Read More >>"> About us (Part 14.1) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - About us
MENU
About Us  

"iiiisssh... emang dasar cabe. Katanya aja suka ama gue, giliran ada yang baru aja langsung nempel. Si gedang juga, bisa bisanya dia terima gitu aja di gelayutin mak lampir" cibir Kelvin saat melihat pemandangan yang menyakitkan matanya tepat di depannya. 

Krystal tak memperdulikan cibiran Kelvin, toh juga itu tidak penting buatnya. Hanya tinggal melewati beberapa lorong kelas mereka akan sampai di gedung asrama, jadi Krystal tak mau buang waktu untuk mengucapkan hal hal tak berguna seperti itu meskipun itu menyangkut Gilang.

Setelah melewati tiga lorong kelas, akhirnya mereka sampai digedung asrama yang akan mereka huni selama satu bulan kedepan. Katakanlah itu karantina. Krystal segera mencari tempat duduk untuk mengistirahatkan kakinya yang lumayan jauh berjalan tadi, sambil menunggu pengumuman selanjutnya. 

Namun sialnya dia yang terlalu cantik dan juga ngehitznya, sudah ada satu pengganggu yang sudah siap disampingnya.

"hai Krys. Capek ya? Nih minum dulu" kata Kelvin dengan menyodorkan satu botol air mineral. Krystal hanya mengangguk dan tersenyum lalu mengambil botol yang disodorkan Kelvin. Ya kali dia bakal nolak pemberian yang saat ini memang ia butuhkan.

"Krys, kali ini aku dapat olimpiade matematika. Jadi maaf kalau nanti aku satu kelompok sama kamu, aku tau kamu nggak pernah suka kalau aku ada di dekat kamu, jadi aku minta maaf banget kalau nanti aku bakal ngrepotin kamu" kata Kelvin dengan nada melownya juga dengan menatap kearah lantai.

Kenapa dia jadi mellow gini?  Siapa bilang gue keganggu sama kehadiran?  Apa gue harus ngungkapin yang sebenarnya? Gue jadi kasihan liat dia menderita gara gara gue. Batin Krystal saat melihat raut kesedihan di wajah Kelvin.

"em... ng... Vin..." akhirnya satu kata itu lolos dari bibir Krystal. Kelvin yang mendengar Krystal memanggilnya segera mengangkat wajahnya menghadap Krystal.

"hhmmm? Ada apa Krys? Kamu butuh yang lain lagi?" kata Kelvin yang sudah menghilangkan raut sedih di wajahnya. Krystal yang melihat itu hanya bisa diam.

"kenapa Krys?" kata Kelvin yang kali ini lebih menegapkan badannya menghadap Krystal.

"eh... itu... gue Cuma mau bilang... ka... kalau gue juga dapat olimpiade matematika tahun ini" jawab Krystal tanpa melihat mata Kelvin.

"hah... udah gue duga" jawab Kelvin lemah.

"lo perlu tau satu hal Vin... kalau lo itu nggak pernah ngrepotin gue. Ya... terkadang emang sifat nyebelin lo itu yang nggak ketulungan sering bikin gue kesel. Tapi gue ngerasa gue lebih hidup saat lo nyoba buat ngalihin perhatian gue dari handphone gue yang pasti lo anggap sialan itu" kata Krystal panjang lebar dengan nada yang amat lirih. 

Kelvin yang mendengar penjelasan Krystal itu tak berkedip, membuka mulutnya tak percaya akan apa yang diucapkan Krystal tadi. Cukup lama Kelvin melongo karena ucapan Krystal tadi sampai ada sesuatu yang ia rasa dengan sengaja menginjak sepatunya, yang sukses membuat Kelvin sadar dari keterkejutannya. Bukan hanya tersadar, Kelvin bahkan sampi menjerit kesakitan.

"aaaawww... woey!!! Hati hati dong kalau jalan, sakit nih!" protes Kelvin dengan memegangi kaki yang diinjak tadi. Krystal yang medengar jeitan Kelvin langsung menoleh kearah kanannya yang terasa ada seseorang yang menempatinya.

"uppss... sorry... gue nggak sengaja" jawab Gilang dengan nada yang di buat buat. Ya... siapa lagi yang suka dan sering mengganggu Kelvin dengan Krystal disaat seperti itu kalau bukan Gilang.

"kampret lo! Lo tau nggak-"

"nggak" jawab Gilang cepat memotong perkataan Kelvin dengan senyum tak bersalahnya.

"gue belum selesai ngomong gedang!"

"ya udah selesaiin sana, tapi jangan disini"

"heh... lo ngusir gue?!" kata Kelvin tak percaya.

"gue nggak bilang gitu" jawab Gilang dengan senyum yang menyebalkan bagi Kelvin. Krystal yang merasa dirinya hanya kambing conge di antara mereka berdua, berniat pergi dari tempat itu. Namun sial tangannya sudah ditahan oleh kedua makhluk disampingnya itu.

"tunggu Krys!" kata Gilang dan Kelvin bebarengan.

"kamu nggak boleh pergi tanpa ijin aku tau, udah duduk aja. Nanti biar aku yang usir nih pengganggu" kata Gilang dengan enteng.

"siapa yang lo maksud pengganggu?!" kata Kelvin yang mulai emosi akan perkataan Gilang.

"udah... sini duduk dulu, lagian pengumumannya masih lama, kepala sekolah masih perjalanan kesini sama guru pembimbing" kata Gilang menghiraukan perkataan Kelvin.

Krystal yang mendengar perkataan Gilang langsung saja duduk, takut kalau dia pergi, Gilang bakal ember tentang pertunangan itu pada Kelvin.

"eh... lo itu harus berusaha menghargai orang yang lagi ngomong sama lo. Emang lo mau di acuhin orang yang lagi ngomong sama lo" kata Kelvin dengan kesalnya.

"oh ya? Emang siapa yang mau ngacuhin gue? Lo? Ya silahkan aja. Ya kan Krys?"

"nggak" jawab Krystal singkat padat dan jelas.

"tuh, Krystal aja jawab nggak"

"ya terserah dialah... mau jawab nggak kek, iya kek, bodo kek... itu kan hak dia"

"kak.. kek.. aja lo. Kalau bicara itu nggak usah bawa kakek lo" kata Kelvin dengan nada sewotnya.

"terserah gue dong mau bawa kakek gue ataupun nama keluarga gue yang lain. Asal nggak keluarga lo aja gue bawa"

"anjai lo!" umpat Kelvin yang sudah geram.

"kambing lo"

"aaa... dasar gedang"

"apa lo panggil gue gedang?! Heh! Yang bener aja dong! Lo tu! satuan suhu!!"

"iiiih... mendingan gue satuan suhu yang terpampang jelas di seluruh dunia, dari pada lo ng-"

"STOP!!!" potong Krystal cepat karena sudah tak tahan dengan ocehan ocehan sampah dari makhluk di sampingnya itu.

"you are crazy?! Kalau kalian tetep ingin melanjutkan debat kalian yang wow itu, kalian harus out dari samping gue!" lanjut Krystal dengan nada marahnya.

"y... ya... nggak gitu hon"

"stop call me hon!" sentak Krystal pada Gilang yang sudah seenaknya memanggil dia hon. Gilang hanya bisa terdiam mendengar perkataan Krystal yang terdengar sangat kesal.

Tak lama setelah perseteruan itu kepala sekolah datang dengan beberapa guru pembimbing. Krystal yang melihat itu segera angkat kaki dari tempatnya duduk, meninggalkan kopernya begitu saja. Krystal sudah sangat muak dengan kedua laki laki itu.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • IndahTri

    Makasih ????

    Comment on chapter Part 1
  • dede_pratiwi

    nice story :)

    Comment on chapter Part 1
Similar Tags
When I Was Young
8239      1654     11     
Fantasy
Dua karakter yang terpisah tidak seharusnya bertemu dan bersatu. Ini seperti membuka kotak pandora. Semakin banyak yang kau tahu, rasa sakit akan menghujanimu. ***** April baru saja melupakan cinta pertamanya ketika seorang sahabat membimbingnya pada Dana, teman barunya. Entah mengapa, setelah itu ia merasa pernah sangat mengenal Dana. ...
CATCH MY HEART
2451      907     2     
Humor
Warning! Cerita ini bisa menyebabkan kalian mesem-mesem bahkan ngakak so hard. Genre romance komedi yang bakal bikin kalian susah move on. Nikmati kekonyolan dan over percaya dirinya Cemcem. Jadilah bagian dari anggota cemcemisme! :v Cemcemisme semakin berjaya di ranah nusantara. Efek samping nyengir-nyengir dan susah move on dari cemcem, tanggung sendiri :v ---------------------------------...
Run Away
6667      1493     4     
Romance
Berawal dari Tara yang tidak sengaja melukai tetangga baru yang tinggal di seberang rumahnya, tepat beberapa jam setelah kedatangannya ke Indonesia. Seorang anak remaja laki-laki seusia dengannya. Wajah blesteran campuran Indonesia-Inggris yang membuatnya kaget dan kesal secara bersamaan. Tara dengan sifatnya yang terkesan cuek, berusaha menepis jauh-jauh Dave, si tetangga, yang menurutnya pen...
Rinai Hati
488      258     1     
Romance
Patah hati bukanlah sebuah penyakit terburuk, akan tetapi patah hati adalah sebuah pil ajaib yang berfungsi untuk mendewasakan diri untuk menjadi lebih baik lagi, membuktikan kepada dunia bahwa kamu akan menjadi pribadi yang lebih hebat, tentunya jika kamu berhasil menelan pil pahit ini dengan perasaan ikhlas dan hati yang lapang. Melepaskan semua kesedihan dan beban.
I have a dream
270      221     1     
Inspirational
Semua orang pasti mempunyai impian. Entah itu hanya khayalan atau angan-angan belaka. Embun, mahasiswa akhir yang tak kunjung-kunjung menyelesaikan skripsinya mempunyai impian menjadi seorang penulis. Alih-alih seringkali dinasehati keluarganya untuk segera menyelesaikan kuliahnya, Embun malah menghabiskan hari-harinya dengan bermain bersama teman-temannya. Suatu hari, Embun bertemu dengan s...
injured
1218      657     1     
Fan Fiction
mungkin banyak sebagian orang memilih melupakan masa lalu. meninggalkannya tergeletak bersama dengan kenangan lainya. namun, bagaimana jika kenangan tak mau beranjak pergi? selalu membayang-bayangi, memberi pengaruh untuk kedepannya. mungkin inilah yang terjadi pada gadis belia bernama keira.
CAFE POJOK
3199      1077     1     
Mystery
Novel ini mengisahkan tentang seorang pembunuh yang tidak pernah ada yang mengira bahwa dialah sang pembunuh. Ketika di tanya oleh pihak berwajib, yang melatarbelakangi adalah ambisi mengejar dunia, sampai menghalalkan segala cara. Semua hanya untuk memenuhi nafsu belaka. Bagaimana kisahnya? Baca ya novelnya.
Hati Yang Terpatahkan
1839      833     2     
Romance
Aku pikir, aku akan hidup selamanya di masa lalu. Sampai dia datang mengubah duniaku yang abu-abu menjadi berwarna. Bersamanya, aku terlahir kembali. Namun, saat aku merasa benar-benar mencintainya, semakin lama kutemukan dia yang berbeda. Lagi-lagi, aku dihadapkan kembali antara dua pilihan : kembali terpuruk atau memilih tegar?
Move on
63      42     0     
Romance
Satu kelas dengan mantan. Bahkan tetanggan. Aku tak pernah membayangkan hal itu dan realistisnya aku mengalami semuanya sekarang. Apalagi Kenan mantan pertamaku. Yang kata orang susah dilupakan. Sering bertemu membuat benteng pertahananku goyang. Bahkan kurasa hatiku kembali mengukir namanya. Tapi aku tetap harus tahu diri karena aku hanya mantannya dan pacar Kenan sekarang adalah sahabatku. ...
Kisah yang Kita Tahu
5107      1446     2     
Romance
Dia selalu duduk di tempat yang sama, dengan posisi yang sama, begitu diam seperti patung, sampai-sampai awalnya kupikir dia cuma dekorasi kolam di pojok taman itu. Tapi hari itu angin kencang, rambutnya yang panjang berkibar-kibar ditiup angin, dan poninya yang selalu merumbai ke depan wajahnya, tersibak saat itu, sehingga aku bisa melihatnya dari samping. Sebuah senyuman. * Selama lima...