seberang rumahnya, tepat beberapa jam setelah kedatangannya ke Indonesia. Seorang anak remaja laki-laki seusia dengannya. Wajah blesteran campuran Indonesia-Inggris yang membuatnya kaget dan kesal secara bersamaan. Tara dengan sifatnya yang terkesan cuek, berusaha menepis jauh-jauh Dave, si tetangga, yang menurutnya pen...
Rinai Hati
488      258     1     
Romance
Patah hati bukanlah sebuah penyakit terburuk, akan tetapi patah hati adalah sebuah pil ajaib yang berfungsi untuk mendewasakan diri untuk menjadi lebih baik lagi, membuktikan kepada dunia bahwa kamu akan menjadi pribadi yang lebih hebat, tentunya jika kamu berhasil menelan pil pahit ini dengan perasaan ikhlas dan hati yang lapang. Melepaskan semua kesedihan dan beban.
I have a dream
270      221     1     
Inspirational
Semua orang pasti mempunyai impian. Entah itu hanya khayalan atau angan-angan belaka. Embun, mahasiswa akhir yang tak kunjung-kunjung menyelesaikan skripsinya mempunyai impian menjadi seorang penulis. Alih-alih seringkali dinasehati keluarganya untuk segera menyelesaikan kuliahnya, Embun malah menghabiskan hari-harinya dengan bermain bersama teman-temannya. Suatu hari, Embun bertemu dengan s...
injured
1218      657     1     
Fan Fiction
mungkin banyak sebagian orang memilih melupakan masa lalu. meninggalkannya tergeletak bersama dengan kenangan lainya. namun, bagaimana jika kenangan tak mau beranjak pergi? selalu membayang-bayangi, memberi pengaruh untuk kedepannya. mungkin inilah yang terjadi pada gadis belia bernama keira.
CAFE POJOK
3199      1077     1     
Mystery
Novel ini mengisahkan tentang seorang pembunuh yang tidak pernah ada yang mengira bahwa dialah sang pembunuh. Ketika di tanya oleh pihak berwajib, yang melatarbelakangi adalah ambisi mengejar dunia, sampai menghalalkan segala cara. Semua hanya untuk memenuhi nafsu belaka. Bagaimana kisahnya? Baca ya novelnya.
Hati Yang Terpatahkan
1846      839     2     
Romance
Aku pikir, aku akan hidup selamanya di masa lalu. Sampai dia datang mengubah duniaku yang abu-abu menjadi berwarna. Bersamanya, aku terlahir kembali. Namun, saat aku merasa benar-benar mencintainya, semakin lama kutemukan dia yang berbeda. Lagi-lagi, aku dihadapkan kembali antara dua pilihan : kembali terpuruk atau memilih tegar?
Move on
63      42     0     
Romance
Satu kelas dengan mantan. Bahkan tetanggan. Aku tak pernah membayangkan hal itu dan realistisnya aku mengalami semuanya sekarang. Apalagi Kenan mantan pertamaku. Yang kata orang susah dilupakan. Sering bertemu membuat benteng pertahananku goyang. Bahkan kurasa hatiku kembali mengukir namanya. Tapi aku tetap harus tahu diri karena aku hanya mantannya dan pacar Kenan sekarang adalah sahabatku. ...
Kisah yang Kita Tahu
5107      1446     2     
Romance
Dia selalu duduk di tempat yang sama, dengan posisi yang sama, begitu diam seperti patung, sampai-sampai awalnya kupikir dia cuma dekorasi kolam di pojok taman itu. Tapi hari itu angin kencang, rambutnya yang panjang berkibar-kibar ditiup angin, dan poninya yang selalu merumbai ke depan wajahnya, tersibak saat itu, sehingga aku bisa melihatnya dari samping. Sebuah senyuman. * Selama lima...