Tak lama setelah perseteruan itu kepala sekolah datang dengan beberapa guru pembimbing. Krystal yang melihat itu segera angkat kaki dari tempatnya duduk, meninggalkan kopernya begitu saja. Krystal sudah sangat muak dengan kedua laki laki itu.
"anak anak kumpul kesini sebentar!" kata kepala sekolah sedikit berteriak. Dan tak membutuhkan waktu lama mereka sudah bersatu di depan kepala sekolah. Gilang dan Kelvinpun sudah stay lagi disamping Krystal. Lagi.
"bapak lupa, seharusnya tadi bapak ngasihin kunci asrama kalian waktu dikelas. Tapi berhubung bapak lupa dan juga sekalian bapak ngumumin peraturan selama kalian di asrama ini" jelas kepala sekolah yang segera mendapat keluhan dari semua siswa.
"yaaahh... kok ada peraturan lagi sih pak, bukannya kita bakalan bebas dari peraturan sekolah selama satu bulan penuh pak? Kalau gini sih sama aja pak. Ngak ada bedanya" kata Lascrea yang mewakili keluhan para siswa lain.
"iya Lascrea kalian emang bebas dari peraturan sekolah"
"terus kenapa musti ada aturan lagi pak? Nggak asik nih bapak" sahut Syila yang berada di sebelah Kelvin.
"ini bukan peraturan sekolah Syila... Lascrea... dan murid yang lain. Ini peraturan asrama. Dan peraturan ini wajib kalian taati..."
"... oke bapak akan sebutin peraturannya.
Pertama, kalian nggak boleh keluar asrama lebih dari jam sebelas malam. Kalau kalian sampai ngelanggar itu, kalian harus tidur dilur hari itu dan saat itu juga. Bahkan kalian nggak akan dapatkan jatah makan hari itu.
Kedua, kalian nggak boleh menggunakan ponsel saat latihan. Kalau kalian tetep menggunakan ponsel saat itu, ponsel kalian akan ditahan selama satu bulan itu.
Ketiga, kalian nggak boleh keluar saat malam tanpa ijin dari bapak ibu guru ataupun guru pembimbing kalian, dan itu harus disertai dengan surat ijin untuk keluar juga tanda tangan guru yang memberi ijin.
Keempat, nggak boleh ada barang yang tidak senonoh dan juga barang yang membahayakan di kamar kalian masing masing. Kalau sampai ada, kalian bakal ditendang dari olimpiade ini bahkan bisa saja kalian akan kena skors dan juga di hangout dari kelas unggulan ke kelas biasa. Kami juga bakalan mengadakan operasi itu sesuka kami. Dan itu tidak akan kalian ketahui.
Kelima, kalian dilarang menerima tamu atau mengizinkan tamu itu menginap di kamar kalian baik itu teman maupun anggota keluarga serta dilarang melakukan perbuatan yang melanggar norma norma kesusilaan
Keenam, dilarang berjudi, berkelahi, melakukan tindakan kekerasan fisik maupun mental dan hal hal lainnya yang dapat mengganggu ketertiban dan ketenangan di lingkungan asrama.
Ketujuh, menjaga kebersihan lingkungan asrama dengan tidak mencoret dinding, menempelkan stiker, poster dan sejenisnya serta tidak membuang sampah sembarangan. Kami juga akan melaukan pemeriksaan kebersihan setiap minggu bahkan bisa setiap hari untuk memastikan itu
Oke... sedikit dan gampangkan peraturannya" jelas kepala sekolah panjang lebar.
Semua murid yang mendengar penjelasan kepala sekolah hanya bisa melongo, menatap kepala sekolah tak percaya. Mereka yakin satu bulan kedepan hidup mereka bakalan terasa dikurung. Krystal yang mendengar penuturan itu hanya bisa menggelengkan kepalanya tak habis fikir. Sedangkan yang lain hanya membuka mulut dan matanya lebar lebar dengan tatapan tak percaya dan juga kagetnya.
"pak... yang benar aja dong peraturannya. Itu sama saja ngurung kita tau" protes Lascrea yang diangguki Kelvin dan Syila. Mereka bertiga ini memang cocok jika disuruh kompak untuk menolak apa yang dikira tak pantas bagi salah satu dari mereka.
"dan ya... untuk yang protes dan selalu menawar apa yang bapak ucapkan, kalian akan dapatkan poin sedikitnya tujuh poin" kata kepala sekolah tajam dengan memandang kearah Lascrea, Syila, dan juga Kelvin. Kali ini Gilang tidak diikutsertakan mengingat statusnya yang masih mencap anak baru atau anak pindahan, jadi kepala sekolah dan yang lainnya belum mengetahui sifat asli Gilang.
Lascrea, Syila, dan Kelvin merasa mendapat tatapan tajam itu hanya bisa menelan salivanya dengan susah payah, juga mengerjapkan matanya tak percaya.
"y.. y.. yaaah... jangan gitu dong pak, nggak usah dikasih poin napa, ntar bapak kangen loh sama saya" kata Kelvin yang mulai menetralkan ekspresinya. Dan itu justru mendapat pelototan dari Lascrea, Syila dan juga kepala sekolah. Sedangkan Krystal yang berada disampingnya hanya menatap tak percaya kearah orang yang disampingnya itu. Bagaimana bisa dia bercanda disaat seperti ini? Dasar! Kalau bukan Kelvin, tidak ada lagi yang berani dan juga menanggapi omongan pak kepsek.
"tutup mulut lo sebelum ada lalat hinggap disana" bisik Gilang saat melihat ekspresi Krystal yang tidak biasa itu. Krystal yang mendengar dengan jelas apa yang dikatakan Gilang tadi hanya mendelik sebal kearah Gilang.
"Kelvin..." kata kepala sekolah memperingati.
"eh... nggak.. nggak pak.. becanda doang itu" kata Kelvin dengan melambaikan kedua tangannya yang mengartikan tidak.
"kalian akan libur dihari sabtu dan minggu" kata kepala sekolah agak pelan namun sanggup didengar oleh semua murid yang ada disana dan itu membuat mereka bersorak senang minta ampun. Kapan lagi libur dua hari selama satu minggu selain di sini. Ini merupakan rejeki nomplok bagi mereka, ya... meskipun mereka harus berlatih dengan maximal nantinya.
"waaah.... Bapak terbaiklah..." kata Syila yang tanpa sadar berpelukan dengan Kelvin. Kelvinpun tampak senang dengan itu ya... meskipun mereka tidak sadar. Sedangkan Krystal? Entah setan mana yang merasuki dirinya, kali ini dia bahkan memegang tangan Gilang karena senengnya, padahal... dari dulu dia nggak pernah ngungkapin perasaannya seperti ini.
Namun karena Krystal yang terlebih dulu sadar akan itu langsung menarik tangannya dari Gilang, Gilang yang melihat itu hanya tersenyum canggung, pasalnya dia juga tadi kelewat senengnya seperti Krystal jadi dia tak sengaja memegang tangan Krystal lebih dulu daripada Krystal yang memegang tangannya. Huuuuuhhhhffff.... Sungguh mencanggungkan suasana. Tapi itu tak berlangsung lama saat kepala sekolah mulai memanggil satu persatu nomor asrama yang merea tepati untuk memberkan kunci kamar mereka masing masing.
"oke... sekarang kalian boleh langsung ke kamar kalian masing masing, tapi jangan sampai ribut ribut segala" kata kepala sekolah sebelum pamit mengundurkan diri, yang langsung di sambut dengan jawaban iya dari semua murid.
"hai Krys, kita sebelahan kayanya" kata Kelvin yang sudah setia disamping Krystal. Krystal yang mendengar perkataan itu hanya membalasnya dengan senyum singkat kearah Kelvin.
"hai, mau gue bawain nggak kopernya?" Tanya Gilang yang kini sudah nimbrung diantara Kelvin dan Krystal, sehingga posisi mereka menjadi Gilang yang ditengah.
"boleh kok, nih bawain aja gue nggak keberatan kok kalau lo yang bawa koper gue" itu bukan jawaban dari Krystal melainkan dari Kelvin yang saat ini sedang tersenyum manis kearah Gilang.
Gilang yang mendengar itu hanya mencibir kearah Kelvin. Sudah jelas pertanyaannya tadi ditujukan untuk Krystal, ngapain Kelvin yang jawab.
"waaah.. tangan gue tiba tiba malas buat bawain koper lo. Jadi maaf ya... udah PHP-in lo" kata Gilang tak kalah alay ke Kelvin.
"kalian berdua bisa diam nggak sih? Brisik tau nggak!" protes Krystal saat dirinya merasa terganggu akan kebrisingan kedua makhluk itu.
Setelah teguran dari Krystalp mereka berdua lebih memilih diam daripada membuat Krystal marah, dan mereka berdua akan kena imbasnya karena telah sukses buat sang pujaan hati mereka marah karena kelakuan mereka yang masih kaya anak kecil. Hingga tibalah mereka di ruang bertuliskan "019" yang berada di lantai tiga bangunan tersebut.
"nah gue udah sampai di ruangan gue, jadi gue mohon dengan sangat kalian cepat ke kamar kalian masing masing oke, karena besok kita akan mulai hari penyiksaan, ups... maksut gue pelatihan. Dan gue nggak mau kalian telat hanya karna gue oke" kata Krystal panjang lebar dengan selembut dan seramah mungkin ke Gilang dan juga Kelvin.
Mereka kemudian mengangguk mengerti dan segera berjalan mengarah ke kamar mereka masing masing. Namun setelah Kelvin memasuki ruangan bertuliskan "018", Gilang kembali kedepan kamar Krystal sebelum Krystal menutup pintunya.
"kalau butuh apa apa panggil gue aja oke. Miss you" kata Gilang lirih sebelum diakhiri dengan kedipan sebelah matanya dan juga kiss byenya, yang mendadak membuat pipi Krystal memerah.
"ehem... emang ruang lo dimana, berani banget bilang gitu ke gue" kata Krystal saat sudah mengembalikan ekspresi dan juga ke gugupannya.
"cie kepo" kata Gilang dengan nada menggodanya yang kini telah menyandarkan tubuhnya di salah satu sisi pintu kamar Krystal.
"oke, kalau gitu. Lo boleh keluar sekarang"
"yaah... gitu aja ngambek. Jarang jarang kan kita bisa bicara berdua gini sesantai ini kecuali saat sama keluarga" kata Gilang dengan raut melasnya.
"what ever"
"oke oke... yaaa... emang sih gue ada di ruang "020" tapi gue bakal siap sedia kok buat lo"
"oht... "020"" jawab Krystal manggut manggut sebelum membelalakkan matanya terkejut.
"WHAT?!! "020" jadi lo sekelompok ama gue?!" kata Krystal kaget yang tak bisa dibilang pelan itu. Untung kamar depan dan juga sampingnya nggak ada yang dengar.
"heeemmm... iya. Gue juga bingung kenapa bisa matematika" jawab Gilang sambil menganggukkan kepalanya enteng tanpa menghiraukan keterkejutan Krystal.
"emang ya... kalau jodoh nggak bakal kemana. Hahaha" lanjutnya sembari terkekeh. Sebelum mendengar amukan dari Krystal, Gilang segera melangkah ke kamarnya. Saat sudah di depan pintunya, ia malah berbalik menghadap Krystal yang masih setia di depan pintunya.
"tidur yang nyenyak tunanganku" kata Gilang dengan senyum manisnya dan juga kedipan sebelah matanya yang memabukkan itu sebelum ia masuk kedalam kamarnya dan segera menyusun semua barang barangnya itu.
Setelah percaapan singkatnya dengan Gilang tadi selesai, kini akhirnya Krystal dapat menikmati kamar yang akan ia tempati selama satu bulan kedepan. Terpampang jelas bahwa kamar ini sangatlah mewah jika dibandingkan engan asrama pada umumnya.
Dan itu terbukti dengan adanya, kasur king size yang hampir menyamai kasurnya di rumah dengan dua nakas dan lampu tidur disampingnya, ruang belajar yang disendirikan, ruang untuk menerima tamu/lebih tepatnyabisa disebut ruang bersantainya nanti, yang dilengkapi dengan sofadan tv yang cukup besar untuk bisa dinikmati. Ini lebih bisa disebut seperti hotel daripada asrama.
Belum lagi ada kamar mandi di dalam kamar tersebut, yang tentu akan memudahkannya nanti jika ia harus mandi pagi, atau keperluan lainnya. Disana juga terdapat bathup dan sower, ya... meskipun tidak sebagus dan semewah kamar mandinya dirumah. Tapi ini lebih dari cukuplah untuk ia nikmati, terlebih lagi ia memiliki ritual berendam. Disana juga sudah tergantung jubah mandi sebanyak 2 dan juga handuk, hairdryer.
"weeeeh....kenapa terasa VIP banget ya" gumam Krystal saat ia membuka kamar mandinya. Bukan itu saja disana juga ada walk in closet. Bayangkan saja, lantai ini hanya dihuni oleh sepuluh orang. Tentu sudah kebayang seberapa luas dan mewah tiap kamarnya. Dan itu otomatis mereka berhadapan lima kanan dan lima kiri.
Setelah puas menjelajahi kamar barunya. Krystal segera merebahkan tubuhnya dikasur king size itu.
"uuuhhh....nyamanya" gumam Krystal sembari menyunggingkan senyum. Akhirnya sebagian surganya sudah tercapai. Disaat ia mulai memenjamkan mata tiba-tiba saja handphonenya berbunyi.
"Huuuffhh....belum saja sampai sepuluh menit" gumam Krystal dengan sebalnya. Ia meraih handphonenya dengan malas yang berada disaku celananya dan segera terduduk.
"ha-" kata Krystal yang langsung diserobot oleh seseorang yang menelponnya
"heeeiii Krys!! gimana? suka nggak asramanya?!" kata seseorng diseberang sana dengan antusiasnya yang tinggi.
"hei kak!! bisa pelan pelan nggak sih?! telingaku sakit dengar jeritan kakak tau nggak!" sungut Krystal.
"iya iya maaf. Gimana ada yang kurang nggak dari asramanya?"
"nggak ada. Kakak tau nggak, ini itu udah kaya kamar di hotel!" jawab Krystal dengan nada kagumnya. sedangkan Khharis hanya terkikik geli mendengar nada kagum dari Krystal.
"kakak kenapa ketawa? emang ada yang lucu ya disana?"
"hahaha... nggak ada, kamunya aja yang bikin lucu, sampai segitunya muji tempat kaya gitu doang"
"hey,,, kakak nggak tau sih! ini itu bagus banget tau nggak!"
"hei! berhentilah memuji tempat bikinan kakak, kakak jadi sangat tersanjung kalau begitu. kan jarang jarang tuh kamu muji sesuatu. hahahaha...." balas Kharis dengan tawanya yang sudah pecah.
"what?! jadi asrama ini kakak yang bangun?! kok bisa?!"
"bisalah! apasih yang nggak kakak bisa" jawab Kharis dengan bangganya dan diakhri dengan terkikik geli.
"hei kakak! apa kakak sudah gila! ini itu asrama bukan hotel! bagaimana bisa kakak membangunnya dengan sebegitu mewah"kata Krystal tak percaya.
"iiiissshhh... Kakak nelpon kamu itu bukan untuk menerima kritik dari kamu, jadi jangan keluarkan kritik mengkritik kamu yang membosankan itu" balas Kharis dengan nada kesalnya.
"apa?! kalau bukan itu, terus kenapa kakak nelpon aku?!"
"ya.... hanya sekedar iseng saja"
"WHAT?!"
"eeeiiiittzzz.... jangan ngamuk dulu, ada satu hal yang ingin kakak katakan Krys" kata Kharis dengn nada yang bisa dipercaya.
"apa?" jawab Krystal dengan malas.
"kau tau Krys? tiba tiba saja otak dan tanganku bekerjasama ingin mengganggu waktu istirahatmu. hahaha....." kata Kharis dengan tawa yang sudah pecah menjadi berkeping keping.
"KA-" belum sempat Krystal menyelesaikan ucapannya, sudah terdengar nada telpon ditutup.
tut.... tut... tut....
"iiiissshhh..... awas aja kalau aku udah balik, bakal aku balas kau kak" gumam Krystal kesal dengan pandangan kesalnya kearah handponenya. dan setelah itu, ia memilih untuk merebahkan tubuhnya agar bisa beristirahat sebelum ia dikejar kejar lagi oleh jadwal yang sangat padat, saking padatnya, ia bahkan lupa untuk makan.
Makasih ????
Comment on chapter Part 1