"iiiisssh... emang dasar cabe. Katanya aja suka ama gue, giliran ada yang baru aja langsung nempel. Si gedang juga, bisa bisanya dia terima gitu aja di gelayutin mak lampir" cibir Kelvin saat melihat pemandangan yang menyakitkan matanya tepat di depannya.
Krystal tak memperdulikan cibiran Kelvin, toh juga itu tidak penting buatnya. Hanya tinggal melewati beberapa lorong kelas mereka akan sampai di gedung asrama, jadi Krystal tak mau buang waktu untuk mengucapkan hal hal tak berguna seperti itu meskipun itu menyangkut Gilang.
Setelah melewati tiga lorong kelas, akhirnya mereka sampai digedung asrama yang akan mereka huni selama satu bulan kedepan. Katakanlah itu karantina. Krystal segera mencari tempat duduk untuk mengistirahatkan kakinya yang lumayan jauh berjalan tadi, sambil menunggu pengumuman selanjutnya.
Namun sialnya dia yang terlalu cantik dan juga ngehitznya, sudah ada satu pengganggu yang sudah siap disampingnya.
"hai Krys. Capek ya? Nih minum dulu" kata Kelvin dengan menyodorkan satu botol air mineral. Krystal hanya mengangguk dan tersenyum lalu mengambil botol yang disodorkan Kelvin. Ya kali dia bakal nolak pemberian yang saat ini memang ia butuhkan.
"Krys, kali ini aku dapat olimpiade matematika. Jadi maaf kalau nanti aku satu kelompok sama kamu, aku tau kamu nggak pernah suka kalau aku ada di dekat kamu, jadi aku minta maaf banget kalau nanti aku bakal ngrepotin kamu" kata Kelvin dengan nada melownya juga dengan menatap kearah lantai.
Kenapa dia jadi mellow gini? Siapa bilang gue keganggu sama kehadiran? Apa gue harus ngungkapin yang sebenarnya? Gue jadi kasihan liat dia menderita gara gara gue. Batin Krystal saat melihat raut kesedihan di wajah Kelvin.
"em... ng... Vin..." akhirnya satu kata itu lolos dari bibir Krystal. Kelvin yang mendengar Krystal memanggilnya segera mengangkat wajahnya menghadap Krystal.
"hhmmm? Ada apa Krys? Kamu butuh yang lain lagi?" kata Kelvin yang sudah menghilangkan raut sedih di wajahnya. Krystal yang melihat itu hanya bisa diam.
"kenapa Krys?" kata Kelvin yang kali ini lebih menegapkan badannya menghadap Krystal.
"eh... itu... gue Cuma mau bilang... ka... kalau gue juga dapat olimpiade matematika tahun ini" jawab Krystal tanpa melihat mata Kelvin.
"hah... udah gue duga" jawab Kelvin lemah.
"lo perlu tau satu hal Vin... kalau lo itu nggak pernah ngrepotin gue. Ya... terkadang emang sifat nyebelin lo itu yang nggak ketulungan sering bikin gue kesel. Tapi gue ngerasa gue lebih hidup saat lo nyoba buat ngalihin perhatian gue dari handphone gue yang pasti lo anggap sialan itu" kata Krystal panjang lebar dengan nada yang amat lirih.
Kelvin yang mendengar penjelasan Krystal itu tak berkedip, membuka mulutnya tak percaya akan apa yang diucapkan Krystal tadi. Cukup lama Kelvin melongo karena ucapan Krystal tadi sampai ada sesuatu yang ia rasa dengan sengaja menginjak sepatunya, yang sukses membuat Kelvin sadar dari keterkejutannya. Bukan hanya tersadar, Kelvin bahkan sampi menjerit kesakitan.
"aaaawww... woey!!! Hati hati dong kalau jalan, sakit nih!" protes Kelvin dengan memegangi kaki yang diinjak tadi. Krystal yang medengar jeitan Kelvin langsung menoleh kearah kanannya yang terasa ada seseorang yang menempatinya.
"uppss... sorry... gue nggak sengaja" jawab Gilang dengan nada yang di buat buat. Ya... siapa lagi yang suka dan sering mengganggu Kelvin dengan Krystal disaat seperti itu kalau bukan Gilang.
"kampret lo! Lo tau nggak-"
"nggak" jawab Gilang cepat memotong perkataan Kelvin dengan senyum tak bersalahnya.
"gue belum selesai ngomong gedang!"
"ya udah selesaiin sana, tapi jangan disini"
"heh... lo ngusir gue?!" kata Kelvin tak percaya.
"gue nggak bilang gitu" jawab Gilang dengan senyum yang menyebalkan bagi Kelvin. Krystal yang merasa dirinya hanya kambing conge di antara mereka berdua, berniat pergi dari tempat itu. Namun sial tangannya sudah ditahan oleh kedua makhluk disampingnya itu.
"tunggu Krys!" kata Gilang dan Kelvin bebarengan.
"kamu nggak boleh pergi tanpa ijin aku tau, udah duduk aja. Nanti biar aku yang usir nih pengganggu" kata Gilang dengan enteng.
"siapa yang lo maksud pengganggu?!" kata Kelvin yang mulai emosi akan perkataan Gilang.
"udah... sini duduk dulu, lagian pengumumannya masih lama, kepala sekolah masih perjalanan kesini sama guru pembimbing" kata Gilang menghiraukan perkataan Kelvin.
Krystal yang mendengar perkataan Gilang langsung saja duduk, takut kalau dia pergi, Gilang bakal ember tentang pertunangan itu pada Kelvin.
"eh... lo itu harus berusaha menghargai orang yang lagi ngomong sama lo. Emang lo mau di acuhin orang yang lagi ngomong sama lo" kata Kelvin dengan kesalnya.
"oh ya? Emang siapa yang mau ngacuhin gue? Lo? Ya silahkan aja. Ya kan Krys?"
"nggak" jawab Krystal singkat padat dan jelas.
"tuh, Krystal aja jawab nggak"
"ya terserah dialah... mau jawab nggak kek, iya kek, bodo kek... itu kan hak dia"
"kak.. kek.. aja lo. Kalau bicara itu nggak usah bawa kakek lo" kata Kelvin dengan nada sewotnya.
"terserah gue dong mau bawa kakek gue ataupun nama keluarga gue yang lain. Asal nggak keluarga lo aja gue bawa"
"anjai lo!" umpat Kelvin yang sudah geram.
"kambing lo"
"aaa... dasar gedang"
"apa lo panggil gue gedang?! Heh! Yang bener aja dong! Lo tu! satuan suhu!!"
"iiiih... mendingan gue satuan suhu yang terpampang jelas di seluruh dunia, dari pada lo ng-"
"STOP!!!" potong Krystal cepat karena sudah tak tahan dengan ocehan ocehan sampah dari makhluk di sampingnya itu.
"you are crazy?! Kalau kalian tetep ingin melanjutkan debat kalian yang wow itu, kalian harus out dari samping gue!" lanjut Krystal dengan nada marahnya.
"y... ya... nggak gitu hon"
"stop call me hon!" sentak Krystal pada Gilang yang sudah seenaknya memanggil dia hon. Gilang hanya bisa terdiam mendengar perkataan Krystal yang terdengar sangat kesal.
Tak lama setelah perseteruan itu kepala sekolah datang dengan beberapa guru pembimbing. Krystal yang melihat itu segera angkat kaki dari tempatnya duduk, meninggalkan kopernya begitu saja. Krystal sudah sangat muak dengan kedua laki laki itu.
Makasih ????
Comment on chapter Part 1