Loading...
Logo TinLit
Read Story - About us
MENU
About Us  

"iiiisssh... emang dasar cabe. Katanya aja suka ama gue, giliran ada yang baru aja langsung nempel. Si gedang juga, bisa bisanya dia terima gitu aja di gelayutin mak lampir" cibir Kelvin saat melihat pemandangan yang menyakitkan matanya tepat di depannya. 

Krystal tak memperdulikan cibiran Kelvin, toh juga itu tidak penting buatnya. Hanya tinggal melewati beberapa lorong kelas mereka akan sampai di gedung asrama, jadi Krystal tak mau buang waktu untuk mengucapkan hal hal tak berguna seperti itu meskipun itu menyangkut Gilang.

Setelah melewati tiga lorong kelas, akhirnya mereka sampai digedung asrama yang akan mereka huni selama satu bulan kedepan. Katakanlah itu karantina. Krystal segera mencari tempat duduk untuk mengistirahatkan kakinya yang lumayan jauh berjalan tadi, sambil menunggu pengumuman selanjutnya. 

Namun sialnya dia yang terlalu cantik dan juga ngehitznya, sudah ada satu pengganggu yang sudah siap disampingnya.

"hai Krys. Capek ya? Nih minum dulu" kata Kelvin dengan menyodorkan satu botol air mineral. Krystal hanya mengangguk dan tersenyum lalu mengambil botol yang disodorkan Kelvin. Ya kali dia bakal nolak pemberian yang saat ini memang ia butuhkan.

"Krys, kali ini aku dapat olimpiade matematika. Jadi maaf kalau nanti aku satu kelompok sama kamu, aku tau kamu nggak pernah suka kalau aku ada di dekat kamu, jadi aku minta maaf banget kalau nanti aku bakal ngrepotin kamu" kata Kelvin dengan nada melownya juga dengan menatap kearah lantai.

Kenapa dia jadi mellow gini?  Siapa bilang gue keganggu sama kehadiran?  Apa gue harus ngungkapin yang sebenarnya? Gue jadi kasihan liat dia menderita gara gara gue. Batin Krystal saat melihat raut kesedihan di wajah Kelvin.

"em... ng... Vin..." akhirnya satu kata itu lolos dari bibir Krystal. Kelvin yang mendengar Krystal memanggilnya segera mengangkat wajahnya menghadap Krystal.

"hhmmm? Ada apa Krys? Kamu butuh yang lain lagi?" kata Kelvin yang sudah menghilangkan raut sedih di wajahnya. Krystal yang melihat itu hanya bisa diam.

"kenapa Krys?" kata Kelvin yang kali ini lebih menegapkan badannya menghadap Krystal.

"eh... itu... gue Cuma mau bilang... ka... kalau gue juga dapat olimpiade matematika tahun ini" jawab Krystal tanpa melihat mata Kelvin.

"hah... udah gue duga" jawab Kelvin lemah.

"lo perlu tau satu hal Vin... kalau lo itu nggak pernah ngrepotin gue. Ya... terkadang emang sifat nyebelin lo itu yang nggak ketulungan sering bikin gue kesel. Tapi gue ngerasa gue lebih hidup saat lo nyoba buat ngalihin perhatian gue dari handphone gue yang pasti lo anggap sialan itu" kata Krystal panjang lebar dengan nada yang amat lirih. 

Kelvin yang mendengar penjelasan Krystal itu tak berkedip, membuka mulutnya tak percaya akan apa yang diucapkan Krystal tadi. Cukup lama Kelvin melongo karena ucapan Krystal tadi sampai ada sesuatu yang ia rasa dengan sengaja menginjak sepatunya, yang sukses membuat Kelvin sadar dari keterkejutannya. Bukan hanya tersadar, Kelvin bahkan sampi menjerit kesakitan.

"aaaawww... woey!!! Hati hati dong kalau jalan, sakit nih!" protes Kelvin dengan memegangi kaki yang diinjak tadi. Krystal yang medengar jeitan Kelvin langsung menoleh kearah kanannya yang terasa ada seseorang yang menempatinya.

"uppss... sorry... gue nggak sengaja" jawab Gilang dengan nada yang di buat buat. Ya... siapa lagi yang suka dan sering mengganggu Kelvin dengan Krystal disaat seperti itu kalau bukan Gilang.

"kampret lo! Lo tau nggak-"

"nggak" jawab Gilang cepat memotong perkataan Kelvin dengan senyum tak bersalahnya.

"gue belum selesai ngomong gedang!"

"ya udah selesaiin sana, tapi jangan disini"

"heh... lo ngusir gue?!" kata Kelvin tak percaya.

"gue nggak bilang gitu" jawab Gilang dengan senyum yang menyebalkan bagi Kelvin. Krystal yang merasa dirinya hanya kambing conge di antara mereka berdua, berniat pergi dari tempat itu. Namun sial tangannya sudah ditahan oleh kedua makhluk disampingnya itu.

"tunggu Krys!" kata Gilang dan Kelvin bebarengan.

"kamu nggak boleh pergi tanpa ijin aku tau, udah duduk aja. Nanti biar aku yang usir nih pengganggu" kata Gilang dengan enteng.

"siapa yang lo maksud pengganggu?!" kata Kelvin yang mulai emosi akan perkataan Gilang.

"udah... sini duduk dulu, lagian pengumumannya masih lama, kepala sekolah masih perjalanan kesini sama guru pembimbing" kata Gilang menghiraukan perkataan Kelvin.

Krystal yang mendengar perkataan Gilang langsung saja duduk, takut kalau dia pergi, Gilang bakal ember tentang pertunangan itu pada Kelvin.

"eh... lo itu harus berusaha menghargai orang yang lagi ngomong sama lo. Emang lo mau di acuhin orang yang lagi ngomong sama lo" kata Kelvin dengan kesalnya.

"oh ya? Emang siapa yang mau ngacuhin gue? Lo? Ya silahkan aja. Ya kan Krys?"

"nggak" jawab Krystal singkat padat dan jelas.

"tuh, Krystal aja jawab nggak"

"ya terserah dialah... mau jawab nggak kek, iya kek, bodo kek... itu kan hak dia"

"kak.. kek.. aja lo. Kalau bicara itu nggak usah bawa kakek lo" kata Kelvin dengan nada sewotnya.

"terserah gue dong mau bawa kakek gue ataupun nama keluarga gue yang lain. Asal nggak keluarga lo aja gue bawa"

"anjai lo!" umpat Kelvin yang sudah geram.

"kambing lo"

"aaa... dasar gedang"

"apa lo panggil gue gedang?! Heh! Yang bener aja dong! Lo tu! satuan suhu!!"

"iiiih... mendingan gue satuan suhu yang terpampang jelas di seluruh dunia, dari pada lo ng-"

"STOP!!!" potong Krystal cepat karena sudah tak tahan dengan ocehan ocehan sampah dari makhluk di sampingnya itu.

"you are crazy?! Kalau kalian tetep ingin melanjutkan debat kalian yang wow itu, kalian harus out dari samping gue!" lanjut Krystal dengan nada marahnya.

"y... ya... nggak gitu hon"

"stop call me hon!" sentak Krystal pada Gilang yang sudah seenaknya memanggil dia hon. Gilang hanya bisa terdiam mendengar perkataan Krystal yang terdengar sangat kesal.

Tak lama setelah perseteruan itu kepala sekolah datang dengan beberapa guru pembimbing. Krystal yang melihat itu segera angkat kaki dari tempatnya duduk, meninggalkan kopernya begitu saja. Krystal sudah sangat muak dengan kedua laki laki itu.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • IndahTri

    Makasih ????

    Comment on chapter Part 1
  • dede_pratiwi

    nice story :)

    Comment on chapter Part 1
Similar Tags
Dibawah Langit Senja
1518      896     6     
Romance
Senja memang seenaknya pergi meninggalkan langit. Tapi kadang senja lupa, bahwa masih ada malam dengan bintang dan bulannya yang bisa memberi ketenangan dan keindahan pada langit. Begitu pula kau, yang seenaknya pergi seolah bisa merubah segalanya, padahal masih ada orang lain yang bisa melakukannya lebih darimu. Hari ini, kisahku akan dimulai.
Berawal dari Hujan (the story of Arumi)
1074      580     1     
Inspirational
Kisah seorang gadis bernama Arumi Paradista, menurutnya hujan itu musibah bukan anugerah. Why? Karena berawal dari hujan dia kehilangan orang yang dia sayang. Namun siapa sangka, jika berawal dari hujan dia akan menemukan pendamping hidup serta kebahagiaan dalam proses memperbaiki diri. Semua ini adalah skenario Allah yang sudah tertulis. Semua sudah diatur, kita hanya perlu mengikuti alur. ...
Love Never Ends
11230      2315     20     
Romance
Lupakan dan lepaskan
Mr. Kutub Utara
331      254     2     
Romance
Hanya sebuah kisah yang terdengar cukup klasik dan umum dirasakan oleh semua orang. Sebut saja dia Fenna, gadis buruk rupa yang berharap sebuah cinta datang dari pangeran berwajah tampan namun sangat dingin seperti es yang membeku di Kutub utara.
Sweet Scars
261      220     1     
Romance
Bintang Biru
2798      1002     1     
Romance
Bolehkah aku bertanya? Begini, akan ku ceritakan sedikit kisahku pada kalian. Namaku, Akira Bintang Aulia, ada satu orang spesial yang memanggilku dengan panggilan berbeda dengan orang kebanyakan. Dia Biru, ia memanggilku dengan panggilan Bintang disaat semua orang memanggilku dengan sebutan Akira. Biru teman masa kecilku. Saat itu kami bahagia dan selalu bersama sampai ia pergi ke Negara Gingsen...
Cintaku cinta orang lain
349      288     0     
Romance
"Andai waktu bisa diulang kembali ,maka aku gak akan mau merasakan apa itu cinta" ucap Diani putri dengan posisi duduk lemah dibawah pohon belakang rumahnya yang telah menerima takdir dialaminya saat merasakan cinta pertama nya yang salah bersama Agus Syaputra yang dikenalnya baik, perhatian, jujur dan setia namun ternyata dibalik semua itu hanyalah pelarian cintanya saja dan aku yang m...
Kamu&Dia
251      195     0     
Short Story
Ku kira judul kisahnya adalah aku dan kamu, tapi nyatanya adalah kamu dan dia.
Aku Mau
10894      2057     3     
Romance
Aku mau, Aku mau kamu jangan sedih, berhenti menangis, dan coba untuk tersenyum. Aku mau untuk memainkan gitar dan bernyanyi setiap hari untuk menghibur hatimu. Aku mau menemanimu selamanya jika itu dapat membuatmu kembali tersenyum. Aku mau berteriak hingga menggema di seluruh sudut rumah agar kamu tidak takut dengan sunyi lagi. Aku mau melakukannya, baik kamu minta ataupun tidak.
Nafas Mimpi yang Nyata
264      216     0     
Romance
Keinginan yang dulu hanya sebatas mimpi. Berusaha semaksimal mungkin untuk mengejar mimpi. Dan akhirnya mimpi yang diinginkan menjadi nyata. Karna dengan Usaha dan Berdoa semua yang diinginkan akan tercapai.